Working in the Crowder battlefield : civil society in the global pandemic
issue
Respon WHO on pandemic
-Recognize the event, mengakui dulu ada pandemi -Verify the event -Contain (reaksi PBB) -Mitigate (mencegah) -Recovery and prepare for subsequent waves Actors (yang terlibat) -internasional organization -state (pemerintah pusat, pemerintah daerah dan distrik) -masyarakat sipil Actors diatas berdasarkan cakupannya yaitu tidak berdasarkan hirarki, yang paling disorot dalam actors ini yaitu distrik dan masyarakat sipil, karena kalau kita lihat dari wuhan sampai sekarang yang dialami karena besarnya permasalahan yang harus ditangani tidak mungkin dilakukan di skala yang besar karena setiap daerah akan memiliki karakteristik sendiri, kalau kita lihat di indonesia sekarang kaya lockdown, ppsb dan ppkm itu semakin mengecil jadi aktor aktor yang ada dalam situlah yang harus menetapkan kita mau ke arah kemana Mitigasi/pencegahan pandemic -Build on emergency operation center, tidak hanya melibatkan unsur unsur pemerintah tapi semua unsur masyarakat -Regularly assess need, identify resources, and plan for responses. , ini yang perlu kita sikapi karena kebijakan yang dilakukan pemerintah seringkali berubah -Implement the responses -Prepare for community recovery Human right city concept Ini adalah sebuah konsep yang dipromosikan di seluruh dunia yang dimulai dari ghuang zhoe Korea, karena waktu itu mereka juga punya sejarah yang mirip dengan gerakan kemanusiaan Trisakti. Human Right City Concept sebenarnya sederhana yang mungkin sudah dilaksanakan. Ada 3 Prinsip utama. Pertama adalah analyse ketika sebuah kebijakan itu diformulasikan harus ada proses analisisnya. Prinsip yang penting itu no one left behind (banyak kebijakan yang dibuat, banyak yang meninggalkannya), Human Right City Concept menuntut pemerintah kota harus memastikan bahwa tidak ada yang ditinggalkan maka analisi sebelum pembuatan kebijakan itu sangat diperlukan sekali. Kedua adalah Participatory decision making process. Bahwa setiap Key group itu harus terlibat didalam proses pembuatan kebijakan dan tidak boleh ada yang terlewatkan. Kemudian yang terakhir adalah kebijakan apapun yang formulasikan akhirnya adalah tujuannya untuk empower, jadi self helpnya itu tidak hanya kalau sekarang kan masih tahap semisal memberikan bantuan misalnya paket sembako dan itu memang diperlukan. Menurut buku tentang bukunya Marc Wok, Profesor UGM beliau menunjukkan bahwa kalau kita bicara tentang civil society dengan organisation itu ada tahapannya. Tahapannya first Generation, first generation itu yang lebih charity semisal ngasih bantuan sembako , ngasih jasa dengan asumsi masyarakatnya sudah tidak mampu, jadi intinya penuhi dulu kebutuhan dasarnya tapi harus ada yang memikirkan what makes? Lalu bagaimana mereka akan survive, bagian dari inti dari civil society sudah mulai memperhatikan ke arah situ, karena konsentrasinya masih ke kegiatan-kegiatan yang sifatnya karitatif dalam arti memberikan bantuan, tetapi untuk yang berpikir apa yang bisa kita lakukan karena ini kan kita kayak berpacu dengan waktu, jadi di satu sisi kita butuh memberikan bantuan tapi di sisi lain ada esok hari yang perlu kita siapkan. Lalu dengan konsep seperti itu maka dihubungkan dengan buku Where's wally yang mencari seseorang di keramaian yang bergaris-garis merah putih merah putih, yang menjadi pertanyaan besarnya di tengah hiruk pikuk yang sekarang ini civil society itu harus ngapain dan ada dimana, Social Distancing sama dengan Policy Distancing. walaupun kita sibuk dengan sekarang dengan membantu inisiatif banyak sekali tapi ada yang perlu dijaga bahwa ada policy yang tetap harus kita pengaruhi karena kalau tidak dampaknya di depan nanti kalau misalnya ternyata pemerintah menyiapkan policy yang kontra dengan kondisi sebenarnya itu bahaya. Takutnya nanti malah memperburuk kondisi kedepannya. Sebenarnya ada yang namanya Tapic Framework yang khusus dalam bidang kesehatan. How Municipality and civil society interact? Pertama transparency to identify opportunities, kedua Accountability, ketiga Participation, keempat Integrity dan kelima Policy Capacity.