Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENGARUH SUMBER-SUMBER

KEUNGGULAN BERSAING BIDANG PEMASARAN


TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI INDONESIA

NAMA : GILANG PRATAMA PUTRA

NPM : 1812110296

PRODI : S1 – MANAJEMEN

MATKUL : SEMINAR MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

INSTITUT BISNS DAN INFORMATIKA DARMAJAYA

BANDAR LAMPUNG

2021
RANGKUMAN

Pada konsep keunggulan bersaing (competitive advantage) semua bagian yang ada dalam
organisasi, baik yang berupa sumber daya maupun aktifitas, dapat menjadi keunggulan bersaing
melalui 3 alternatif strategi yaitu cost leadership, differentiation, atau focus. Manajemen dapat
memisahkan aktifitas-aktifitas dasar yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan cara analisis
rantai nilai.

Analisis keunggulan bersaing menunjukkan perbedaan dan keunikannya di antara para


pesaing. Keunggulan posisi merupakan hasil produksi dengan biaya rendah (cost leadership) atau
diferensiasi yang memberikan keunggulan nilai bagi konsumen. Bagi produsen yang ingin
menikmati keunggulan bersaing di pasar, perbedaan antara produknya dan produk pesaing harus
dapat dirasakan di pasaran. Untuk bisa mencapai keunggulan bersaing berkelanjutan perlu
diciptakan hambatan sehingga sulit bagi pesaing untuk melakukan imitasi. Selain melakukan
imitasi, perusahaan perlu meningkatkan kualitasnya juga.
Konsep strategi pemasaran adalah pernyataan (baik secara implisit maupun eksplisit)
mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Strategi pemasaran
memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi
pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran. Lima elemen
strategi pemasaran yaitu pemilihan pasar, perencanaan produk, penetapan harga, sistem
distribusi, dan komunikasi pemasaran (promosi).

Pada dasarnya, strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-
variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen bauran
pemasaran dan biaya bauran pemasaran. strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya
dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen
bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran.

Pada perusahaan terdapat istilah “Merek”. Merek dapat berupa nama, istilah atau lambang
yang dapat mengidentifisikan sebuah perusahaan. Merek sebaiknya dibuat secara unik, mudah
diingat dan dibedakan dengan yang lain. Promosi merupakan salah satu program bauran
pemasaran yang pada hakekatnya merupakan suatu bentuk komunikasi dimana sendernya adalah
pihak pemasar dan receivernya adalah pihak stakeholder, terutama pasar. Identifikasi pasar
sasaran dimulai dengan proses pembagian pasar yang sering dikenal dengan istilah segmentasi.
Pada aspek harga, penetapannya harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti tujuan
pemasaran, kesesuaian dengan bauran pemasaran yang lain, biaya produksi, harga pesaing,
kondisi perekonomian dan sebagainya. Pengimplementasiannya yaitu jika tujuan pemasaran yang
ditetapkan adalah menjadi pemimpin pasar dalam hal pangsa pasar maka harga akan ditetapkan
rendah, sebaliknya jika tujuan pemasaran adalah menjadi pemimpin pasar dalam hal kualitas
maka untuk menutup biaya produksi harga akan ditetapkan tinggi.

Tingkat pencapaian prestasi perusahaan yang diukur dalam bentuk hasil-hasil kerja atau
performance outcome disebut dengan kinerja perusahaan. indikator pengukuran kinerja dan
keunggulan bersaing yang paling sering digunakan adalah market share dan profitabilitas.
Market share adalah pangsa pasar relatif, yaitu total penjualan perusahaan yang dinyatakan
sebagai persentase penjualan terhadap major competitor. Jika market share perusahaanmeningkat
berarti perusahaan dapat mengungguli pesaingnya, jika maket share perusahaan menurun, dapat
dikatakan perusahaan kalah dari pesaingnya.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling (non random
sampling), sampel diambil secara purposive sampling dari industri manufaktur yang sahamnya
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Variabel bebas yang digunakan dalam mengukur perusahaan adalah citra merek (brand
image), promosi periklanan, identifikasi pasar sasaran, kemampuan memenuhi tuntutan pasar
sasaran (target market), penetapan harga, pelayanan pelanggan sebelum dan setelah penjualan,
luasnya lini produk, luasnya cakupan distribusi, distribusi biaya rendah, distribusi selektif,
penguasaan penjualan secara personal, dan reputasi perusahaan.

M.Comp=∑[(M% Responsibility) x (Importance) x (Performance)]

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil-hasil kinerja perusahaan yang dievaluasi
berdasar dimensi: pangsa pasar (market share) dan pertumbuhan pangsa pasar (market share
growth).

Citra merek dan reputasi perusahaan merupakan sumber keunggulan bersaing yang menjadi
tanggung jawab terbesar fungsi pemasaran (sekitar 80 %). citra merek dan reputasi perusahaan
dianggap sebagai sumber keunggulan bersaing yang paling penting, dilanjutkan dengan
kemampuan memenuhi tuntutan pasar sasaran dan identifikasi pasar sasaran. kinerja perusahaan
manufaktur di Indonesia (yang diwakili oleh pendapat responden) cukup baik terutama dalam hal
citra merek, reputasi perusahaan, identifikasi pasar sasaran dan promosi atau periklanan. Namun
dalam hal biaya distribusi, kinerjanya menunjukkan rata-rata yang agak kurang memuaskan
(dibawah kriteria agak baik). hasil kinerja industri manufaktur di Indonesia (yang diwakili oleh
ukuran pangsa pasar dan pertumbuhan pangsa pasar) cukup baik, terutama dalam hal pangsa
pasar yang menunjukkan rata-rata lebih dari kriteria baik.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN

Kekuatan :

1. Reputasi yang dimiliki perusahaan manufaktur tinggi sehingga akan meningkatkan


kepercayaan konsumen.

2. Dibangunnya citra merek atau brand image meningkatkan rasa kepercayaan serta
keyakinan bahwa produk dan kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan manufaktur bisa
diandalkan.

3. Strategi yang diterapkan manufaktur baik, maka akan lebih mudah dalam meraih target
yang akan dicapai.

4. Meningkatkan persaingan sehingga para perusahaan selalu berlomba-lomba memberikan


output yang terbaik.

5. Segmentasi perusahaan manufaktur yang baik akan membuat perusahaan lebih terarah dan
siap dalam menjalankan aktivitas pengoperasian bisnisnya.

6. Dengan dilakukannya analisis berbasis survey maka akan dapat dilihat secara langsung
bagaimana kondisi asli di perusahaan manufaktur, sehingga didapatkan data yang lebih
kaya dan tidak hanya berdasarkan teori.

Kelemahan :

1. Tidak semua perusahaan manufaktur dapat bersaing dengan perusahaan manufaktur


lainnya dalam upaya menciptakan citra (melalui brand) terutama perusahaan yang belum
lama berdiri dan belum go-public.

2. Tidak adanya jaminan reliabilitas dan validitas pada penelitian yang dilakukan.

3. Jumlah perusahaan yang menjadi responsi masih tergolong sedikit sehingga sampel yang
diambil dikhawatirkan tidak mewakili beberapa perusahaan lainnya.

4. Responden yang mengisi kuisioner adalah manajer pemasaran, yang memungkinkan


perbedaan presepsi dengan pihak internal perusahaan lainnya seperti direktur perusahaan.

5. Pertanyaan yang disampaikan untuk responden semuanya berbasis pertanyaan positif.


TEMUAN / GAP

Variabel pada penelitian Nursya’bani Purnama dan Hery Setiawan (2000) menunjukkan
berbagai data terkait sumber yang dapat meningkatkan persaingan, akan tetapi hipotesis tersebut
belum dibuktikan atau tidak ada reliabilitas dan validitas terhadap hasil penelitian yang dilakukan.

Variabel pada penelitian Nursya’bani Purnama dan Hery Setiawan (2000) menunjukkan
bahwa citra perusahaan sangat berpengaruh penting terhadap sumber keunggulan bersaing bidang
pemasaran tanpa ditunjukkan terlebih dahulu proses yang perlu dilakukan agar meningkatkan
peraingan. Tetapi, pada penelitian Novera dan Tanti (2019) komunikasi dalam pemasaran menjadi
hal yang paling berpengaruh agar pesan yang disampaikan terhadap konsumen dapat diterima dengan
baik, lalu citra perusahaan menjadi output setelah strategi komunikasi bisnis dapat berjalan dengan
baik.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :

Kompetensi pemasaran mempunyai pengaruh positif terhadap hasil-hasil kinerja perusahaan.


Kinerja perusahaan dapat ditingkatkan melalui usaha meningkatkan kompetensi bidang
pemasarannya. Usaha meningkatkan kompetensi pemasaran dapat dilakukan dengan memperbaiki
kinerja faktor-faktor keungulan bersaing. Sumber keunggulan bersaing bidang pemasaran yang
menjadi tanggung jawab utama fungsi pemasaran adalah: bagaimana menciptakan reputasi
perusahaan dan membangun citra merek (brand image) yang baik, mengidentifikasi pasar sasaran
secara tepat dan mampu memenuhi tuntutan pasar sasaran, melakukan promosi periklanan,
memperluas cakupan distribusi dan melakukan distribusi selektif, pelayanan sebelum dan setelah
penjualan, serta penetapan harga dan biaya distribusi.

Kompetensi pemasaran terhadap pangsa pasar dan pertumbuhannya saling berpengaruh


positif. Ini berarti pula bahwa strategi dan taktik pemasaran sangat mutlak diperlukan dalam upaya
mencapai pangsa pasar/pertumbuhan pangsa pasar yang ditargetkan perusahaan. Proses segmentasi
pasar secara tepat, baik berdasarkan faktor geografis, demografis, psikologis maupun perilaku
konsumen adalah tahap awal strategi pemasaran. Lalu identifikasi segmen pasar mana yang akan
dijadikan target sasaran.

Sumber-sumber keunggulan bersaing bidang pemasaran yang dianggap lebih penting ternyata
cenderung mempunyai kinerja yang lebih baik. Sehingga mungkin segala upaya akan difokuskan
pada peningkatan sumber keunggulan bersaing yang dianggap lebih penting. Oleh karena itu wajar
jika kinerjanyapun akan lebih baik. Sebaliknya sumber keunggulan bersaing yang dianggap kurang
penting ternyata juga memiliki kinerja yang lebih jelek.

Saran :

Perusahaan manufaktur yang baru saja didirikan akan kesulitan bersaing dengan peruahaan
yang telah lama berdiri dan memiliki eksistensi lebih baik, oleh karena itu perlu dilakukan survey
baik pada perusahaan yang telah go-public maupun yang belum go-public. Selain itu, perlu adanya
jaminan reliabilitas dan validitas pada penelitian yang dilakukan dengan memperbaiki elemen-
elemen pendukung responsi agar jawaban yang diterima lebih akurat. Para internal perusahaan juga
perlu menjadi responden agar didapat jawaban yang lebih kuat. Dan perlunya pertanyaan berbasis
negatif agar bisa juga dijadikan bahan evaluasi yang juga menjadi faktor penting dalam persaingan.

Anda mungkin juga menyukai