Anda di halaman 1dari 3

KAKATU, APLIKASI

PARENTAL CONTROL
YANG LAHIR DARI
ADIKSI GAME
FOUNDER-NYA
by Mauren Fitri
Teknologi memang saat ini nggak bisa dipisahin sama kegiatan sehari-hari.
Selain untuk mempermudah hidup manusia, teknologi juga jadi media
komunikasi utama dan media untuk menghibur diri (main games kalo lagi
bosen, misalnya). Coba angkat tangan deh, berapa banyak dari kalian yang
tiap bangun tidur pegang gadget terlebih dulu ketimbang bangun dari kasur?

Nah kan, banyak! Ada seratus juta sekian orang yang tunjuk tangan! *maksa*

Kalo kita yang udah gede aja kecanduan sama gadget, terus gimana dengan
anak-anak? Sebenernya main gadget buat anak-anak itu nggak masalah,
asal digunakan dengan bener dan nggak bikin kecanduan. Sayangnya sih,
penggunaan gadget pada anak-anak sampe saat ini banyak bocornya. Mulai
dari yang kecanduan gadget, sampai mereka dengan nggak sengaja (dan ada
yang sengaja pula) mendapati konten-konten pornografi yang berseliweran di
dunia maya dan games. Sedih kan kalo gini?

Baca juga: Di Keluarga, Berharaplah Sering Dimarahin!


Image credit: YouTube / Kakatu
Tahun 2013 ada sekitar 4,3 juta situs pornografi yang tumbuh pesat kayak
taneman kangkung disiram air melulu. Lalu menurut hasil survey, 95 dari 100
pelajar SD di Indonesia pernah mengakses konten pornografi. Rata-rata
mereka nggak sengaja mendapati konten pornografi justru dari rumah sendiri,
dari gadget yang mereka gunakan sehari-harinya yang lepas dari
pengawasan orang tua tentunya. Walau memang ada sebagian kecil yang
mengakses lewat laptop atau PC di warnet, juga kiriman dari temen.

Sama kayak yang pernah dialami oleh Muhamad Nur Awaludin (Mumu), co-
founder Kakatu, salah satu finalis Seedstars World Jakarta
2015. Menurutnya, dampak negatif gadget itu banyak banget, nggak cuman
sekedar kecanduan dan pornografi saja. Dan kalo hal ini dibiarin terus-
menerus, nggak cuman hubungan orang tua dan anak jadi renggang, tapi si
anak ini juga bakal tumbuh jadi generasi yang nggak karuan. Sayang banget
kan.

“Dulu saya fokus sama game online, sampai jarang makan dan segala
macem. Bahkan suatu saat saya pernah main hingga 30 jam non-stop, dan
saya juga pernah berhenti sekolah selama 2 tahun gara-gara main game
online ini. Banyak hal juga terjadi kayak berjudi, berbohong, sampai
pornografi juga sempet. Memang cuman gambar aja sih, tapi kan jadi
penasaran.”
Baca juga: Anak-anak Mestinya Diajarin Jadi Entrepreneur!

Setelah sadar kalau kecanduannya itu gak membawa pengaruh positif dalam
hidupnya, saat kuliah, Mumu pun mendirikan Kakatu bersama teman-
temannya. Kakatu sendiri adalah aplikasi parental control yang membantu
memastikan hal-hal baik saja yang akan diterima anak ketika
menggunakan gadget. Simplenya sih Kakatu ini berfungsi sebagai pengontrol
konten gadget anak mulai dari menyeleksi, membatasi, mengawasi, sampai
memberikan rekomendasi aplikasi yang bisa digunakan oleh anak.

Mumu bilang, dia membuat Kakatu didorong oleh motivasi untuk


menyelesaikan masalahnya sendiri. Di luar sana, banyak aplikasi serupa
Kakatu, cuman bedanya Kakatu ini nggak cuman bisa nge-block tayangan
atau website abal-abal, tapi juga bisa ngasih rekomendasi appsmana yang
bagus buat anak, sampai ngasih tau berapa lama waktu yang pas untuk anak
bermain bersama gadget. Eits, ini sih nggak ngasal karena Kakatu
bekerjasama dengan psikolog untuk mengembangkan rekomendasi ini.

Pastinya sih orang tua akan sangat terbantu karena bisa lebih leluasa
mengontrol anak-anaknya dalam bermain gadget. Dan si anak pun juga
nggak bisa mencurangi gadget, karena Kakatu punya PIN yang digunakan
sebagai password akses Kakatu ini.

Menurut saya, Kakatu ini bisa jadi win-win solution untuk orang tua dan anak
lho. Karena orang tua nggak musti menjauhkan gadget dari anak-anak, anak-
anak pun juga masih bisa menggunakan gadget sebagai media belajar dan
hiburan tanpa harus kecanduan dan teracuni konten negatif.

https://www.ziliun.com/kakatu-aplikasi-parental-control-yang-lahir-dari-adiksi-game-founder-nya/

26/6/2018; 09:33

Anda mungkin juga menyukai