Anda di halaman 1dari 10

PERBEDAAN EEKTIVITAS MENGUNYAH BENGKUANG (Pachyrhizus

erosus) DENGAN BERAT 50 GRAM DAN 100 GRAM TERHADAP


PENURUNAN SKOR PLAK DI SMPN 2 KOTA LANGSA

Hendra Yani*, Armida Hanum Siregar**, Henny P. Gultom


Departemen Keehatan Gigi Mayarakat
Universita Prima Indonesia
Fakultas Kedokteran Gigi
Email : Fkg@unprimdn.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang : Tujuan kesehatan gigi dan mulut adalah menghilangkan plak
secara teratur untuk mencegah agar plak tidak menumpuk. Upaya pencegahan ini
disebut kontrol plak. Kontrol plak dapat dilakukan secara mekanik, kimiawi dan
biologik. Kontrol plak juga dapat dilakukan dengan mengkombinasikan metode
mekanik dan kimiawi, yaitu dengan mengunyah buah yang segar dan dan berserat.
Buah merupakan makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan bisa digunakan
untuk penyikatan gigi secara alami.
Tujuan : Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan efektivitas mengunyah
bengkuang dengan berat 50g dan 100g terhadap penurunan skor plak.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas mengunyah
bengkuang 50g terhadap penurunan skor plak dengan nilai rata-rata penurunan
0,25. Efektivitas mengunyah bengkuang 100g terhadap penurunan skor plak
dengan nilai rata-rata penurunan 1,9. Tidak terdapat perbedaan efektivitas yang
signifikan mengunyah bengkuang 50g dan 100g terhadap penurunan skor plak
dengan hasil p = 0,164 (p > 0,05).
Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan
efektivitas yang signifikan mengunyah bengkuang 50g dan 100g terhadap
penurunan skor plak.

Kata Kunci : Efektivitas, Mengunyah, Bengkuang

ABSTRACT

Background: The goal of oral and dental health is to remove plaque regularly to
prevent plaque from accumulating. This prevention effort is called plaque control.
Plaque control can be done mechanically, chemically and biologically. Plaque
control can also be done by combining mechanical and chemical methods, namely
by chewing fresh and fibrous fruit. Fruit is a good food for dental health and can
be used for brushing teeth naturally.
Objective: To find out whether there is a difference in the effectiveness of chewing
yeasts weighing 50g and 100g against decreasing plaque score.
Results: The results of this study indicate that the effectiveness of chewing 50g
yeels against plaque decrease score with an average value of 0.25 decrease. The
effectiveness of chewing 100g bengkuang against decreasing plaque score with an
average value of decline of 1.9. There was no significant difference in
effectiveness of chewing 50g and 100g bengkuang against plaque decrease with p
= 0,164 (p> 0,05).
Conclusions: The results of this study showed no significant difference in
effectiveness of chewing 50g and 100g bengkuang against plaque score reduction.

Keywords: Effectiveness, chewing, yam

PENDAHULUAN
Latar belakang
Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian yang sangat penting
dalam pembangunan kesehatan, dan salah satunya disebabkan oleh rentannya
kelompok anak usia sekolah terhadap gangguan kesehatan gigi. Usia sekolah
merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia
yang berkualitas. Faktor penting yang menentukan kualitas sumber manusia
adalah kesehatan (Warni, 2009).
Kesehatan gigi dan mulut telah mengalami peningkatan pada abad ke-21,
tetapiprevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinis
yang signifikan (Warni, 2009). World Heath Organization (WHO) melaporkan
prevalensi karies gigi pada anak usia sekolah sebesar 60% sampai 90% (Gathecha
dkk., 2012). Hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2007, melaporkan bahwa
di indonesia prevalensi karies gigi pada murid sekolah dasar sebesar 72,1%
(Darwita dkk., 2011). Prevalensi penduduk indonesia yang bermasalah pada gigi
dan mulut pada usia 10-14 tahun sebesar 42,2% Indeks DMF-T secara nasional
sebesar 4,85% DMF-T pada provinsi sebesar 4,28%.
Tujuan kesehatan gigi dan mulut adalah menghilangkan plak secara teratur
untuk mencegah agar plak tidak menumpuk. Upaya pencegahan ini disebut
kontrol plak. Kontrol plak dapat dilakukan secara mekanik, kimia dan biologik.
Kontrol plak juga dapat dilakukan dengan mengkombinasikan metode mekanik
dan kimia, yaitu dengan mengunyah buah yang segar dan dan berserat. Buah
merupakan makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan bisa digunakan untuk
penyikatan gigi secara alami (Sugano, 2012).
Plak gigi merupakan salah satu faktor yang dominan dalam perkembangan
suatu karies. Plak adalah deposit lunak, tidak berwarna, mengandung bakteri dan
melekat pada permukaan gigi. Pembersihan gigi yang kurang baik dapat
menyebabkan plak semakin melekat. Akumulasi plak yang terjadi ini dapat diukur
dengan menggunakan salah satu metode, yaitu indeks plak (Putri MH dkk., 2011).
Salah satu cara kontrol plak adalah dengan mengunyah buah yang segar
dan berserat. Menurut Vaswani (2005) dan Eka dkk (2007), mengkonsumsi
makanan berserat dapat menghambat pembentukan plak, karena makanan berserat
berperan sebagai pengendali plak alamiah pada permukaan gigi. Pembersih
alamiah ini berfungsi membantu menghilangkan partikel-partikel makanan dan
gula selama proses pengunyahan terjadi (Eka C dkk., 2007).
Makanan yang mengandung serat banyak terdapat pada buah-buahan dan
sayur-sayuran. Bengkuang (Pachyrhizus erosus) termasuk buah yang memiliki
banyak serat dan kandungan air yang tinggi. Bengkuang kaya vitamin C, kalsium,
fosfor dan serat makanan (Sagala I., 1992).
Bengkuang merupakan buah yang termasuk pembersih alami rongga mulut
(self cleansing), namun belum banyak orang yang mengetahui hal tersebut.
Sebagian besar masyarakat hanya mengetahui bahwa buah tersebut memiliki
manfaat untuk kesehatan tubuh secara umum, tetapi tidak untuk kesehatan rongga
mulut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Budiati (2008) diketahui bahwa
ternyata buah bengkuang memiliki efek mekanis yang dapat menurunkan indeks
plak gigi.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin melakukan penelitian tentang
efektivitas mengunyah bengkuang dengan berat 50g dan 100g terhadap penurunan
skor plak di SMPN 2 Kota Langsa.

BAHAN DAN METODE


Alat dan Bahan
Alat penelitian yang digunakan adalah formulir informed consent, kaca
mulut, tempat buah, nierbecken, sonde, gelas kumur, tissue, masker, timbangan
digital, handscoon. Bahan penelitian yang digunakan adalah disclosing solution,
kapas , tisu, alkohol 70%, air mineral, sikat gigi dan pasta gigi, biscuit, buah
bengkoang sebanyak 50 gram, buah bengkoang sebanyak 100 gram.
Metode
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment, dengan
rancangan Pre and Post Test Only Design. Sampel penelitian ini berjumlah 80
orang.

Cara Kerja
Pada hari pertama seluruh sampel diintruksikan berkumpul untuk pembagian
kelompok. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, 40 orang di kelompok pertama
dengan mengunyah buah bengkoang 50 gram dan 40 orang mengunyah buah
bengkuang 100 gram. Setelah pembagian kelompok, sampel diberi penjelasan
terlebih dahulu mengenai prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
Setelah peneliti menjelaskan alur penelitian kepada sampel, Peneliti langsung
mengumpulkan sampel untuk sikat gigi bersama. Peneliti membagikan sikat gigi
kepada sampel dan mengatur posisi sampel untuk melakukan sikat gigi bersama.
Setelah sampel menyikat gigi, dan semua sampel di-nol-kan skor plaknya, sampel
dikumpulkan kembali untuk melaksanakan langkah selanjutnya yaitu makan
biskuit kemudian diperbolehkan minum air mineral, lalu tunggu selama 3 jam
setelah makan. Setelah 3 jam peneliti meneteskan disclosing solution sebanyak 3
tetes di ujung lidah dan meratakan ke seluruh permukaan gigi dilakukan
pemeriksaan skor plak. Masing-masing kelompok sampel diberikan buah
bengkoang sebanyak 50 gram dikelompok pertama dan buah bengkuang 100 gram
pada kelompok kedua dengan mengunyah pada kedua sisi sebanyak 32 kali
pengunyahan, Setelah Selesai mengunyah bengkoang kemudian kunyahan
tersebut dibuang dan dilakukan pemeriksaan skor plak setelah mengunyah
bengkoang.
Hari ke-2 sampai hari ke-7
Pada hari kedua sampai hari ketujuh seluruh sampel diintruksikan berkumpul
untuk pembagian kelompok. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, 40 orang di
kelompok pertama dengan mengunyah buah bengkoang 50 gram dan 40 orang
dikelompok kedua sebanyak 100 gram. Setelah pembagian kelompok, Peneliti
langsung mengumpulkan sampel untuk sikat gigi bersama. Peneliti membagikan
sikat gigi kepada sampel dan mengatur posisi sampel untuk melakukan sikat gigi
bersama. Setelah sampel menyikat gigi, dan semua sampel di-nol-kan skor
plaknya, sampel dikumpulkan kembali untuk melaksanakan langkah selanjutnya
yaitu makan biskuit kemudian diperbolehkan minum air mineral, lalu tunggu
selama 3 jam setelah makan. Setelah 3 jam peneliti meneteskan disclosing
solution sebanyak 3 tetes di ujung lidah dan meratakan ke seluruh permukaan gigi
dilakukan pemeriksaan skor plak. Masing-masing kelompok sampel diberikan
buah bengkoang sebanyak 50 gram dikelompok pertama dan buah bengkuang 100
gram pada kelompok kedua dengan mengunyah pada kedua sisi sebanyak 32 kali
pengunyahan, Setelah Selesai mengunyah bengkoang kemudian kunyahan
tersebut dibuang dan dilakukan pemeriksaan skor plak setelah mengunyah
bengkoang.

HASIL
Hasil penelitian yang dilaksanakan di SMPN 2 Kota Langsa dengan
sampel 40 orang.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Umur Persentase
(Tahun) n (%) Tabel 1. Menunjukkan bahwa
12 29 72.5 responden paling banyak termasuk
dalam kategori umur 12 tahun yaitu
13 11 27.5 sebanyak 29 orang (73%) dan umur
Total 40 100 13 tahun sebanyak 11 orang (28%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Umur Persentase Tabel 2. Menunjukkan bahwa


(Tahun) n (%) responden paling banyak adalah
Perempuan 27 67.5 perempuan yaitu sebanyak 27 orang
(68%) dan laki-laki sebanyak 13
Laki-Laki 13 32.5
orang (32%).
Total 40 100
Tabel 3. Distribusi Rata-Rata Efektivitas Mengunyah Bengkuang 50 g
Terhadap Penurunan Skor Plak Dari Hari Pertama Sampai ke
Enam
Tabel 3. Menunjukkan bahwa nilai
rata-rata indeks plak sebelum
Bengkuang 50 g Selisih
mengunyah bengkuang 9,9
Sebelum Sesudah sedangkan nilai rata-rata indeks plak
setelah mengunyah bengkuang 9,75
9.9 9.75 0.25
dan didapati selisih rata-rata
penurunan dengan nilai 0,25.

Tabel 4. Distribusi Rata-Rata Efektivitas Mengunyah Bengkuang 100 g


Terhadap Penurunan Skor Plak Dari Hari Pertama Sampai ke
Enam

Bengkuang 100 g selisih Tabel 4. Menunjukkan bahwa nilai


rata-rata indeks plak sebelum
Sebelum Sesudah
mengunyah bengkuang 10,1
10.1 8.2 1.9 sedangkan nilai rata-rata indeks plak
setelah mengunyah bengkuang 8,2
dan didapati selisih rata-rata
penurunan dengan nilai 1,9.

Tabel 5 Distribusi Rata-Rata Nilai Penurunan Indeks Plak Sebelum dan


Sesudah Mengunyah Bengkuang 50 g dan 100 g Dari Hari
Pertama Sampai ke Enam
4

Selisih
Rata-rata rata-rata
Kelompok IndeksPlak Rata-rata penurunan p
Sebelum Sesudah Penurunan
Bengkuang
50 g 9.9 9.75 0.25 1.65 0.164
Bengkuang
100 g 10.1 8.2 1.9

Tabel 5. Menunjukkan bahwa rata- antara bengkuang 100 g dengan


rata penurunan nilai indeks plak pada bengkuang 50 g yang terjadi yaitu
kedua bengkuang, yaitu bengkuang 1,65. Hasil yang diperoleh tersebut
100 g memiliki nilai rata-rata selanjutnya dianalisis menggunakan
penurunan indeks plak sebesar 1,9 uji T. Pada uji T berpasangan
dan bengkuang 50 g sebesar 0,25. didapatkan hasil p = 0,164 (p > 0,05)
Berdasarkan data tersebut dapat yang menunjukkan tidak terdapat
dilihat bahwa bengkuang 100 g perbedaan yang signifikan efektivitas
memiliki nilai rata-rata penurunan mengunyah bengkoang dengan berat
indeks plak yang lebih besar dari 50 g dan 100 g.
pada bengkuang 50 g .Besar selisih

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat adanya variasi penurunan indeks
plak antara bengkoang 50 g dengan bengkoang 100 g. Variasi pada penelitian ini
dapat terjadi karena kondisi gigi yang berbeda-beda pada setiap subyek penelitian.
Besar tekanan pengunyahan setiap subyek penelitian juga dapat memengaruhi
penurunan nilai indeks plak. Menurut Van der Bilt A dkk (2006) dalam Lemos
dkk(2006) dan Koc dkk(2010), tekanan kunyah dapat dipengaruhi oleh kekuatan
otot pengunyahan, geligi, dan tekanan gigit yang bergantung faktor, antara lain
morfologi cranio-facial, umur, jenis kelamin, jaringan periodontal yang
mendukung gigi, temporo mandibular disorder, dan status gigi seperti jumlah dan
posisi gigi, serta ada tidaknya tambalan dan gigi tiruan. Cara mengunyah buah
(menggunakan kedua sisi rahang secara bersamaan) dan jumlah kunyah yang
dikendalikan (sebanyak 32 kali) seperti pada penelitian yang dilakukan juga dapat
mempengaruhi penurunan indeks plak gigi yang terjadi.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa bengkuang 100 g
memiliki nilai rata-rata penurunan indeks plak yang lebih besar dari pada
bengkuang 50 g dan menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
efektivitas mengunyah bengkuang dengan berat 50g dan 100g. Hal ini dapat
terjadi karena kandungan air dan kandungan serat pada buah bengkuang sangat
banyak, yaitu kandungan serat sebesar 5 gram dan kandungan air sebesar 85,10
gram. Selain itu cara mengunyah dan jumlah kunyah yang dikendalikan dapat
mempengaruhi penurunan debris indeks, karena mengunyah akan meningkatkan
jumlah air ludah, juga dipengaruhi oleh kekerasan dari jenis makanan.
5

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
Ramdhani (2007) dan Budiati (2008) yang membuktikan bahwa mengunyah buah
pir dan bengkuang memberikan efek mekanis dalam menurunkan indeks plak
gigi. Menurut Meishi (2011), pir dan bengkuang adalah buah yang mempunyai
sifat sebagai pembersih alami. Kedua buah ini dapat membantu terjadinya self
cleansing dalam rongga mulut, sehingga dapat meningkatkan kebersihan gigi dan
mulut setiap individu.
Menurut Firdaus dkk (2008) dan Ehizele dkk (2009), penurunan indeks
plak dapat terjadi karena mengonsumsi makanan berserat dan padat,
mengakibatkan meningkatnya intensitas dan lama pengunyahan yang dilakukan.
Gerakan mengunyah akan merangsang sekresi saliva yang mengandung agen
antibakteri. Saliva juga dapat menghilangkan sisa-sisa makanan atau membilas
gigi, menetralisasi zat-zat asam yang ada, dan melarutkan komponen gula dari
sisa makanan yang terperangkap dalam sela-sela pit dan fisur permukaan gigi,
namun saliva saja belum mampu menghilangkan plak pada gigi. Lingstrom dkk
(2003) dan Schwartz dkk (2012), menyatakan bahwa sifat mekanis dari
mengunyah makanan berserat membantu menimbulkan efek seperti sikat
(menggerus) yang dapat menghilangkan plak (terutama plak supragingiva) dari
permukaan gigi sebelum mengeras menjadi kalkulus.
Salah satu cara pengontrolan plak adalah dengan mengunyah buah yang
segar dan berserat. Menurut Vaswani (2005) dalam Eka dkk (2007), mengonsumsi
makanan berserat tidak akan bersifat merangsang pembentukan plak, melainkan
berperan sebagai pengendali plak alamiah atau pembersih alamiah pada
permukaan gigi. Pembersihan alamiah ini seperti membantu menyingkirkan
partikel-partikel makanan dan gula selama proses pengunyahan terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Betri DA. Efektivitas 3. Budisuari MA, Oktarina O,
Mengunyah Buah Semangka Mikrajab MA. Hubungan
(Citrullus lanatus) dan Buah pola makan dan kebiasaan
Melon (Cucumis Melo L.) menyikat gigi dengan
Sebagai Self Cleansing kesehatan gigi dan mulut
Terhadap Penurunan Indeks (karies) di Indonesia. Bul
Debris Anak Usia 8-10 Tahun Penelit Sist Kesehat.
Di SD Adabiah Kota Padang. 2010;13(1 Jan).
2017 4. Cahyati, W. H. 2013.
2. Budiati RE. Pengaruh Konsumsi Pepaya (Carica
konsumsi bengkoang papaya) dalam Menurunkan
terhadap penurunan debris Debris Indeks. Jurnal
serta plak indeks, Kesehatan Masyarakat, Vol
perubahan PH saliva, PH 8, No. 2: 127-136.
plak dan penurunan skor plak 5. Darwita, Risqa, Rina, 2011.
lama serta skor plak Efektivitas Program Sikat
baru. Semarang: FKM Gigi Bersama Terhadap
UNDIP; 2008. Resiko Karies Gigi
Pada Murid Sekolah Dasar. J
5

Indon Med Assoc. Vol.61, 10-12 Tahun di SDN Melayu


No.5 2 Banjarmasin. Dentino (Jur.
6. Ehizele AO, Ojehanon PI, Ked. Gigi), Vol II. No 1.
Akhionbare O. Nutrition and Maret 2014 : 39 - 45
oral health. J Postgrad Med. 12. Koc D, Arife D, Bulent B.
2009; 11 (1); 76-82 Bite force and influential
7. Eka C, Eriska R, Feny F. factors on bite force
Perbedaan tingkat kebersihan measurements: a literature
gigi dan mulut antara anak review. Eur J Dent. 2010; 4;
vegetarian dan non vegetarian 223-232.
di Vihara Maitreya Pusat 13. Lemos AD, Flávia RG,
Jakarta. Jurnal Kedokteran Marcia DS, Rafael de LP,
Gigi Indonesia Edisi Khusus Maria BDG. Chewing
PIN IKGA II. 2007; 79-84 performance and bite force in
8. Gathecha G, Anselimo M, children. Braz J Oral Sci.
Peter W, Jared O, Perry S. 2006; 5 (18); 1101-1108.
Dental caries and oral 14. Nurasiki, C., Amirudin. 2017.
health practices The effectiveness of chewing
among 12 year old children apples and yam fruit against
in Nairobi West and Mathira decreasing plaque index a
West District, child in elementary school
Kenya. Pan Afr Med J. 2012; children. Jurnal AcTion,
12;42. Volume 2, Nomor 2,
9. Haida, K.E., Cholil, 15. Magfirah, A., Widodo,
Aspriyanto, D . 2014. Rachmadi, P. 2014. Efektivita
Perbandingan efektivitas Menyikat Gigi Disertai
mengunyah buah pir dan Dental loss Terhadap
bengkuang terhadap Penurunan Indeks Plak.
penurunan indeks plak pada Dentino Jurnal Kedokteran
siswa SDN Gambut 9 Gigi Vol II. No 1. Maret 2014
Kabupaten Banjarmasin. 16. Pengaruh Konsumsi Pepaya
Dentino (Jur. Ked. Gigi), Vol (Carica Papaya) dalam
II. No 1. Maret 2014 : 24 – 28 Menurunkan Indeks Debris
10. Hidayati S, Suyatmi D. pada Anak Usia 10-12 Tahun
Pengaruh Mengunyah Buah di SDN 103 Manado. Jurnal
Apel Dan Jambu Biji Merah e-GiGi (eG), Vol 2, No, 2.
Terhadap Debris Indeks. J 17. Meishi PRL. Hubungan
Kesehat Gigi. 2016;3(2):41- tingkat konsumsi makanan
46 kariogenik dengan karies gigi
11. Hidayat, S., Adhani, R., Area, pada anak sekolah dasar
I. 2014. Perbedaan pH Saliva swasta Muhammadiyah 08
Menggosok Gigi Sebelum Medan tahun 2011. Skripsi.
dan sesudah Mengkonsumsi Medan: FKM USU; 2011. p.
Makanan Manis dan Lengket 6.
Pengukuran Menggunakan 18. Nurhidayah, 2016. Pengaruh
pH Meter pada Anak Usia mengunyah buah naga merah
6

terhadap penurunan plak skor 24. Sabir A. Aktivitas antibakteri


pada siswa SMPN 2 flavonoid propolis trigona sp.
Martapura. Politeknik Terhadap bakteri
Kesehatan Banjarmassin. Streptococcus mutans
19. Huda HH, Aditya G, (in vitro). Jurnal. Vol. 38.
Praptiningsih RS. Efektivitas No. 3 Juli-September 2005.
Konsumsi Buah Apel(Pyus h, 135-141.
Malus) jenis Fuji 25. Sugano N. Biological plaque
terhadap skor plak gigi dan control: novel therapeutic
Ph saliva. Medali J. 2015; approach to periodontal
2(1): 10 disease. J Oral Sci.
20. Karmawati IA, Tauchid SN, 2012; 54(1); 1-5.
Harahap NN. Perbedaan 26. Sitorus E. Perbedaan
Resiko terjadinya Karies Penurunan Skor Plak antara
Baru Pada Anak Usia 12 Mengunyah Buah apel dan
tahun murid SD UKGS dan Mengunyah Buah
SD non UKGS di Pepaya Pada Siswa Kelas VII
Wilayah Kecamatan SMP Negeri 10 Medan.
Cilandak Jakarta Selatan tahu 2014.
n 2011. Jurnal Health 27. Stegeman, C. A., And Davis,
Quality 2012; 2(4); 223-35. J. R., 2005 The Dental
21. Koagouw, M.S., Hygienist Guide to
Mintjelungan, C., International Care,
Pangemanan, D. 2016. Elsevier. Inc, St. Louis.
Perbandingan indeks plak 28. Sondang. 2014 Efektivitas
gigi setelah mengunyah buah Mengunyah Buah Bengkuang
stroberi dan buah apel pada Terhadap PenurunanDebris
siswa SMK Negeri 6 Indeks. Penelitian ini
Manado. Jurnal e-GiGi (eG), dilakukan pada siswa kelas
Volume 4 Nomor 2 III A SD NEGERI 060930
22. Marsh P. Dental Plaque As A Titi Kuning. Vol. 8 No.. 3
Biofilm and A Microbial Januari - April 2014
Community-Implication
For Health. 2006. 29. Warni L. Hubungan perilaku
23. Riyanti E, Chemiawan E, murid SD kelas V dan VI
Rizalda RA. Hubungan pada kesehatan gigi dan
pendidikan penyikatan gigi mulut terhadap status
dengan tingkat kebersihan karies gigi di wilayah
gigi dan mulut siswa dan Kecamatan Deli Tua
siswi Sekolah Dasar Islam Kabupaten Deli
Terpadu (SDIT) Imam Serdang tahun 2009. Tesis.
Bukhari Desa Sayang Medan: Program Magister
Kecamatan Jatinangor Ilmu Kesehatan
Kabupaten Sumedang. Masyarakat FKM USU;
Bandung: FKG Universitas 2009. p . 1,3.
Padjadjaran; 2005. p4
7

30. Widiawati. 2014. Faktor yang


Berhubungan dengan Karies
Gigi Pada Anak Usia 4-6
tahun. Jurnal Berkala
Epidemiologi, Vol. 2, No. 2
Mei 2014: 196–205

Anda mungkin juga menyukai