Anda di halaman 1dari 23

Bakteri Aerob

dan Anaerob
Dosen Pengampu : Dewi Perwito Sari S.Farm. M.
Farm, Apt.
Nama Kelompok :

204010051 204010052
Ahmad Rizky Pratama Satria Rievy
Oktavian

204010053 204010054
Tiara Juliar Subakti Raisya Adila
Bakteri
Aerob
Bakteri Aerobik atau aerob adalah bakteri yang melakukan metabolisme dengan bantuan oksigen. Aerob,
dalam proses dikenal sebagai respirasi sel, menggunakan oksigen untuk mengoksidasi substrat (sebagai
contoh gula dan lemak) untuk memperoleh energi.
Bakteri Aerob terdiri dari Acetobacter, Bacillus anthracis, Acidithiobacillus thiooxidans.
1. Acetobacter
Acetobacter merupakan sebuah genus bakteri penghasil asam asetat, ditandai
dengan kemampuannya mengubah etanol (alkohol) menjadi asam asetat (asam cuka)
dengan bantuan udara. (Anonim, 2012)
Ciri-ciri Acetobacter adalah selya berbentuk bulat Panjang sampai batang lurus atau agak bengkok, ukurannya 0,6-0,8 X 1,0-
3,0 µm, terdapat dalam bentuk tunggal berpasangan atau dalm bentuk rantai, dan membentuk kapsul.

 Jenis-jenis bakteri Acetobacter :


a. Acetobacter Xylinum
Merupakan bakteri yang bermanfaat bagi kehidupan manusia
terutama pada industri makanan. Bakteri ini merupakan bibit nata yang
nantinya berperan dalam proses pembuatan nata de coco. Acetobacter
Xylinum dapat dibedakan dengan spesies yang lain karena sifatnya yang
bila ditumbuhkan pada medium yang kaya komponen gula, bakteri ini
dapat memecah komponen gula dan mampu membentuk polisakarida
yang dikenal dengan selulosa ekstrasesluler. (Anonim, 2012)
> Ciri-ciri :
- Bakteri gram negatif dengan mengandung substansi lipid yang lebih tinggi serta dinding selnya lebih tipis
- Tidak bereproduksi dengan tunas (budding)
- Tidak membentuk endospora (spora yang berdinding tebal didalam bakteri).
> Morfologi :
- Berbentuk basillus yaitu berbentuk batang
- Memiliki panjang dan lebar 2 mikron
- Membentuk streptobasilus yaitu rantai pendek dengan 6-8 sel
- Bakteri berwarna transparan atau tidak berpigmen
b. Acetobacter aceti
Merupakan bakteri aerob obligat gram negatif, yang berarti membutuhkan oksigen
untuk tumbuh. Acetobacter aceti biasanya dimanfaatkan untuk memproduksi cuka, anggur
dan bir. Acetobacter aceti memproduksi asam asetat dengan mengoksidasi etanol menjadi
asam asetat dan asam laktat serta CO2 dan H2O. (Anonim, 2012)
> Ciri-ciri :
- Bentuk sel bulat memanjang
- Dapat tumbuh sampai 30˚ C
- Respirasi aerobik, serta mampu menghasilkan asam asetat
> Morfologi :
- Berbentuk batang (0,5-1,5 µm)
- Bergerak lambat menggunakan flagella peritrik
- Berpasangan atau dalam rantai
- Tidak membentuk endospora

c. Acetobacter sub-oxydans
Merupakan bakteri gram negatif dari rhodospirilla order. Faktor pertumbuhan yang
diperlukan untuk bakteri ini adalah asam pantotenat, asam nikotinat, dan kasein terhididrolisis.
Bakteri ini mempunyai kecenderungan kecil untuk proses yang lebih cepat.
2. Bacillus anthracis
Anthracis merupakan bacterium pertama yang ditunjukkan yang dapat menyebabkan penyakit, hal ini
diperlihatkan oleh Robert Koch, 1877. Nama anthacis berasal dari Bahasa Yunani anthrax, yang berarti batubara.
Bacillus anthracis adalah bacterium gram positif berbentuk tangkai yang berukuran sekitar 1x6 mikrometer dan
merupakan penyebab penyakit antraks. Bakteri ini umumnya terdapat di tanah dalam bentuk spora, dan dapat
hidup selama beberapa dekade dalam bentuk ini. Jika memasuki sejenis herbivora, bakteri ini akan mulai
berkembang biak dalam hewan tersebut dan akhirnya membunuhnya, dan lalu terus berkembang biak di bangkai
hewan tersebut. Saat gizi-gizi hewan tersebut telah habis diserap, mereka berubah bentuk kembali ke bentuk spora.

> Morfologi :
- Berbentuk batang lurus - Mempunyai kemampuan membentuk spora
- Ukuran 1,6 µm - Berkapsul dan tahan asam
- Bersifat aerob - Bersifat patogen
- Tidak tahan terhadap suhu tinggi - Tidak mempunyai alat gerak (motil)
Diagnosa &
 Diagnosis
Terapi
Prosedur diagnostik melibatkan deteksi patogen dalam lesi kulit, sputum, dan/atau kultur darah
menggunakan metode mikroskopis dan kultur.

 Terapi
Agen antimikroba pilihan adalah penisilin G. Doxycycline (tetrasiklin) atau ciprofloxacin
(fluoroquinolone) adalah alternatif yang mungkin. Pembedahan dikontra indikasikan pada kasus antraks
dermal.
3. Acidithiobacillus thiooxidans
Acidithiobacillus thiooxidans asalnya dikenal dengan nama Thiobacillus thiooxidans sampai
dikelompokkan
ulang ke genus baru, yaitu genus Acidithiobacillus dari subkelas gamma Proteobacteria. Bakteri ini merupakan
bakteri gram negatif, berbentuk batang dengan ujung bulat atau melingkar, umumnya ditemukan sebagai entitas
tunggal, terkadang berpasangan dan jarang sebagai sebagai triplet. Acidithiobacillus thiooxidans bergerak
menggunakan polar flagellum. Merupakan acidhopile obligat dengan pH optimal 4,0, tetapi dikategorikan juga
sebagai aerob obligat dan chemolithotroph.

> Morfologi :
- Berbentuk batang dengan ujung bulat atau melingkar
- Bergerak dengan menggunakan polar flagellum
- Tidak berwarna, merupakan bakteri yang mengoksidasi sulfur
- Memiliki ukuran diameter rata-rata 0,5 µm dan Panjang sekitar 1 µm
Bakteri
Anaerob
Bakteri anaerobik atau anaerob adalah setiap bakteri yang tidak memerlukan oksigen untuk tumbuh.
Bakteri anaerob sebagian besar merupakan mikroorganisme residen pada kulit, permukaan mukosa, mulut,
dan gastrointestinal. Infeksi oleh bakteri anaerob terjadi jika bakteri ini berada pada tempat yang
seharusnya steril di dalam tubuh. Bakteri anaerob dibedakan menjadi 2 yaitu anaerob obligat dan
fakultatif.

Anerob obligat adalah bakteri yang memiliki efek letal terhadap keberadaan oksigen. Hal ini
dikarenakan biasanya bakteri kelompok ini tidak memiliki superoksida dismutase (SOD) dan katalase
yang berfungsi menghilangkan efek toksik radikal oksigen serta hidrogen peroksidase yang menyebabkan
mampu mentoleransi terhadap oksigen (aerotolerant). Sedangkan anaerob fakultatif yaitu bakteri yang
masih dapat tumbuh baik secara oksidatif maupun secara anaerob pada kondisi ada sedikit oksigen.
Sebagian besar bakteri kelompok anaerob fakultatif adalah patogen. Contohnya adalah beberapa spesies
dari Streptococcus dan Enterobacteriaceae (misalnya: E. coli). (Greenwood et al., 2012).
Bakteri Aerob terdiri dari Corynebacterium diphtheriae, Escherichia coli, Actinomycetes.
1. Corynebacterium diphtheriae
Corynebacterium diphtheriae adalah bakteri penyebab penyakit difteri. Corynebacterium
diphtheriae adalah bakteri berbentuk batang, Bakteri ini merupakan bakteri anaerobik fakultatif
Gram-positif, ditandai dengan tidak berkapsul, tidak membentuk spora, dan tidak bergerak.
Bakteri ini membentuk asam, tetapi tidak membentuk gas pada beberapa karbohidrat
Penyakit ini terjadi terutama di daerah tropis dan negara-negara terbelakang, tetapi telah
diketahui muncul di seluruh dunia. Corynebacterium diphtheriae terdiri dari 3 biovar, yaitu gravis,
mitis, dan intermedius. Varian ini diklasifikasikan berdasarkan ciri khas pertumbuhan seperti
morfologi koloni, reaksi biokimia, dan berbagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi.
> Morfologi :
- Corynebacterium diphtheriae berdiameter 0,5-1 µm
- Ciri khas bakteri ini adalah pembengkakan tidak teratur pada salah satu ujungnya, yang
menghasilkan bentuk seperti gada
Diagnosa & Terapi

 Diagnosa
Diagnosa Metode pilihan adalah deteksi dan identifikasi patogen dalam kultur dari fokus
infeksi lokal. Apusan kultur, yang sampai dilaboratorium dalam media transportasi, dilapisi
pada Loffler sedang dan media indikator selektif. Identifikasi didasarkan pada kedua morfologi,
dan karakteristik fisiologis. Toksin dideteksi dengan tes imunodifusi Elek-Ouchterlony. Sebuah
metode molekuler sekarang juga digunakan untuk mengidentifikasi gen toksin. Deteksi toksin
diperlukan untuk diagnosis laboratorium difteri karena terjadinya strain toksin-negatif. Diagnosa
laboratorium didasarkan pada identifikasi patogen. Perawatan yang paling penting adalah terapi
antitoksin. Difteri hanya terjadi pada manusia. Berkat toksoid difteri yang luas program
vaksinasi, sekarang sudah jarang.

 Terapi
Terapi serum antitoksik adalah pengobatan utama dan harus dimulai sesegera mungkin
jika dicurigai difteri. Perawatan ini dilengkapi dengan pemberian penisilin atau eritromisin.
2. Escherichia coli
Escherichia coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan jerman, Thedor Escherich dalam
studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan organisme
ini sebagai komunitas bakteri coli (Escherich 1885) dengan membangun segala perlengkapan
patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama ‘’Bacterium coli’’ sering digunakan sampai pada
1991. ketika castellani dan chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. Coli.

> Morfologi :
- Panjang ukuran sel 2,0-6,0 µm dan lebar 1,1-1,5 µm
- Tidak ditemukan spora
- E. Coli batang gram negatif
- Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan dan dalam rantai pendek
- Tidak berkapsul
- E. Coli merupakan bakteri aerobik dan dapat juga aerobik fakultatif.
3. Actinomycetes
Merupakan bakteri yang tidak tahan asam, memiliki flament diawal pertumbuhannya.
Actinomycetes dapat bersifat anaerob fakultatif (mampu tumbuh baik jika terdapat O2 bebas
maupun tidak ada O2) mampu memfermentasikan karbohidrat. Actinomycetes termasuk bakteri
yang berbentuk batang, gram positif, bereproduksi dengan pembelahan sel spora, rentan terhadap
penicillin namun tahan terhadap zat antijamur.

> Morfologi :
- Dinding selnya mengandung asam muramat
- Tidak mempunyai mitokonndrin
- Tidak mempunyai pembungkus nukleus
- Garis tengah sel berkisar 0,5-2,0 µm
Diagnosa &
Terapi

 Diagnosa
Diagnosis melibatkan identifikasi patogen dengan mikroskop dan kultur dalam nanah, sekresi
fistula, jaringan granulasi, atau sekresi bronkial. Sampel tidak boleh terkontaminasi dengan pasien
lainnya, khususnya dari rongga mulut dan harus diangkut ke laboratorium secara khusus wadah
anaerob. Deteksi mikroskopis batang bercabang cukup untuk diagnosis sementara. Deteksi mikro-
koloni miselium pada nutrisi yang diperkaya media setelah satu sampai dua minggu selanjutnya
mengkonsolidasikan diagnosis ini. Terakhir identifikasi dengan cara imuno fluoresensi langsung,
analisis dinding sel, dan analisis metabolik membutuhkan beberapa minggu.

 Terapi
Perawatan termasuk tindakan bedah dan antibiotik. Antibiotik pilihan adalah aminopenicillin.
Antibiotik yang juga mencakup patogen bakteri yang berkontribusi penting.
Chlostridium
spp

Clostridiumsp. adalah bakteri gram positif berbentuk batang anaerobik atau mikroaerofilik yang
menghasilkan endospora. Kebanyakan spesies menguraikan protein dan meragi karbohidrat, banyak
pula yang menghasilkan eksotoksin. Beberapa spesies bersifat patogenik dan banyak yang terdapat
sebagai saprofit didalam tanah dan saluran pencernaan manusia dan hewan.
> Morfologi :
- Berukuran 5 µm – 1 µm
- Membuat spora lonjong subterminal dan membengkok melebihi besar badan kuman
- Bersifat pleomorfik dan tersusun dalam bentuk rantai
Chlostridium
Tetani

Chlostridium Tetani adalah bakteri yang menyebabkan penyakit tetanus.

 Morfologi :
- Bentuk menyerupai batang, dengan bagian bulat pada ujungnya yang menyerupai penabuh
gendering
- Mampu membentuk spora saat kondisi lingkungan tempat hidupnya bersifat kurang mendukung
pertumbuhannya
- Jika diwarnai dengan pewarnaan gram, bakteri ini bersifat gram positif
- Syarat hidup optimalnya adalah pada kondisi tidak ada oksigen (anaerob)
- Bersifat patogen dan berbahaya karena mengeluarkan racun yang disebut tetanospamin, racun
ini bersifat neurotoksin yang akan menyerang daerah saraf tepi (perifer) pada manusia dan
menyebabkan kejang otot
Diagnosis & Terapi
 Diagnosa.
Metode yang disukai adalah deteksi toksin pada bahan luka diuji hewan (tikus)
berdasarkan netralisasi atau deteksi toksingen dengan PCR. Patogen ini sulit untuk
dibiakkan.

 Terapi
Terapi antitoksik dengan serum imun diterapkan setelah pembersihan luka yang teliti.
Otot pasien juga harus rileks dengan curare atau agen serupa.
Chlostridium
Botulinum

Chlostridium Botulinum bakteri yang memproduksi racun botulin, penyebab terjadinya botulisme.
Bakteri ini masuk kedalam genus Clostridium. Bakteri ini pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh
Emile van Ermengem pada umumnya dapat ditemukan ditanah.

 Morfologi :
- Termasuk bakteri gram positif
- Bakteri ini bersifat anaerob obligat (tidak bisa hidup bila terdapat oksigen)
- Dapat menghasilkan spora
- Motil (dapat bergerak)

 Diagnosa
Berdasarkan deteksi toksin melalui netralisasi tikus tes.
 Terapi
Administrasi mendesak antitoksin polivalen.
Chlostridium
Perfringens

Chlostridium Perfringens ditemukan pada tahun 1892 oleh dua orang ilmuwan George Nuttall dan
William Welch pada luka gangrene yang awalnya dikenal sebagai Bacillus aerogenes capsulatus.
Chlostridium Perfringens dapat ditemukan ditanah, debu, makanan (terutama daging dan unggas yag
mentah) dan merupakan floral normal usus dan saluran kelamin manusia. Chlostridium Perfringens
adalah penyebab paling umum gas gangrene yang terdeteksi 60-90% dari kasus klostridial mionekrosis.

 Morfologi :
- Termasuk bakteri gram positif
- Dapat membentuk spora dan dapat menyebabkan keracunan makanan, sporanya sental atau
subterminal
- Non-motil (tidak bergerak)
- Memiliki kapsul polisakarida dan dapat memproduksi asam dari laktosa
- Berkapsul dan berbentuk lurus
- Sisinya sejajar, ujungnya membulat atau bercabang dan berukuran 4-6 µm
Diagnosa &
Terapi

 Diagnosa :
Prosedur diagnostik termasuk identifikasi patogen dalam bahan yang relevan melalui
mikroskop dan kultur. Identifikasi kultur yang ditumbuhkan secara anaerobik didasarkan pada
morfologi dan fisiologis karakteristik.

 Terapi :
Perawatan utama adalah pembedahan, disertai dengan antibiosis (penisilin, sefalosporin).
Pengobatan dengan O2 hiperbarik di pusat-pusat khusus telah terbukti efektif, pasien menghirup
O2 murni melalui tabung atau masker dalam ruang bertekanan (3 atm = 303 kPa) beberapa kali
selama periode dua jam
Chlostridium
Difficile

Clostridium difficile atau dikenal sebagai Peptoclostridium difficile, C. difficile, atau C. diff. Adalah
spesies bakteri pada genus Clostridium. C. diff adalah akibat dari pseudomembranous colitis, infeksi
terhadap usus besar setelah gut flora normal dihancurkan dengan penggunaan antibiotik. Perawatan
dengan menghentikan antibiotik apapun dan menggunakan antibiotik anticlostridial, seperti
metronidazol.

 Morfologi :
- Termasuk bakteri gram positif
- Bakteri ini bersifat anaerobik
- Motil (dapat bergerak)
- Berbentuk tongkat (basillus)
- Hidup berpasangan atau membentuk rantai pendek
- Di bawah mikroskop, sel C. diff terlihat berbentuk irregular (umumnya seperti jarum) dan pada
ujungnya terdapat tonjolan yang berupa hasil pembentukan spora subterminal.
Diagnosa & Terapi
 Diagnosis
Diagnosis laboratorium melibatkan kultur patogen dari tinja pasien dan deteksi sitotoksin
dalam filtrat tinja bebas bakteri berdasarkan efek sitopatik (CPE). Diamati dalam kultur sel, CPE
kemudian tidak lagi diamati setelah netralisasi dengan antiserum. Racun A dan B juga dapat
dideteksi dengan alat tes imunologi (tes ELISA, lihat hal. 127f.)

 Terapi
Terapi khusus tidak diperlukan dalam banyak kasus. Pengobatan antibiotik diindikasikan pada
kasus yang parah. Agen dari pilihan saat ini adalah metronidazol.
THANK
YOU 

Anda mungkin juga menyukai