Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Membahas tentang gerakan islam di Indonesia pada masa kontemporer sama


artinya dengan membahas tentang kemungkinan dan citra Islam Indonesia. Setiap orang
tentu mempunyai pikiran yang berbeda-beda karena setiap orang mempunyai kerangka
yang tidak sama dalam melihat keadaan atau realitas Islam masa kontemporer Indonesia
sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing. Ada yang melihat secara optimis dan ada
pula yang melihat secara pesimis transformasi Islam di Indonesia. Hal ini tergantung
bagaimana setiap orang mempunyai persepsi mengenai situasi yang sedang berlangsung
dibanding situasi sebelumnya.

Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu keadaan


yang memberi pengaruh terhadap bangunan konseptual yang kemudian akan
mempengaruhi tindakan transformasi Islam baik sebagai individu maupun kelompok. Maka
seandainya pada tataran konseptual tidak ada upaya saling pendekatan maka tidak akan lahir
kebersamaan tindakan kolektif ke arah yang sama dalam transformasi Islam. Bisa saja
dalam memandang transformasi Islam banyak orang yang menggunakan bahasa dan
istilah yang sama misalnya tajdid atau ukhuwah Islamiah, namun setiap orang justru
mempunyai rancang bangun keinginan transformasi Islam yang berbeda.
Gerakan Islam seringkali diasosiasikan dengan gerakan-gerakan yang berorientasi
politik, radikal, yang mengahalalkan cara kekerasan untuk mencapai tujuan politik.
Dalam beberapa literatur yang membahas gerakan Islam, biasanya dikaitkan dengan
varian radikal dari gerakan tersebut Kemudian gerakan Islam diidentikkan dengan
gerakan politik yang bertujuan merubah tatanan rezim di tingkat nasional maupun global
(Basyir 2016). Sementara kegiatan dan perjuangan organisasi Islam yang menggunakan
cara-cara transformatif dan damai seringkali tidak mendapatkan label sebagai “Gerakan
Islam.”Istilah yang dipakai untuk menggambarkan gerakan ini, misalnya, adalah
organisasi islam. Gerakan islam dalam pengertian yang luas tidak hanya untuk Gerakan
yang berorientasi politik dan radikal, tetapi juga merujuk pada organisasi dan Gerakan
keeagamaan berorientasi sosial, intelektual maupun kultural seperti NU (Nahdlatul
Ulama), Muhammadiyahm, Persis (Persatuan Islam), Hidayatullah. HMI (Himpunan
Mahasiswa Islam) serta perguruan tinggi-perguruan tinggi islam negeri maupun swasta.
Kelemahan dalam Gerakan islam Indonesia dalam konteks pembaharuan (tajdīd)
danreformasi (iṣlāḥ) tersebut. Di satu sisi, GII yang direpresentasikan oleh organisasi-
organisasi Islam yang sudah mapan tidak mempunyai kredensial dan jaringan di tingkat
internasional yang membuatnya hanya berpengaruh di tingkat nasional saja. Organisasi-
organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Hidayatullah, HMI, dan PII.
Meskipun mempunyai pengaruh kuat di tingkat nasional, tapi pengaruh visi dan Gerakan
keislamannya tidak merambah ke tingkat yang lebih luas. Di sisi yang lain, GII yang
mempunyai jaringan di tingkat internasional kebanyakan hanya merupakan cabang,
proksi, atau simpatisan dari gerakan-gerakan islam transnasional, kelompok-kelompok
islam ini lebih bersemangat menerjemahkan doktrin-doktrin induk organisasi di
Indonesia. Gerakan Islam Indonesia sebagaimana disebutkan di atas, selain bermasalah
dalam konteks skala pengaruh dan corak pemikiran, juga mempunyai kelemahan dalam
cara pandang dunianya. Walhasil, Gerakan Islam Indonesia tidak saja hanya menjadi
gerakan lokal atau gerakan proksi organisasi transnasional, tapi juga tidak sanggup
menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

Dunia modern yang semakin terbuka dan saling terkoneksi memberikan tantangan
yang kompleks baik di sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, maupun dalam
kehidupan keagamaan. Ketika proses modernisasi di hampir segala bidang merambah
ke dunia muslim, kaum muslim mempunyai respon yang beragam. Sebagian dari
mereka meny ambut modernisasi dengan antusias. Nilai-nilai yang lahir dari modernitas
seperti demokrasi, kebebasan individu, kemerdekaan berfikir, persamaan hak, hak asasi
manusia, ide kemajuan (the idea of progress), dan sejenisnya diadopsi dan diinjeksikan
ke dunia muslim tanpa melalui proses penyaringan yang ketat. Mereka kemudian sering
disebut sebagai muslim liberal.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dapat dibuat beberapa
rumusan masalah, antara lain

1. Bagaimana gerakan keislaman yang ada di indonesia

2. Bagaimana gerakan keislaman yang dilakukan pemuda pasca kemerdekaan

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan di dalam tulisan ini adalah metode deskriptif analisis

dengan pendekatan historis yaitu Pendekatan Sosiologis, dengan tahapan-tahapan

sebagai berikut:

1. Pengumpulan data, Di dalam pengumpulan data ini dibedakan antara data

primer dan sekunder. Data primer dalam kajian ini adalah surat kabar yang
terbit pada masa itu. Adapun yang menjadi data sekunder adalah buku

yang di tulis oleh orang lain mengenai perjuangan dari gerakan itu sendiri.

2. Analisa Data. Setelah dilakukan klasifikasi data, penulis melakukan

analisa dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Pendekatan ini

menekankan pada perjuangan Gerakan Pemuda Islam Indonesia pasca

kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dengan pendekatan sosiologis juga

didapat data yang berkembang dari masa ke masa. Setelah dilakukan

analisa, penulis menuliskan dengan metode deskripsi yaitu penulis

menggambarkan Perjuangan Gerakan Pemuda Islam Indonesia pasca

proklamasi kemerdekaan Indonesia Dari aspek penggerak lain selain rakyat

disini, kaum muda juga turut andil berperan dalam gerakan keislaman ini.

Selain soal gerakan islam pemuda Indonesia ini juga berperan dalam berbagai

aspek yang mana aspek di sini diartikan banyak aspek, seperti halnya: menjadi

pelopor terbentuknya bangsa Indonesia ini, pemuda menjadi pelopor

pendidikan yang ideal di Indonesia. Pemuda dalam sejarah menjelang

kemerdekaan Indonesia saja sudah banyak melakukan hal yang berani dan

melakukan hal yang menjadikan pembaharuan di negara Indonesia ini

KESIMPULAN

Gerakan Islam adalah suatu pergerakan atau suatu hal yan dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang islam untuk merubah sesuatu hal demi harkat
dan martabat sebagai manusia dan tegangnya syariat islam agar terciptanya
masyarakat yang damai. Dalam suatu gerakan Islam atau keislaman di bagi
menjadi bebarapa aspek gerakan yakni gerakan rakyat atau masyarakat, gerakan
mahasiswa, dan lainnya. Gerakan Islam dengan aspek kerakyatan ini ialah suatu
gerakan keislaman yang yang mana dalam keberjalannya dilaksanakan oleh rakyat
atau masyarakat. Sedangkan gerakan Islam dengan aspek mahasiswa atau pemuda
ini demikian yakni gerakan keislaman yang mana dilaksanakan oleh mahasiswa
atau pemuda Indonesia. Baik gerakan Islam kerakyatan atau gerakan Islam
kemahsiswaan keduanya memiliki tujuan dan cara juang berbeda beda tetapi
dalam hal tujuan mereka pasti memiliki tujuan yang tentunya baik menurut
mereka masing-masing. Dan dari gerakan tersebut lahirlah organisasi-organisasi
yang membantu negara Indonesia menjaga kemerdekaannya seperti halnya
gerakan islam kerakyatan seperti : Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Gerakan islam yang kemahasiswaan disini yang digambarkan yakni gerakan
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
HASIL DAN PEMBAHASAN

Transformasi Gerakan Islam Menjelang Kemerdekaan Indonesia

Gerakan modern Islam yang merupakan jawaban yang ditujukan


terhadap krisis yang dihadapi oleh umat Islam pada masanya. Gerakan modern ini
bertitik tolak dari kemunculan gerakan Wahabi yang reformis dan puritanis di Saudi
Arabia. Gerakan modern ini merupakan sarana yang menyiapkan jembatan ke
arah pembaharuan Islam abad kontemporer yang bersifat intelektual dan global.
Lalu gerakan ini terkristal oleh Jamaluddin al-Afghani (w. 1897) yang
menyuarakan solidaritas pan-Islam dan pertahanan terhadap inperialisme Eropa.
Pan-Islam adalah persatuan umat Islam seluruh dunia dengan kembali kepada
Islam dalam suasana kontemporer.

Gerakan yang lahir di Timur Tengah ini memberikan pengaruh besar


kepada kebangkitan Islam era kontemporer di Indonesia. Bermula dari
pembaharuan pemikiran dan pendidikan Islam di Minangkabau yang disusul
oleh pembaharuan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat Arab di
Indonesia. Kebangkitan Islam semakin berkembang dengan terbentuknya beberapa
organisasi sosial misalnya SDI (Sarekat Dagang Islam) di Bogor tahun 1909 dan
Solo tahun 1911, Muhammadiyah di Yogyakarta tahun 1912, Persis (Persatuan
Islam) di Bandung tahun 1920, NU (Nahdhatul Ulama) di Surabaya tahun 1926,

dan Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) di Candung, Bukit Tinggi tahun 1930.3
Jadi, gerakan pembaharuan yang muncul di Timur Tengah khususnya di Mesir
dan Saudi Arabia mendorong lahirnya gerakan serupa di Indonesia. Lahirnya
gerakan pembaharuan ini menjadi faktor lahirnya kebangkitan Islam yang
ditandai dengan lahirnya berbagai organisasi sosial keagamaan Islam. Lahirnya
berbagai organisasi sosial keagamaan sebagai pertanda tumbuhnya nasionalisme
di Indonesia.

Nasionalisme dalam pengertian politik baru muncul setelah Samanhudi


menyerahkan kepemimpinan SDI kepada Tjokroaminoto pada bulan Mei 1912.
Tjokroaminoto mengubah nama SDI menjadi SI (Sarekat Islam) dan mengubah
sifat organisasi ini dan memperluas gerakannya.Sejak ini maka muncul semangat
nasionalisme Indonesia. Sebagai pelopor nasionalisme Indonesia, SI merupakan
organisasi politik besar yang merekrut anggota-anggotanya dari berbagai kelas dan
aliran yang ada di Indonesia. Waktu itu ideologi bangsa adalah persatuan dan
anti kolonialisme. Semua komponen ingin mencapai kemerdekaan, bebas dari
kekuasaan Belanda.

Belakangan tokoh-tokoh dan organisasi-organisasi pergerakan mulai


berbeda taktik dan program. Golongan revolusioner berhadapan dengan
golongan moderat, begitupula politik koperasi tidak sejalan dengan dengan
politik non koperasi. Puncak perbedaan ini terjadi di dalam SI sendiri. Di mana
di dalam SI muncul kekuatan baru dengan ideologinya sendiri, yakni Komunisme.
Pemisahan secara nyata dan besar-besaran antara SI dan Komunisme yang
kemudian bertransformasi menjadi PKI terjadi pada tahun 1923. Banyak
kalangan pergerakan yang kecewa terhadap perpecahan itu. Namun mereka lebih
kecewa karena perpecahan itu menunjukkan adanya ideologi masing-masing yang
berbeda tajam. Sejak masa itu SI dengan tegas menyatakan bahwa ideologinya
adalah Islam. Nasionalisme yang diperjuangkannya ialah nasionalisme yang
berdasarkan ajaran-ajaran Islam.

Sejarah Gerakan Islam


Munculnya gerakan Islam yang ada di Indonesia ini menandakan bahwa terjadinya
kebangkitan Islam di Indonesia di masa penjajahan, kemerdekaan setelah
kemerdekaan, dan sekarang. Yang mana pastinya mengharapkan sesuatu hal dalam
pembaharuan suatu tatanan negara atau bangsa. Seperti halnya dalam sejarah Islam
yang berkembang di timur tengah yakni : gerakan Muhammad bin Abdul Wahab
(1703-1787) di Arabia, dan selanjutnya abad ke-19 dan ke-20 terdapat tiga pemikir
yakni: Jamaludin al-Afghani (1839-1897), Muhammad Abduh ( 1849-1905), dan
gerakan yang dipimpin oleh Rasyid Ridha (1865- 1935).4 Gerakan-gerakan ini bisa
ditafsirkan sebagai pembaharuan dalam Islam dan sebagai hal yang membukanya
kebangkitan Islam di setiap masanya

Gerakan Islam Kerakyatan


Gerakan Islam terbagi banyak hal yang penting seperti halnya aspek penggerak
atau tokoh yang terdapat di dalam gerakan Islam ini pasti banyak. Seperti
gerakan Islam yang di pelopori oleh rakyat Indonesia sendiri yang mana Gerakan
Islam oleh rakyat ini adalah gerakan yang efektif yang mana gerakan Islam ini
langsung di gerakan oleh aspek utama yang merasakan terhadap suatu kebijakan
atau nantinya yaitu suatu perubahan. Rakyat dalam suatu negara adalah elemen
yang penting karena pada dasarnya rakyat merupakan salah satu syarat
terbentuknya suatu negara. Dapat dikatakan bahwa apabila tidak adanya rakyat
maka negara tidak akan ada. Karena pada teori ilmu negara, negara memiliki 4
unsur penting yaitu : wilayah, pemerintah yang berdaulat, rakyat, dan pengakuan
dari negara lain. Keempat komponen itu haruslah terus terpenuhi agar dapat
dikatakan sebagai negara.Pentingnya rakyat dalam suatu negara maka rakyat di
sini haruslah memiliki kekuatan atau daya juang lebih karena rakyat bisa
membuat suatau perubahan-perubahan.

Gerakan Islam Pemuda atau Mahasiswa

Dari aspek penggerak lain selain rakyat disini, kaum muda juga turut andil

berperan dalam gerakan keislaman ini. Selain soal gerakan islam pemuda

Indonesia ini juga berperan dalam berbagai aspek yang manaaspek di sini

diartikan banyak aspek, seperti halnya: menjadi peloporterbentuknya bangsa

Indonesia ini, pemuda menjadi pelopor pendidikan yang ideal di Indonesia.

Pemuda dalam sejarah menjelang kemerdekaan Indonesia saja sudah banyak

melakukan hal yang berani dan melakukan hal yang menjadikan

pembaharuan di negara Indonesia ini. perjuangan pemuda Islam Indonesia

tidak sedikit dikarenakan bangsa Indonesia yang mayoritas beragama

Islam. Oleh karena itu,

perjuangan Pemuda Islam di Indonesia mempunyai andil yang sangat besar

di dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia terhadap


imperialisme Belanda. Jadi, mengenai perjuangan Gerakan Pemuda Islam

Indonesia secara khusus, penulis kurang menganalisis (komprehensif)

sampai sejauh mana kontribusi perjuangan Gerakan Pemuda Islam

Indonesia bagi.kemerdekaan bangsa Indonesia pada tahun 1945-

1949.Revolusi Kemerdekaan Indonesia, adalah revolusinya para pemuda.

Seorang ahli mengenai Indonesia, Ben Anderson begitu terpukau dengan

kenyataan ini, sampai-sampai dia meluangkan waktunya untuk menulis buku

khusus mengenai revolusi Kemerdekaan Indonesia yang disebutnya sebagai

Revolusi Pemuda. Mengenai pemuda pada masa revolusi ini Ben Anderson

menemukan keterangan-keterangan mutakhir dari orang Indonesia, Belanda dan

Inggris sama-sama menekankan bahwa peranan inti awal pecahnya revolusi

itu diambil, bukan oleh para cendekiawan yang terasingkan, bukan pula oleh

kelas- kelas yang tertindas, melainkan oleh kaum muda (Pemuda)

Anda mungkin juga menyukai