BAB I - Revisi 2
BAB I - Revisi 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ketahun cenderung meningkat, pada
tahun 2006 jumlah kasus diare sebanyak 10.980 penderita dengan jumlah kematian 277
(CFR 2,52%). Secara keseluruhan diperkirakan angka kejadian diare pada balita berkisar
antara 40 juta setahun dengan kematian sebanyak 200.000 sampai dengan 400.000 balita.2
Hal ini disebabkan karena penderita mengalami dehidrasi yang berat. Data Departemen
Kesehatan menunjukkan bahwa diare menjadi pembunuh kedua bayi dibawah 5 tahun
atau balita di Indonesia setelah radang paru atau pneumonia.3
Salah satu diare akut yang timbul secara mendadak adalah disentri. Penyebab
disentri yang paling umum terjadi adalah disebabkan karena tidak mencuci tangan setelah
menggunakan toilet umum atau tidak mencuci tangan sebelum makan. Bakteri penyebab
penyakit disentri antara lain kontak dengan bakteri Shigella khususnya shigella
dysenteriae dan shigella flexneri serta beberapa jenis Escherichia coli (E. coli). Penyebab
lain bakteri yang kurang umum dari diare berdarah termasuk infeksi Salmonella dan
Campylobacter. Untuk jenis penyakit disentri amoeba, disebabkan oleh parasit
Entamoeba histolytica.4
Penyembuhan menggunakan obat-obatan kimia merupakan cara pengobatan yang
banyak ditempuh masyarakat, akan tetapi kandungan kimia yang ada di obat-obatan
tersebut membawa efek lain bagi organ tubuh. Indonesia memiliki keanekaragaman
tumbuhan yang bisa diolah menjadi berbagai macam obat yang di olah secara tradisional,
turun-menurun, berdasarkan resep nenek moyang dan kebiasaan setempat. Peran obat
tradisional dalam pelayanan perlu ditingktkan dengan dilakukan upaya pengenalan
penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat dan keamanan satu tumbuhan obat.5
Salah satu tanaman yang bermanfaat sebagai obat-obatan adalah daun sirih hijau (
piper betle L.) yang termasuk dalam kelompok tanaman obat yang digunakan sebagai
antibakteri alami. Daun sirih hijau bisanya digunakan untuk mengatasi diare, bau badan
dan mulut, sariawan, mimisan gatal-gatal dan mengobati keputihan pada wanita, karena
terbukti memiliki kandungan bahan aktif fenol berupa karvakrol sebagai bahan
antimikroba dan antiseptik. Daun sirih dapat digunakan sebagai antibakteri karena
mengandung fenol, minyak atsiri, flavonoid, senyawa pelevenolad dan tanin.5
B. Rumusan Masalah
Bagimanakah efek pemberian ekstrak etanol daun sirih (Piper betlerL.) terhadap
pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Membuktikan adanya efek pemberian ekstrak daun sirih ( Piper betle L.) terhadap
pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae
2. Tujuan Khusus
a. Mengukur diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae tanpa
pemberian ekstrak daun sirih ( Piper betle L.)
b. Mengukur diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae
dengan pemberian ekstrak daun sirih ( Piper betle L.)
c. Membandingkan diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae
dengan dan tanpa pemberian ekstrak daun sirih ( Piper betle L.)
d. Menganalisis konsentrasi ekstrak daun sirih ( Piper betle L.) yang mampu
pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Diharapkan mampu menambah pengetahuan mengenai manfaat efek pemberian
ekstraksi etanol daun sirih (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan bakteri Shygella
dysentriae.
b. Manfaat praktis
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan pengobatan
tradisional selanjutnya terutama pada daun sirih (Piper betle L.) sebagai salah satu
bahan obat herbal yang aman.
A. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Variable:
Nidya Juninsy Membuktikan bahwa daun menggunakan
2 Pinatik sirih hijau(Piper betle L) ekstrak daun sirih Variabel:
bersifat antibakteri untuk (Piper betle L.) Menggunakan
Efektivitas daun sirih menghambat pertumbuhan Perlakuan bakteri bakteri
hijau (Piper betle L.) bakteri Escherichia coli menggunakan Escherichia coli
dalam menghambat metode Difusi Agar
pertumbuhan bakteri
Escherichia Coli