Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PEMBERIAN TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS)

TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI


Aktinida Irwan Muin1), Susanti Munandar2)
ABSTRACT
Background: Dental plaque is an important role in developing dental caries. Bacteria could form
colonies inside dental plaque and ferment carbohydrate onto acid that cause caries. Drinking green
tea (Camellia sinensis) could prevent dental plaque formation. Catechin, which is the prominent
element in green tea, could inhibit the activity of glicocyltransferase enzyme and kill causative
bacteria. This research had a purpose to find the differences of dental plaque index between treatment
and control group.
Methods: This research was a quasi experimental with pre-post test with control group design.
Samples consists of 60 students of Pondok Pesantren Al-Amin Mranggen, Demak, divided into 2
groups, without treatment (control) and that given by 200 ml green tea (treatment group). The dental
plaque index between treatment and control group data were analyzed by the test for differences,
using SPSS 10.5 for Windows, with p<0,05.
Results: The Mann-Whitney test showed that there was a significant difference (p<0,05) between
treatment and control group.
Conclusion: The dental plaque index of treated group was lower than control.
Key Words: Green tea, Catechin, Dental plaque index
ABSTRAK
Latar belakang: Plak gigi merupakan struktur yang berperan penting dalam menimbulkan karies.
Plak mengandung bakteri yang mampu membentuk koloni dan memfermentasi karbohidrat menjadi
asam yang akan mengakibatkan karies. Konsumsi teh hijau (Camellia sinensis) termasuk salah satu
cara untuk mencegah terbentuknya plak. Pada teh hijau, katekin merupakan komponen utama yang
dapat menghambat aktivitas enzim glikosiltransferase dan membunuh bakteri penyebab. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat perbedaan indeks plak gigi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian experimental semu dengan the pre-post test with
control group design. Sampel terdiri dari 60 santri pondok pesantren Al-Amin Mranggen Demak,
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok tanpa perlakuan (kontrol) dan kelompok yang diberi 200
ml the hijau (perlakuan). Data indeks plak gigi dianalisis uji beda, menggunakan SPSS 10.05 for
Windows dengan p<0,05.
Hasil: Uji Mann-Whitney menunjukkan adanya perbedaan bermakna terhadap indeks plak gigi
(p<0,05) antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Pemberian 200 ml teh hijau pada kelompok perlakuan lebih menurunkan indeks plak
gigi dibanding kontrol.
Kata Kunci: Teh hijau, Katekin, Indeks plak gigi

PENDAHULUAN
Plak gigi adalah lapisan lembut yang terbentuk dari campuran antara makrofag, leukosit, enzim,
komponen anorganik, matriks ekstraseluler, epitel rongga mulut yang mengalami deskuamasi, sisasisa makanan serta bakteri yang melekat di permukaan gigi.1,2

Bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak gigi adalah bakteri dari genusStreptococcus,
yaitu bakteri Streptococcus mutans yang ditemukan dalam jumlah besar pada penderita karies.
Bakteri Streptococcus mutans memiliki enzim glikosiltransferase yang dapat mengubah sakarosa
saliva menjadi polisakarida ekstraseluler (PSE) melalui proses glikosilasi. Polisakarida ekstraseluler
ini akan membentuk suatu matriks di dalam plak dimana bakteri dapat melekat.3,4
Di Indonesia, tanaman obat telah banyak digunakan untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan,
dan diperkirakan terdapat ribuan jenis tanaman yang bermanfaat untuk pengobatan termasuk
pengobatan gigi dan mulut, satu diantaranya adalah teh hijau, yang banyak mengandung katekin.
Katekin yang terkandung di dalam teh hijau (terutama epi-katekin, epi-katekin galat, epigallo-katekin,
epigallo-katekin galat dan gallo-katekin), dipercaya mampu mengurangi pembentukan plak gigi
dengan dua mekanisme, yaitu; a) membunuh bakteri penyebab, seperti Streptococcus mutans, dan b)
menghambat aktivitas enzim glikosiltransferasedari bakteri.5-8
Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa indeks plak gigi pada kelompok perlakuan yang
diberi teh hijau lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol, sehingga menjadi dasar
informasi bahwa konsumsi teh hijau dapat digunakan sebagai salah satu upaya mengurangi
pembentukan plak gigi.

METODE
Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu dengan menggunakan pre-post test with control
group design yang dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2005. Populasi penelitian ini adalah para
santri Pondok Pesanten Al-Amin Mranggen, Demak dengan jumlah sampel 60 orang yang dibagi
secara simple random menjadi 2 kelompok, yaitu; 30 orang sebagai kelompok kontrol (tanpa
perlakuan) dan 30 orang sebagai kelompok perlakuan (diberi 200 ml seduhan teh hijau). Bahan yang
digunakan adalah 3 gram teh hijau cap Kepala Djenggot yang diseduh dengan 200 ml air mendidih
kemudian ditutup dan dibiarkan selama 2 jam. Penilaian yang digunakan yaitu penilaian indeks plak
menurut Loe and Sillnes, gigi yang diperiksa adalah 1.2, 1.6, 2.4, 3.2, 3.6 dan 4.4, sedangkan
permukaan gigi yang diperiksa adalah bukal, lingual, mesial dan distal. Kriteria penilaian indeks plak
gigi adalah sebagai berikut; a) nilai 0 (tidak ada plak), b) nilai 1 (selapis plak pada daerah ginggiva
yang dapat diketahui dengan cara menggoreskannya dengan sonde atau disclosing sollution), c) nilai 2
(penimbunan deposit dalam jumlah sedang yang dapat dilihat dengan jelas), d) nilai 3 (penimbunan
yang besar dari deposit yang mengisi daerah antara permukaan gigi dan tepi ginggiva). Penilaian
dilakukan segera setelah seluruh sampel menyikat gigi secara baik dan benar dengan menggunakan
teknik kombinasi (Scrub dan Stillman) selama 2 menit. Seluruh sampel diberi disclosing sollution
kemudian dioleskan secara merata ke seluruh permukaan gigi. Penilaian indeks plak dilakukan pada
gigi yang sesuai dengan kriteria Loe and Sillnes. Selanjutnya sampel pada kelompok perlakuan
diminta berkumur dengan seduhan teh hijau dan membiarkannya berada dalam rongga mulut selama
10 detik kemudian dibuang. Perlakuan ini dilakukan sampai takaran habis sedangkan sampel pada
kelompok kontrol tidak diberi perlakuan apapun, kemudian seluruh sampel menunggu selama 2 jam.
Selama menunggu 2 jam, seluruh sampel diperbolehkan untuk makan dan beraktivitas seperti biasa
tetapi dilarang berkumur dan menggosok gigi. Setelah itu dilakukan penilaian akhir indeks plak gigi.
Normalitas data diuji distribusi dengan Kolmogorov-Smirnov. Data dilakukan uiji beda dengan
uji Mann Whitney menggunakan program komputer SPSS 10.5 for Windows.9
HASIL
Selama penelitian, didapat 60 sampel dari populasi para santri Pondok Pesanten Al-Amin Mranggen,
Demak dan tidak ada sampel yang diekslusi ataupun drop out. Penilaian indeks plak gigi pada
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan termuat dalam Tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata indeks plak sebelum perlakuan pada kelompok kontrol adalah
0,5890,34, sedangkan pada kelompok perlakuan adalah 0,3860,26. Uji Mann Whitneydidapatkan
perbedaan yang tidak signifikan pada sebelum perlakuan, dengan p=0,012. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat keseragaman nilai indeks plak pada kelompok kontrol dan perlakuan, sebelum
dilakukan perlakuan. Tabel 1 juga menunjukkan rata-rata indeks plak sesudah dilakukan perlakuan
pada kelompok kontrol sebesar 1,1860,54, sedangkan pada kelompok perlakuan sebesar 0,4720,27.
Uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan yang signifikan pada sesudah perlakuan, dengan
nilai p=0,0001.
Hasil selisih penilaian indeks plak gigi pada kelompok kontrol menunjukkan rata-rata sebesar
0,5970,35, sedangkan pada kelompok perlakuan didapatkan rata-rata sebesar 0,0860,23. Dari data
tersebut dapat kita ketahui bahwa terjadi penurunan indeks plak yang lebih besar pada kelompok
perlakuan dibandingkan kelompok kontrol. Setelah dilakukan uji normalitas data
dengan Kolmogorov-Smirnov, didapatkan hasil distribusi yang tidak normal, sehingga dilakukan uji
non parametrik, yaitu uji Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan selisih indeks gigi
yang bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan, dengan nilai p sebesar 0,0001 (Tabel 2).

PEMBAHASAN
Plak gigi adalah lapisan yang mengandung sisa-sisa makanan dan kumpulan bakteri yang melekat
pada permukaan gigi. Jika plak tidak segera dibersihkan maka dapat menimbulkan karang gigi.
Penyebab utama penyakit karies adalah akumulasi plak, maka upaya pencegahan dan pengobatan
lebih banyak ditujukan untuk mengurangi terjadinya penumpukan plak yang berlebihan di dalam
rongga mulut.1,2,10,11
Teh hijau yang kita kenal sebagai minuman sehari-hari berasal dari daun teh yang dikeringkan.
Setelah dipetik, daun teh dikeringkan secara cepat dengan oven yang menyebabkan terhentinya proses
oksidasi sehingga menjadi kering tetapi tidak berubah warnanya.8
Pada teh hijau, katekin merupakan komponen utama. Menurut International Symposium on Health
and Tea (1998), dinyatakan katekin pada teh hijau mencapai 210 mg%. Katekin yang terkandung di
dalam teh hijau memiliki kemampuan untuk mengurangi pembentukan plak gigi dengan membunuh
bakteri penyebab (Streptococcus mutans) dan menghambat aktivitas enzim glikosiltransferase dari
bakteri tersebut.6,7,11
Cao jin dari Hunn Medical University, Cina, melakukan suatu penelitian mengenai teh hijau.

Berdasarkan pengaruh katekin terhadap plak gigi, hasilnya menunjukan bahwa jumlah
bakteri(Streptococcus mutans) berkurang sehingga pembentukan plak gigi pun berkurang. Apabila
dikaitkan dengan katekin yang terkandung dalam teh hijau, maka dapat juga dikemukakan hasil
penelitian oleh Hattori dan Sakanaka yang menunjukkan bahwa; katekin pada teh hijau dapat
menghambat aktivitas enzim glikosiltransferase dari bakteri, dan membunuh bakteri kariogenik pada
rongga mulut (Streptococcus mutans). Hasil penelitian tersebut dapat membuktikan bahwa katekin
pada teh hijau dapat mengurangi pembentukan plak gigi.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil adanya perbedaan bermakna terhadap selisih
indeks plak gigi (p=0,0001) antara kelompok kontrol (yang tidak diberi teh hijau) dengan kelompok
perlakuan (yang diberi teh hijau).
SARAN
Penelitian lebih lanjut dalam bidang ilmu mikrobiologi, khususnya tentang kemampuan katekin (pada
teh hijau) dalam menghambat aktivitas enzim glikosiltransferase dan membunuh bakteriStreptococcus
mutans, amat diperlukan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada drg. Gunawan Wibisono,
MSi.Med yang telah memberi masukan pada penulisan artikel ini; papa, mama, adik-adik dan suami
atas doa dan dukungannya; para penguji serta semua pihak yang telah membantu hingga artikel ilmiah
ini selesai.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tarigan Rasinta. Karies gigi. Jakarta: Hipokrates, 1990.
2. Shafter WG, Hine MK, Levy BM. A textbook of oral pathology. Philadelpia: W.B. Saunders
Company; 1983.
3. Daun sirih sebagai anti bakteri pasta gigi [online].2003 [cited 2003 Aug 23].
Available from: URL:http://www.kompas.com
4. Dirks OB, Helderman WH, Huis in't Veld. Plak Gigi. In: Ilmu kedokteran gigi pencegahan. Suryo S
editor. Yogyakarta: Gajah Mada University Press; 1993. p. 58-104.
5. Handayani J. Daya imonodulasi daun teh hijau. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi UGM. 2002.1759.
6. Shatsung L, Hiipakka RA. Selective inhibition of steroid 5-a-reductase isoenzymes by tea
epicatechin 3-gallate and EGC3-gallate. Biochem. Biophys. Res. Commun; 1995: 833-8.
7. Horiba N. A pilot study of Japanese green tea as a medicament: antibacterial and bactericidal
effects. J. Endoc, 1991.
8. Fulder Stephen. Khasiat teh hijau. Jakarta: Prestasi Pustaka; 2004.
9. Spolsky V. The epidemiology of ginggiva and periodontal disease. In: Carracanza, editor. Clinical
Periodontology. Philadhelpia: W.B.Saunders, 2001. p. 301-17.
10. Houwink B. Ilmu kedokteran gigi pencegahan. 3rd Ed. Yogyakarta: Gajah Mada University Press;
1993.
11. Srigupta Ahmad Azis. Perawatan gigi dan mulut. Jakarta: Prestasi Pustaka; 2004.
12. Minum teh mencegah beragam penyakit [online]. 2005 [cited on 2005 Jan 25]. Available from:
URL: http://www.situshijau.co.id/tulisan_detail.php?tulisanID=358
13. Cao J. External test and clinical observation and evaluation of the caries preventive effect of tea.

The 1st International Symposium on Green Tea. Seoul. 1995.


14. Green tea stop cavities [online]. 2005 [cited 2005 Aug 4]. Available from:
URL:http://www.teahealt

Anda mungkin juga menyukai