Anda di halaman 1dari 2

UAS

NAMA : Wina syarfina

Nim. : 12001036

Kelas : PAI 1 A SMESTER 1

Makul : MSI

Dosen pengampu : Dr.H.HERMASYAH,S.Ag

Perdebatan tentang Boleh atau tidak mengucapkan selamat natal menurut ulama.

Majelis ulama indonesia(MUI) pusat belum pernah mengeluarkan ketetapan fatwa tentang
hukum memberikan tahniah atau ucapan Selamat Natal kepada umat Nasrani yang
merayakan.Namun hal ini sering menjadi bahan perdebatan para ulama Atau tokoh islam dalam
dimana ada yang menyatakan haram dan ada yang mengatakan sah sah saja,Walaupun MUI
mengembalikan masalah ini kepada umat Islam untuk mengikuti pendapat ulama yang sudah
ada, sesuai dengan keyakinannya.Menurut saya,MUI sebagai majelis yang menjadi penentu
dalam hal ini harus mengambil langkah dalam menyikapi hal seperti itu,agar tak terjadi
kesimpang siuran dan Benturan antara umat islam.Sedangkan didalam masyarakat sendiri ada
yang didasari argumentasi bahwa hal itu bukan bagian dari keyakinan agama, tetapi sebatas
memberikan penghormatan atas dasar hubungan kekerabatan, bertetangga, dan relasi
antarumat manusia.Dan ada juga yang mengharamkan karena berpadangan Bahwa Baginya
ucapan itu bukan hanya sekedar ucapan.Dia menjadi seorang muslim hanya dengan ucapan,
yaitu dua kalimat syahadat. dan Dia murtad dari agama Islam pun hanya dengan ucapan.Dia
menganggap menikah pun sah hanya dengan ucapan.Jadi,Ini adalah masalah perbedan
pendapat didalam islam yaitu perbedaan ulama yang berbeda beda dalam memandang hal
ini,penyebab dari perbedaan sekaligus perdebatan dalam hal ini di lingkungan kita tidak lain
yakni karena tingkat perbedaan pikiran atau akal manusia dalam memahami nash, cara
menyimpulkan hukum dari dalil syara'.Dan sebab dari perbedaan pendapat para ulama ini tidak
lain adalah argumentasi dan pemahaman ulama itu sendiri bagaimana menyimpulkan dari
berbagai referensi seperti kejadian di zaman nabi,didalam ayat Al-Qur'an,sekaligus penalaran
dalam memahami arti ucapan selamat natal itu sendiri.Akibatnya,Didalam masyarakat menjadi
kebingungan apakah dalam menjalankan keyakinan,apakah hal tersebut bisa menjadikan orang
yang mengucapkannya menjadi musyrik,atau tidak berpengaruh bagi keyakinannya,hal ini tentu
sangat berpengaruh didalam Keharmonisan didalam umat untuk berbangsa dan bernegara
dalam kemajemukan ini.

Anda mungkin juga menyukai