Anda di halaman 1dari 10

Rangkuman Perkuliahan

Nama : Alifebri Raihan Firdaus

Kelas : 2A

Matakuliah : KMB

Dosen : Ns.Asep Solihat, M.Kep.

GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN AKIBAT

PATOLOGIS METABOLIK ENDOKRIN

Gangguan sistem endokrin

Adalah penyakit yang terkait dengan kelenjar endokri n pada tubuh. Sistem endokrin adalah
jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon yang merupakan sinyal kimia yang di keluarkan
melalui aliran darah.

Faktor risiko gangguan sistem endokrin

Ada banyak faktor resiko yang membuat seseorang mengalami gangguan endokrin, yaitu:

Meningkatnya kadar kolestrol


Riwayat keluarga dengan gangguan endokrin
Inaktivitas
Riwayat penyakit terhadap gangguan autoimun
Pola makan yang tidak baik
Kehamilan( pada kasus seperti hipotiroidisme )
Operasi, trauma, infeksi, atau cedera serius yang baru saja terjadi

Penyebab gangguan sistem endokrin

Gangguan endokrin biasanya di kelompokan dalam dua kategori, meliputi:

Kelenjar menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormone endokrin yang di sebut
ketidak seimbangan hormone.
Pembentukan luka (seperti bintil atau tumor) pada sistem endokrin yang dapat atau tidak
memengaruhi kadar hormon.

Gejala gangguan sistem endokrin


Gejala diabetes dapat meliputi:
Haus atau lapar yang berlebih.
Kelelahan.
Sering buang air kecil
Mual dan muntah
Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan
Perubahan pada penglihatan
Akromegali
Adalah gangguan ketika kelenjar pituitarimenghasilka hormon pertumbuhan yang berlebih.
Ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebih, terutama pada tangan dan kaki. Gejala
akromegali biasanya meliputi:
Ukuran bibir, hidung, atau lidah yang terlalu besar
Perubahan struktur tulang muka
Nyeri pada tubuh dan sendi
Suara yang dalam
Kelelahan dan kelemahan
Sakit kepala
Pertumbuhan tulang dan kartilago yang berlebih serta penebalan kulit
Disfungsi seksual, termasuk penurunan libido
Sleep apnea
Gangguan pada penglihatan

Diagnosis gangguan sistem endokrin

Tes darah dan urine untuk memeriksa kadar hormon dapat membantu dokter untuk
menentukan apakah seseorang memiliki gangguan endokrin.

Komplikasi gangguan sistem endokrin :

Kegelisahan atau insomnia (pada banyak kondisi tiroid


Koma(pada hipotiroidisme)
Depresi(pada banyak kondisi tiroid)
Penyakit jantung
Kerusakan saraf
Kerusakan atau gagal pada organ
Kualitas hidup yang tidak baik
Pencegahan gangguan sistem endokrin
Tetap menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan sehat dan banyak berolahraga
Sertakan yodium dalam diet. Ini dapat membantu mencegah masalah tiroid.

A.PEMERIKSAAN TINGKAT DEHIDRASI

1.Pengertian Dehidrasi

Air merupakan komponen terpenting bagi tubuh. Komposisi air yang diperlukan dalam
tubuh sekitar ±60%. Air berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, menjaga kestabilan sistem
organ, membuang racun dan sisa makanan dari dalam tubuh, sebagai media transportasi
nutrisi untuk sel-sel tubuh, dan menjaga kelembapan kulit agar kulit tetap sehat.

Tubuh yang kekurangan cairan akan mengalami dehidrasi. Kondisi ini terjadi jika air yang
keluar tubuh lebih banyak dibanding yang diterima. Biasanya, dehidrasi disertai hilangnya
elektrolit dalam tubuh. Normalnya, air dalam tubuh bisa keluar melalui keringat, napas, air
liur, urine, maupun feses.

Setiap orang, mulai dari bayi hingga dewasa, bisa mengalami dehidrasi. Penyebab utama
dehidrasi pada bayi dan anak-anak adalah diare serta muntah. Meski dua hal ini juga dapat
dialami orang dewasa, masih ada beberapa faktor lain yang menyebabkan dehidrasi.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2015, ada 1,7 miliar kasus diare
di seluruh dunia, yang menewaskan setidaknya 500.000 balita. Salah satu komplikasi diare
adalah dehidrasi, yang menjadi komplikasi dengan jumlah kematian tertinggi. Sebagian
pasien diare akan mengalami dehidrasi, jika tak segera mendapat pertolongan medis.
Sebanyak 50% di antaranya berisiko meninggal. Oleh karena itu, penting untuk mengenal
dehidrasi dengan lebih baik.

2.Gejala

Tanda dan gejala umum dehidrasi ringan dan sedang pada orang dewasa antara lain:

Rasa haus yang berlebih


Mulut dan lidah kering
Kulit kering
Berkurangnya frekuensi buang air kecil
Urine berwarna gelap
Kelelahan
Sakit kepala
Tanda dan gejala umum dehidrasi berat pada orang dewasa adalah:

Kulit sangat kering


Tidak ingin buang air kecil
Pusing
Denyut jantung meningkat
Napas menjadi cepat
Mata terlihat cekung
Merasa mengantuk, kurang berenergi, atau tidak aktif dibanding biasanya

Pingsan atau mengalami penurunan kesadaran, bahkan bisa sampai koma

Berkurangnya tekanan darah

Syok (renjatan), ditandai dengan nadi teraba lemah dan tekanan darah menurun

Tanda dan gejala umum dehidrasi pada bayi atau anak-anak yaitu:

Gelisah atau rewel


Mulut dan lidah kering
Tidak ada air mata ketika menangis
Popok kering selama 3 jam
Cekung pada mata, pipi atau bagian lembut di atas tengkorak
Lesu, mengantuk

3.Penyebab

Diare, muntah:
Dapat menyebabkan hilangnya air dan elektrolit yang luar biasa dalam waktu singkat.
Pada diare yang disertai muntah, dehidrasi akan semakin berat atau progresif. Dehidrasi
yang disebabkan oleh diare menjadi salah satu penyebab utama kematian bayi dan anak di
dunia.

Keringat berlebihan:
Keringat bisa menyebabkan berkurangnya air dalam tubuh. Jika aktivitas fisik Anda tidak
diimbang asupan cairan yang tepat, maka dehidrasi bisa terjadi. Selain itu, cuaca yang
panas dan kelembapan tinggi bisa meningkatkan volume keringat dan cairan keluar dari
tubuh.

Peningkatan intensitas buang air kecil:


Dapat disebabkan karena adanya penyakit kencing manis atau penyakit gula yang tidak
terdeteksi. Obat diuretik dan obat penurun tekanan darah tinggi, dapat menyebabkan
dehidrasi. Sebab, obat-obatan tersebut memang bertujuan untuk memperbanyak urin.

Luka bakar:
Luka bakar dapat menyebabkan rusaknya kulit, jaringan, dan pembuluh darah setempat.
Pembuluh darah yang rusak dapat mengakibatkan keluarnya cairan dan elektrolit.
Semakin luas luka bakar, semakin banyak cairan dan elektrolit yang keluar.

Diagnosis
Dokter bisa menetapkan diagnosis melalui pemeriksaan fisik, tes darah, serta tes urine.
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan fisik berguna untuk mengukur tekanan darah dan nadi. Tekanan darah yang
rendah dan nadi melemah, merupakan salah satu tanda dehidrasi. Kurangnya cairan dalam
darah, berpotensi mempercepat detak jantung yang berakibat meningkatnya aliran darah.
Kondisi ini bisa membuat Anda pusing, bahkan pingsan setelah berdiri. Detak jantung
yang cepat terjadi akibat rendahnya tekanan darah dan melemahnya nadi. Dokter juga
akan memeriksa lidah pasien. Berkurangnya produksi air liur dan cairan lain dalam tubuh,
bisa membuat lidah kering.

Tes darah:
Tes darah diperlukan untuk memeriksa sejumlah faktor penyebab dehidrasi. Pemeriksaan ini
juga berguna untuk mengukur fungsi ginjal dan kadar elektrolit tubuh (natrium dan kalium).
Urinalisis:
Tes pada urine diperlukan untuk menentukan tingkat dehidrasi. Pemeriksaan ini juga bisa
membantu dokter memeriksa tanda-tanda infeksi kandung kemih pasien.

4.Perawatan

Satu-satunya pengobatan yang efektif untuk dehidrasi adalah dengan mengganti

cairan dan elektrolit yang hilang. Pemberian larutan rehidrasi oral atau oralit bisa dilakukan
pada bayi dan anak-anak yang mengalami dehidrasi akibat diare maupun muntah. Larutan ini
mengandung air dan garam dalam komposisi tertentu, yang dapat mengembalikan hilangnya
cairan dan elektrolit.

Sementara itu, pasien dewasa yang mengalami dehidrasi ringan karena diare maupun muntah,
disarankan minum lebih banyak air atau cairan lain. Salah satunya adalah larutan rehidrasi
oral. Ada beberapa cairan yang tidak cocok dikonsumsi sebagai cairan pengganti, yaitu jus
apel, susu, air jahe, serta air kaldu, karena mengandung glukosa terlalu tinggi, atau rendah
natrium. Cairan pengganti yang tidak tepat, malah akan memperburuk kondisi dehidrasi.

Anak-anak dan orang dewasa yang mengalami dehidrasi berat, sebaiknya mendapatkan
perawatan di ruang gawat darurat rumah sakit. Pasien akan mendapat asupan cairan melalui
pembuluh vena (intravena). Sebab, cairan akan cepat diserap tubuh, sekaligus mendorong
pemulihan.

Pasien dehidrasi berat membutuhkan evaluasi laboratorium, selain terapi rehidrasi intravena
yang dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama fokus untuk mengatasi kondisi darurat
dehidrasi, yaitu syok yang memerlukan penanganan segera. Pada tahap ini, pasien bisa
mendapatkan cairan kristaloid isotonik, seperti ringer lactate (RL) atau NaCl 0,9 persen
sebesar 20 mL/kgBB melalui intravena. Sementara itu, tahap kedua lebih berfokus pada
pemeliharaan cairan.

2.PEMERIKSAAN OVENLOAD CAIRAN ATAU EDEMA


Edema adalah penumpukan cairan dalam ruang di antara sel tubuh. Edema dapat terjadi di
seluruh bagian tubuh, namun yang paling jelas terlihat pada lengan atau tungkai. Edema
terjadi saat cairan di pembuluh darah keluar ke jaringan sekelilingnya. Cairan kemudian
menumpuk sehingga membuat jaringan tubuh menjadi bengkak.

Edema ringan tidak berbahaya, tetapi juga dapat menandakan kondisi yang lebih serius,
seperti gagal jantung, gangguan hati, ginjal, serta otak. Oleh karena itu pemeriksaan ke dokter
saat terjadi edema sangat penting guna mencari tahu penyebabnya. Penanganan akan
dilakukan berdasarkan penyebabnya.

Gejala Edema
Gejala yang tampak tergantung dari kondisi dan lokasi jaringan yang bengkak. Edema
ringan karena peradangan bisa tidak menimbulkan gejala. Gejala yang muncul dan dirasa
oleh penderitanya berupa:

Anggota tubuh, misalnya lengan atau tungkai, menjadi bengkak.


Kulit area edema menjadi kencang dan mengkilap.
Jika kulit pada area edema ditekan, maka timbul lubang seperti lesung pipit selama beberapa
detik.
Ukuran perut membesar.
Sesak napas dan batuk bila terjadi edema di paru-paru.
Sulit berjalan karena tungkai terasa lebih berat akibat bengkak.
Edema kaki yang parah dapat mengganggu aliran darah sehingga menimbulkan borok pada
kulit.
Penyebab Edema
Edema terjadi saat cairan di pembuluh darah keluar ke jaringan di sekitarnya, sehingga cairan
menumpuk dan menjadi bengkak. Edema yang ringan biasanya disebabkan karena berdiri
atau duduk terlalu lama, terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kadar garam tinggi,
atau menjelang menstruasi dan selama kehamilan bagi wanita.

Jaringan yang bengkak karena penumpukan cairan juga dapat terjadi karena penyakit yang
serius, di antaranya:

Kekurangan protein albumin. Protein, termasuk albumin, berperan menjaga cairan tetap
berada dalam pembuluh darah. Kekurangan protein dalam darah dapat menyebabkan cairan
di dalam pembuluh darah keluar dan menumpuk, sehingga menimbulkan edema. Contohnya
pada penyakit sindrom nefrotik.
Reaksi alergi. Edema terjadi karena respons tubuh terhadap alergen, di mana cairan di dalam
pembuluh darah keluar ke area tersebut.
Kerusakan pembuluh darah vena pada tungkai. Kondisi ini terjadi pada penyakit insufisiensi
vena kronis yang menyebabkan pembuluh darah vena tungkai terganggu, sehinga cairan
dalam aliran darah menumpuk pada pembuluh darah tungkai dan keluar ke jaringan
sekitarnya.
Gagal jantung. Saat jantung mulai gagal berfungsi, satu atau kedua bilik organ tersebut mulai
kehilangan kemampuan memompa darah secara efektif, sehingga cairan akan menumpuk
secara perlahan dan menimbulkan edema pada tungkai, paru-paru, atau perut.
Penyakit ginjal. Edema dapat muncul karena cairan tidak dapat dibuang melalui ginjal.
Edema dapat terjadi pada tungkai dan sekitar mata.
Gangguan pada otak. Cedera kepala, tumor otak, infeksi otak, atau hambatan cairan pada otak
dapat menyebabkan edema otak.
Luka Bakar. Luka bakar berat juga menyebabkan kebocoran cairan ke jaringan di seluruh
tubuh.
Sama halnya dengan luka bakar, infeksi berat juga dapat menyebabkan kebocoran cairan.
Gangguan sistem aliran getah bening. Sistem aliran getah bening berfungsi untuk
membersihkan cairan berlebih dari jaringan, Kerusakan sistem ini dapat menyebabkan cairan
bertumpuk.
Efek samping obat. Beberapa jenis obat dapat menimbulkan efek samping berupa edema.
Contohnya adalah obat antihipertensi, kortikosteroid, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS),
hormon estrogen, dan obat diabetes.
Pada beberapa kasus, edema terjadi tanpa diketahui penyebabnya secara jelas (edema
idiopati). Edema seperti ini banyak terjadi pada wanita, dan dapat bertambah parah seiring
usia menua.

Diagnosis Edema
Dokter dapat mencurigai seorang pasien menderita edema berdasarkan gejala yang ada.
Sebelum melakukan pemeriksaan, dokter perlu mengetahui terlebih dahulu riwayat medis,
termasuk obat-obatan yang dikonsumsi pasien. Informasi tersebut sangat penting untuk
mengetahui penyebab edema. Selanjutnya, pemeriksaan fisik dapat dilakukan, termasuk
memeriksa tekanan darah, area yang bengkak, serta kondisi hati, ginjal, dan jantung.

Untuk memastikan penyebab edema, tes berikut ini dapat dilakukan, di antaranya:

Tes urine atau urinalisis.


Tes darah, untuk memeriksa fungsi ginjal, hati, atau kadar albumin.
Pemindaian dengan USG, MRI, serta ekokardiografi.
Pengobatan Edema
Penanganan dilakukan sesuai penyebab edema. Kasus yang ringan akan pulih dengan
sendirinya. Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengurangi gejala edema, yaitu:

Menurunkan berat badan jika memiliki berat badan berlebih. Banyak penderita edema
memiliki berat badan berlebih. Dengan menurunkan berat badan secara bertahap, maka
kondisi edema dapat membaik.
Menghindari posisi duduk atau berdiri terlalu lama.
Mengganjal kaki ketika sedang berbaring.
Berolahraga secara teratur, seperti berjalan atau berenang.
Mengurangi asupan garam dalam makanan. Garam dapat meningkatkan
penumpukkan cairan dan memperburuk kondisi edema.
Menggunakan stoking khusus untuk mencegah tungkai bertambah bengkak.
Untuk edema yang lebih parah, penanganan dilakukan dengan obat. Edema yang disebabkan
alergi, maka penderita dapat mengonsumsi obat antialergi untuk mengatasi anggota tubuh
yang bengkak. Sedangkan edema karena kerusakan pembuluh darah akibat gumpalan darah,
dapat diatasi dengan obat pengencer darah. Sementara edema tungkai yang berkaitan dengan
gagal jantung atau penyakit hati, maka dokter memberi obat diuretik untuk meningkatkan
frekuensi buang air kecil. Dengan demikian, cairan dapat kembali mengalir dalam pembuluh
darah

Jika edema terjadi karena efek samping konsumsi obat, maka dokter dapat menyesuaikan
pemberian obat sehingga tidak menimbulkan edema pada penderita. Selain mengurangi
edema, pengobatan terhadap penyakit yang mendasarinya merupakan pengobatan utama,
agak edema tidak terus terbentuk.

Komplikasi Edema
Jika tidak diatasi, edema dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut:

Sulit berjalan.
Rasa nyeri bertambah parah.
Kulit semakin menegang, sehingga menjadi gatal dan tidak nyaman.
Terdapat luka parut di antara lapisan jaringan.
Risiko luka terbuka atau borok kulit semakin meningkat.
Elastisitas pembuluh darah, sendi, dan otot semakin menurun.

3.PEMERIKSAAN KEKURANGAN MINERAL DAN EREKTROLIT

Elektrolit adalah elemen yang penting untuk tubuh. Cairan ini mengontrol berbagai fungsi
fisiologis penting. Elektrolit bisa berupa kalsium, klorida, magnesium, fosfat, kalium atau
sodium. Zat-zat ini terkandung darah, cairan tubuh, dan urine. Berbagai zat tersebut dapat
diperoleh dari makanan, minuman, atau suplemen. Elektrolit harus dipertahankan dalam
jumlah yang seimbang agar tubuh tetap berfungsi dengan baik.

Ketika jumlahnya tidak seimbang, maka berbagai sistem tubuh yang vital dapat terpengaruh.
Gangguan elektrolit terjadi ketika kadar elektrolit dalam tubuh terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Ketidakseimbangan elektrolit yang parah menyebabkan masalah serius seperti koma,
kejang, dan henti jantung.

Gejala Gangguan Elektrolit yang Perlu Diketahui


Gangguan elektrolit ringan mungkin tidak menyebabkan gejala apa pun. Gangguan elektrolit
yang masih tergolong ringan juga masih bisa diatasi dengan banyak minum cairan. Gejala
biasanya mulai muncul jika jumlahnya terpaut jauh. Gejala umum gangguan elektrolit
meliputi:
Detak jantung tidak teratur;

Lelah dan lesu;

Kejang;

Mual dan muntah;

Diare atau sembelit;

Kram perut;

Kram otot atau mengalami kelemahan otot;

Kebingungan;

Sakit kepala;

Mati rasa dan kesemutan.


Kalau kamu mengalami salah satu dari gejala ini dan curiga jika memiliki kelainan elektrolit,
segera periksakan ke dokter. Gangguan elektrolit dapat mengancam jiwa jika tidak segera
ditangani. Sebelum mengunjungi rumah sakit, jangan lupa buat janji dengan dokter melalui
aplikasi Halodoc.

Gangguan elektrolit seringnya disebabkan oleh hilangnya cairan tubuh karena muntah, diare,
atau berkeringat. Kondisi ini dapat berkembang jika seseorang kehilangan cairan akibat
mengalami luka bakar. Obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan gangguan elektrolit.
Sebenarnya, tidak diketahui secara pasti apa penyebab dari gangguan elektrolit. Penyebabnya
dapat bervariasi tergantung pada jenis gangguan elektrolit tertentu

Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Gangguan Elektrolit


Tes darah dapat mengukur kadar elektrolit dalam tubuh. Dokter perlu melakukan
pemeriksaan fisik atau memesan tes tambahan untuk mengkonfirmasi dugaan gangguan
elektrolit. Tes tambahan ini bervariasi tergantung pada kondisi yang dimaksud. Jika
gangguan elektrolit disebabkan oleh jumlah natrium yang terlalu tinggi (hipernatremia),
dokter bisa melakukan tes cubit untuk mendeteksi dehidrasi.

Dokter juga dapat menguji refleks, karena kadar elektrolit yang meningkat dan berkurang
dapat memengaruhi refleks tubuh kita. Elektrokardiogram (EKG) juga dapat dilakukan untuk
memeriksa detak jantung, irama, atau perubahan EKG yang disebabkan oleh masalah
elektrolit.

Nah, untuk mencegah terjadinya gangguan elektrolit, pastikan agar tubuh tetap terhidrasi saat
mengalami muntah, diare, atau banyak berkeringat. Jika gangguan elektrolit disebabkan oleh
obat-obatan atau kondisi-kondisi yang mendasarinya, dokter menyesuaikan obat dan
mengobati penyebabnya. Ini akan membantu mencegah ketidakseimbangan elektrolit di masa
mendatang.

Anda mungkin juga menyukai