Anda di halaman 1dari 3

4.

3 Solusi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat


4.3.1 Daun Sirih Sebagai Biofarmaka
Daun sirih memiliki sifat styptic (menahan pendarahan), vulnerary (menyembuhkan luka),
stomachic (obat saluran pencernaan), menguatkan gigi dan membersihkan tenggorokan sehingga
masyarakat sering memanfaatkan tanaman sirih sebagai obat antiseptik contohnya seperti bau mulut,
bau badan, dan obat luka. Hal ini dikarenakan, kandungan kimia pada tanaman sirih terdapat beberapa
senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai antiseptic.
Senyawa yang terdapat pada sirih antara lain karvakol bersifat sebagai desinfektan dan anti
jamur sehingga bisa digunakan sebagai antiseptik, eugenol dapat digunakan untuk mengurangi sakit
gigi, mencegah ejakulasi, mematikan jamur Candida albicans yang merupakan penyebab keputihan,
antikejang, analgetik, dan anestetik (Standard of ASEAN, 1993). Tanin yang terdapat pada daun
untuk mengurangi sekresi cairan pada vagina, pelindung hati, antidiare, dan antimutagenik (Hariana,
2006). Flavonoid diduga memiliki mekanisme kerja mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak
membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi. Tanaman yang mengandung senyawa flavonoid dapat
digunakan sebagai antikanker. Ekstrak methanol daun sirih merah mempunyai nilai IC50 44.25
µg/ml pada sel kanker payudara (T47D). Pengujian identifikasi senyawa flavonoid dengan LC-MS
menunjukkan pada ekstrak air terdapat lebih banyak senyawa yang diduga sebagai flavonoid. Ekstrak
etanol 30% daun sirih merah memiliki aktivitas sitotoksik paling tinggi terhadap sel HeLa dengan
nilai IC50 sebesar 266.01 µg/ml daripada ekstrak air, dengan IC50 sebesar 408.13 µg/ml (Suci dkk,
2015). Minyak atsiri dan ekstraknya pun mampu melawan beberapa bakteri gram positif dan gram
negatif (Koensomardiyah, 2010). Rebusan daun sirih dapat efektif menghilangkan keputihan pada
wanita karena dapat menghilangkan rasa gatal, bau amis dan mengurangi pengeluaran cairan
keputihan (Sari dkk, 2011).

4.3.2 Jeruk Nipis Sebagai Pengawetan Makanan


Jeruk nipis memiliki pohon pohon kecil yang bercabang banyak dan menghasilkan buah yang
memiliki khasiat sangat banyak sebagai obat. Kandungan jeruk nipis antara lain, yaitu: asam sitrat,
asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri, dammar, asam sitrun, dan jeruk nipis memiliki kandungan
vitamin C paling tinggi daripada jenis jeruk lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang, diperlukan makanan yang memiliki protein yang
tinggi seperti ikan dan daging ayam. Daging ayam merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai
gizi tinggi, karena mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan zat lainnya yang berguna
bagi tubuh. selain nutrisi yang lengkap daging ayam yang segar berkadar air cukup tinggi sehingga
pada suhu ruang kondisi ini menyebabkan daging segar menjadi media yang baik bagi pertumbuhan
bakteri patogen.
Menurut Syifa dkk (2013), ikan merupakan sumber protein hewani yang mudah mengalami
kerusakan yang diakibatkan oleh bakteri, khamir maupun jamur. Mudahnya kerusakan makanan
menjadi kendala bagi konsumen dan penjual di pasaran. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk
mengawetkan bahan makanan tersebut sehingga layak dikonsumsi. Pengawetan yang umumnya
digunakan untuk mempertahankan kesegaran daging ikan adalah dengan cara pendinginan,
pengeringan dan penambahan suatu zat
Perasan jeruk nipis segar mengandung asam sitrat 6,15%, asam laktat 0,09%, serta sejumlah
kecil asam tartarat (Nour et al, 2010). Aktivitas antibakteri dari buah jeruk nipis disebabkan oleh
kandungan sejumlah asam organik seperti asam sitrat yang merupakan komponen utama, kemudian
asam malat, asam laktat dan asam tartarat. Penghambatan sebagai antibakteri dari asam organik
karena penurunan pH dibawah kisaran pertumbuhan mikroorganisme dan penghambatan metabolisme
oleh molekul asam yang terkondisosiasi (Barbut, 2002).
Penggunaan perasan jeruk nipis dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli
sangat efektif karena pada konsentrasi 25% dengan dilakukan 5 kali ulangan jumlah bakteri yang
tumbuh sebanyak 16 koloni. Sedangkan pada konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 100% hanya tumbuh
sebanyak 6 koloni pada 5 kali ulangan. Penghambatan bakteri E. coli disebabkan oleh senyawa kimia
yang berasal dari air jeruk nipis. Sesuai dengan hasil penelitian Khanifah (2015), pengujian penapisan
fitokimia menunjukan bahwa air perasan jeruk nipis memiliki kandungan senyawa saponin, dan
flavonoid.
Menurut Nuria dkk (2009), mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri adalah menurunkan
tegangan permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permebilitas atau kebocoran sel bakteri dan
diikuti dengan keluarnya senyawa intraseluler. Dalam Nuraini (2007), saponin menghambat
pertumbuhan atau membunuh mikroba dengan cara berinteraksi dengan membran sterol. Efek utama
saponin terhadap bakteri adalah adanya pelepasan protein dan enzim dari dalam sel-sel.
Sedangkan mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah membentuk senyawa
kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat merusak memban sel bakteri
(Nuria dkk, 2009). Flavonoid dapat merusak membran sel dengan cara menghambat sintesis
makromolekul. Flavonoid juga dapat mendepolarisasi membran sel dan menghambat siintesis DNA,
RNA maupun protein (Hudri, 2014). Selain itu flavonoid juga dapat menghambat fungsi membran
sitoplasma dan menghambat metabolisme energi pada bakteri (Cushnie et al, 2005).

4.3.3 Batubata Sebagai Bahan Bangunan


Di Kelurahan Sialang Sakti terkenal dengan produksi batu bata yang memiliki bentuk
berkualitas tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil
pengujian kuat tekan rata-rata batu bata merah press dan konvensional di Kelurahan Sialang Sakti
adalah 3,67 x 105 N/m2 dan 5,71 x 105 N/m2. Terlihat bahwa batu bata merah konvensional di
Kelurahan Sialang Sakti memiliki nilai kuat tekan rata- 7 rata tertinggi dibanding batu bata merah
press. Hasil pengujian konduktivitas termal rata-rata batu bata merah press dan konvensional di
Kelurahan Sialang Sakti sebesar 0,875 J/smC dan 0,965 J/sm C. Terlihat bahwa batu bata merah
konvensional di Kelurahan Sialang Sakti memiliki nilai konduktivitas termal rata-rata tertinggi
dibanding batu bata merah press.

4.3.4 Pemanfaatan Lahan untuk Penanaman Bibit


Tanah di kelurahan Sialang Sakti masih banyak yang luas sehingga ini menjadi potensi bagi
kelurahan untuk bisa dikembangkan, yang mana sesuai dengan kebiasaan masyarakat yang suka
berladang atau berkebun maka bibit menjadi salah satu hal yang penting dimana bukan hanya
pemanfaatan lahan saja yang berpengaruh akan tetapi juga kepada lingkungan ketahanan pangan
masyarakat sekitar khususnya bibit bibit yang merupakan komoditas masyarakat Kawasan kelurahan.

Referensi
1. Negari BM. 2020. STUDI LITERATUR EFEKTIVITAS ANTISEPTIK EKSTRAK DAUN
SIRIH (Piper betle L.) DAN SIRIH MERAH (Piper crocatum)
2. Sari NH, Misrawati, Woferst R. 2011. Efek Rebusan Daun Sirih Untuk Mengurangi
Keputihan Pada Wanita
3. Berlian Z, Fatiqin A, Agustina E. 2016. PENGGUNAAN PERASAN JERUK NIPIS (Citrus
aurantifolia) DALAM MENGHAMBAT BAKTERI Escherichia coli PADA BAHAN
PANGAN
4. Utari R. dkk, PENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN
KONDUKTIVITAS TERMAL

Anda mungkin juga menyukai