Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rio Martin

Nim : F1D020001

Kelas : B

Islam Nusantara merupahan paham Islam yang substansi dan implementasinya terjadi di wilayah
Nusantara dalam bentuk pertautan antara wahyu dan budaya Nusantara, yang menjadikan Islam
Nusantara memiliki nuansa khas Nusantara dan mempunyai karakter Indonesia, hasil interaksi nilai-
nilai Islam teologis dengan tradisi Indonesia. Istilah Islam Nusantara sempat menimbulkan kehebohan
tersendiri di tengah masyarakat Indonesia. Beberapa kalangan mengemukakan pendapatnya tentang
Islam Nusantara. Ada yang menganggapnya sebagai agama Islam yang berkembang di Indonesia dan
itu sah-sah saja. Ada pula yang berpendapat bahwa Islam Nusantara sejatinya tidak ada, mengingat
Islam itu hanya satu dan tidak berlaku istilah Islam Nusantara ataupun jenis Islam lainnya.
Pro dan kontra soal Islam Nusantara juga terjadi di media sosial. Pihak yang pro berjuang keras
menggunakan penalarannya dalam beragumentasi agar Islam Nusantara dapat diterima semua
kalangan. Semantara pihak yang kontra berusaha menyerang dan mematahkan semua argumen yang
dibangun pihak pro Islam Nusantara. Pihak kontra meyakini bahwa Islam itu hanya satu, yaitu Islam
yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Islam tidak bisa diberikan julukan berdasarkan metode
pendekatan maupun kawasan seperti Islam Nusantara. Islam dengan ciri khas seperti Islam Nusantara
dipandang negatif dan diyakini hal itu salah. Di mata mereka, kelompok pro Islam Nusantara dianggap
sebagai ahli bid’ah, karena berbeda dengan Islam ideal dalam pandangan mereka. Islam Nusantara,
menurut mereka, tidak lagi murni karena dimasuki paham dari luar. Pihak pro, di sisi lain, mendapat
dukungan dari para pemikir Muslim. Islam memang satu namun ekspresinya beragam. Islam
Nusantara menunjukkan ekspresi karakteristik Islam Indonesia yang khas dan tidak dimiliki Islam di
belahan bumi lain.
Pandangan politik Islam Nusantara berdasarkan pengalaman sejarah, lebih cocok pada sistem
simbiotik daripada integralistik dan sekularistik. Selain karena sistem politik Islam yang masih
diperdebatkan, juga fakta yang tidak bisa dilupakan, kemerdekaan bangsa ini merupakan wujud
perjuangan politik dari seluruh komponen bangsa Indonesia yang menjadi suatu kesatuan
solidaritas yang besar tercipta oleh perasaan pengorbanan yang telah dibuat di masa lampau
Islam Nusantara menolak gerakan-gerakan politik yang mengatasnamakan ajaran Islam dengan
mengusung gerakan “khilafahislamiyah.” selain karena cita-cita yang sangat ilusi ( menginginkan satu
negara di dunia ini, yaitu hanya negara Islam), juga telah merampas hak-hak politik masyarakat yang
berbeda pandangan politik dan agama. Tentu dasar ini sangat tidak relevan apabila gerakan politik
tersebut hidup dan berkembang di Indonesia dan berbanding terbalik dengan paham politik islam
transnasional yang menginkan terciptanya gerakan khilafah islaminyah yang di bawahan oleh HTI, Isis
dan organisasi organisasi yang sudah dilarang di indonesia
Gerakan Islam Transnasional, Gerakan ini umumnya memiliki ciri ideologi yang tidak lagi bertumpu
pada konsep kenegaraan, melainkan cenderung fokus pada konsep ideologi untuk kemaslahatan umat
atau kembali ke awal dulu agama diciptakan. Beberapa organisasi Islam yang termasuk dalam kategori
gerakan Islam transnasional dan kaki tangannya yang ada di Indonesia antara lain: Ikhwanul Muslimin
di Mesir, Hizbut Tahrir di Lebanon, Wahabiyah di Arab Saudi, Jama’ah Islamiyah di Pakistan, Gerakan
Salafi Jihadis di Irak dan Afganistan, serta Syi’ah yang berpusat di Iran. Gerakan Islam transnasional
telah membawa pengaruh yang cukup kuat di Indonesia sampai saat ini. Spektrum Gerakan dari
organisasi ini adalah sama-sama mengedepankan formalisasi syariat dan menegakkan khilafah dalam
dunia Islam dengan scope gerakan dan metode perjuangan yang berbeda-beda. Gerakan Islam
tersebut merupakan representasi gerakan baru Islam di Indonesia yang mempunyai jaringan dan
anggota lintasnegara atau sering disebut sebagai “Gerakan Islam Transnasional”.
Salah satu perkembangan dunia Muslim beberapa dekade terakhir adalah berkembangnya kembali
politik dan manifesto ideologi Islam dalam lingkup Hubungan transnasional. Hal ini menunjukan
pergerakan agama di sejumlah dunia muslim mudah ditemui dengan pemikiran Islam. Gerakan yang
awalnya tumbuh dan berkembang di Timur Tengah disebarkan ke Negara dengan komunitas muslim
yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Nilai-nilai gerakan ini disebarkan secara
transnasional dan meningkatkan tantangan bagi pemerintah, terlebih lagi seiring partisipasi mereka
di dalam politik nasional. Gerakan-gerakan ini mulai memperoleh perhatian dari komunitas Islam
lainnya diantaranya Hizbut Tahrir, termasuk di Indonesia yang bernama Hizbut Tahrir Indonesia
disingkat dengan HTI. Mengingat begitu pesatnya perkembangan Organisasi Hizbut Tahrir
Internasional sehingga membentuk Organisasi Hizbut Tahrir Indonesia serta penyebaran politik Islam
transnasional berupa pemikiran perlunya Daulah Khilafah terhadap masyarakat Indonesia.
Deradikalisasi kelompok-kelompok yang menentang Pancasila dan sendi-sendi kehidupan bangsa
Indonesia perlu dilakukan agar tidak terjadi konflik di dalam masyarakat. Perlu ada pembicaraan dan
diskusi yang konstruktif agar tidak ada yang dirugikan dan dapat mempertanggungjawabkan setiap
keputusannya di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Anda mungkin juga menyukai