DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
REGULER B’19
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmad Nya sehingga tugas
paper ini dapat tersusun hingga selesai. Terimakasih kepada bapak Bona Raja Purba,M.Si
selaku dosen pembimbing mata kuliah Etika Ekonomi, tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-
ide dan waktunya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini dan untuk ke depannya dapat lebih memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi .
Kelompok 10
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................................... 3
1 Pendahuluan ...................................................................................................................................... 5
A. Kesimpulan ................................................................................................................................... 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pendahuluan
Sistem ekonomi merupakan cara yang dipakai oleh suatu negara untuk menyelesaikan
atau menghadapi masalah dalam bidang ekonomi. Setiap negara memiliki sistem yang
berbeda-beda, tergantung dari situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada negaranya. Sistem
ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengatur perilaku masyarakat dalam
melakukan kegiatan ekonomi untuk menraih suatu tujuan. Sistem perekonomian di setiap
negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ideologi bangsa, sifat dan jati diri
bangsa, dan struktur ekonomi. Secara umum sistem ekonomi di bagi menjadi 5 yaitu: Sistem
ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi
campuran. Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah sistem ekonomi pancasila
yang disebut juga demokrasi ekonomi.
5
Tidak terdapat kesenjangan ekonomi antara yang miskin dan yang kaya karena
pendapatan cenderung merata
Tidak terdapat inflasi, pengangguran, dan masalah lain yang terdapat pada sistem
lainnya.
Pemerintah berperan sebagai pengawas sehingga tidak terjadi monopoli oleh pihak
pemerintah.
6
Kekurangan Sistem Ekonomi Komando:
Mobilisasi yang cepat membuat sistem ini dapat menyebabkan kurangnya kebutuhan
masyarakat karena produksi yang dihasilkan tidak selalu didasarkan atas permintaan
masyarakat.
Penjatahan sering menjadi kebutuhan dan solusi.
Ini akan menghambat inovasi dari masyarakat.
Ciri-ciri:
Menerapkan sistem persaingan bebas.
Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi.
Peranan pemerintah dibatasi.
Peranan modal sangat penting.
7
Tindakan selalu berdasar pada prinsip ekonomi sehingga efisiensi dan efektivitas
tinggi.
Kebebasan dalam memproduksikan produk atau jasa menyebabkan persaingan antar
produsen (perusahaan) untuk menghasilkan barang yang bermutu.
Ciri-ciri :
Kebersamaan sosial dan ekonomi masyarakat sepenuhnya diatur secara penuh oleh
Negara.
Segala aktivitas produksi dan distribusi ditentukan oleh Negara.
Individu tidak berhak dalam kepemilikan atas harta benda atau kekayaan, serta
penggunaan, yang sepenuhnya ditentukan oleh Negara.
Hak-hak individu dibatasi dan tidak terdapat kesempatan yang maksimal untuk
berkreasi dan mengadakan kegiatan yang produktif.
8
Segala kebutuhan dan keinginan masyarakat atas suatu barang atau jasa dikontrol dan
di atur serta dikendalikan oleh Negara.
9
Sistem Perekonomian Indonesia
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh Indonesia adalah sistem perekonomian
Pancasila. Sistem pancasila dipilih untuk diterapkan di negara kita karena di dalamnya
terdapat makna demokrasi. Barang barang yang dianggap sangat penting bagi eksistensi
negara dan dibutuhkan banyak orang tidak boleh diserahkan pada pihak swasta. Negara dapat
membuat kebijakan, mengurus, mengatur, mengelola, dan mengawasi produksi strategis
tersebut. Jika kekayaan tersebut dibiarkan begitu saja jatuh pada pihak yang salah maka
kemakmuran masyarakat dalam memanfaatkan kekayaan tersebut sulit terwujud. Ekonomi
Indonesia kini banyak ditopang oleh industri dan perdagangan, dengan fokus mayoritas di
sektor ekspor. Mungkin itu sebabnya pula sekarang Indonesia didorong untuk memasuki
industri 4.0 dan banyak wirausaha yang bermunculan.
10
dikenal sebagai Marshall Plan yang menjadi batu sendi interpen-densi global yang terus
memintai dunia.
Tegaknya suatu etika bisnis dan sehat atau tidaknya iklim bisnis sangatlah ditentukan
oleh sistem sosial politik yang dianut dalam suatu negara. Untuk menjamin suau bisnis yang
baik dan juga beretika, sangatlah di perlukan sosial politik dan ekonomi yang sesuai, dengan
adanya sosial politik maka akan menjamin konsekuensi kegiatan bisnis yang baik, etis dan
fair. Apabila kita mengharapkan suatu bisnis yang baik dan beretika jika tidak ditunjang oleh
sistem sosial politik dan ekonomi yng memungkinkan rasanya sia-sia, karna keduanya harus
seimbang dan keduanya juga saling membutuhkan. Untuk itu pemerintah harus berperan
penting dalam adanya pasar bebas.
3. Pengertian Etika
Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul dari
kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Pengertian etika berbeda
dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Prancis etiquette yang berarti tata cara pergaulan
yang baik antara sesama menusia. Sementara itu etika, berasal dari bahasa Latin, berarti
falsafah moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan
agama. Etika dibedakan menjadi dua jenis (Bertens, 2000):
11
karena pada prakteknya akan lebih fair dan etis dalam praktek bisnis yang baik. Dari segi
moral system ekonomi pasar bebas mengandung beberapa hat yang positif, diantaranya;
Sistem ekonomi pasar bebas menjamin keadilan melalui jaminan perlakuan yang
sama dan fair bagi semua pelaku ekonomi.
Ada aturan yang jelas dan fair, dan karena itu etis. Aturan ini diberlakukan juga secara
fair,transparan,konsekuen, dan objektif. Maka, semua pihak secara objektif tunduk
dan dapat merujuknya secara terbuka.
Pasar memberi peluang yang optimal, kendati belum sempurna, bagi persingan bebas
yang sehat dan fair.
Dari segi pemerataan ekonomi, pada tingkat pertama ekonomi pasar jauh lebih
mampu menjamin pertumbuhan ekonomi.
Pasar juga memberi peluang yang optimal bagi terwujudnya kebebasan manusia.
5. Peran Pemerintah
Syarat utama untuk menjamin sebuah sistem ekonomi pasar yang fair dan adil adalah
perlunya suatu peran pemerintah yang sangat canggih yang merupakan kombinasi dari
prinsip non-intervention dan prinsip campur tangan, khususnya demi menegakan keadilan.
Dengan kata lain, syarat utama bagi terwujudnya sistem pasar yang adil dan dengan demikian
syarat utama bagi kegiatan bisnis yang baik dan etis adalah perlunya suatu pemerintah yang
adil juga. Artinya, Pemerintah yang benar-benar bersikap netral dan tunduk pada aturan main
yang ada, berupa aturan keadilan yang menjamin hak dan kepentingan setiap orang secara
sama dan fair. Maka siapa saja yang melanggar aturan main akan ditindak secara konsekuen,
siapa saja yang dirugikan dak dan kepentingannya akan dibela dan dilindungi oleh
pemerintah terlepas dari stastus social dan ekonominya.
Pemerintah adalah bumper yang berfungsi untuk menjaga tatanan masyarakat yang
harmonis. Demi fungsi ini, dalam situasi yang satu pemerintah tidak perlu ikut campur tangan
karena campur tangan dalam situasi tersebut berarti pelanggaran atas keadilan, tetapi dalam
situasi yang lain pemerintah dituntut untuk campur tangan secara minimal atau seperlunya
saja. Pada situasi yang lain lagi pemerintah malah dituntut untuk ikut campur tangan secara
luas. Karena itu, walaupun fungsi pemerintah hanya bersifat minimal saja, sesungguhnya
fungsi ini juga bersifat efektif. Efektif dalam pengertian bahwa pemerintah benar-benar
efektif menjalankan fungsinya untuk menjaga kepastian hukum dan menegakkan keadilan
secara sama bagi semua warga negara tanpa pandang bulu. Fungsi pemerintah sebagai
bumper ini sangat penting karena manusia mempunyai kepentingan yang beragam. Mereka
12
bisa saja berkolusi untuk mengahancurkan mekanisme alamiah pasar bebas demi kepentingan
mereka dengan mengorbankan kepentingan pihak lain atau kepentingan bersama. Mereka
bahkan bisa saling menggilas satu sama lain. Dalam kerangka model yang ideal fungsi
pemerintah memang minimal saja. Tetapi bersamaan dengan itu pemerintah mempunyai
tugas untuk mengurangi bahkan menghapus praktik-praktik yang mengarah pada monopoli
dan hak istimewa dengan akibat merugikan pihak lain.
Dalam hal ini, tidak berarti bahwa pemerintah hanya ikut campur tangan kalau
mekanisme pasar tidak jalan. Sebaliknya, pemerintah selalu ikut secara aktif dalam
mekanisme pasar, seperti seorang wasit yang aktif mengamati dan berlari seiring dengan
dinamika permainan. Pemerintah secara terus menerus berfungsi untuk menjaga agar mesin
pasar bebas itu berjalan baik, tanpa perlu menjadi dominan. Tangan pemerintah diperlukan
antara lain untuk melindungi industri yang masih bayi dan dalam tahap pertumbuhan dari
serbuan pesaing industri negeri maju. Namun proteksi dilakukan hanya pada barang
konsumsi yang di produksi di dalam negeri, bukan barang modal, karena produksi barang
modal seperti mesin-mesin produksi, membutuhkan kapital lebih banyak dan teknologi lebih
tinggi, serta tetap harus diimpor dari luar.
Pasar monopoli adalah pasar di mana sebuah penjual tunggal menguasai pasar atau
monopolis, berkuasa untuk menentukan harga, dan tidak punya barang sejenis yang hampir
sama. Monopoli secara bahasa berasal dari bahasa Yunani yaitu monos dan polein. Pada
pasar monopoli, tidak terdapat barang lain yang sejenis dan tidak ada pesaing bagi sebuah
perusahaan. Penjual pada pasar monopoli disebut monopolis yang merupakan pihak tunggal.
Monopolis mempunyai kekuasaan dan menguasai pasar untuk menentukan harga. Pedagang
13
monopolis tidak mengkhawatirkan persaingan. Dalam sistem ekonomi, pesaing monopolis
membuat barang sejenis sebagai barang substitusi produk yang akan dijual, atau sebagai
barang alternatif pengganti yang tidak sama persis, sehingga menjadi pengganti yang tidak
sempurna. Monopolis mendapat kesan tidak baik karena keuntungan yang lebih dari normal.
b. PT KAI, yang sampai sekarang belum ada pesaing atau perusahaan yang sejenis
14
Dampak positif pasar monopoli
1. Peningkatan inovasi
2. Persaingan sehat
3. Memberikan dorongan produsen lain untuk bersaing
4. Memberikan kemudahan bagi masyarakat
Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli
a. Perusahaan memiliki sumber daya eksklusif (lain dari yang lain). Perusahaan
memiliki dan menguasai sumber daya yang tidak dimiliki dan dikuasai perusahaan
lain. Ini berarti hanya perusahaan tersebutlah yang bisa menghasilkan barang yang
dimaksud. Dengan demikian, hanya perusahaan ini yang bisa menjual produk tersebut
dipasar.
b. Adanya skala ekonomis. Perusahaan yang akan memasuki suatu jenis usaha harus
memperhatikan keuntungan yang akan didapat dari operasionalnya. Bila kesempatan
terbuka dan peluang mendapat keutungan ada, pengusaha akan membuka usahanya
dibidang tersebut. Akan tetapi, meskipun kesempatan memasuki bidang usaha
tersebut terbuka lebar, selain perusahaan yang sudah ada, tetapi kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu relatif sangat kecil bahkan mungkin
tidak ada karena peluang pasar yang sempit, biaya investasi yang besar dan biaya-
biaya tak terduga lainnya.
c. Kebijakan pemerintah. Pemerintah dapat memberikan hak monopoli kepada
pengusaha untuk menghasilkan produk tertentu yang dianggap penting bagi
pemasukan negara dan mendukung pemasokan pangan bagi masyarakat atau dalam
rangka melindungi industri dalam negeri.
d. Amanat UUD. Di Indonesia, UUD 1945 pasal 33 mengamanatkan bahwa negara
menguasai segala hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan mengelolanya
agar dapat didistribusikan ke seluruh lapisan masyarakat. Negara menguasai dalam
bentuk atau melalui perusahaan negara yang ditunjuk untuk mengelolanya dengan
ketentuan harga dan kebijakan pemasaran berada ditangan pemerintah (Gremillion,
1981).
5.2 Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar yang antara perusahaanya terdapat ketergantungan.
Sehingga masing-masing perusahaan tidak dapat mengubah harga seenaknya. Dapat diartikan
15
juga yaitu keadaan di mana pasar hanya terdapat beberapa penjual yang saling bersaing
dengan jumlah pembeli yang banyak.
Terdapat sedikit penjual karena dibutuhkan investasi yang besar untuk masuk
kedalam pasar
Jumlah penjual yang sedikit membuat penjual dapat mengendalikan harga dalam
tingkat tertentu
16
5.3 Pasar Monopoli dan Etika
Pasar Monopoli Pasar monopoli berasal dari bahasa Yunani ,monos, satu dan polein,
menjual adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai
pasar. Jadi monopoli adalah kondisi pasar di mana hanya ada satu pelaku bisnis atau
perusahaan yang menjualproduk atau komoditas tertentu dan ada hambatan bagi perusahaan
atau pelaku bisnis untuk masuk ke dalam bisnis tersebut. Penentu harga pada pasar ini adalah
seorang penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”. Monopoli adalah suatu situasi
dalam pasar di mana hanya ada satu atau segelintir perusahaan yang menjual produk atau
komoditas tertentu yang tidak punya pengganti yang mirip dan ada hambatan bagi perusahaan
atau pengusaha lain untuk masuk dalam bidang industri atau bisnis tertentu. Dengan kata lain,
pasar dikuasai oleh satu atau segelintir perusahaan, sementara pihak lain sulit masuk di
dalamnya. Karena itu, hampir tidak ada persaingan berarti.
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam kaitan dengan ketimpangan ekonomi
yang ditimbulkan oleh praktek monopoli:
Etika bisnis begitu sangat penting dilakukan terutama dalam mengatur hubungan bisnis
dengan para pihak yang terkait, baik dengan alam, lingkungan, perusahaan dan perorangan.
Berbisnis dengan tidak mengindahkan etika tentu saja akan berakibat ketidakadilan,
malapetaka dan kehancuran, atau paling tidak ada pihak yang dirugikan karena perilaku
curang. Kemajuan sains dan teknologi serta semakin modern umat manusia ternyata tidak
selalu seiring dan sejalan dengan perilaku umat manusia yang beradab. Kita tidak dapat
menutup mata, dewasa ini dalam kondisi manausia semakin modern, muncul kecenderungan
17
perilaku dan tindakan manusia semakin jauh dari beradab, tidak terkecuali dalam prilaku dan
tindakan ekonomi.
Sternberg dan Ruzgis (1994) mendefinisikan etika bisnis sebagai suatu bidang filosofi
yang berhubungan dengan pengaplikasian ethical reasoning terhadap berbagai praktik dan
aktivitas dalam berbisnis. Dalam kaitan ini, etika bisnis merupakan upaya untuk mencarikan
jalan keluar atau paling tidak mengklarifikasikan berbagai moral issues yang secara spesifik
muncul atau berkaitan dengan aktivitas bisnis tersebut. Dengan demikian prosesnya dimulai
dari analisis terhadap the nature and presuppositions of business hingga berimplikasi sebagai
prinsip-prinsip moral secara umum dalam upaya untuk mengidentifikasi apa yang “benar” di
dalam berbisnis. Sternberg dan Ruzgis (1994) memberikan argumen bahwa prinsip-prinsip
moral ini akan menjadi kriteria di dalam menilai berbagai tingkah laku bisnis yang dianggap
acceptable, yang akan diaplikasikan secara konsisten oleh seluruh pelaku bisnis, di mana dan
kapan saja.
Terdapat lima prinsip yang dijadikan titik tolak dan pedoman dalam berperilaku oleh para
pelaku bisnis, diantaranya adalah :
1. Prinsip otonomi yang menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, sekaligus
tanggung jawab.
2. Prinsip kejujuran yang menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa
yang dikatakan dan apa yang dikatakan adalah apa yang dikerjakan.
3. Prinsip keadilan yang menanamkan sikap memperlakukan semua pihak terkait secara
adil dan tidak membeda-bedakan.
4. Prinsip saling menguntungkan yang menanamkan kesadaran bahwa dalam bisnis
diperlukan suatu win-win solution agar semua pihak tetap merasa diuntungkan.
5. Prinsip integritas moral yang merupakan prisnip untuk tidak merugikan orang lain
dalam segala jenis pengambilan keputusan dan tindakan bisnisnya.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan dalam perekonomian tidak perlu di atur oleh pemerintah. apabila setiap
individu dalam masyarakat diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi yang di
inginkan mereka ,maka kebebasan untuk mewujudkan efesiensi yang tinggi dalam kegiatan
ekonomi akan mewujudkan pertumbuhan akan ekonomi yang teguh dan mantap. Pemerintah
juga dituntut ikut campur tangan dalam perekonomian karena kalau perputaran pasar tanpa
aturan maka pasar akan tidak stabil dengan banyaknya muncul monopoli pasar. Idealnya
pasar adalah pasar persaingan sempurna yang mana para pelaku pasar sama-sama bebas
dalam melakukan perekonomian. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi
kebutuhan dari masyarakat itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan etika bisnis berdasarkan sudut
pandang ekonomi, yakni bisnis yang dapat dikatakan baik apabila bisnis yang menghasilkan
keuntungan tanpa ada pihak yang dirugikan.
19
DAFTAR PUSTAKA
DKK, A. T. (2021). IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS, KONSEP PRODUKSI, EFESIENSI. Ekonomi dan
Keungan Islam.
Hidayatullah, I. (2019). PERAN PEMERINTAH DALAM STABILITAS EKONOMI PASAR. Jurnal Ekonomi
Islam, 183-208.
Prihatminingtyas, B. (2019). Etika Bisnis Suatu Pendekatan dan Aplikasinya. Malang: CV IRDH.
20