TINJAUAN PUSTAKA
6
Daun sirih tergolong sebagai tanaman yang mengandung banyak
air. Sekitar 85-90% daun sirih terdiri dari air. Karena itulah daun sirih juga
rendah kalori dan rendah lemak. Per 100 gram daun sirih hanya
mengandung 44 kalori dan 0,4-1% lemak
Selain itu, kandungan daun sirih lainnya adalah:
7
allypyracetechine 26.8-42.55, cineol 2.4-4.8%, methyl eugenol 4.2-
15.8%, caryophyllen (Siskuiterpen) 3-9.8, hidroksi kaikol 7.2-16.7%
kavibetol 2.7-6.2% estragol, ilypyrokatekol 0-96%, karvakol 2.2-5.6%,
alkaloid, flavonoid, triterpenoid atau steroid, saponin, terpen,
fenilpropan, terpinen, diastase 0.8-1.8% dan tanin I1-1.3%9,10. Secara
farmakologi daun sirih memiliki sifat styptic (menahan perdarahan),
stomachic (obat saluran pencernaan), vulnerary (menyembuhkan luka
kilit), astringen, diuretic dan anti peradangan.11
Tabel 1.2. Komposisi Kimia Daun Sirih dalam 100 gram Bahan Segar 12
8
Gambar 2.3 Bakteri Shygella dysentriae
Sumber : Dennis Kunkel Miscroscopy, Inc
1.1 Definisi
9
disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh
Shigella
Escherichia coli enteroinvasif (EIEC)
Salmonella
Campylobacter jejuni, terutama pada bayi
b) Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica,
lebih sering pada anak usia > 5 tahun
Shigella dysenteriae adalah bakteri tidak berflagel, gram negatif,
bersifat fakultatif anaerobik yang dengan beberapa kekecualian tidak
meragikan laktosa tetapi meragikan karbohidrat yang lainnya,
menghasilkan asam tetapi tidak menghasilkan gas. Habitat alamiah
S.dysenteriae terbatas pada saluran pencernaan manusia dan dapat
menimbulkan infeksi yang disebut disentri basiler.19
1.2 Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Classis : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Familia : Enterobacteriaceae
Genus :Shigella
Species : Shigella dysentriae 20
10
Bakteri S.dysenteriae adalah bakteri yang memiliki morfologi
batang ramping, tidak berkapsul, tidak bergerak, tidak membentuk spora,
bersifat fakultatif anaerob tetapi paling baik tumbuh secara aerobic.
Bentuk koloni S.dysenteriae konveks, bulat, transparan dengan pinggir-
pinggir utuh mencapai diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam. Bakteri ini
sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena
ketidakmampuannya meragikan laktosa.21
Grup A B C D
Antigen O
Fermentasi - + + +
Manitol
Jordan Tartat ± + + ±
Rafinosa - ± - ±
11
Shigella spesies kurang tahan terhadap agen fisik dan kimia
dibandingkan Salmonella. Tahan dalam es selama 2 bulan. Dalam laut
selama 2-5 bulan. Toleran terhadap suhu rendah dengan kelembaban
cukup. Garam empedu kosentrasi tinggi menghambat pertumbuhan strain
tertentu. Bakteri akan mati pada suhu 55°C. 22
.
1.4 Patogenesis dan patologi
Shigellosis disebut juga disentri basiler, disentri sendiri artinya salah
satu dari berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus,
terutama kolon dan disertai nyeri perut, tenesmus dan buang air besar
yang sering mengandung darah dan mukus. Habitat alamiah bakteri
disentri adalah usus besar manusia, tempat bakteri tersebut dapat
menyebabkan disentri basiler. Infeksi S.dysenteriae praktis selalu terbatas
pada saluran pencernaan, dan invasi bakteri ke dalam darah sangat
jarang. S.dysenteriae menimbulkan penyakit yang sangat menular dengan
dosis infektif dari bakteri gysella dysentriae adalah kurang dari 10 3 dan
merupakan golongan Shygella sp yang cenderung resisten terhadap
antibiotik20
12
1.5 Toksin
A. Endotoksin
Pada autolisis, semua Shigella melepaskan lipopolisakarida yang
toksik. Endotoksin ini kemungkinan yang berperan menimbulkan
iritasi pada dinding usus.21
B. Eksotoksin
S. dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) menghasilkan eksotoksin yang tidak
tahan panas yang dapat mengenai usus dan sistem saraf pusat.
Eksotoksin ini adalah protein yang bersifat antigenik (merangsang
produksi antitoksin) dan bersifat mematikan untuk hewan percobaan.
Sebagai enterotoksin (eksotoksin yang bekerja pada enterik), zat ini
menimbulkan diare seperti verotoksin E. coli, mungkin melalui
mekanisme yang sama. Pada manusia enterotoksin juga menghambat
absorsi gula dan asam amino di usus halus. Sebagai “neurotoksin”,
materi ini menyebabkan infeksi S. dysenteriae yang sangat berat dan
fatal serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat yang berat
(misalnya meningismus, koma). Pasien yang menderita infeksi
Shigella flexneri atau Shigella sonnei membentuk antitoksin S.
dysenteriae secara in vitro. Aktivitas yang bersifat toksik ini berbeda
dengan sifat invasif pada disentri. Keduanya dapat bekerja berurutan,
toksin menyebabkan diare awal yang tidak berdarah, encer, dan
banyak kemudian invasi usus besar mengakibatkan disentri lanjut
dengan feses yang disertai dengan darah dan nanah.21
1.6 Gejala
Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak
timbul nyeri perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut
berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus halus. Sehari atau
beberapa hari kemudian, karena infeksi meliputi ileum dan kolon, maka
13
jumlah tinja meningkat, tinja kurang encer tapi sering mengandung lendir
dan darah. Tiap gerakan usus disertai dengan “mengedan” dan tenesmus
(spasmus rektum), yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah. Demam
dan diare sembuh secara spontan dalam 2-5 hari pada lebih dari setengah
kasus dewasa. Namun, pada anak-anak dan orang tua, kehilangan air dan
elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, dan bahkan kematian.
Kebanyakan orang pada penyembuhan mengeluarkan kuman disentri
untuk waktu yang singkat, tetapi beberapa diantaranya tetap menjadi
pembawa kuman usus menahun dan dapat mengalami serangan penyakit
berulang-ulang. Pada penyembuhan infeksi, kebanyakan orang
membentuk antibodi terhadap Shigella dalam darahnya, tetapi antibodi
ini tidak melindungi terhadap reinfeksi.23
14
Berikut ini skema pemeriksaan laboratorium
Enterobacteriaceae secara sismatematis.
Skema enterobactericeae
spesimen
As = asam
Alk = alkaline
(+) = l.k. 93% positif
(-) = l.k 93% negatif
15
Untuk mengidentifikasi spesies Salmonella dan Shigella dilakukan juga
1. Reaksi rerologis dengan antisera polivalen, diikuti dengan antisera
monovalen atau
2. Reaksi fermentasi gula-gula
Salmonella Shigella
Arabinosa + + - Mannitol - + +
Inosital - v - Laktosa - - +
Rhomnosa + v - Sorbitol - V +
Xylosa - + v Dulcitol - v v
Keterangan:
+ = terjadi fermentasi
- = tidak terjadi fermentasi
Gambar 2.4 Skema Pemeriksaan Laboratorium25
1.5 Epidemiologi
16
Disentri dapat ditemukan di seluruh dunia. Disentri ini dapat terjadi
di daerah yang populasinya padat tetapi sanitasinya sangat buruk.
Penyebarannya dapat terjadi melalui kontaminasi makanan atau minuman
dengan kontak langsung atau melalui vector, misalnya lalat. Namun
factor utama dari disentri ini adalah melalui tangan yang tidak dicuci
sehabis buang air besar.
C. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu senyawa
berdasarkan perbedaan kelarutan terhadap dua cairan tidak saling larut
dan berbeda. Atau tehnik yg digunakan untuk memisahkan senyawa
yang berbeda. Pada umumnya ekstraksi memanfaatkan sifat dari kelarutn
suatu senyawa pada pelarut tertentu karena kelarutan pada suatu
senyawa tertentu dalam pelarut tertentu busa di kontrol menurut sifatnya.
Metode ektrak yang tepat ditemukan oleh tekstur kandungan air bahan-
bahan yang diekstrak dan senyawa-senyawa yang akan diisolasi.13
Ekstraksi dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode
yaitu metode maserasi, digesti, sokletsi, perkolasi, refluks, infus, dekok,
destilasi uap. Metode yang paling sederhana adalah metode maserasi.13
D. Media
1. Mueller – Hinton Broth (MHB)
Mueller – Hinton Broth merupakan media non – selektif yang
direkomendasikan sebagai media pilihan untuk pengujian dilusi
antimikroba pada organisme umum yang terisolasi, organisme aerobik
dan organisme fakultatif anaerobik guna mengukur Kadar Hambat
Minimum.26-28
17
2. Hydrolysate Asam Kasein 17,50
3. Zat tepung 1,50
18
Infus daging sapi dan hidrolisat asam kasein menyediakan senyawa
nitrogen, karbon, sulfur dan nutrisi penting lainnya bagi bakteri. Zat pati /
tepung bertindak sebagai koloid pelindung terhadap zat beracun yang
hadir dalam medium. Hidrolisis pati hasil dekstrosa, yang berfungsi
sebagai sumber energi.31
Cara pembuatan media yaitu, ambil 38 gram MHA dan larutkan
dalam 1 liter aquadest. Taruh di dalam botol atau tabung dan sterilkan ke
dalam autoklaf dengan tekanan 15 lbs (121 oC) selama 15 menit, aduk
terlebih dahulu sebelum dituangkan.31
Kualitas kontrol pada media ini yaitu perwujudan saat bubuk
berwarna krim kekuningan dan pada saat menjadi media padat berwarna
kuning jernih dengan pH 7,2 – 7,5. Karakteristik kultur diamati setelah
inkubasi pada 35 – 37 °C selama 18 - 24 jam. Penyimpanan bubuk media
disimpan dibawah 30 °C dalam wadah tertutup rapat dan media padat
siap pakai pada suhu 2 - 8 °C.31
19
sebagai konsentrasi terendah dari biakan padat yang menunjukkan
pertumbuhan koloni sebesar ≤ 0,1% Original inoculum.32
20
Laboratory Standard). Dengan tabel NCCLS ini dapat diketahui
kriteria sensitif, sensitif intermediet dan resisten.
2). Cara Joan-Stokes
Cara ini dilakukan dengan membandingkan radius zona hambatan
yang terjadi antara bakteri kontrol yang sudah diketahui
kepekaannya terhadap obat tersebut dengan isolat bakteri yang
diuji. Pada cara Joan-Stokes, prosedur uji kepekaan untuk bakteri
kontrol dan bakteri uji dilakukan bersama-sama dalam satu piring
agar. Kriteria pada metode Joan-Stokes adalah sebagai berikut :
Sensitif : yaitu radius zona inhibisi kuman tes lebih luas,
sama dengan atau lebih kecil tetapi tidak lebih dari 3 mm
terhadap kontrol.
Intermediet : yaitu radius zona inhibisi kuman tes lebih
besar dari 3 mm, tetapi dibanding kontrol lebih kecil lebih
dari 3 mm.
Resisten : yaitu radius zona inhibisi kurang atau sama engan
3 mm
E .Kerangka Teori
( <inyak Ensensi
21
Shygella dysentriae LISIS
Makromolekul & ion keluar sel
E. Kerangka Konsep
Temperatur ( 37 C )
F. Hipotesis
Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle L.) dapat membunuh bakteri Shigella
dysentriae.
22