Anda di halaman 1dari 5

RESUME

MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

HERMES PATROBAS PENABEL

20150020
MATAKULIAH STERATEGI PEMBELAJARAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

1. KONSEP DASAR MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

Menurut Uno Hamzah, (2008: 26) menyatakan “Role Playing” (bermain peran)


merupakan suatu model pembelajaran yang memiliki tujuan yakni membantu peserta didik
menemukan jati diri di dunia sosial  serta memecahkan masalah dengan bantuan kelompok.
Kemudian menurut Nurul Ramadhani Makarao (2009:121) menjelaskan bahwa Role
Playing merupkan metode pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk bermai peran
pada skenario tertentu. Peserta didik diberikan kartu peran (role card) untuk dipelajari
kemudian dipraktikkan dalam suatu situasi permainan peran sesuai dengan skenario yang
telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan menurut pendapat dari Moedjiono dan Moh.
Dimyati (1992: 81)  menyatakan bila metode bermain peran ataupun Role Playing yakni
memainkan peran dari peran-peran yang sudah pasti didasarkan pada kejadian terdahulu,
yang mana dimaksudkan untuk menciptakan kembali situasi peristiwa atau sejarah pada masa
lalu. Oleh karena itu role playing merupakan suatu perubahan perilaku seseorang untuk
mengambil peran, baik secara tidak sadar atau mengisi perasan sosial, atau secara sadar untuk
memerankan peran yang di ambil.

1. KELEBIHAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

Model pembelajaran role playing memiliki kelebihan yang dapat di gunakan oleh guru
dalam pembelajaran. Menurut Roestiyah ( 2001 ) sebagai berikut

a. Siswa akan lebih tertarik perhatiannya dalam pelajaran, karena masalah-masalah


sosial sangat berarti untuk siswa
b. Siswa lebih mudah memahami materi atau pun masalah-masalah sosial itu karena
siswa bermain peran sendiri
c. Menumbukan sikat saling pengertian tenggang rasa, toleransi dan cinta kasih
terhadap sesame karena siswa berperan seperti orang lain, maka sisa dapat
menempatkan diri seperti watak orang lain, dapat merasakan perasaan orang lain
dan dapat mengakui pendapat orang lain
d. Menimbulkan diskusi yang hidup, karena merasa menghayati sendiri
permasalahannya
e. Siswa yang tidak bermain peran itu penonton tidak pasif,tetapi aktif mengamati
dan mengajukan saran dan kritik.

Maka dikatakan bahwa model role playing memiliki kelebihan sebagai :

Melibatkan sekuruh siswa berpartisipsi,mempunyai kesempatan untuk


menunjukan kemampuan dalam bekerja sama.siswa juga dapat belajar
menggunakan Bahasa dengan baik dan benar.
2. KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

Model pembelajaran role playing memiliki kekurangan yang dapat di gunakan


oleh guru dalam pembelajaran. Menurut Roestiyah ( 2001 ) sebagai berikut

a. Jika guru tidak menguasai tujuan instruksional pengunaan Teknik ini untuk
sesuatu unit pembelajaran, maka role playingnya juga tidak akan berhasil
b. Dengan role playing jangan menjadi kesempatan untuk menumbukan sifat
prasangka yang buruk, ras diskriminasi, balas dendam dan sebagainya sehingga
menyimpang dari tujuan semula
c. Dalam hubungan antar manusia selalu mempehatikan norma-norma kaidah sosial,
adat istiadat,kebiasaan dan keyakinan seseorang jangan sampai ditinggalkan,
sehingga tidak menyinggung perasaan orang lain
d. Jika guru tidak memahami Langkah-langkah pelaksanaan metode ini, sehingga
akan mengacaukan berlangsungnya role playing, karena memegang peranan atau
penonton tidak tau arah bersama-sama.
Maka dikatakan bahwa model role playing memiliki kelebiha n sebagai berikut :

Metode bermain peranan memerlukan waktu yang relative Panjang atau


banyak.memerlukan kreatifitas dan daya kreasi yan g tinggi dari pihak guru
maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya.kebanyakan siswa yang di
tunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu.

3. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

Dalam menerapakan model pembelajaran role playing Roestiyah (2001) menyatakan


bahwa terdapat 7 langkah model role playing sebagai berikut

1. Pemilihan masalah, guru mengemukakan masalah yang diangkat dari kehidupan


peserta didik agar mereka dapat merasakan masalah itu dan terdorong untuk
mencari penyelasaian
2. Pemilihan peran, memiliki peran yang sesuai dengan permasalahan yang akan di
bahas, mengdeskripsikan karakter dan apa yang harus dkerjakan oleh para pemain.
3. Menyusun tahap-tahap bermain peran, dalam hal ini guru telah membuat dialog
tetapi siswa dapat juga meambahkan dialog sendiri
4. Menyiapkan pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua siswa yang tidak
menjadi peran atau pemain,
5. Pemeranan, dalam tahap ini para peserta didik mulai bereaksi sesuai dengan peran
masing-masing yang terdapat pada skenario bermain peran
6. Diskusi dan evaluasi, mendiskusikan masalah-masalah serta pernyataan yang
muncul dari siswa
7. Pengambilan kesimpulan dari bermain peran yang di lakukan.

4. HASIL PENELITIAN

1. Firosalia Kristin

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kembali penggunaan model pembelajaran role
playing dalam meningkatkan hasil belajar IPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah meta analisis. Penelitian diawali dengan merumuskan masalah penelitian, menelusuri
hasil penelitian yang relevan untuk dianalisis

2. Anak Agung Istri Kristiana Dewi

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran role playing
berbantuan media audio visual terhadap keterampilan berbicara bahasa Indonesia siswa kelas
III SD. Penelitian ini merupakan eksperimen jenis Pre-Eksperimental Designs dengan
rancangan penelitian One-Group Pretest-Posttest Design. Populasi adalah siswa kelas III SD
yang berjumlah 32 orang. Sampel diambil dengan teknik sampel jenuh. Data keterampilan
berbicara bahasa Indonesia siswa dikumpulkan dengan metode tes yaitu tes keterampilan
berbicara.

3. Agus Yulianto

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model
pembelajaran role playing terhadap kepercayaan diri siswa pada pembelajaran matematika.
Penelitian dengan metode eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatif ini dilaksanakan
dikelas VII D dan VII E SMP Nusantara 1 dengan sampel sebanyak 25 siswa di kelas VII D
dan 29 siswa di kelas VII E. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengaruh model
pembelajaran role playing, sedangkan variabel dependen adalah kepercayaan diri siswa
dengan 4 indikator, kemudian disusun dalam bentuk instrumen angket dengan jumlah 32
butir. Instrumen tersebut sudah diuji validitasnya oleh validator ahli.

4. Tiara Fitry, Syafdi Maizora , Rusdi Rusdi

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa
menggunakan model role playing lebih dari hasil belajar matematika siswa menggunakan
pembelajaran ekspositori di SMPN 21 Kota Bengkulu pada pokok bahasan aritmetika sosial.
Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment (Eksperimen semu) dengan desain penelitian
yaitu The Nonequivalent Posttest-only Control Group Design. Instrumen dalam penelitian ini
adalah tes hasil belajar berupa tes akhir (posttest) yang berbentuk tes essay.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang di uraikan di atas maka dapat di simpulkan bahwa:
a. Penerapan model pembelajaran role playing atau bermain peran dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran merencanakan dan mengelolah pertemuan.
Hal ini terlihat partisipasi dan kemauan siswa untuk bermain peran dalam proses
pembelajaran dan dalam menerima materi pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai