Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ANISA RADJAB

KELAS : B KEPERAWATAN 2018

NIM : C01418014

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. YANG MENDERITA PENYAKIT TB


PARU YANG DI RAWAT DI RSU

KASUS

Seorang wanita, mahasiswa, 22 tahun, dirawat di RSU karena mual,kadang-kadang muntah,


tidak nafsu makan yang telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS.
Pemeriksaan fisik TB 158cm, BB 40kg, IMT 15, TTV: td 100/70 mmHg, Nadi 100 x/menit,
RR 22 x/menit. Keluhan dirasakan klien sejak menkonsumsi obat patu-paru (OAT) yang
diperolehnya dari puskesmas. Klien mengatakan kondisi saat ini membuat klien merasa malu
karena menjadi tidak produkti dan merasa khawatir akan masa depannyaa kelak. Klien dan
Keluarganya juga masih memandang penyakit TB Paru merupakan penyakit yang memalukan
dan merupakan aib bagi keluarga. Riwayat penyakit seelumnya sekitar 6 minggu sebelum
masuk RS klien pernah berobat ke puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien
sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut
kondisi kesehatannya semakin memburuk karena mengalami mual untah berat. Klien baru 5
minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya di hentikan sejak minggu yang lalu.
Klien dan memandang bahwa penyakit dan aib bagi keluarga.

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny.
Umur : 22 thun
Alamat :-
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
Dx : Tb paru
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utama: mual,kadang-kadang muntah, tidak nafsu makan.
3. Riwayat kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan sekitar 6 minggu sebelum masuk rumah sakit klien pernah berobat ke
puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk, klien sempat di beri Obat Anti
Tuberkulosis (OAT). klien merasakan sakit sejak mengonsumsi obat paru-paru (OAT)
yang di perolehnya dari puskesmas.
4. Pemeriksaan fisik
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Bb : 40 kg
Tinggi badan : 158 cm
IMT : 15
B. Analisis kasus

Tuberculosis merupakan suatu penyakit kronik dan menular yang disebabkan oleh bakteri
mycobacterium tuberculosis yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia
ini. Penyakit ini lebih sering menyerang paru dari pada organ tubuh lainnyayang ditandai dengan batuk
selama 2 minggu atau lebih, batuk disertai dengan gejala tambahan yaitu dahak, dahak bercampur darah
dan sesak nafas sehingga dapat terjadi penyempitan pada jalan napas, penumpukan mukus atau lendir
pekat secara berlebih bahkan obstruksi jalan napas

C. Analisa data

No Data Etiologi Problem


1 DS: Mikrobacterium tuberkulosa Mual,muntah dan
Klien mengeluh sering Saluran pernafasan
tidak nafsu makan.
mual dan kadang-
Masuk dalam lapang paru
kadang muntah dan
tidak nafsu makan, Alveoli

DO: Proses peradangan


TD : 100/70 mmHg
Tuberkel
Nadi : 10x/mnt
TB : 158 cm Infeksi primer pada alveoli

BB : 40 kg TBC primer
IMT : 15
Meluas
Respirasi : 22 x/menit
Hematogen

Bakterimia
Pleura Peritonium

Pleuritis Asam lambung


meningkat

Nyeri dada Mual, muntah

Anoreksia

Perubahan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh

2 DS: Mikrobacterium tuberkulosa Batuk-batuk


Klien mengeluh sering Saluran pernafasan
mengalami batuk-batuk
Masuk dalam lapang paru
DO:
TD : 100/70 mmHg Alveoli

Nadi : 10x/mnt Proses peradangan


Respirasi : 22 x/menit
Tuberkel

Infeksi primer pada alveoli

Produksi sekret berlebihan

Batuk produktif

Sekret kental

Tidak efektifnya bersihan jalan nafas

D. Diagnosa keperawatan sesuai prioritas


1. Defisit nutrisi berhubugan dengan faktor psikologis(keengganan untuk makan).
2. Ketidak efektifan bersihan jalan napas berhubngan dengan penumpukan secret.

E. Intrvensi keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1. Defisit nutrisi berhubugan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
dengan faktor psikologis Tindakan keperawatan Observasi :
(keengganan untuk makan) selama 1x24 jam, maka  Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan
status nutrisi membaik intoleransi makanan
dengan kriteria hasil:  Identifikasi makanan yang
 Berat badan, membaik disukai
 Indeks masa tubuh  Identifikasi kebutuhan
membaik kalori dan jenis nutrient
 Nafsu makan  Identifikasi perlunya
membaik penggunaan selang
nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik :
 Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
 Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
 Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
 Berikan suplemen
makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogatrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi :
 Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
 Ajarkan diet yang
 diperogramkan
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian
medikasi seelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antlemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli
gizi untutk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
2. Ketidak efektifan bersihan Setelah dilakukan Latihan Batuk Efektif.
jalan napas berhubngan tindakan keperawatan Tindakan :
dengan penumpukan secret. selama 1x24 jam, maka Observasi :
Berssihan Jalan Napas  Identifikasi kemampuan
meningkat, dengan batuk
kriteria hasil :  Monitor adanya retensi
 Batuk efektif sputum
meningkat  Mnitor tanda dan gejala
 Produksi sputum infeksi saluran napas
meningkat  Monitor input dan
 Pola napas output cairan (mis.
meningkat Jumlah dan
karakteristik)
Terapeutik :
 Atur posisi semi-Fowler
atau Fowler
 Pasang perlak dan
bengkok di pangkuan
pasin
 Buang secret pada
tempat sputum
Edukasi :
 Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
 Anjurkan Tarik napas
dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik,
kemudian keluarkan
dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
 Anjurkan mengulangi
Tarik napas dalam
hingga 3 kali
 Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah
Tarik napas dalam yang
ke-3
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian
mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai