Anda di halaman 1dari 4

Ujian Akhir Semester – Politik Islam Global

Muhammad Irsyaad Fadhlurrahman/11181130000004/HI-7A/Politik Islam Global

Bagaimana dunia Islam memandang globalisasi? Jelaskan bagaimana


globalisasi berdampak pada dunia Islam menurut Said Amir Arjomand?
Jelaskan satu contoh kasus yang menggambarkan kekuatan media
menjadikan suatu isu menjadi global!
Dalam Buku Political Change and Globalization Karya Said Amir Arjomand,
Globalisasi dalam bidang keagamaan sangat berkaitan dengan kemunculan gerakan-gerakan
fundamentalis. Tetapi, globalisasi bukanlah satu-satunya faktor pembentuk perubahan sosial
yang melahirkan kebangkitan Islam kontemporer dan juga kemunculan kelompok
fundamentalis islam.
Misalnya, di abad ke-17 hingga abad ke-19 mengalami kondisi peningkatan
mobilisasi transportasi laut yang membentuk hubungan internasional. Hal tersebut juga
mendorong gerakan transnasional dalam mereformasi dan melakukan pembaruan di Asia.
Seperti gerakan neo-sufi di abad ke-19, di Kaukus dan Afrika Utara. Di saat bersamaan juga
muncul gerakan separatis yang mengatasnamakan jihad di Sumatera dan Nigeria dan
menggabungkan reformis ortodoks dan gerakan politik.
Dalam hal ini Globaliosasi juga Islam merespon tantangan tersebut dengan tiga reaksi
utama yaitu sekulerisme, modernisme Islam, dan fundamentalis Islam. Sekulerisme
mendorong Islam untuk mengikuti penyesuain dan adaptasi terhadap keadaan internasional
saat ini. Sehingga sekulerisme telah berdampak pada sistem negara yang mereka anut.
Dengan meletakan batasan-batasan pada kegiatan peribadatan yang bersifat pribada.
Kemudian, modernisme Islam juga lahir dari penyesuain dan perkembangan
peradaban yang semakin dinamis. Maka dibutuhkan pembaruan dalam metode keagamaan.
Seperti perkembangan dakwah yang semakin menyesuaikan perkembangan teknologi yang
semakin cepat dan menggunakan saluran-saluran televisi, radio, dan sebagainya. Namun,
selain kedua sisi positif itu. Globalisasi juga memberikan dampak yang cenderung negatif.
Seperti kemunculan kelompok-kelompok separatis yang menentang pembaruan dengan lebih
menekankan metode pendekatan konvensional.
Salah satu kasus yang menggambarkan kekuatan media sebagai dampak globalisasi
dalam Islam adalah peristiwa Arab Spring. Peristiwa yang awalnya dimulai dari pembakaran
diri seorang demonstran di Tunisia berimbas menjadi skala regional – Timur Tengah. Hal
tersebut menggerakan semangat People Power di beberapa negara seperti Mesir, Suriah,
Libia, dan sebagainya untuk menumbangkan rezim otoriter dan beralih ke sistem demokrasi.
Peristiwa tersebut tidak terlepas dari peran media yang berdampak pada peningkatan
kekuatan masyarakat untuk menumbangkan rezim-rezim korup, otoriter, dan buruk.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan islamisme dan post-Islamisme?


Menurut Peter Mandaville, jelaskan perbedaan antara otoritas lama dan
baru?
Dalam buku Global Political Islam karya Peter Mandaville, Islamisme merupakan
poiitik Muslim yang berusaha untuk menciptakan tatanan politik dalam pandangan Islam.
Asumsi pertama Peter beranggapan bahwa Islam Politik bersifat kontradiktif karena memiliki
makna bahwa Islam dapat apolitis. Kedua, istilah tersebut menggunakan islam sebagai unit
analisis. Hal tersebut memberikan kesan bahwa Islam merupakan fenomena homogen dan
terjadi di seluruh negara. Ia juga beranggapan bahwa Politik Islam merupakan aktor sosial
yang berperan dalam membentuk kekuatan sosial seperti yang terjadi pada pemberontakan
Arab 2010-2011 atau Arab Spring.
Perbincangan post-Islamisme dimulai oleh Roy pada tahun 1992. Istilah "pasca-
Islamisme" merujuk pada bukunya yang berjudul The Failure of Political Islam. Dalam karya
ini ia mengklaim bahwa kegagalan kaum Islamis untuk memajukan agenda mereka melalui
keberhasilan memperoleh kekuasaan negara adalah bukti bahwa gerakan itu telah gagal.
Kaum muslim mulai berpartisipasi dalam sistem politik pluralistik seolah-olah
pencalonan mereka hanya merupakan pilihan lain di antara banyak orang dan terlihat sebagai
bukti bahwa Islamisme telah “dijinakkan” dan telah bergerak begitu jauh dari formulasi
awalnya sehingga menjadi encer yang tidak dapat diperbaiki.
Bahkan setelah partai-partai Islam menang dalam pemilu dan mengambil alih
kekuasaan negara setelah Pemberontakan Arab Spring 2011, Roy berpendapat bahwa tesis
pasca-Islamismenya terus berlaku karena, seperti yang dia lihat, kaum Islamis di Tunisia dan
Mesir telah gagal menawarkan visi ideologis yang khas. Roy mengungkap faktor-faktor
bahwa Muslim telah masuk ke era post-Islamisme:
 Gerakan-gerakan Islamis sekarang hampir secara universal berorientasi nasionalis,
dan sebagian besar telah menjatuhkan retorika solidaritas pan-Islam dan identitas
berbasis ummah.
 Tidak ada nilai geostrategis yang menempuh jalan islam. Namun, lebih menyesuaikan
sistem global: norma pasar bebas dan demokrasi daripada Syariah.
 Saat pemilu, tidak ada “suara Muslim” yang dapat diandalkan oleh kaum Islamis;
Muslim di tempat pemungutan suara cenderung memilih kepentingan mereka
daripada identitas agama mereka.
 Demokrasi dan masyarakat sipil secara tidak sengaja berkontribusi pada modernisasi
dan sekularisasi masyarakat muslim.
Perbedaan mengenai otoritas lama dan otoritas baru dapat dilihat melalui upaya Syekh
Yusuf al-Qaradhawi ulama tradisional yang menanggapi globalisasi dan suara-suara
transnasional baru di dunia Muslim. Dia telah mengembangkan pengikut tertentu di antara
komunitas Muslim di Barat, terutama di Eropa. Qaradawi telah mendirikan lembaga dan
pusat penelitian seperti Dewan Eropa untuk Fatwa dan Penelitian di Irlandia, yang dirancang
secara tegas untuk memberikan sanksi agama nasihat tentang berbagai hal untuk Muslim
yang tinggal di Eropa.
Berbeda dengan otoritas lama dalam kegiatan atau aktivitas agama masih
menggunakan cara-cara tradisional dan berpaku pada kekuatan iman atau ulama yang
terstruktur secara kelembagaan agama. Otoritas baru tidak berpaku pada hal itu, bahkan siapa
pun dapat melakukan aktivitas agama. Seperti dalam buku rujukan tersebut, terdapat seorang
yang sarjana teknik dan di luar pengetahuan hal itu ia dapat menjalankan dakwah keagamaan.
Jelaskan bagaimana kebangkitan Islam di China? Menurut Jianping
Wang, apa dampak berkembangnya Islam di China? Menurut anda,
apakah perkembangan Islam di China membuktikan bahwa Islam dan
komunisme dapat berjalan beriringan?
Dalam buku karya Jianping berjudul Islam and State Policy in Contemporary China,
semenjak Xiaoping berkuasa dan menjadi pemimpin Tiongkok di tahun 1970an. Islam
mengalami pekembangan dan kebangkitan yang luar biasa dalam kehidupan bernegara.
Xiaoping telah membantu masyarakat muslim untuk berkembang dan menetap di Tiongkok.
Hal itu dapat dilihat dari banyaknya perkembangan dalam bidang keagamaan seperti Masjid
dan sekolah agama di tahun 2009 meningkat mencapai 40.000 bangunan dan telah terhitung
di Tiongkok terdapat 50.000 Imam. Selain itu, perkembangan budaya Muslim juga telah
melahirkan akulturasi dengan budaya Tiongkok. Seperti terciptanya bangunan unik yang
memiliki ciri khas kedua budaya.
Salah satu yang mendorong hal tersebut terwujud adalah implementasi kebijakan
Prefencial Policies. Berdasarkan kebijakan tersebut komunitas Islam di Tiongkok diberikan
otonomi khusus dan diperbolehkan masuk ke dalam Perwakilan Rakyat. Dengan begitu,
masyarakat muslim mendapatkan keringanan melalui program pemerintah tersebut. sehingga,
dengan diberlakukan kebijakan tersebut masyarakat Muslim di Tiongkok mendapatkan status
atau privilege di dalam negara komunis.
Kepemimpinan Xiaoping dan kebijakan Preferencial Policies berdampak pada
harmonisasi hubungan Muslim dengan pemerintahan Tiongkok. Masyarakat Muslim
berkesempatan untuk berdampingan dengan masyarakat lain di negara Tiongkok. Hal
tersebut juga telah menandakan bahwa Komunis dapat sejalan dengan Islam dengan beberapa
syarat khusus seperti otonomi khusus yang diberikan kepada masyarakat Muslim untuk
mengatur diri sendiri. Dengan begitu, hal tersebut tentu akan melahirkan nilai solidaritas dan
harmonisasi baik masyarakat Muslim, masyarakat komunis, dan pemerintah Tiongkok.

Jelaskan bagaimana dunia islam mendirikan organisasi-organisasi


berbasis Islam? Apa tujuan mereka mendirikan organisasi tersebut?
Menurut Victor Luis Gutierrez Castollo dan Jonatan Cruz Angeles,
bagaimana OIC, sebagai salah satu contoh organisasi Islam, melihat
issue protection of human right? Jelaskan!
Dalam buku berjudul Islam and International Organizations karya Virtor Luis
Gutierrez Castollo and Jonatan Cruz Angeles. Perkembangan dunia saat ini membawa
negara-negara berkumpul dan membentuk sebuah forum internasional yang dapat digunakan
sebagai alat untuk menjaga dan melindungi kepentingan negara-negara. Upaya tersebut telah
mendorong munculnya organisasi internasional yang bersifat regional dengan tujuan yang
berbeda-beda dan dilatarbelakangi oleh keragaman geografis, politik, dan ekonomi.
Hal tersebut pula yang terjadi dan berkembang dalam dunia Islam. Sejak 1924
Muslim di Amerika telah mencoba mendorong dunia Islam menjadi organisasi internasional
independen. Beberapa hal yang mendasari hal tersebut antara lain Konferensi Islam Ketiga
1931 (upaya mengumpulkan intelektual muslim), Konferensi Pertama 1954 (persetujuan
rancangan undang-undang), dan Konferensi TIngkat Tinggi Islam 1969 (membahas masalah
dan kepentingan dunia muslim). Rangkaian konferensi tersebut telah mengantarkan pada
Konferensi Menteri Luar Negeri Islam pada 1970 yang menjadi dasar lahirnya Organisasi
Konferensi Islam.
Tujuan atau komitmen berdirinya Organisasi Konferensi Islam tercermin dalam
Piagam Konstitusi Konferensi Islam. Terbentuknya OKI memiliki tujuan antara lain untuk
meningkatkan dan memperkuat hubungan persahabatan dan solidaritas Islam di antara negara
anggotam melindungi dan mempertahankan citra Islam yang sebenarnya dan mencegah
pencemaran nama baik, mempromosikan dialog antar peradaban dan agama, mengupayakan
pembangunan manusia yang terintegrasi dan berkelanjutan, serta memastikan kesejahteraan
negara-negara anggota.
Dalam perlindungan hak asasi manusia, deklarasi OKI sendiri mengakui hak asasi
manusia dan adaptasinya terhadap keragaman budaya, lembaga-lembaga, hak-hak yang
tercermin dalam kekhasan dunia muslim. Bahkan golongan Islam yang paling liberal
sependapat dengan sifat universal hak asasi manusia. Mereka menilai bahwa hal tersebut
sesuai dengan prinsip-prinsip utama Syariah. Pada pembukaan Deklarasi Kedua dan Ketiga
hak-hak dan kebebasan telah dinyatakan oleh Islam sejak awal. Maka ketaatan umat Islam
merupakan kebutuhan baik itu secara etis maupun religius. Islam juga memandang bahwa
hak asasi manusia lebih tinggi dari putusan hukuman internasional karena memenuhi amanat
yang diturunkan oleh Tuhan.
Dari sudut pandang hukum agama, Al quran dan Sunnah mengakomodasi atau
mengkondisikan hukum-hukum ilahi yang dibuat oleh pembuat undang-undang. Deklarasi
Islam telah menerima banyak hak internasional seperti hak untuk hidup, menikah, kebebasan
berpendapat dan berekspresi, pendidikan, kebebasan beragama, pekerjaan, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai