0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan5 halaman
Ketiga undang-undang tersebut mengatur tentang hak-hak pekerja dan hubungan industrial, namun memiliki perbedaan pada pengaturan istirahat panjang, cuti untuk pekerja perempuan, dan sanksi untuk pelanggaran.
Ketiga undang-undang tersebut mengatur tentang hak-hak pekerja dan hubungan industrial, namun memiliki perbedaan pada pengaturan istirahat panjang, cuti untuk pekerja perempuan, dan sanksi untuk pelanggaran.
Ketiga undang-undang tersebut mengatur tentang hak-hak pekerja dan hubungan industrial, namun memiliki perbedaan pada pengaturan istirahat panjang, cuti untuk pekerja perempuan, dan sanksi untuk pelanggaran.
Perbedaan Undang-Undang Undang-Undang Undang-Undang
Nomor 13 Tahun Nomor 11 Tahun Nomor 2 Tahun
2003 tentang 2020 tentang Cipta 2004 tentang Ketenagakerjaan Kerja Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Hal yang diatur Mengatur segala hal Mengatur mengenai Mengatur mengenai yang berhubungan pemberbadayaan perselisihan dengan tenaga kerja lapangan kerja dan hubungan industrial pada waktu, selama hak-hak pekerja. yang mana yakni dan sesuaah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, PHK, dan perselisihan serikat. Hal ini sebagaimana yang tercantum pada Istirahat mingguan Pasal 79 ayat (2) Sedangkan dalam huruf b mengatur Pasal 79 ayat (2) bahwa pengusaha huruf b mengatur wajib memberi bahwa istirahat waktu istirahat mingguan 1 hari mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu dalam 1 minggu atau 2 hari untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu Istirahat panjang Pasal 79 ayat 2 huruf Sedangkan dalam d mengatur bahwa Undang-Undang Istirahat panjang Cipta Kerja terkait sekurang-kurangnya dengan istirahat 2 (dua) bulan dan panjang diserahkan dilaksanakan pada kepada aturan tahun ketujuh dan perushaaan atau kedelapan masing- perjanjian kerja masing 1 (satu) sama bulan bagi pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus-menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun. Cuti menjalankan Pasal 80 mengatur Tidak diatur ibadah bahwa pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya untuk melaksanakan ibadah agamanya Cuti kerja (haid) Pasal 81 mengatur Tidak mengatur bahwa pekerja mengenai hak cuti perempuan yang haid bagi pekerja apabila dalam masa perempuan haid merasakan sakit maka tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua Cuti hamil dan Pasal 82 mengatur Tidak diatur melahirkan bagi bahwa pekerja pekerja perempuan perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan dan begitupun apabila pekerja perempuan mengalami keguguran Hak untuk menyusui Pasal 83 mengatur Tidak diatur bahwa pekerja perempuan yang masih sedang masa menyusui perusahaan memberikan kesempatan jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja Tenaga kerja asing Pasal 42 ayat (1) Pasal 42 mengatur mengatur bahwa bahwa izin tertulis setiap pemberi kerja TKA diganti dengan yang pengesahan rencana memperkerjakan penggunaan TKA TKA wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk Tenaga kerja asing Pasal 44 ayat 1 UU Pasal 44 mengenai Ketenagakerjaan kewajiban menaati menyatakan: ketentuan mengenai Pemberi kerja tenaga jabatan dan kerja asing wajib kompetensi TKA menaati ketentuan dihapus. mengenai jabatan dan standar kompetensi yang berlaku. Mengenai pesangon Pasal 156 mengatur Pasal 156 mengatur bahwa pemberian mengenai pesangon pesangon dalam hal juga, namun ada PHK, perhitungan perbedaan yakni uang penghargaan pada ayat (1) Uang dan penggantian hak penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur; b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja; c. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Dalam UUK, uang penggantian hak juga meliputi penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat. Sanksi Pasal 184 mengatur Tidak diatur jika perusahaan yang tidak mengikutsertakan pekerja dalam program jaminan pensiun (Pasal 167 ayat (5), maka akan dikenakan sanksi pidana penjara 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 500 Outsourcing Penggunaan Membuka bagi outsoursing dibatasi lembaga outsourcing dan hanya untuk untuk tenaga kerja di luar mempekerjakan usaha pokok pekerja untuk berbagai tugas, termasuk pekerja lepas dan pekerja penuh waktu Jaminan kehilangan Tidak diatur Pasal 82 mengatur pekerjaan mengenai program jaminan sosial baru yaitu jaminan kehilangan pekerjaan yang dikelola oleh BPJS ketenagakerjaan berdasarkan prinsip asuransi sosial