Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman dan
islam. Salawat dan doa keselamatanku terlimpahkan selalu kepada Nabi Agung
Muhammad Saw berserta keluarga dan para sahabat-sahabat Nabi semuanya.

Alhamdulillah karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan


tugas makalah  ini. Adapun maksud dan tujuan kami disini yaitu  menyajikan beberapa
hal yang menjadi materi dari makalah kami. Makalah  ini membahas “ Pendekatan
Pragmatik, Pendekatan Komunikatif, Pendekatan Integratif”. Makalah ini
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti untuk para pembacanya.

Kami menyadari bahwa didalam makalah kami ini masih banyak kekurangan ,
kami mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah kami agar lebih
baik dan dapat berguna semaksimal mungkin. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan dan penyempurnaan
makalah ini.

Sidomulyo, 18 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................. 4
1.3 Tujuan..................................................................................................................... 4

BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pendekatan Pragmatik......................................................................... 5
2.2. Pengertian Pendekatan Komunikatif..................................................................... 6
2.3. Pengertian Pendekatan Integratif........................................................................... 8

BAB III : KESIMPULAN


3.1. Kesimpulan............................................................................................................ 9
3.2. Saran...................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mengajar merupakan salah satu tugas utama seorang guru. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, seorang guru memerlukan pedoman yang dijadikan pegangan agar apa yang
dilakukannya sesuai dengan kebijakan pemerintah, dalam hal ini kebijakan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan di dalam proses
belajar mengajar, pegangan guru yang utama ialah kurikulum. Kurikulum disusun
berdasarkan suatu pendekatan yang dilandasi pandangan atau filsafat tertentu.
Perubahan kurikulum dilakukan untuk menyesuaikan program pendidikan dengan
kebutuhan masyarakat/pembangunan, serta meningkatkan mutu pendidikan. Dalam beberapa
dasawarsa ini telah terjadi beberapa kali perubahan pendekatan dalam dunia pembelajaran,
termasuk di dalamnya dunia pembelajaran bahasa. Salah satu perkembangan yang terjadi di
dalam pembelajaran bahasa ialah munculnya pendekatan yang dilandasi oleh filsafat
pendidikan bahasa terpadu. Dengan munculnya pendekatan tersebut di atas, maka
bertambahlah khasanah dalam dunia pendidikan khususnya masalah pembelajaran
bahasa. Dalam pembelajaran bahasa terdapat istilah yang selalu dipakai, yaitu: Pendekatan,
metode, dan teknik. Ketiga istilah tersebut mempunyai hubungan secara hirarki. Hubungan
ini menggambarkan bahwa teknik merupakan suatu hasil dari metode yang selalu konsisten
dengan pendekatan.
Perubahan yang terjadi termasuk di dalamnya pendekatan dalam bidang Bahasa
Indonesia, sehingga kita mengenal berbagai macam pendekatan, seperti pendekatan
pragmatik, pendekatan komunikatif, dan pendekatan itegratif.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pendekatan pragmatik ?
2. Apa pengertian pendekatan komunikatif ?
3. Apa pengertian pendekatan integratif ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan pragmatik
2. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan komunikatif
3. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan integratif
4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendekatan Pragmatik


Pendekatan pragmatik termasuk salah satu pendekatan komunikatif yang mulai
digunakan dalam pengajaran bahasa sejak munculnya penolakan terhadap paham
behaviorisme melalui metode drill-nya. Pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa
dirintis oleh Michael Halliday dan Dell Hymes. Hymes menciptakan
istilah communicative competence, yaitu kompetensi berbahasa yang tidak hanya
menuntut ketepatan gramatikal, tetapi juga ketepatan dalam konteks sosial.
Pengikut sertaan anak-anak dalam latihan komunikasi itu amat penting pengajaran
bahasa. Anak-anak dengan tingkat pembangkitan input yang tinggi (high input
generating) memperoleh kemampuan berbahasanya dari bertanya, menjawab,
menyanggah, dan beradu argumen dengan orang lain. Anak-anak yang lambat belajar,
berarti ia juga pasif dalam berlatih berbahasa nyata atau pasif dalam berkomunikasi
menggunakan bahasa.
Inti dari temuan itu adalah bahwa keaktifan anak-anak di kelas dalam pembelajaran
bahasa perlu dilakukan melalui aktivitas berlatih berujar secara nyata. Penelitian-
penelitian itu pada akhirnya menghasilkan sejumlah hipotesis baru tentang pembelajaran
bahasa. Secara umum ada korelasi antara perilaku aktif ini dengan perolehan belajar anak.
Dengan kata lain, hasil penelitian dalam bidang pengajaran bahasa menyarankan adanya
program pengajaran bahasa yang menekankan pada pembangkitan input anak-anak
(latihan bercakap-cakap, membaca, atau menulis yang sebenarnya).
Penggunaan pendekatan pragmatik dalam pengajaran Bahasa Indonesia juga didasari
oleh prinsip bahwa guru mengajarkan bahasa Indonesia sebagai sebuah keterampilan,
antara lain pengintegrasian antara bentuk dan makna, penekanan pada kemampuan
berbahasa praktis, dan interaksi yang produktif antara guru dengan siswa. Prinsip pertama
menyarankan agar pengetahuan dan keterampilan berbahasa yang diperoleh, berguna
dalam komunikasi sehari-hari (meaningful). Dengan kata lain, agar dihindari penyajian
materi (khususnya kebahasaan) yang tidak bermanfaat dalam komunikasi sehari-hari,
misalnya, pengetahuan tata bahasa bahasa Indonesia yang sangat linguistis.
Melalui pengajaran bahasa Indonesia, siswa diharapkan mampu menangkap ide yang
diungkapkan dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis, serta mampu
mengungkapkan gagasan dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

5
Penilaian hanya sebagai sarana pembelajaran bahasa, bukan sebagai tujuan. Diharapkan
agar di kelas terjadi suasana interaktif sehingga tercipta masyarakat pemakai bahasa
Indonesia yang produktif. Tidak ada peran guru yang dominan. Guru diharapkan sebagai
“pemicu” kegiatan berbahasa lisan dan tulis. Peran guru sebagai orang yang tahu atau
pemberi informasi pengetahuan bahasa Indonesia agar dihindari.
Ciri lain yang menandai adanya penggunaan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran
keterampilan berbicara adalah penggunaan konteks tuturan. Hal ini dimaksudkan agar
peserta didik memperoleh gambaran penggunaan bahasa Indonesia dalam konteks dan
situasi yang nyata.
Konteks adalah sesuatu yang menjadi sarana pemerjelas suatu maksud. Sarana itu
meliputi dua macam, yaitu: berupa bagian ekspresi yang dapat mendukung kejelasan
maksud; dan berupa situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. Konteks yang
berupa bagian ekspresi yang dapat mendukung kejelasan maksud disebut koteks (co-text),
sedangkan konteks yang berupa situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian disebut
konteks (contex) (Rustono 1999:20).
Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan
pendekatan pragmatik sebagai inovasi dalam pengajaran keterampilan
berbicara siswa dimaksudkan untuk melatih dan membiasakan siswa untuk berbicara
sesuai dengan konteks dan situasi tutur senyatanya sehingga siswa dapat memperoleh
manfaat praktis untuk diterapkan dalam peristiwa komunikasi sehari-hari.

2.2. Pengertian Pendekatan Komunikatif

a. Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran


bahwa kemampuan menggunakan Bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan yang
harus dicapai dalam pembelajaran Bahasa (Zuchdi, 1997).
b. Menurut Dell Hymes, pendekatan komunikatif merupakan Penguasaan secara naluri
yang dipunyai seorang penutur asli untuk menggunakan dan memahami bahasa secara
wajar dalam proses berkomunikasi atau berinteraksi dan dalam hubungannya dengan
konteks sosial.
c. Pendekatan yang mendasarkan pandangannya terhadap penggunaan bahasa sehari-
hari secara nyata (M. Soenardi Dwiwandono, 1996).
Maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan
yang bertujuan untuk membuat kemampuan untuk berkomunikasi sebagai tujuan

6
pembelajaran bahasa dan mengembangkan prosedur-prosedur bagi empat keterampilan
berbahasa, yang mencakup menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dan mengakui
saling ketergantungan bahasa dan komunikasi, dan bahasa yang dimaksud dalam konteks
ini tentu saja bahasa Indonesia.
Strategi belajar-mengajar dalam pendekatan komunikatif didasarkan pada cara belajar
siswa aktif, yang sekarang dikenal dengan istilah Student Centered Learning (SCL). Cara
belajar aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey Learning by Doing (1854—
1952) (lihat Pannen, dkk.2001:42).
Dewey sangat tidak setuju dengan rote learning ‘belajar dengan menghafal’. Dewey
menerapkan prinsip-prinsip learning by doing, yaitu siswa perlu terlibat dalam proses
belajar secara spontan/ siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar-mengajar,
penerapannya sebagai berikut :
a. Tujuan pembelajaran bahasa adalah mengembangkan kemampuan pelajar
b. untuk berkomunikasi secara langsung dengan menggunakan bahasa target dalam
konteks komunikasi yang sesungguhnya atau dalam situasi kehidupan yang nyata
(real).
c. Hal yang mendasar dari pendekatan komunikatif ini adalah kebermaknaan dari setiap
bentuk bahasa yang dipelajari dan keterkaitan bentuk, ragam, dan makna bahasa dengan
situasi dan konteks berbahasa itu.
d. Dalam proses belajar-mengajar siswa bertindak sebagai komunikator yang berperan
aktif dalam aktivitas komunikasi yang sesungguhnya, sedangkan pengajar memprakarsai
dan merancang berbagai pola interaksi antarsiswa,dan berperan sebagai fasilitator.
e. Aktivitas dalam kelas diwarnai secara nyata dan dominan oleh kegiatan–kegiatan
komunikasi, bukan latihan-latihan manipulatif dan peniruan-peniruan tanpa makna.
f. Materi yang disajikan bervariasi, tidak hanya mengandalkan buku teks, tetapi lebih
ditekankan pada bahan-bahan otentik (berita koran, menu, iklan, dan sebagainya). Dari
bahan-bahan tersebut, pemerolehan bahasa pelajar diharapkan meliputi bentuk, makna,
fungsi, dan konteks sosial.
g. Penggunaan bahasa pertama dalam kelas tidak dilarang sama sekali, tetapi alangkah
baiknya dikurangi.
h. Dalam pendekatan komunikatif, kesiapan siswa ditoleransi untuk mendorong
keberanian berkomunikasi.

7
2.3. Pengertian Pendekatan Integratif
Pendekatan Integratif dapat dimaknakan sebagai pendekatan yang menyatukan
beberapa aspek ke dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan
antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi
diintegrasikan. Misalnya, mendengarkan diintegrasikan dengan berbicara dan menulis.
Menulis diintegrasikan dengan berbicara dan membaca. Materi kebahasaan diintegrasikan
dengan keterampilan bahasa. Integratif antarbidang studi merupakan pengintegrasian
bahan dari beberapa bidang studi. Misalnya, bahasa Indonesia dengan matematika atau
dengan bidang studi lainnya.
Pembelajaran kosakata dan struktur harus selalu dikemas dalam konteks pemakaian
yang sesungguhnya, setiap aspek bahasa diajarkan dalam payung tema tertentu, dengan
mengacu pada tema, pembelajaran bahasa Indonesia sebenarnya dapat diintegrasikan
dengan bidang studi (lintas bidang studi).
Penerapan pendekatan itegratif dalam pembelajaran bahasa Indonesia, integratif
interbidang studi lebih banyak digunakan. Saat mengajarkan kalimat, guru tidak secara
langsung menyodorkan materi kalimat ke siswa tetapi diawali dengan membaca atau yang
lainnya. Perpindahannya diatur secara tipis. Bahkan, guru yang pandai mengintegrasikan
penyampaian materi dapat menyebabkan siswa tidak merasakan perpindahan materi.
Integratif sangat diharapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pengintegrasiannya
diaplikasikan sesuai dengan kompetensi dasar yang perlu dimiliki siswa. Materi tidak
dipisah-pisahkan. Materi ajar justru merupakan kesatuan yang perlu dikemas secara
menarik.

8
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Penggunaan pendekatan pragmatik tersebut, siswa diharapkan
dapat berbicara dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan kalimat yang efektif
sesuai konteks dan situasi tutur. Artinya, pilihan kata dan struktur kalimat yang
digunakan dalam berbicara sangat ditentukan oleh konteks dan situasi tutur yang telah
ditentukan oleh siswa. Pendekatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk
memilih dan menentukan pokok pembicaraan yang hendak diceritakan, sedangkan
guru hanya memberikan rambu-rambu sebagai pedoman bagi siswa dalam berbicara.
Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk
membuat kemampuan untuk berkomunikasi sebagai tujuan pembelajaran bahasa dan
mengembangkan prosedur-prosedur bagi keterampilan berbahasa, yang mencakup
menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dan mengakui saling ketergantungan
bahasa dan komunikasi.
Pendekatan Integratif dapat dimaknakan sebagai pendekatan yang menyatukan
beberapa aspek ke dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan
antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi
diintegrasikan. Integratif antarbidang studi merupakan pengintegrasian bahan dari
beberapa bidang studi.

3.2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena
itu kami senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah kami berikutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://tricahyananugraha1993.blogspot.com/2013/03/makalah-pendekatan-komunikatif-
dan.html
http://odazzander.blogspot.com/2011/10/pragmatik-dalam-pengajaran-bahasa.html
Brown, Gillian dan Yule. 2001. Analisis Wacana. (Terjemahan  I Soetikno). Jakarta: PT Gramedia.
Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip - Prinsip Pragmatik. (Terjemahan M.D.D. Oka). Jakarta: Indonesia
University Press.

10

Anda mungkin juga menyukai