Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rio Martin

Nim : F1D020001
Kelas : A

Working in the Crowder battlefield : civil society in the global pandemic


issue

Respon WHO on pandemic 


-Recognize the event, mengakui dulu ada pandemi
-Verify the event
-Contain (reaksi PBB)
-Mitigate (mencegah)
-Recovery and prepare for subsequent waves 
Actors (yang terlibat)
-internasional organization
-state (pemerintah pusat, pemerintah daerah dan distrik)
-masyarakat sipil
Actors diatas berdasarkan cakupannya yaitu tidak berdasarkan hirarki,
yang paling disorot dalam actors ini yaitu distrik dan masyarakat sipil, karena
kalau kita lihat dari wuhan sampai sekarang yang dialami karena besarnya
permasalahan yang harus ditangani tidak mungkin dilakukan di skala yang besar
karena setiap daerah akan memiliki karakteristik sendiri, kalau kita lihat di
indonesia sekarang kaya lockdown, ppsb dan ppkm itu semakin mengecil jadi
aktor aktor yang ada dalam situlah yang harus menetapkan kita mau ke arah
kemana
Mitigasi/pencegahan pandemic
-Build on emergency operation center, tidak hanya melibatkan unsur unsur
pemerintah tapi semua unsur masyarakat 
-Regularly assess need, identify resources, and plan for responses. , ini yang
perlu kita sikapi karena kebijakan yang dilakukan pemerintah seringkali berubah
-Implement the responses
-Prepare for community recovery
Human right city concept 
Ini adalah sebuah konsep yang dipromosikan di seluruh dunia yang dimulai
dari ghuang zhoe Korea, karena waktu itu mereka juga punya sejarah yang  mirip
dengan gerakan kemanusiaan Trisakti. Human Right City Concept sebenarnya
sederhana yang mungkin sudah dilaksanakan. Ada 3 Prinsip utama. Pertama
adalah analyse ketika sebuah kebijakan itu diformulasikan harus ada proses
analisisnya. Prinsip yang penting itu no one left behind (banyak kebijakan yang
dibuat, banyak yang meninggalkannya), Human Right City Concept menuntut
pemerintah kota harus memastikan bahwa tidak ada yang ditinggalkan maka
analisi sebelum pembuatan kebijakan itu sangat diperlukan sekali. Kedua adalah
Participatory decision making process. Bahwa setiap Key group itu harus terlibat
didalam proses pembuatan kebijakan dan tidak boleh ada yang terlewatkan.
Kemudian yang terakhir adalah kebijakan apapun yang formulasikan akhirnya
adalah tujuannya untuk empower, jadi self helpnya itu tidak hanya kalau
sekarang kan masih tahap semisal memberikan bantuan misalnya paket
sembako dan itu memang diperlukan. Menurut buku tentang bukunya Marc Wok,
Profesor UGM beliau menunjukkan bahwa kalau kita bicara tentang civil society
dengan organisation itu ada tahapannya.
Tahapannya first Generation, first generation itu yang lebih charity semisal
ngasih bantuan sembako , ngasih jasa dengan asumsi masyarakatnya sudah
tidak mampu, jadi intinya penuhi dulu kebutuhan dasarnya tapi harus ada yang
memikirkan what makes? Lalu bagaimana mereka akan survive, bagian dari inti
dari civil society sudah mulai memperhatikan ke arah situ, karena konsentrasinya
masih ke kegiatan-kegiatan yang sifatnya karitatif dalam arti memberikan
bantuan, tetapi untuk yang berpikir apa yang bisa kita lakukan karena ini kan kita
kayak berpacu dengan waktu, jadi di satu sisi kita butuh memberikan bantuan
tapi di sisi lain ada esok hari yang perlu kita siapkan. Lalu dengan konsep seperti
itu maka dihubungkan dengan buku Where's wally yang mencari seseorang di
keramaian yang bergaris-garis merah putih merah putih, yang menjadi
pertanyaan besarnya di tengah hiruk pikuk yang sekarang ini civil society itu
harus ngapain dan ada dimana, 
Social Distancing sama dengan Policy Distancing. walaupun kita sibuk
dengan sekarang dengan membantu inisiatif banyak sekali tapi ada yang perlu
dijaga bahwa ada policy yang tetap harus kita pengaruhi karena kalau tidak
dampaknya di depan nanti kalau misalnya ternyata pemerintah menyiapkan
policy yang kontra dengan kondisi sebenarnya itu bahaya. Takutnya nanti malah
memperburuk kondisi kedepannya. Sebenarnya ada yang namanya Tapic
Framework yang khusus dalam bidang kesehatan. How Municipality and civil
society interact? Pertama transparency to identify opportunities, kedua
Accountability, ketiga Participation, keempat Integrity dan kelima Policy Capacity.

Anda mungkin juga menyukai