Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PRAKTIKUM II
GOOD LABORATORY PRACTICES:
B. STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA

Disusun oleh :

1. Cornellia Putri K P (18/426687/FA/11721)


2. David Fernando (18/426688/FA/11722)
3. Dian Sadewa (18/426689/FA/11723)
4. Elektra Amelia (18/426691/FA/11725)
5. Elma Riskika (18/426692/FA/11726)
6. Erika Rusdiana Haedi (18/426693/FA/11727)
7. Fachrizal Edhi N (18/426694/FA/11728)
8. Fadhila Aninda Putri (18/426695/FA/11729)
9. Faiqoh Nur Maulidia (18/426696/FA/11730)
10. Fanny Rahmasari (18/426697/FA/11731)
11. Farah Ataya (18/426698/FA/11732)

Kelas / Golongan : B / II
Dosen Jaga : Djoko Santosa, M.Si
Asisten Jaga : Mela Afrina
Nunik Safitri H
Nurjanto
Queenie A. F.
Asisten Koreksi :
Tanggal praktikum : Kamis, 25 Oktober 2018

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI


BAGIAN BIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
PRAKTIKUM II. GOOD LABORATORY PRACTICES
B. STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA.

A. TUJUAN
1. Melakukan pembuatan media dan mempersiapkan peralatan untuk kerja mikrobiologi.
2. Melakukan sterilisasi peralatan dan media autoklaf.

B. DASAR TEORI
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang
dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga
merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung
semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik
(protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari
suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan
bahan pemadat 50% (Hadietomo, 1990).
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah
memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan
digunakan. Air sangat penting bagi organism bersel tunggal sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrient ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya
menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi.
Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah
dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji
sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, di mana dalam proses pembuatannya harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada
media (Volk, 1993).
Medium penumbuhan merupakan substrat yang kaya akan nutrien yang selanjutnya
digunakan untuk membiakkan mikroba. Nutrient dapat diartikan sebagai bahan-bahan organik dan
atau bahan anorganik yang berfungsi sebagai sumber energy atau penerima electron bagi organisme
(Suriawiria: 1986)
NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan sebagai media pertumbuhan
bakteri. NA di buat dengan komposisi agar–agar yang sudah dipadatkan sehingga NA juga bisa
disebut sebagai nutrisi padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agar–agar hanya
sebagai pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar dapat mudah menjadi padat pada
suhu tertentu. Medium Nutrient Agar  adalah salah satu medium padat yang memiliki komposisi
yaitu agar–agar yang telah di panaskan dan mencair dengan suhu 950C (Sandra, 2013).
PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media yang sangat umum yang digunakan untuk
mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato Dextrose Agar ini
terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan jugaagar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan
sumber makanan untuk jamur dan khami. Potato Dextrose Agar  juga bisa digunakan untuk
menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti
industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung
jumlah mikroorganisme pada sample mereka.Karena fungsinya yang dapat mengembangbiakkan
jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh pembudidayan jamur seperti jamur tiram.
Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang
rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya
pertumbuhan bakteri (Sugianto, 2012).
Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika. Bahan agar
yang utamaadalahgalaktan (komplekkarbohidrat yang diekstrakdari alga genus Gelidium). Agar
akanlarutataucairpadasuhuhampir 100oC danakancairapabilakuranglebih 43°C (Hadioetomo, 1993).
Agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkanmelaluimetodebacteriaological
(Schlegel, 1993).
Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari
mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan
dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya terdapat
berbagai macam agen antimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini pada
adanya keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Banyak yang akan
bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu organism memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau
pada udara, Air, makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu,
dengan masalah nyata. Hal ini tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip
dasar digaris bawahi pada umumnya digunakan cara untuk memusnahkan dan mengontrol
kehidupan mikroba (Sumarsih, 2003).
Autoklaf adalah alat sterilisasi yang memanfaatkan uap air panas bertekanan tinggi dan
biasanya digunakan untuk sterilisasi peralatan atau bahan kultur yang tahan panas dan tidak rusak
oleh panas. Pengaturan tekanan pada autoklaf ada yang otomatis dan manual dengan mengatur
pemanasnya yang bias bersumber dari listrik maupun pemanas kompor gas. Sterilisasi
menggunakan autoklaf merupakan cara yang paling baik karena uap air panas dengan tekanan
tinggi menyebabkan penetrasi uap air panas ke dalam sel-sel mikroba menjadi optimal sehingga
langsung mematikan mikroba (Sumarsih,2010).
Autoklaf merupakan alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan kultur, media
kultur jaringan dan media tanam untuk perbanyakan bibit. Autoklaf terbuat dari logam atau baja
yang mampu menahan panas dengan tekanan uap tinggi. Prinsip kerja autoklaf adalah
memanfaatkan suhu diatas 120o C (Anggara, 2010).
C. ALAT DAN BAHAN
Alat:

1. Tabung reaksi
2. Labu erlenmeyer
3. Beker glass
4. Pipet tetes
5. Piring petri
6. pH meter
7. autoklaf

Bahan:

1. Agar bacteriological
2. Berbagai macam media

D. CARA KERJA
1. Penyiapan alat-alat

Tabung reaksi, labu erlenmeyer ditutup dengan kapas berbalut kassa dan alumunium foil atau
kertas payung.

Piring petri, blue tip, pinset, yellow tip dibungkus dengan kertas payung.

Disterilisasi alat – alat tersebut dalam autoklaf pada suhu 121°C selama 30 menit.

Dikeringkan dalam oven.

2. Pembuatan Media

Ditimbang masing – masing media sesuai kebutuhan dan ketentuan yang tertera pada label
media.

Dilarutkan media tersebut dalam sebagian akuades.

Diatur pH media sesuai dengan yang dikehendaki dan ditambahkn HCl atau NaOH.
Ditambahkan sisa akuades dan dicampur homogen, kemudia dibagi – bagi dalam wadah yang
sesuai.

Ditutup wadahmedia dengan kapas berbalut kassa kemudian alumunium foil.

Disterilisasi dalam autoklaf pada 121°C selama 15 menit.

Ditambahkan agar sebanyak 1,5-2% (b/v) untuk membuat media padat.

Disterilisasi.

Media yang tidak digunakan disimpan dalam refrigrator.

Setelah sterilisasi , media dimirigkan dengan kemiringan yang sesuai dan dibiarkan memadat
untuk membuat media agar miring.

E. HASIL PENGAMATAN
Penimbangan media PCA : 3,5 gr
Akuades yang ditambahkan : 200 mL
Alat sterilisasi : Autoklaf
Disterilisasi pada suhu : 1210 C
Tekanan : 1,5 atm s
Waktu sterilisasi : 2 jam
Bentuk media : Seperti agar
Media yang dibuat ditempatkan di labu Erlenmeyer
Sterilisasi juga dilakukan pada cawan petri dengan ketentuan sama dengan sterilisasi media.

F.PEMBAHASAN
Proses ini bertujuan untuk proses pembuatan media berkembangnya mikroba maupun
bakteri untuk tujuan pengamatan dan proses sterilisasi media dengan autoklaf.

Pembuatan media yang digunakan adalah medium agar atau medium padat. Medium
yang digunakan adalah NA dan PDA. Perlu diingat dalam pembuatan media harus mengandung
nutrisi, mineral, dan vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri,
baik, makro nutrient yaitu Karbon(C), oksigen(O), hidrogen(H), Nitrogen(N), Sulphur(S),
Fosfor(P), Potassium(K), Magnesium(Mg), Kalsium(Ca), dan Bedi(Fe). Maupun mikro nutrient
yaitu Zinc(Zn), Kobalt(Co), Molybdenum(Mo), Nikel(Ni), Copper(Cu), yang kedua nutrient
tersebut harus tersedia dalam media perkembangbiakan.

Pembuatan Medium NA

Pembuatan Madium NA dilakukan mula-mula dengan memasukkan serbuk NA


sebanyak 7,8 gram ke dalam labu erlenmeyer lalu masukkan akuades sebanyak 200 ml, goyang
goyangkan labu erlenmetar dan ukur pH nya hingga mendekati 7. Lalu aduk hingga menjadi
homogen dengan menggunakan magnetik stirer pada suhu dan kecepatan standar. Jika warna sudah
menjadi kuning kecoklatan. Hentikan stirrer lalu masukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing
5 ml, lalu tutup dengan kapas dan alumunium foil. Siap untuk disterilkan.

Fungsi utama dari medium NA adalah sebagai medium kultivasi dan enumerasi bakteri.
Namun, dengan tambahan beberapa bahan seperti amilum/pati, serum, dan darah. Medium nutrient
agar juga dapat digunakan sebagai medium pengayaan dan selektif bagi mikroorganisme tertentu
serta bermanfaat dalam uji serologi dan biokimia untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam medium
NA terkandung pepton, yeast, dan beef extract yang berfungsi sebagai sumber nitrogen dan sumber
karbon, sumber vitamin dan beberapa senyawa lain untuk menyokong pertumbuhan bakteri.

Pembuatan medium PDA

Pembuatan medium PDA dilakukan mula-mula dengam memasukkan serbk PDA


sebanyak 23,4 gram ke dalam gelas beaker lalu masukkan akuades sebanyak 600 ml. Aduk gelas
beaker lalu hitung pHnya sampai mendekati pH 7. Lalu aduk hingga homogen dengan
menggunakan magnetik stirrer pada suhu dan kecepatan standar. Jika warna sudah menjadi kuning
tua, hentikan stirrer lalu masukkan ke dalam 4 gelas beaker dengan takaran sama, lalu siap untuk
disterilkan.

Media potato Dextrose Agar(PDA) memiliki fungsi secara umum untuk menjadi media
pertumbuhan atau pembiakan mikroorganisme jenis jamur. Karkteristik PDA ini sendiri dapat
dilihat dari jenis, konsistensi, warna, sifat media, dan pH, serta ciri khusus lainnya.

Autoklaf merupakan alat sterilisasi tertutup dengan metode panas basah meggunakan uap
bersuhu dan bertekanan tinggi (121 C, 15 ibs) selama kurang lebih 15 menit. Prnsip autoklaf adalah
terjadinya koagulasi lebih cepat dalam keadaan basah daripada keadaan kering. Proses sterilisasi
dengan autoklaf ini yaitu dengan membunuh mikroorganisme dengan cara denaturisasi protein pada
membran mikroorganisme. Syarat suatu bahan dapat disterilisasi adalah bahan tersebut harus tahan
panas dan tahan lembab. Penggunaan autoklaf sangat luas seperti pada sterilisasi peralatan bedah,
diagnostic, wadah, aqua injeksi, preparat mata, cairan irigasi, media dan bahan termostabil lain.

Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorgansme,


melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh
mikroorganisme. Autoklaf terutama ditunjukkan untuk membunuh endospora. Yaitu sel resisten
yang diproduksi oleh bakteri. Sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada
spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunug sel
vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 C yang merupakan titik didih air
pada tekanan atmosfer normal. Perhitunganwaktu sterilisasi dimulai ketika suhu autoklaf mencapai
121 C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak,transfer panas pada bagian dalam
autoklaf akanmelambat sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan
semua objek bersuhu 121 C dalam waktu 10—15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan
ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkam waktu
yang lebih lama untuk mencaoai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan indikator biologi,
contohnya bakteri Bacillus stearothermophilus.

G. KESIMPULAN
1. Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini memiliki fungsi yang berbeda – beda.
2. Pembuatan media harus benar-benar steril, proses sterilisasi harus dapat dilakukan secara
mekanik, fisik, dan kimiawi.
3. Autoklaf adalah alat sterilisasi yang memanfaatkan uap air panas bertekanan tinggi dan
biasanya digunakan untuk sterilisasi peralatan atau bahan kultur yang tahan panas dan tidak
rusak oleh panas.
4. Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-
sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba.

H. DAFTAR PUSTAKA
Anggra, anies. 2010. Usaha 6 JenisJamurSkalaRumahTangga. Swadaya :Depok

HadioetomoRatna, 1990, MikrobiologiDalamPraktek, Jakarta:PT.Gramedia, Jakarta

Hadioetomo, R.S. 1993. MikrobiologiDasarDalamPraktek. Gramedia : Jakarta.

NatsirDjidedanSartini, MikrobiologifarmasiDasar,  UniversitasHasanuddin; Makassar, 2006.

Sandra, 2013, Mikrobiologi Umum, Erlangga : Jakarta.

Schegel, G.H. 1993. General Microbiologi seventh edition.Cambrige University Press, USA.

Sugianto, 2012, Pembuatan Medium, UGM : Yogyakarta.

Sumarsih, Sri. 2003. MikrobiologiDasar. Yogyakarta: JurusanIlmu Tanah UPN

Sumarsih,sri. 2010. UntungBesar Usaha BibitJamurTiram. Swardaya :Depok

Suriawiria, Unus. 1986. Mikrobiologi. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka

Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. MikrobiologiDasarJilid 1 Edisike 5.Erlangga, Jakarta.


Yogyakarta, 25 Oktober 2018

Asisten Koreksi Praktikan

1. Cornellia Putri
2. David Fernando
3. Dian Sadewa
4. Elektra Amelia
5. Elma Rizkika
6. Erika Rusdiana H
7. Fachrizal Edhi N
8. Fadhila Aninda
9. Faiqoh Nur M
10. Fanny Rahmasari
11. Farah Ataya

Anda mungkin juga menyukai