Anda di halaman 1dari 19

Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi

kehamilan

Dosen pengampu : Sarah Fitria S.Tr Keb,Tr Keb


disusun oleh :
Novita Darmianti (200206002)
Suci Inah Sari 9200206003)
Sri rahayu (200206008)
Reni Ardila (200206010)
Nazla Anugerah WH (200206011)
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses
fisiologis dan berkesinambungan.
Sistem muskulosketal

Sistem muskuloskeletal terdiri dari kata muskulo yang


berarti otot dan kata skeletal yang berarti tulang. Muskulo
atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh. Ilmu yang
mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot
tubuh adalah myologi. Skeletal atau osteo adalah tulang
kerangka tubuh, yang terdiri dari tulang dan sendi. Ilmu
yang mempelajari tentang skeletal atau osteo tubuh adalah
osteologi. Muskulus (muscle) otot merupakan organ tubuh
yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik atau gerak sehingga dapat
berkontraksi untuk menggerakkan rangka, sebagai respons
tubuh terhadap perubahan lingkungan.
Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-
tulang kerangka tubuh, dan sebagian kecil ada yang melekat di
bawah permukaan kulit. Gabungan otot berbentukkumparan
dan terdiri dari :

1) fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat


jaringan lunak. fungsi fascia yaitu mengelilingi otot,
menyedikan tempat tambahan otot, memungkinkan struktur
bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat peredaran
darah dan saraf.

2) ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang


mengembung.

3) tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil,


tersusun dari jaringan ikat dan bersifat liat.
Sistem muskuloskeletal ini menunjukkan sistem otot dan
rangka tubuh manusia dari regional yang secara struktural
letak dan komposisi menunjuk pada region bagian kepala
hingga bagian kaki (cephalocaudal). Sistem muskuloskeletal
mempelajari bagian muscle (otot) dan sceletal (tulang),
yang secara struktur regional mempelajari letak geografis
bagian tubuh otot dan tulang dari setiap region misalnya
region kepala, leher, lengan, tungkai, kepala, dan
seterusnya
 Sistem integument
Sistem integumen adalah sistem
organ yang paling luas.Sistem ini
terdiri atas kulit dan aksesorisnya,
termasuk kuku, rambut, kelenjar
(keringat dan sebaseous), dan
reseptor saraf khusus (untuk stimuli
perubahan internal atau lingkungan
eksternal).

 Sistem Urinial
Sistem urinaria pada tubuh terdiri dari
dua ginjal yang memproduksi
urine, dua ureter yang membawa urine
ke dalam sebuah kandung kemih
sebagai penampungan sementara; dan
urethra yang
mengalirkan urine keluar tubuh melalui
orifisium urethra eksterna.
 Sistem pernafasan
Sistem pernafasan atau yang sering disebut
system respirasi merupakan sistem
organ yang digunakan untuk proses pertukaran
gas, dimana sistem pernafasan ini
merupakan salah satu sistem yang berperan
sangat penting dalam tubuh untuk
menunjang kelangsungan hidup.

Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang
tidak kalah
pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan
terdiri dari ginjal, ureter,
vesika urinaria, dan uretra yang menyelenggarakan
serangkaian proses untuk
tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit, mempertahan
kan keseimbangan asam basa tubuh, mengekuarkan sisa-
sisa metabolisme zat
seperti urea, kreatinin ,asam urat dan urin
Thank you
MAKALAH
PENGANTAR ASUHAN KEBIDANAN
PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS KEHAMILAN

DOSEN PENGAMPU : Sarah Fitria S.Tr Keb.M.Tr Keb

Kelompok II :

Novita Darmianti : 200206002


Suci Indah Sari : 200206003
Sri Rahayu : 200206008
Reni Ardila : 200206010
Nazla Anugerah : 200206011

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH RIAU


PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai dari tugas mata Kuliah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pekanbaru, 03 april 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................iii
BAB I ................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
A. Sistem Muskulosketal .......................................................................................................... 5
B. Sistem integument ............................................................................................................... 6
C. Sistem Urinial ....................................................................................................................... 7
D. Sistem pernafasan................................................................................................................ 8
E. Sistem Perkemihan .............................................................................................................. 9
BAB III ........................................................................................................................................ 10
PENUTUP ................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berkesinambungan.
(Marmi, 2011:11). Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas,
bayi baru lahir hingga penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah
kesehatan. Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu
membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk peraturan pemerintahan Nomor 61
Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi menyatakan bahwa setiap perempuan berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan
generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka Kematian Ibu (Bandiyah, 2009).
Pelayanan kesehatan tersebut sangat dibutuhkan selama periode ini. Karena pelayanan asuhan
kebidanan yang bersifat berkelanjutan (continuity of care) saat di memang sangat penting
untuk ibu. Dan dengan asuhan kebidanan tersebut tenaga kesehatan seperti bidan, dapat
memantau dan memastikan kondisi ibu dari masa kehamilan, bersalin, serta sampai masa nifas.
Pada proses kehamilan seringkali wanita merasa kesulitan dalam mengerjakan aktivitas
kesehariannya, hal tersebut karena kehamilan akan meningkatkan hormon estrogen dan
progesteron yang menyebabkan wanita sering merasa mual, muntah, pusing, dan sebagainya.
Sedangkan perubahan psikologis pada ibu hamil sulit untuk ditebak dan akan berbeda pada
setiap orangnya terutama pada keadaan emosi ibu. Selama kehamilan kebanyakan ibu
mengalami perubahan psikologis dan emosional, hal ini berhubungan dengan perubahan
biologis yang dialami ibu selama kehamilan. Inilah saat ibu hamil memerlukan saran, dorongan,
pengarahan dan bantuan dari orang-orang sekitarnya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Muskulosketal
Sistem muskuloskeletal terdiri dari kata muskulo yang berarti otot dan kata skeletal yang
berarti tulang. Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh. Ilmu yang mempelajari
tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah myologi. Skeletal atau osteo adalah
tulang kerangka tubuh, yang terdiri dari tulang dan sendi. Ilmu yang mempelajari tentang
skeletal atau osteo tubuh adalah osteologi. Muskulus (muscle) otot merupakan organ tubuh
yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik atau gerak
sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka, sebagai respons tubuh terhadap
perubahan lingkungan. Otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga
mampu menggerakkan tulang. semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk
berkontraksi. otot membentuk 40-50% berat badan, kira-kira sepertiganya merupakan protein
tubuh dan setengahnya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Terdapat
lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan
pada tulang-tulang kerangka tubuh, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan
kulit. Gabungan otot berbentukkumparan dan terdiri dari :
1) fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak. fungsi fascia yaitu
mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot, memungkinkan struktur bergerak satu
sama lain dan menyediakan tempat peredaran darah dan saraf
2) ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang mengembung
3) tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan ikat dan bersifat
liat.
Sistem muskuloskeletal ini menunjukkan sistem otot dan rangka tubuh manusia dari
regional yang secara struktural letak dan komposisi menunjuk pada region bagian kepala hingga
bagian kaki (cephalocaudal). Sistem muskuloskeletal mempelajari bagian muscle (otot) dan
sceletal (tulang), yang secara struktur regional mempelajari letak geografis bagian tubuh otot

5
dan tulang dari setiap region misalnya region kepala, leher, lengan, tungkai, kepala, dan
seterusnya.

B. Sistem integument
Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini terdiri atas kulit dan
aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf
khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). Integumen merupakan
kata yang berasal dari bahasa Latin integumentum, yang berarti “penutup”. Sesuai dengan
fungsinya, organ-organ pada sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam
manusia dari kontak luar.Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh yaitu kulit,
yang melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, penyimpanan
lemak dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan
homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan
air.Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan
mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet
yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi
panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit meliputirambut, kuku, kelenjar
keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf Dan otot. Mengenai
anatomi sistem yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang
didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis
atau subcutis) (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Junqeira & Jose 1980;
Sherwood, 2001).Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem
integumen. Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis.
Sertapada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian
terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi
dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat
saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara
lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.

6
C. Sistem Urinial
Sistem urinaria pada tubuh terdiri dari dua ginjal yang memproduksi urine, dua ureter yang
membawa urine ke dalam sebuah kandung kemih sebagai penampungan sementara; dan
urethra yang mengalirkan urine keluar tubuh melalui orifisium urethra eksterna. Patologi
saluran kencing dapat berupa penyakit Infeksi, Peradangan, Vaskular, Gangguan Kongenital dan
Herediter, Ginjal Polikistik, Metabolik. Infeksi Traktus Urinarius dapat disebabkan Batu,
Neoplasma, Fibrosis retroperitoneal, Uretritis, Prostatitis dan Sistitis (Infeksi Vesika Urinaria)
(Pearce, 2008). Penatalaksanaan masalah yang berkaitan dengan gangguan pada saluran kemih
adalah tindakan operatif. Tindakan operatif diperlukan untuk agar tidak terjadi kondisi yang
semakin parah. Pemberian tindakan operatif berkaitan pada sisten perkemihan mayoritas
dikarenakan adanya batu pada saluran tersebut.
Penatalaksanaan masalah saluran kencing perlu pendekatan terapi optimal melalui tindakan
operatif, berbagai faktor harus dipertimbangkan baik saat fase pre operatif, intra operatif dan
post operatif. Menurut Rondhianto (2008) saat mengalami proses pre operasi dengan berbagai
alasan yang dapat menyebabkan ketakutan/kecemasan yang disebabkan karena takut nyeri
setelah pembedahan, takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi
normal (body image), takut/cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang
mempunyai penyakit yang sama, takut/ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan
pembedahan dan petugas, takut mati saat dibius/tidak sadar lagi, ataupun takut operasi gagal.
Ketakutan dan kecemasan yang mungkin dialami pasien tersebut dapat dideteksi dengan
adanya perubahan-perubahan fisik seperti meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan,
gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah,
menayakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, sering berkemih (Rondhianto,
2008). Berkaitan dengan proses operasi, pada fase pre operasi menurut Asyiq (2012), sebagian
besar pasien mengalami kecemasan sedang dan sebagian kecil mengalami kecemasan berat
mengenai pre operatif. Hal ini dipengaruhi kematangan pribadi, pemahaman dalam
menghadapi ketegangan, harga diri, dan mekanisme koping yang digunakannya. Kecemasan pre
operasi memiliki sifat subyektif. Perasaan cemas serta ketegangan yang disertai perangsangan

7
sistem saraf otonom menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut jantung dan tingkat
respirasi. Gejala ini sangat membahayakan karena tingginya denyut jantung dan tekanan darah
bisa memperberat kerja sistem kardio vaskuler. Hal ini menyebabkan kebutuhan oksigen dan
kerja jantung meningkat (Permatasari, 2013).

D. Sistem pernafasan
Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi merupakan sistem organ yang
digunakan untuk proses pertukaran gas, dimana sistem pernafasan ini merupakan salah satu
sistem yang berperan sangat penting dalam tubuh untuk menunjang kelangsungan hidup.
Sistem pernafasan dibentuk oleh beberapa struktur, seluruh struktur tersebut terlibat didalam
proses respirasi eksternal yaitu pertukaran oksigen antara atmosfer dan darah serta pertukaran
karbon dioksida antara darah dan atmosfer, selain itu terdapat juga respirasi internal yaitu
proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan dimana system respirasi internal
ini terjadi pada seluruh system tubuh. (Djojodibroto, 2012).
Struktur utama dalam sistem pernafasan adalah saluran udara pernafasan, saluran-saluran
ini terdiri dari jalan napas, saluran napas, serta paru-paru. Struktur saluran napas dibagi
menjadi beberapa bagian diantaranya system penafasan bagian atas dan bawah. Pada system
pernafasan bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring dan trakhea. Struktur pernafasan
tersebut memiliki peran masing masing dalam system pernafasan. Sedangkan pada system
pernafasan bagian bawah terdiri dari bronkus, bronkiolus dan alveolus (Manurung dkk, 2013).
Organ-organ pernafasan seperti hidung, dan yang lainnya sangat berperan penting dalam
proses pertukaran gas, yang mana proses pertukaran gas ini yang memerlukan empat proses
yang mempunyai ketergantungan satu sama lainnya, dimana proses tersebut terdiri dari proses
yang berkaitan dengan volume udara napas dan distribusi ventilasi, proses yang berkaitan
dengan volume darah di paru-paru dan distribusi aliran darah, proses yang berkaitan dengan
difusi oksigen dan karbon dioksida, serta proses yang berkaitan dengan regulasi pernafasan.
Sama seperti system dan struktur tubuh lainnya, system pernafasan juga sering mengalami
masalah dan gangguan dalam menjalankan fungsinya, baik yang disebabkan oleh infeksi baik
yang disebabkan oleh virus maupun bakteri. Asma merupakan gangguan inflamasi kronik

8
saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya dengan gejala klasik asma ada tiga
yaitu mengi, batuk, dan sensasi napas tak normal atau dispnea. (Petrina et al., 2012). Asma
disebabkan oleh berbagai faktor dimulai dari faktor genetic, karena alergi, infeksi saluran nafas,
obat-obatan, perubahan cuaca, lingkungan kerja, olahraga dan stress. Asma biasanya akan
ditandai dengan adanya spasme otot bronchus dan akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas
dan akan mengakibatkan penyempitan jalan nafas yang pada akhirnya akan meningkatkan kerja
pernapasan yang selanjutnya akan meningkatkan kebutuhan oksigen pada tubuh dan akan
menyebabkan hiperventilasi. Pemeriksaan penunjang pada penderita asma diantaranya yaitu
dilakukan pemeriksaan Spirometri, Uji Provokasi Bronkus, pemeriksaan sputum, pemeriksaan
cosinofit total, uji kulit, pemeriksaan kadar igE total dan igE spesifik dalam sputum, foto dada,
dan analisis gas darah (Padila, 2013).

E. Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh
manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra yang
menyelenggarakan serangkaian proses untuk tujuan mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit, mempertahan kan keseimbangan asam basa tubuh, mengekuarkan sisa-sisa
metabolisme zat seperti urea, kreatinin ,asam urat dan urin. Apabila terjadi gangguan pada
sistem perkemihan maka dapat menyimpulkan gangguan kesehatan yang sangat serius dan
komplek. Gangguan yang terjadi pada system perkemihan dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yang salah satunya disebabkan oleh pembesaran pada prostat atau biasa disebut dengan
benigna prostat hipertropi. Lebih dari setengahnya orang yang usianya di atas 50 tahun dan
75% pria yang usianya 70 tahun menderita gejala-gejala semacam pembesaran prostat (Long
2002). Benigna prostat hipertropi berdampak pada kelancaran pengeluaran urin dari kandung
kemih sehingga menyebabkan retensi urin, aliran yang tidak lancar ini mengakibatkan urin
menjadi statis sehingga mempermudah terjadinya infeksi. Pada keadaan infeksi, bakteri yang
memecah ureum dan membentuk ammonium yang akan mengendapkan garam-garam prostat
sehingga akan mempercepat terbentuknya batu saluran kemih. Dampak yang sering terjadi
akibat retensi urin adalah pembentukan batu. Komplikasi kelainan seperti hematuri, retensi
urin, nyeri pada saat berkemih sampai pada ginjal kronik (Smeltzer & Bare 2002).

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi
dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berkesinambungan. (Marmi,
2011:11). Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru
lahir hingga penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah kesehatan.
Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu membutuhkan
pelayanan kesehatan yang baik. Untuk peraturan pemerintahan Nomor 61 Tahun 2014 tentang
kesehatan reproduksi menyatakan bahwa setiap perempuan berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan untuk mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan
berkualitas serta mengurangi Angka Kematian Ibu (Bandiyah, 2009). Pelayanan kesehatan
tersebut sangat dibutuhkan selama periode ini. Karena pelayanan asuhan kebidanan yang
bersifat berkelanjutan (continuity of care) saat di memang sangat penting untuk ibu. Dan
dengan asuhan kebidanan tersebut tenaga kesehatan seperti bidan, dapat memantau dan
memastikan kondisi ibu dari masa kehamilan, bersalin, serta sampai masa nifas.

B. Saran
Dengan di harapkan adanya makalah ini dapat bermanfaat sebagai penambahan
pengetahuan dan Wawasan kita agar mendapatkan membangun.

10
DAFTAR PUSTAKA

Pearce,E.c,(2015),anatomi dan fisiologi untuk paramedis,jakarta :Gramedia pusat utama


Guyton dan Hall,(2014),buku ajar fisiologi kedokteran,jakarta:EGC

11

Anda mungkin juga menyukai