Anda di halaman 1dari 2

AI-Kindi (188‒260 H) Al-Kindi bernama lengkap Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah

(sekarang salah satu kota di Irak) tahun 188 Hijriah dan wafat di Bagdad pada 260 H. Berkat
kontribusinya di bidang filsafat, Al-Kindi tersohor dengan julukan filsuf Arab. Di antara buku-
buku terkenal karangan Al-Kindi adalah Kitab Al-Kindi ila Al-Mu’tashim Billah Fi Al-Falsafah Al-
Ula, Kitab Al-Falsafah Ad-Dakhilat wa Al-Masa’il Al-Manthiqiyyah wa Al-Muqtashah wa Ma
Fawqa Al-Thabi’iyyah, Kitab fi An-Nahu La Tanalu Al-Falsafah Illa Bi ‘ilm Al-Riyadhiyyah, dan lain
sebagainya.

Ibnu Al Haitham ia dikenal sebagai bapak optik modern. Al haytham berhasil menjelaskan
bagaimana cara kerja optik mata manusia dalam menangkap gambar secara detail. Ia juga
memberikan kontribusi dengan melakukan penelitian terhadap lensa, cermin dan dispresi
cahaya. Karyanya yang terkenal adalah kitab al manazir (the book of optics) yang hingga kini
diakui sebagai rujukan ilmu optik. Kitab al-Manazir menjelaskan teori tentang pembiasan
cahaya. Di dalamnya, al-Haitham menjelaskan ihwal eksperimen yang dilakukannya dalam
memilah cahaya putih menjadi warna-warni pelangi. Ia juga berjasa besar dalam menjelaskan
penggunaan dan mekanisme kerja lensa cembung (convex), khususnya untuk memperbesar
objek yang dilihat. Prinsip convex yang ditemukan al-Haitham pada abad ke-13 digunakan untuk
membuat kacamata.

Jabir Al Hayyan adalah seorang ahli kimia yang berasal dari iran. Ia berhasil melarutkan emas
dan menemukan asam kuat seperti asam sulfat, hidroklorit dan nitrat. Ia mengembangkan
secara ilmiah dua operasi utama kimia, yaitu kalnikasi dan reduksi kimia. Ia juga memperbaiki
metode penguapan, sublimasi, peleburan, dan kristalisasi. Beberapa buku hasil karangannya
masih menjadi rujukan hingga sekarang mencakup Kitab At-Tajmi', Az-Zi’baq As-Syarqi, Kitab Ar-
Rahmah, dan lain sebagainya.

Ibnu Sina ia adalah seorang filsuf yang terkenal di dunia medis bahkan dijuluki sebagai bapak
kedokteran modern. Pada usia 17 tahun, ia menjadi amat terkenal dan dipanggil untuk
mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur. Ibnu Sina menulis lebih dari 200 buku dan di
antara karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanūn Fi At-Thibb, Buku ini memiliki beberapa isi
pokok bahasan. Yang pertama mengenai definisi ilmu kedokteran yang disertai dengan
penjelasan detail mengenai organ dari tubuh manusia. Selanjutnya pada pokok bahasan kedua,
menjelaskan tentang jenis-jenis obat dan berbagai hal yang yang berkaitan dengan obat-
obatan. Dan pada pokok bahasan yang ketiga, membahas mengenai penyakit yang diderita oleh
penduduk Khwarezmia, yang di dalamnya dijelaskan pula sebab, gejala, dan cara mengobati
penyakit tersebut. Pada pokok bahasan yang keempat, menjelaskan tentang pengamatan
penyakit yang tidak spesifik pada organ tertentu, sepertidemam, dan pada pokok bahasan
kelima dibahas beberapa hal yang menjelaskan mengenai obat-obatan dan cara meraciknya.
seperti ibnu sina, Al Zahrawi juga berkutat di dunia medis. Ia adalah bapak ilmu bedah modern
yang berhasil mengenalkan catgut (benang) sebagai alat untuk menutup luka. ia juga
memperkenalkan alat-alat baru lainnya, seperti pisau bedah, sendok bedah, retractor, pengait,
surgical rod, specula, bone saw, plaster, dan masih banyak lagi. Selain itu, ia juga menyusun
buku At-tasrif Liman Ajiza an at-Ta'lif yang menjadi rujukan dokter hingga sekarang. Di
dalamnnya, Al Zahrawi memaparkan kurang lebih 200 peralatan bedah, termasuk 26 alat hasil
temuannya itu, ia juga mengupas bermacam teknik dalam operasi bedah. Di atas lembar-
lembar Al-Tasrif pula, ia mengklasifikasikan 325 macam penyakit beserta gejala dan cara
pengobatannya.

Ahmad Ibnu Tulun, Ia adalah orang pertama yang mencetuskan perawatan medis modern
berupa rumah sakit Al Fustat di Kairo, Mesir. Ia menyediakan layanan kesehatan gratis bagi
orang yang membutuhkan. Rumah sakit yang dibangun pada abad ke-9 tersebut sudah memiliki
manajemen perawatan yang modern, rinci dan maju. Al Fustat telah menjadi pusat pengobatan
di Mesir hingga enam abad lamanya. Ia terdiri dari beberapa bangsal untuk pasien umum, serta
bangsal khusus untuk perawatan pasien dengan gangguan kejiwaan. Al Fustat dikenal memiliki
reputasi apik di seluruh dunia dan menjadi acuan dalam perawatan terhadap pasien gangguan
jiwa.

Al Khawarizmi merupakan ahli matematika islam yang dikenal sebagai penemu al jabar. Karya
pertama beliau dipublikasikan dalam buku al-Jabar (Al-Kitab al-mukhtaṣar fi ḥisab al-jabr wa-l-
muqabala), buku tersebut merupakan buku pertama yang menjelaskan solusi sistematik dari
linear dan notasi kuadrat. Berkat karya tersebutlah beliau dijuluki sebagai Bapak Aljabar, selain
itu buku tersebut juga membawa kontribusi dalam kebahasaan. Kata aljabar berasal dari kata
al-Jabr yang tercantum di dalam bukunya. Hasil pemikiran beliau dalam buku al-Jabar dianggap
sebagai revolusi besar dalam bidang matematika. Beliau berhasil mengintegrasikan konsep-
konsep geometri dari matematika yunani kuno ke dalam konsep matematika yang baru.
Pemikirannya menghasilkan sebuah teori gabungan yang memungkinkan bilangan rasional,
irasional, dan besaran-besaran geometri diperlakukan sebagai objek-objek aljabar.

Al-Ghazali dianggap sebagai filsuf dan teolog terkenal di abad pertengahan. Di Barat, ia dikenal
dengan sebutan Algazel. Al-Ghazali memperoleh pendidikan di Madrasah Imam AI-Juwaeni. Ia
belajar mazhab Syafi'i dan mendalami teologi Islam dan tasawuf. Berkat pengetahuannya yang
luas dan dalam, ia dipercaya memimpin Universitas Nizamiyya di Bagdad dan sekaligus menjadi
guru besarnya. Bukunya yang berjudul Ihya Ulumuddin, Tahafut Al-Falasifah, dan lain
sebagainya terus dipelajari di berbagai belahan dunia hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai