Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalimantan Timur memiliki beragam suku, baik suku yang berasal dari luar daerah
maupun penduduk aslinya. Suku-suku luar yang berdatangan antara lain suku Bugis, suku
Banjar, suku Jawa, suku Madura, suku Tionghoa. Sedangkan untuk suku asli dari
Kalimantan Timur sendiri ialah suku Dayak dan suku Kutai. Seiringnya perkembangan
zaman dan banyaknya pendatang baru ke Kalimantan Timur, penduduk asli suku Kutai
dan suku Dayak mulai berpindah ke pesisir maupun ke pedalaman. Tetapi karena Kutai
merupakan suku yang mendiami daerah kota dan pesisir maka pada masa kini telah
terjadi proses asimilasi dengan suku-suku pendatang sehingga sudah mulai kehilangan
ciri khasnya, berbeda dengan suku Dayak yang sampai dengan sekarang masih memiliki
ke khasan Kalimantan dalam setiap aspek kehidupan mereka (tarian, bahasa, bertanam,
berburu, dll).
Pada Kalimantan Timur ini pemerintah biasanya mengadakan acara tahunan seperti
Festival Erau maupun Festival Mahakam yang merupakan acara budaya dengan
berbagai penampilan ragam seni dan budaya yang ada serta hidup dan berkembang di
Kalimantan Timur. Maka dari itu diperlukannya pusat kebudayaan untuk dapat
melakukan kegiatan yang tidak hanya dapat dilakukan tiap tahunnya namun juga dapat
dilakukan secara berkala atau setiap hari, minggu maupun bulan. Kegiatan yang
dilakukakan merupakan salah satu upaya untuk menanamkan nilai-nilai budaya daerah
di kalangan generasi muda dan masyarakat pada umumnya yang mulai ditinggalkan
untuk dapat lebih mengenal dan menjadikan budaya daerah sebagai jati diri serta
merupakan suatu bentuk dukungan yang dapat membantu dalam memajukan kualitas dari
Kalimantan Timur.
Tujuan atau fungsi pusat kebudayaan sendiri yaitu untuk melestarikan kebudayaan
daerah, memperkenalkan budaya ke dunia, mengembangkan potensi kebudayaan daerah
serta untuk dapat mempromosikan sebagai tujuan pariwisata yang dapat menjadi daya
tarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Permasalahan interior yang sering ditemui pada bangunan pusat kebudayaan
diantaranya yaitu penerapan identitas lokal budaya daerah pada pusat kebudayaan
tersebut yang belum terlihat sebagai ciri khas pembeda dari pusat kebudayaan lain,
organisasi ruang yang tidak didesain dengan baik, desain yang tidak aman dan tidak

1
menarik bagi pengguna misalnya: pemilihan bentuk, material serta finishing yang
mengabaikan keselamatan dan dapat membahayakan pengguna seperti licin, labil dan
bertekstur tajam serta tidak sesuai untuk fungsinya, penataan cahaya yang buruk ataupun
monoton, penataan layout furnitur yang biasa saja dan tidak terorganis, belum tersedianya
teknologi serta sign system yang informatif dan dapat membantu kegiatan pengguna.
Tujuan perancangan interior dari Pusat Kebudayaan Kalimantan Timur ini ialah
membuat perancangan desain yang dapat mencerminkan identitas lokal daerah
Kalimantan Timur tetapi juga menggabungkannya dengan desain modern, seperti
menambahkan teknologi kedalam desain, mentransformasikan bentuk untuk dapat diolah
kedalam desain dengan wujud ruang, furnitur, pola lantai dan sebagainya. Selain itu,
untuk dapat memfasilitasi kegiatan kebudayaan (kesenian, menonton,
berdiskusi/berkumpul, membuat kerajinan, latihan dan lain sebagainya) yang ada di
Kalimantan Timur ini dirancang ruangan yang akan menunjang kegiatan kebudayaan
seperti: ruang pertunjukan dan amphitheater, area diskusi, studio latihan, galeri, ruang
workshop, kantor, perpustakaan, ruang audiovisual, souvenir shop, art shop, musholla
serta cafetaria.
“Perancangan Interior Pusat Kebudayaan Kalimantan Timur di Samarinda” ini
bertujuan untuk mewadahi dan melestarikan kebudayaan yang ada di Kalimantan Timur
dan perlu memiliki desain interior yang dapat mengangkat dan menerapkan kearifan
lokal budaya khususnya dari suku asli Kalimantan Timur pada interior Pusat
Kebudayaan Kalimantan Timur agar dapat menarik minat masyarakat dalam maupun
luar negeri untuk lebih mengetahui dan mengenal kebudayaan Kalimantan Timur.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, berikut ini merupakan identifikasi masalah-
masalah tersebut:
1. Penerapan identitas lokal budaya daerah pada pusat kebudayaan tersebut yang belum
terlihat sebagai ciri khas pembeda daerahnya dari pusat kebudayaan lain
2. Organisasi ruang yang tidak didesain dengan baik
3. Desain yang tidak aman dan tidak menarik bagi pengguna misalnya: pemilihan
bentuk, material serta finishing yang mengabaikan keselamatan dan dapat
membahayakan pengguna seperti licin, labil dan bertekstur tajam serta tidak sesuai
untuk fungsinya, penataan cahaya yang buruk ataupun monoton, penataan layout
furnitur yang biasa saja dan tidak terorganis, belum tersedianya teknologi serta sign
system yang informatif dan dapat membantu kegiatan pengguna.

2
1.3 Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, berikut ini beberapa rumusan masalahnya:
1. Bagaimana mendesain interior sebuah Pusat Kebudayaan Kalimantan Timur di
Samarinda dengan cara mengangkat kearifan lokal dengan menggabungkan desain
modern sebagai upaya untuk dapat menanamkan nilai-nilai budaya daerah pada
generasi muda, masyarakat umum serta wisatawan untuk lebih mengetahui dan
mengenal budaya di Kalimantan Timur?
2. Bagaimana mendesain fasilitas Pusat Kebudayaan Kalimantan Timur yang dapat
mewadahi kegiatan kebudayaan untuk mendukung terwujudnya pelestarian
kebudayaan daerah dengan mendesain fasilitas utama dan pendukungnya?
3. Bagaimana mendesain interior Pusat Kebudayaan Kalimantan Timur yang dapat
mencerminkan identitas lokal dengan mengangkat dan menerapkan konsep kearifan
lokal budaya khususnya dari suku asli Kalimantan Timur yaitu suku Kutai dan uku
Dayak pada desain sirkulasi, layout, organisasi ruang, pencahayaan, penghawaan,
furniture, material, keamanan, sign system pada ruangan yang dapat membuat
penggunanya merasa aman dan nyaman untuk beraktivitas didalamnya?
1.4 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari perancangan Pusat Kebudayaan Kalimantan Timur ini antara lain, yaitu:
1. Merancang Pusat Kebudayaan Kalimantan Timur di Samarinda yang dapat
menunjang aktivitas pusat kebudayaan dengan maksimal bagi penggunanya.
Sasaran:
• Membuat kebutuhan ruang yang sesuai dengan aktivitas yang dibutuhkan
• Menyediakan fasilitas yang dapat membantu kegiatan pada pusat kebudayaan
didalamnya
• Merancang organisasi ruang yang mampu memaksimalkan aktivitas pengguna serta
mengefisienkan aktivitas ruang
2. Menciptakan ruangan yang dapat mencerminkan identitas dari budaya Kalimantan
Timur dengan mengangkat dan menggabungkan kearifan lokal dari dua suku asli
Kalimantan Timur yaitu Suku Kutai dan Suku Dayak dengan desain modern.
Sasaran:
• Merancang elemen interior dengan memperhatikan dari segi fungsi, layout,
konstruksi, elemen interior, furniture, material dan warna, penerapan
ornamen/lokalitas, penghawaan & pencahayaan, utilitas, keamanan, sign system &
difable.

3
1.5 Batasan Perancangan
Batasan Perancangan Pusat Kebudayaan Kalimantan Timur ini ialah sebagai berikut:
1. Proyek Perancangan
Pusat Kebudayaan Kalimantan Timur merupakan pusat yang dirancang untuk dapat
memfasilitasi kegiatan kebudayaan yang ada di Kalimantan Timur ini seperti
keseniannya dan sebagai tempat untuk berdiskusi/berkumpul serta mengenalkan
kebudayaan daerah sebagai upaya untuk dapat menanamkan nilai-nilai budaya daerah
pada generasi muda, masyarakat umum serta wisatawan luar di Kalimantan Timur
2. Lokasi Perancangan
Lokasi perancangan yang berada di ibu kota Kalimantan Timur yaitu Samarinda
tepatnya di Jl. Kemakmuran No. 30, Sungai Pinang Dalam, Kec. Sungai Pinang.
Bangunan ini merupakan bangunan multi massa dengan luasan bangunan yang akan
dirancang ialah ± 4500 m2.
3. Pengguna pusat kebudayaan Kalimantan Timur ini dibagi menjadi beberapa, antara
lain:
• Pengelola/Pegawai
• Seniman/Performer
• Pengunjung Biasa (pengunjung yang hanya ingin menikmati pagelaran seni dan
pameran)
• Pengunjung Khusus (pengunjung yang ingin mengetahui informasi, mengikuti
seminar, workshop tari, musik maupun anyam)
4. Untuk ruang lingkup perancangan Pusat Kebudayaan Kalimantan Timur ini dibagi
berdasarkan fungsi pusat kebudayaan tersebut, yaitu fungsi administratif (kegiatan
yang berkaitan dengan pengelolaan pusat Kebudayaan), edukatif (perpustakaan,
workshop dan seminar), rekreatif (pementasan seni, pemutaran film, pertunjukkan
musik serta pameran) dan informatif. Fasilitas yang dirancang antara lain ruang
pertunjukan dan amphitheater, area diskusi, studio latihan, galeri, ruang workshop,
kantor, perpustakaan, ruang audiovisual, souvenir shop, art shop, musholla, cafetaria
serta toilet.
1.6 Metode Perancangan
Metode yang dilakukan dalam perancangan Pusat Kebudayaan Kaltim ini ialah
sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data

4
Pengumpulan data yang dilakukan dibagi menjadi data primer dan sekunder. Dari
data primer yang didapatkan saat melakukan survey untuk 3 studi banding dengan
fungsi yang sama, penulis mendapatkan informasi lokasi berdasarkan observasi yang
dilakukan:
1. Nama Tempat : Taman Budaya Jawa Barat
Lokasi : Jl. Bukit Dago Sel. No.53 A, Dago, Kota Bdg, Jabar 40135
2. Nama Tempat : Taman Budaya Yogyakarta
Lokasi : Jl. Sriwedani No.1, Ngupasan,Gondomanan, KotaYogyakarta
3. Nama Tempat : Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan
Lokasi : Jl. Naripan No. 7-9, Braga, Sumur Bdg, Jawa Barat 40111
Selain informasi mengenai lokasi, juga dilakukan dokumentasi serta wawancara.
Untuk data sekunder didapat dengan mengumpulkan beberapa literatur dari buku,
jurnal serta situs yang dapat menunjang proses perancangan ini.
b. Analisa Data
Menganalisa permasalahan yang didapat dari 3 studi kasus tersebut berdasarkan
observasi sebelumnya. Data-data tersebut kemudian dapat dicek kembali apakah
sudah benar dengan literatur yang dikumpulkan dari sumber-sumber tersebut.
c. Sintesa
Merupakan proses pemecahan masalah yang dibuat dalam programming yang
meliputi konsep,kebutuhan ruang, zoning & blocking, bubble diagram, matriks dan
sebagainya yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah pada proses
analisa data sebelumnya
d. Pengembangan Desain
Merupakan hasil dari analisa dan sintesa yang dituangkan kedalam gambar kerja
dan diberikan juga alternatif desain lainnya.
e. Desain Akhir
Proses akhir dari desain yang sudah dianggap memecahkan permasalahan-
permasalahan yang didapat sebelumnya dan sesuai dengan tujuan pada awal
perancangan.

5
1.7 Kerangka Berpikir

JUDUL PERANCANGAN: Perancangan Interior Pusat Kebudayaan Kalimantan Timur di Samarinda

LATAR BELAKANG

PERMASALAHAN
1. Penerapan identitas lokal budaya daerah pada pusat kebudayaan tersebut yang belum terlihat sebagai ciri khas
pembeda daerahnya dari pusat kebudayaan lain
2. Organisasi ruang yang tidak didesain dengan baik
3. Desain yang tidak aman dan tidak menarik bagi pengguna misalnya: pemilihan bentuk, material serta finishing yang
mengabaikan keselamatan dan dapat membahayakan pengguna seperti licin, labil dan bertekstur tajam serta tidak
sesuai untuk fungsinya, penataan cahaya yang buruk ataupun monoton, penataan layout furnitur yang biasa saja dan
tidak terorganis, belum tersedianya teknologi serta sign system yang informatif dan dapat membantu kegiatan
pengguna.

TUJUAN
1. Merancang Pusat Kebudayaan Kalimantan Timur di Samarinda yang dapat menunjang aktivitas pusat kebudayaan dengan
maksimal bagi penggunanya.
Sasaran:
• Membuat kebutuhan ruang yang sesuai dengan aktivitas yang dibutuhkan
• Menyediakan fasilitas yang dapat membantu kegiatan pada pusat kebudayaan didalamnya
• Merancang organisasi ruang yang mampu memaksimalkan aktivitas pengguna serta mengefisienkan aktivitas ruang
2. Menciptakan ruangan yang dapat mencerminkan identitas dari budaya Kalimantan Timur dengan mengangkat dan
menggabungkan kearifan lokal dari dua suku asli Kalimantan Timur yaitu Suku Kutai dan Suku Dayak.
Sasaran:
• Merancang elemen interior dengan memperhatikan dari segi fungsi, layout, konstruksi, elemen interior, furniture, material
dan warna, penerapan ornamen/lokalitas, penghawaan & pencahayaan, utilitas, keamanan, sign system & difable.

DATA PRIMER: DATA SEKUNDER:


-OBJEK FISIK -BUKU -JURNAL/TUGAS AKHIR
-SURVEY LOKASI -PERATURAN TERKAIT/STANDARISASI
-OBSERVASI -STUDI PUSTAKA -WEBSITE
PENGUMPULAN DATA
-PENGUKURAN
-DOKUMENTASI
-WAWANCARA
ANALISA DATA

KONSEP SKETSA PENGEMBANGAN DESAIN


PERANCANGAN DESAIN DESAIN TERPILIH

DESAIN PERANCANGAN INTERIOR PUSAT KEBUDAYAAN KALIMANTAN


EVALUASI DESAIN
TIMUR DI SAMARINDA

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir


Sumber Data Pribadi

6
1.8 Sistematika Penulisan
 BAB 1 Pendahuluan
Menguraikan tentang latar belakang masalah, kejadian atau fenomena ; mengapa
masalah tersebut diambil sebagai topik tugas akhir atau skripsi yang mengarah pada
permasalahan, identifikasi masalah dan rumusan masalah, tujuan dan sasaran
perancangan, batasan perancangan, metodelogi perancangan, kerangka berpikir dan
sistematika penulisan.
 BAB 2 Kajian Literatur
Berisi tentang teori-teori/literatur tentang pusat kebudayaan yang akan dijadikan dasar
dan deskripsi proyek untuk mencapai tujuan perancangan dan melakukan studi
banding untuk mendukung perancangan.
 BAB 3 Tema dan Konsep Perancangan Desain Interior
Berisi tentang aktivitas dan program kebutuhan ruang, konsep dan tema perancangan.
 BAB 4 Konsep Perancangan Visual Denah Khusus
Berisi mengenai pemilihan denah khusus, konsep tata ruang, persyaratan teknis
ruang; sistim penghawaan, sistem pencahayaan, sistem pengkondisian udara, dan
sistem pengamanan. Pada bab empat juga berisi mengenai pemilihan elemen interior;
penyelesaian lantai, penyelesaian dinding, penyelesaian ceiling, dan penyelesaian
furniture.
 BAB 5 Kesimpulan dan Saran
Berisi kesimpulan dan saran dari hasil perancangan

Anda mungkin juga menyukai