Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MINYAK BUMI

SMAN 5 JAYAPURA

DI

S
U
S
U
N

OLEH :

Shintia
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
Minyak Bumi..............................................................................................
Pembentukan Minyak Bumi.......................................................................
Komposisi Minyak Bumi............................................................................
Pengolahan Minyak Bumi..........................................................................
Produk Hasil Pengolahan ...........................................................................
Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil .....................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................


Kesimpulan ................................................................................................
Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi di dunia. Namun, sampai saat ini
masih mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar
minyak di sektor transportasi dan industri. Hal tersebut didukung oleh data dari Global Subsidies
Initiative (GSI) tahun 2013, di mana rata-rata anggaran dana yang dialokasikan untuk subsidi
mencapai 3,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun. Korelasi antara pengadaan
dan penggunaan bahan bakar di Indonesia tidak berbanding lurus, sehingga menyebabkan
terjadinya kenaikan harga bahan bakar yang beberapa tahun ini dirasakan oleh masyarakat
Indonesia. Kenaikan harga minyak mentah dunia memberi dampak yang besar pada
perekonomian nasional, terutama dengan adanya kenaikan harga BBM. Secara langsung
berakibat pada naiknya biaya transportasi, biaya produksi industri dan pembangkitan tenaga
listrik. Dalam jangka panjang impor BBM ini akan makin mendominasi penyediaan energi
nasional apabila tidak ada kebijakan pemerintah untuk melaksanakan penganekaragaman energi
dengan energi terbarukan

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
a. Dapat mengetahui dan mendalami pengetahuan penyusun terkait minyak bumi.
b. Dapat mengetahui hasil pengolahan dari minyak bumi.
c. Dapat mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi bagi kehidupan manusia.
d. Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pembakaran minyak bumi yang
tidak sempurna.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MINYAK BUMI


Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang
paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana,
hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi
mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri
kimia, warna, dan viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau
bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hydrogen dengan rumus
umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per
molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin
ada di dalam campuran tersebut. Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan
disuling menjadi bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34)
akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau
lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi,
misalnya paraffin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari
35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan
dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan
campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala
pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa
negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat
sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak. Sikloalkana, juga dikenal dengan nama
naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada
karbonnya, dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan
alkana tapi memiliki titik didih yang lebih tinggi. Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon
tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin
benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn.
Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat. Beberapa
bersifat karsinogenik. Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan
distilasi fraksional di tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet,
kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai
sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan
oksigen secara eksotermik: 2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol
(oktana) Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti di laboratorium.
Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di
kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok. Pembakaran yang
tidak sempurna dari minyak Bumi atau produk hasil olahannya akan menyebabkan produk
sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit

2.2 Pembentukan Minyak Bumi


Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:
1) Teori Anorganik
Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa
minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan karbonat
dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah menjadi minyak bumi
pada temperatur dan tekanan tinggi.
CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
2) Teori Organik
Teori Organik dikemukakan oleh Engker yang menyatakan bahwa minyak bumi
terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik (mikroorganisme)
dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.

2.3 Komposisi Minyak Bumi


Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
a) Hidrokarbon Jenuh (alkana)
• Dikenal dengan alkana atau parafin
• Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak)
b) Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
• Dikenal dengan alkena
• Keberadaannya hanya sedikit
• Senyawa penyusunnya:
o Etena, CH
Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah yang peroleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental yang pemanfaatannya
harus diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak bumi di Indonesia, terdapat di pantai utara
Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon), Sumatra (Aceh, Riau), Kalimantan (Tarakan, Balikpapan)
dan Irian (Papua). Pengolahan minyak bumi melalui dua tahapan, diantaranya:
a. Pengolahan pertama,Pada tahapan ini dilakukan “distilasi bertingkat memisahkan
fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya
lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya
lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang
disebut sangkup gelembung.
b. Pengolahan kedua, Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan
bertingkat dengan proses sebagai berikut:
1. 1. Perengkahan (cracking)
2. 2. Ekstrasi
3. 3. Kristalisasi
4. 4. Pembersihan dari kontaminas

Bahan bakar gas


Bahan bakar gas terdiri dari LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)
Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri. Elpiji, LPG
(liquified petroleum gas,harfiah: “gas minyak bumi yang dicairkan”), adalah campuran dari
berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah tekanan dan
menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana C3H8 dan
butana C4H10. Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya
etana C2H6 dan pentana C5H12. Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume
elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama.
Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk
memungkinkan terjadinya ekspansi panas dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak
diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila
menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan
temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1. Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan
tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh,
dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar
mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55°C (131 °F).

Akibat yang Disebabkan Oleh Pembakaran Bahan Bakar Fosil


1. Sumber Bahan Pencemaran
2. Pembakaran Tidak Sempurna
3. Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon
(jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida).
4. Pengotor dalam Bahan Bakar
5. Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida
belerang (SO2 atau SO3).
6. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
7. Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4
akan menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.
2. Asap Buang Kendaraan Bermotor
a. Gas Karbon Dioksida (CO2)
Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas
rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan
peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak
diketahui. Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata,
saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas
karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin
(COHb).
CO + Hb → COHb
Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa
ke sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar
daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas
karbon monoksida.
CO + O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi
tubuh. Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Belerang dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran
pernapasan, membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa
sakit. Bila SO3 terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida
belerang dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx.
Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung)
pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan
fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada
mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.
e. Partikel Timah Hitam
Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan
terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel,
seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat
menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.

Pengubah Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor
adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder
dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis
(biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida
bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan
gasnitrogen. katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
Gas-gas racun gas tak beracun Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika
masih ada) dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah katalitik hanya dapat
berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi
antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat
berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi. Produk hasil pengolahan
minyak bumi antara lain : Bahan bakar, napta, gasoline, kerosin, minyak solar, minyak pelumas
dan residu. Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia. Dampak yang ditimbulkan
dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna Pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari
udara dan kadang-kadang mengasilkan partikelpertikel yang menimbulkan asap cukup tebal,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara. Pencemaran lain adalah gas karbon
monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat pada
hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi menurun.

3.2 Saran
Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus berhemat dalam
pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan bensin / bahan bakar
haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya serta cara
memanfaatkan minyak bumi secara bijak: - Menghemat penggunaan BBM dengan menggunakan
transportasi umum. - Mengurangi pemakaian kantong plastik karena plastik merupakan satu di
antara turunan minyak bumi. - Menggunakan sumber energi alternatif yang lebih ramah
lingkungan, misalnya matahari, air, atau angin.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond.2002.Chemistry.edisi ke-7 New York : McGraw Hill


Departemen pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia. Jakarta Balai Pusaka
Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV Media Karya
Putra.
http://sideofardeliaini.wordpress.com/2013/02/24/makalah-minyak-bumi/
http://amboinas.wordpress.com/2009/06/05/makalah-tentang-minyak-bumi/
http://cassanarief.blogspot.com/2012/05/makalah-kimia-tentang-minyak-bumi-dan.html

Anda mungkin juga menyukai