Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare merupakan penyakit endemis yang disebabkan bakteri koliform, keberadaan


bakteri ini dalam air karena kontaminasi tinja manusia. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian diare antara lain adalah kualitas air bersih secara mikrobiologi,
jenis sarana air bersih, jarak septictank dengan sumber air, tingkat resiko pencemaran air
bersih dan jarak tempat sampah dengan sumber air bersih. Penyakit ini sangat rentan
terjadi di masyarakat baik pada anak-anak maupun pada orang dewasa, akibat banyaknya
faktor yang memicu penyakit diare tersebut. Diare sampai saat ini masih menjadi masalah
utama di masyarakat yang sulit untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap
menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak. 1

Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ketahun cenderung meningkat, pada
tahun 2006 jumlah kasus diare sebanyak 10.980 penderita dengan jumlah kematian 277
(CFR 2,52%). Secara keseluruhan diperkirakan angka kejadian diare pada balita berkisar
antara 40 juta setahun dengan kematian sebanyak 200.000 sampai dengan 400.000 balita.2
Hal ini disebabkan karena penderita mengalami dehidrasi yang berat. Data Departemen
Kesehatan menunjukkan bahwa diare menjadi pembunuh kedua bayi dibawah 5 tahun
atau balita di Indonesia setelah radang paru atau pneumonia.3

Salah satu diare akut yang timbul secara mendadak adalah disentri. Penyebab
disentri yang paling umum terjadi adalah disebabkan karena tidak mencuci tangan setelah
menggunakan toilet umum atau tidak mencuci tangan sebelum makan. Bakteri penyebab
penyakit disentri antara lain kontak dengan bakteri Shigella khususnya shigella
dysenteriae dan shigella flexneri serta beberapa jenis Escherichia coli (E. coli). Penyebab
lain bakteri yang kurang umum dari diare berdarah termasuk infeksi Salmonella dan
Campylobacter. Untuk jenis penyakit disentri amoeba, disebabkan oleh parasit
Entamoeba histolytica.4
Penyembuhan menggunakan obat-obatan kimia merupakan cara pengobatan yang
banyak ditempuh masyarakat, akan tetapi kandungan kimia yang ada di obat-obatan
tersebut membawa efek lain bagi organ tubuh. Indonesia memiliki keanekaragaman
tumbuhan yang bisa diolah menjadi berbagai macam obat yang di olah secara tradisional,
turun-menurun, berdasarkan resep nenek moyang dan kebiasaan setempat. Peran obat
tradisional dalam pelayanan perlu ditingktkan dengan dilakukan upaya pengenalan
penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat dan keamanan satu tumbuhan obat.5

Salah satu tanaman yang bermanfaat sebagai obat-obatan adalah daun sirih hijau (
piper betle L.) yang termasuk dalam kelompok tanaman obat yang digunakan sebagai
antibakteri alami. Daun sirih hijau bisanya digunakan untuk mengatasi diare, bau badan
dan mulut, sariawan, mimisan gatal-gatal dan mengobati keputihan pada wanita, karena
terbukti memiliki kandungan bahan aktif fenol berupa karvakrol sebagai bahan
antimikroba dan antiseptik. Daun sirih dapat digunakan sebagai antibakteri karena
mengandung fenol, minyak atsiri, flavonoid, senyawa pelevenolad dan tanin.5

Flavonoid merupakan salah satu golongan metabolit sekunder yang dihasilkan


oleh tanaman senyawa ini hampir terdapat di semua bagian tanaman yang mempunyai
kemampuan sebagai penangkap radikal bebas dan oksidasi lipid yang mana senyawa ini
memiliki fungsi antioksidan, antioksida ini memiliki berbagai efek formakologis seperti
anti Inflamasi, antikanker antibakteri dan antivirus. 6 Fenol berasal dari fenil alkohol
(Phenyl alkohol) yang dapat digunakan sebagai antiseptik, tanin sendiri dikenal sebagai
senyawa anti nutrisi karena membentuk ikatan komplek dengan protein, minyak atsiri itu
sendiri memiliki kandungan yang tergolong terpen yang memiliki efek antibakteri dengan
cara menghancurkan sel mikroba.

Kandungan tersebut merupakan kandungan yang bisa menghambat pertumbuhan


bakteri namun mekanisme pertubuhan antibakteri pada proses ekstrak daun sirih hijau
masih perlu diteliti. Pada penelitian Suliantari di tahun 2008, ekstrak daun sirih hijau
yang diperoleh dengan pelarut etanol mempunyai aktivitas antibakteri terhadap beberapa
bakteri salah satunya adalah Escherichia coli, yang hasilnya pelarut etanol dapat
menghambat pertumbuhan sebesar 14 mm dan untuk konsentrasi minimum
penghambatan (Minimum Inhibitor Concentracion) didapatkan 1%.5

Berdasarkan pada teori tersebut, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan


penelitian bagaimana efek pemberian ekstrak etanol daun sirih hijau (piper betle L.)
terhadap bakteri shigella dysenteriae yang dinilai dengan mengukur diameter zona
hambat pertumbuhan bakteri.

B. Rumusan Masalah

Bagimanakah efek pemberian ekstrak etanol daun sirih (Piper betlerL.) terhadap
pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Membuktikan adanya efek pemberian ekstrak daun sirih ( Piper betle L.) terhadap
pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae
2. Tujuan Khusus
a. Mengukur diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae tanpa
pemberian ekstrak daun sirih ( Piper betle L.)
b. Mengukur diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae
dengan pemberian ekstrak daun sirih ( Piper betle L.)
c. Membandingkan diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae
dengan dan tanpa pemberian ekstrak daun sirih ( Piper betle L.)
d. Menganalisis konsentrasi ekstrak daun sirih ( Piper betle L.) yang mampu
pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae.

D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Diharapkan mampu menambah pengetahuan mengenai manfaat efek pemberian
ekstraksi etanol daun sirih (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan bakteri Shygella
dysentriae.

b. Manfaat praktis
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan pengobatan
tradisional selanjutnya terutama pada daun sirih (Piper betle L.) sebagai salah satu
bahan obat herbal yang aman.

A. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Nama/Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


1 Senja Ristya Hartanti Ekstrak etanol daun papaya Metode maserasi Variabel:
dkk (Carica papaya L.) yang digunakan Ekstrak daun
mempunyai daya pembuatan ekstrak papaya (Carica
Efek antimikroba antimikroba terhadap daun papaya papaya L.)
ekstrak etanol daun pertumbuhan koloni bakteri (Carica papaya L.) Metode Dilusi
papaya (Carica Shigella Dysenteriae Bakteri yang Tabung dan Dilusi
papaya L.) terhadap digunakan Shigella Agar
Shigella dysenteriae dysenteriae

Variable:
Nidya Juninsy Membuktikan bahwa daun menggunakan
2 Pinatik sirih hijau(Piper betle L) ekstrak daun sirih Variabel:
bersifat antibakteri untuk (Piper betle L.) Menggunakan
Efektivitas daun sirih menghambat pertumbuhan Perlakuan bakteri bakteri
hijau (Piper betle L.) bakteri Escherichia coli menggunakan Escherichia coli
dalam menghambat metode Difusi Agar
pertumbuhan bakteri
Escherichia Coli

Anda mungkin juga menyukai