ABSTRAK
Latar Belakang : Luka bakar adalah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh panas
yang tinggi, senyawa kimia, listrik, radioaktivasi dan eksposure berlebihan oleh sinar
matahari. Mentimun mengandung senyawa flavonoid dan saponin yang
meningkatkan angiogenesis dan merangsang pembentukan kolagen yang berperan
dalam proses penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan
pengaruh pemberian ekstrak mentimun terhadap penyembuhan luka bakar derajat II.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode Post Test Only Control Group Design.
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 30 ekor., sampel dibagi dalam 3
kelompok yaitu tanpa perlakuan (K), diberi ekstrak mentimun (P1), dan diberi salep
silver sulfadiazine 1% (P2) di berikan perlakuan selama 30 hari. Data dianalisis
dengan uji Kruskal Wallis kemudian dilanjutkan uji statistika Mann Withney.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai uji kruskal wallis pada hari ke 5
p=0,003 (p<0.05), pada hari ke 10 p=0,001 (p<0,05) yang menunjukkan terdapat
perbedaan bermakna pada tiap kelompok. Untuk uji Mann Whitney menunjukan hasil
P1 terhadap P2 adalah p=0,007 (P<0,05) sehingga terdapat perbedaan bermakna
antara P1 dan P2 pada hari ke-10.
ABSTRACT
Background: Burns are tissue damage caused by high heat, chemical compounds,
electricity, radioactivation and excessive exposure to sunlight. Cucumber contains
flavonoids and saponins which increase angiogenesis and stimulate collagen
formation which plays a role in the wound healing process. The purpose of this study
was to prove the effect of cucumber extract on healing second degree burns.
Methods: This study uses the Post Test Only Control Group Design method. The
sample used in the study was 30 individuals. The samples were divided into 3 groups,
namely without treatment (K), given cucumber extract (P1), and given 1% silver
sulfadiazine ointment (P2) and treated for 30 days. The data were analyzed using the
Kruskal Wallis test and then continued with the Mann Withney statistical test
Result: The results show that the crucial test value of Wallis on day 5 p = 0,003 (P <
0.05), on day 10 p = 0.001 (P < 0.05) indicating there is a meaningful difference in
each group. For a test of Mann Whitney showing the results of P1 against P2 was P =
0,007 (P < 0.05) So there was a meaningful difference between P1 and P2 on the 10th
day.
Conclusion: There was a significant difference between the cucumber extract
(Cucumis Sativus) and Silver Sulfadiazine 1% ointment in male white rats (Rattus
Norvegicus) on days 10.
Pembuatan Ekstrak
Ekstrak mentimun 10% dibuat dengan menggunakan metode maserasi
dengan pelarut etanol 96%. Buah mentimun dicuci dengan larutan garam,
kemudian dibilas dengan air mengalir, dan diiris tipis. Buah mentimun yang
sudah diiris kemudian dikeringkan selama 2-3 hari dalam suhu ruangan dan
dijauhkan dari cahaya matahari langsung. Setelah itu, mentimun yang sudah
kering di blender dan diayak dengan saringan agar diperoleh serbuk yang
lebih halus. Serbuk tersebut kemudian direndam atau dimaserasi dalam etanol
96% selama kurang lebih 48 jam dengan diaduk sesekali. Hasil maserasi
kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring dan hasil penyaringan
tersebut kemudian diuapkan dengan menggunakan rotavapor sehingga
didapatkan ekstrak kental mentimun, kemudian dicampur dengan basis gel
berupa vasseline sehingga menghasilkan ekstrak dalam bentuk sediaan salep.
(Lucky Puspitasari,2015)
3. HASIL
Pada penelitian ini analisis bivariat yang digunakan untuk melihat rerata
perbedaan persentase penyusutan diameter luka antar kelompok perlakuan
adalah uji non parametrik Kruskal Wallis karena persentase pentupan diameter
luka dengan sebaran data tidak normal yaitu data pada hari ke-5, 10, dan 15.
Hasil analisis bivariat persentase penyusutan diameter luka disajikan pada
tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil uji Kruskal Wallis perbedaan penyusutan luka bakar
Tabel 4.4 Hasil uji perbedaan penyusutan luka bakar antar kelompok
perlakuan
Silver
Hari Kelompok Ekstrak
sulfadiazine 1%
5. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa pemberian ekstrak
mentimun (Cucumis Sativus) memiliki pengaruh terhadap penyusutan luka
bakar pada tikus putih jantan (Rattus Norvegicus), proses re-epitelisasi terjadi
pada hari ke-5 dan 10,serta terdapat perbedaan penyusutan diameter luka
bakar derajat II antara pemberian ekstrak mentimun (Cucumis Sativus) dan
salep Silver Sulfadiazine 1% pada tikus putih jantan (Rattus Norvegicus).
DAFTAR PUSTAKA
1. Mohill Rs. (2012) “Classification Of Wounds. Principles And Practice Of
Wound Care”. New Delhi: Jaypee Brother Medical Publisher, 42-49
2. Effendi, C. (1999) ”Perawatan Pasien Luka Bakar”. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 5-6
3. Depkes RI. (2013) ”Riset Kesehatan Dasar”. Jakarta: Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
4. Corwin. (2000) ”Buku Saku Patofisiologi”. Jakarta: EGC.
5. Bare & Smeltzer. (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart (Alih Bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 Vol.3”. Jakarta: EGC.
6. Tsauri. (2008) “Ramuan Tradisional Madura”. Surabaya: Agromedia
Pustaka.
7. Hernani Dan Raharjo,M. (2006) “Tanaman Berkhasiat Antioksidan”. Jakarta:
Penebar Swadaya.
8. Patil Mvk, Kandhare Ad, Bhise Sd. (2011) “Pharmacological Evaluation Of
Ameliorative Effect Of Aqueous Extract Of Cucumis Sativus L. Fruit
Formulation On Wound Healing In Wistar Rats”. Asian Pacific Journal Of
Tropical Biomedicine”, 207-213.
9. Afrianti, Leni Herliana. (2013) “Teknologi Pengawetan Pangan”. Bandung:
Alfabeta.
10. Puspitasari, Lucky. (2015) “Pengaruh Ekstrak Dan Serbuk Mentimun
Terhadap Jumlah Penyusutan Makrofag Pada Penyembuhan Luka Bakar
Derajat Ii Pada Tikus Wistar”. Jawa Timur: UNNEJ.
11. Moenadjat,Y. “Pengetahuan Klinis Praktis Luka Bakar”. Jakarta:Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2003.
12. Hidayat, T.S.N. (2013) “Peran Topikal Ekstrak Gel Aloe Vera Pada
Penyembuhan Luka Bakar Derajat Dalam Pada Tikus”. Skripsi: Fakultas
Kedokteran. Surabaya : Universitas Airlangga.
13. Rowan MP. (2015),“Burn wound healing and treatment: review and
advancements”. Biomed Central. 19(1):243-54.