Proposal Skripsi
Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Antropologi Agama
Dosen: DR. H. Lebba S.Ag., M.Si.
Disusun Oleh :
Nurul Hamim 11170321000018
1
BAB I
PENDAHULUAN
selalu mengalir dari atas ke bawah atau seperti gejala elektron yang selalu
kepercayaan akan adanya sesuatu yang Maha Kuasa dan hubungan dengan
yang Maha Kuasa itu. Karena agama adalah kepercayaan, maka agama
dengan agama lain adalah gejala sosial. Jadi, agama dapat dilihat sebagai
individu atau antar kelompok keagamaan bukan sesuatu yang salah, tetapi
1
M. Ridwan Lubis, Sosiologi Agama: Memahami Perkembangan Agama dalam
Interaksi Sosial, (Jakarta: Kencana, 2015), h 85.
2
3
teologis.2
manusia cenderung melihat dirinya lebih baik dan harus lebih dihargai
demokrasi modern, sebab hal tersebutlah yang menjadi tolak ukur atas
2
M. Ridwan Lubis, Sosiologi Agama; Memahami Perkembangan Agama dalam
Interaksi Sosial, (Jakarta: Kencana, 2015), h 86.
3
Muhamad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan
Menjalin Kebersamaan, (Jakarta: Kompas, 2003), h xiv.
4
Muhamad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan
Menjalin Kebersamaan, h 100.
4
hanya sebagai filosofil intelektual, tapi secara realitas sosial, budaya juga
secara tradisi dan budaya. Dalam hal kemajemukan budaya, sikap pluralis
budaya berbeda-beda.5
menyadari realitas bahwa di tanah air kita ada aneka ragam kebudayaan
damai, tapi juga bersedia aktif dan proaktif dalam menyelesaikan masalah-
5
Muhamad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan
Menjalin Kebersamaan, (Jakarta: Kompas, 2003), h xvi.
6
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Gina Lestari, Bhinneka
Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia Di Tengah Kehidupan Sara, Vol. 28,
No. 1 Februari 2018, h 32.
5
agar dapat menerima sebagai fakta sosial yang tidak bisa dihindari
dan manusia harus sadar akan keberagaman agama yang ada dalam sebuah
gagasan ini haruslah melihat secara luas terhadap implikasi yang telah
7
Muhamad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan
Menjalin Kebersamaan, (Jakarta: Kompas, 2003), h xx.
8
Ulil Albab, Pluralisme Agama Dalam Persfektif Nurcholish Madjid Dan Paul F
Knitter, Skripsi Fak. Ushuluddin UIN Jakarta, h 4.
9
Nurcholis Madjid, Pluralitas Agama: Kerukunan dalam Beragama, (Jakarta:
Kompas, 2001), h 17.
10
Umar R. Soeroer, Menuju Indonesia Yang Bhineka Tunggal Ika Vol. 2 No. 6
Februari 2003, h 128.
6
konflik dan integrasi. Berkaitan dengan integrasi dan konflik sosial, bahwa
sosial.11
perubahan budaya yang diinisiasi oleh penggabungan dari dua atau lebih
11
Zaimah Imamatul Baroroh, Potret Kerukunan Antar umat beragama (Studi
kasus Hubungan Antar Umat Islam, Kristen Dan Hindu di Desa Balun Kecamatan Turi
Kabupaten Lamongan), Skripsi Fak. Ushuluddin UIN Jakarta, h 33.
12
Tulisan ini diambil dari Artikel Jurnal, Dian Sukmawati, Relasi Sosial Antara
Cina Benteng Dengan Pribumi Di Kota Tangerang. (Depok: Fak. FISIP UI 2017), h 4.
7
relatifkan.13
masing. Dari sini kata “Eka” dalam lambang “Bhineka Tunggal Eka”
mempunyai sebutan sendiri yaitu “Cina Benteng“. Nama yang lahir dari
Kota Tangerang pada masa kolonial. Menurut Kitab Sejarah Sunda Tina
13
Achmad Jainuri, dkk, Dari Wacana Keaksi nyata, (Jakarta, Titahandalalusia
Press, 2002), h. 38.
14
Achmad Jainuri, dkk, Dari Wacana Keaksi nyata, h. 39.
8
umat beragama yang cukup baik dan harmonis, hal ini karena adanya
komunikasi yang baik bukan hanya antar umat beragama bahkan dengan
15
Tulisan ini diambil dari Artikel Jurnal, Dian Sukmawati, Relasi Sosial Antara
Cina Benteng Dengan Pribumi Di Kota Tangerang, (Depok: Fak. FISIP UI 2017). h 5.
16
Ardiansyah, Kerukunan Umat Beragama Anatara Masyarakat Islam Dan
Kristen Di Kelurahan Pacinongan Kec. Somba Opu Kab. Goa, Skripsi Fakultas
Usuluddin UIN Alaudin Makasar, h 7.
17
Wawancara dengan Made Purnawan, di Pure Kertajaya, Kelurahan Koang
Jaya, Kota Tangerang, pada tanggal 10 Agustus 2019.
9
Tangerang sejak dulu, disajikan dalam bentuk sebuah sebuah pesta rakyat
Peh Cun yang berasal dari salah satu etnis tertua yang ada di Kota
Hal tersebut dapat terjadi karena adanya kepekaan yang sedari awal
halnya Peh Cun yang ada di Kota Tangerang, yang menarik antusiasme
yang salah satu perayaannya adalah mendayung perahu juga menjadi icon
utama dalam pesta rakyat ini, diambil dari perayaan Peh Cun yang
18
Wawancara dengan Bebeng, di Klenteng Boen San Bio, Koang Jaya, Pasar
Baru, Kota Tangerang, pada tanggal 22 Juli 2019.
19
Wawancara dengan Keke, di Jl. Benteng Makassar, Kota Tangerang, pada
tanggal 02 Agustus 2019.
10
dapat dihindari keberadaannya, di era saat ini kondisi tersebut rentan akan
yang terjadi dipicu oleh tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang
kecemburuan sosial, ego daerah, ego suku, ego agama. Kesadaran untuk
hidup bersama secara damai sesuai makna Bhinneka Tunggal Ika mulai
membawa bencana bagi semua pihak termasuk pihak yang tidak terlibat.22
20
Wawancara dengan Oey Tjin Eng, di Pasar Lama, Kota Tangerang, pada
tanggal 20 Juli 2019.
21
Ruqoidah, Pengaruh Tradisi Lokal Dalam Tata Cara Ibadah Cina, Skripsi UIN
Fakultas Ushuluddin, UIN Jakarta 2009, h 2.
22
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Gina Lestari, Bhinneka
Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia Di Tengah Kehidupan Sara, Vol. 28,
No. 1 Februari 2018. h 10.
11
sebuah bibit konflik, hal ini bisa terus terjadi salah satunya karena di
dan harmonisasi yang ada di Kota Tangerang jika dilihat pada fungsional
dan realitas sosial yang ada.23 Jika menekankan pada pembahasan tentang
berfokus pada pembahasan Festival Peh Cun. Maka dari itu, karya tulis
A. Rumusan Masalah
sebuah penelitian ini berfokus pada satu tujuan, maka penulis hanya
membatasi pada praktik dan peran Festival Peh Cun saja. Yang kemudian,
Tujuan Penelitian
23
Wawancara dengan Keke, di Jl. Benteng Makassar, Kota Tangerang, pada
tanggal 02 Agustus 2019.
12
Peh Cun (Festival Cisadane) dan terbangunnya kerukunan yang ada, tidak
terlepas dari Peh Cun sebagai salah satu kerangka yang memiliki peran
Manfaat Penelitian
beragama di Indonesia.
C. Landasan Teori
13
adanya rasa curiga satu dengan lainnya.24 Rukun dalam beragama, adalah
sikap yang baik guna melihat bahwa umat beragamatelah dewasa dalam
agamanya, dalam kondisi rukun dan damai.25 Terdapat tiga prinsip dalam
bekerjasama.26
24
Jurnal Harmoni, St. Sunardi, Dilema Kerukunan Umat Beragama di Indonesia:
Antara Pendewasaan Umat dan Penguatan Fungsionaris Umat, dalam Membangun
Kesadaran dan Kearifan Universal, vol. 3, No. 9, Januari-Maret 2004, h 29.
25
M. Adlin Sila, Kerukunan Umat Beragama di Indonesia: Mengelola
Keragaman Dari Dalam, pada, Ihsan Ali Fauzi ed, Kebebasan, Toleransi, dan
Terortisme, (Jakarta, penerbit: Pusat Studi Agama dan Demokrasi Paramadina), h 121-
123.
26
Ihsan Ali Fauzi ed, Kebebasan, Toleransi, dan Terortisme, (Jakarta, penerbit:
Pusat Studi Agama dan Demokrasi Paramadina), h 123-124.
14
c. Teori Pluralisme-Multikultralisme
beragama sendiri, salah satu hambatan itu yang sering kemudian secara
sengaja atau tidak sengaja menjadi konflik ideologis yang masih menganut
27
Sudiarjo, Dialog Intra Religius, (Yogjakarta: Kanisus, 1994), h 33-34.
28
Muhamad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan
Menjalin Kebersamaan (Jakarta:Kompas 2003), h 100.
29
Muhamad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan
Menjalin Kebersamaan, h xvi.
30
Muhamad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan
Menjalin Kebersamaan, h 64.
15
merasakan apa yang kita lakukan secara sadar dan tanpa paksaan, misalnya
dimaksudkan semata-mata demi agama itu sendiri, tetapi lebih dari itu
31
Muhamad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan
Menjalin Kebersamaan, h 72.
16
kebenaran itu beragam dan bersifat positif akan kesamaan tujuan dan
fungsi semua agama. seperti yang paparan Chung Hyung Kyung (1996),
atau lebih, pada konteks dialog antar umat beragama ini, dilakukan oleh
pemeluk dari dialog secara esensial sampai dengan hal yang eksistensial.34
e. Teori Toleransi
kebudayaan atau agama yang satu dengan lainnya yang meliputi hal-hal
32
Muhamad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan
Menjalin Kebersamaan, (Jakarta: Kompas, 2003), h 79-80.
33
Muhamad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan
Menjalin Kebersamaan, h 75.
34
Olaf H. Schumann, Dialog Antarumar Beragama, Membuka Babak Baru
dalam Hubungan Antarmat Beragama, (Jakarta, BPK Gunung Mulia), h 290-295.
17
materialnya.35
perubahan besar pada pola kebudayaan dari salah satu atau kedua
kebudayaan yang terjadi sebagai akibat dari kontak antar kebudayaan yang
kepada suatu jenis perubahan budaya yang terjadi apabila adanya sistem
budaya bertemu.36
35
Edi Setyawati, Kebudayaan Di Nusantara Dari Keris, Tor-tor, sampai Industri
Budaya, (Depok: Komunitas Bambu, 2014), h 15-16.
36
Ruqoidah, Pengaruh Tradisi Lokal Dalam Tata Cara Ibadah Cina, Skripsi,
,Fakultas Ushuluddin, UIN Jakarta, h 31-32.
18
D. Tinjauan Pustaka
teori yang telah dikemukakan oleh para ahli maupun narasumber yang ada
37
Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan, STAIN Purwokerto, Pendidikan Nilai:
Telaah tentang Model Pembelajaran, Vol.12, No.1 April 2007.
19
Tangerang.
Buku dibuat oleh Bambang Permadi, dengan judul “Relasi Cina Benteng
peran Festival Peh Cun terhadap kerukunan umat beragama yang ada, hal
ini penulis anggap karena pembahasan yang ada hanya berfokus pada
kondisi sosial antara masyarakat Cina Benteng dan Muslim yang ada di
Kota Tangerang.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, ditulis pada
Dalam hal ini penulis menarik sebuah perbedaan yang ada dengan
diangkat oleh penulis adalah perayaan Peh Cun salah satu kebudayaan
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
para pelaku Festival Peh Cun. Seperti tokoh masyarakat, tokoh agama,
Cun.
sumber-sumber lainnya.
2. Pendekatan
Cun, maka dalam hal ini, ada tiga pendekatan yang dilakukan oleh penulis
atau cara melihat dan memperlakukan suatu gejala yang menjadi perhatian
21
terkait bentuk fisik dan kebudayaan sebagai hasil dari cipta, karsa dan rasa
secara langsung terhadap makna dan penerapan Festival Peh Cun yang
38
Laily Ulfi, Pendekatan Historis Dalam Studi Islam (Studi Kasus Pemikiran
Amin Abdullah), Skripsi Yogjakarta: Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga, h. 16.
39
Jurnal, Moh. Rifai, Kajian Masyarakat Beragama Persfektif Pendekatan
Sosiologi, Vol. 2, No. 1 2018, h 13.
40
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: DPKRI 1998), h. 192.
22
3. Sumber data
a. Data Primer
Cisadane.
b. Data Sekunder
Data sekunder atau data tangan kedua merupakan data yang ada
terdahulu yang bersangkutan dengan Cina Benteng, dan budaya yang ada
4. Subyek Penelitian
atau benda yang diamati sebagai sasarannya.43 Yang mana hal tersebut
adalah pelaku langsung Festival Peh Cun, yang terdiri dari, tokoh
41
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rieneke Cipta,
1995), h 23.
42
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, h 23.
43
https://kbbi.web.id/subjek, Diakses pada 16 Agustus 2019.
23
dokumenter.
a. Observasi
Penulis datang langsung pada saat perhelatan Festival Cisadane 2019, dan
Cisadane.
b. Dokumentasi
berupa catatan, transkip, buku, foto, surat kabar, media online, majalah,
44
Faisal Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, ( Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada), hal 52.
45
https://kbbi.web.id//fokumentasi.html diakses pada tanggal 18 Agustus 2019.
24
data mentah, guna bahan yang akan di selesaikan.47 Dalam proses ini
F. Analisis Data
penelitian karena dengan analisis inilah, data yang ada akan tampak
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
46
Faisal Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, ( Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada), h 52.
47
Harrison Lisa, Metode Penelitian Politik, (Jakarta: PT Pajar Interpratama
Offset, Kencana, 2009), h 104.
48
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h
371.
25
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
lapangan dan pustaka, merangkum dan memilah data yang akan disusun
a. Reduksi data
yang tidak diperlukan.50 Data yang direduksi penulis adalah data tentang
2019.
b. Penyajian Data
yang kompleks menjadi sederhana dan kolektif. Data yang ditemukan dari
49
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
(Bandung: R&D. Alfabeta, 2013), h 335.
50
Harrison Lisa, Metode Penelitian Politik, (Jakarta: PT Pajar Interpratama
Offset, Kencana, 2009), h 105.
51
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
(Bandung: R&D. Alfabeta, 2013), h 341.
26
c. Penarikan Kesimpulan
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
DAFTAR PUSTAKA
1
M. Ridwan Lubis, Sosiologi Agama: Memahami Perkembangan Agama
dalam Interaksi Sosial, (Jakarta: Kencana, 2015), h 85.
1
M. Ridwan Lubis, Sosiologi Agama; Memahami Perkembangan Agama
dalam Interaksi Sosial, (Jakarta: Kencana, 2015), h 86.
52
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
(Bandung: R&D. Alfabeta, 2013), h 345.
27
1
Muhamad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai
Kemajemukan Menjalin Kebersamaan, (Jakarta: Kompas, 2003), h xiv.
1
Muhamad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai
Kemajemukan Menjalin Kebersamaan, h 100.
1
Muhamad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan
Menjalin Kebersamaan, (Jakarta: Kompas, 2003), h xvi.
1
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Gina Lestari, Bhinneka
Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia Di Tengah Kehidupan Sara, Vol. 28,
No. 1 Februari 2018, h 32