Anda di halaman 1dari 8

SEBATIK 1410-3737 307

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PROGRAM INDONESIA PINTAR DALAM


MEWUJUDKAN PEMERATAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN
BENGKAYANG
Bella Ghia Dimmera1) dan Pebria Dheni Purnasari2)
1,2
Program Studi Manajemen, Institut Shanti Bhuana
1,2
Jln. Bukit Karmel No.1, Bengkayang, Kalimantan Barat, 79211
E-mail: bellaghia@shantibhuana.ac.id1), pebria.dheni@shantibhuana.ac.id2)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan permasalahan Program Indonesia Pintar di Kabupaten Bengkayang dan
alternatif solusi penyelesaiannya yang diperlukan dalam mewujudkan pemerataan pendidikan di Kabupaten Bengkayang.
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun responden dalam penelitian
ini adalah pemerintah daerah Kabupaten Bengkayang, Kepala Sekolah, Guru, peserta didik penerima KIP, serta orang tua
peserta didik penerima KIP. Pelaksanaan PIP dapat mendukung upaya pemerataan pendidikan, hal ini ditandai dengan
adanya PIP dapat membantu keluarga peserta didik yang kurang mampu, sehingga peserta didik yang terkendala dengan
biaya sekolah dapat tetap merasakan pendidikan yang layak dan merata. Hasil yang dicapai adalah terdapat enam
permasalahan dari pandangan pemerintah daerah, Kepala Sekolah, guru, peserta didik, dan masyarakat. Permasalahan
tersebut antara lain pendistribusian KIP yang tidak merata, pencairan dana PIP tidak secara utuh, peserta didik penerima
KIP tidak tepat sasaran, masih ada orang tua penerima KIP yang tidak mengelola dana bantuan PIP dengan baik,
masyarakat kurang dilibatkan dalam pelaksanaan PIP, serta sebagian besar masyarakat kurang memahami kebijakan
maupun mekanisme penyaluran dana bantuan PIP. Alternatif solusi yang diberikan adalah terus menerus mendorong
adanya keterlibatan semua pihak untuk bekerjasama saling memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PIP secara
menyeluruh dan seimbang.

Kata kunci: Program Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Pintar, Pemerataan Pendidikan, Permasalahan Pendidikan,
Alternatif Solusi

1. PENDAHULUAN Pintar (KIP) yang diluncurkan oleh pemerintah di bawah


Pemerataan pendidikan dapat menjadi tolok ukur bagi naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
kemajuan suatu wilayah dengan perbaikan dan penataan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
pendidikan yang baik secara terus menerus seiring dan Kebudayaan RI Nomor 9 Tahun 2018 tentang
perkembangan zaman. Pemerataan pendidikan ditandai Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
dengan adanya dukungan dari pemerintah dalam Kebudayaan Nomor 19 Tahun 2016 tentang Petunjuk
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan Teknis Program Indonesia Pintar. Adapun tujuan dari
sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. PIP ini adalah untuk membantu biaya sekolah peserta
Pemerataan pendidikan juga merupakan cakupan dari didik yang kurang mampu dari tingkat Sekolah Dasar
program desentralisasi, di mana pemerintah daerah (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)
memiliki kewenangan untuk menetapkan kebijakan yang (Septiandika, 2017). Hal ini sebagaimana diungkapkan
disesuaikan dengan kebutuhan daerah tersebut demi oleh (Rohaeni & Saryono, 2018) bahwa kebijakan PIP
mencapai tujuan (Aristo, 2019). Dengan demikian, untuk melalui KIP yang dikeluarkan oleh pemerintah di bawah
mencapai pemerataan pendidikan maka dibutuhkan wewenang Kementerian dan Kebudayaan bertujuan
koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan untuk menyediakan bantuan terkhusus untuk siswa
daerah. Oleh karena itu, para pemimpin bangsa perlu miskin sehingga dapat melanjutkan sekolahnya, dengan
memikirkan dengan matang kebijakan-kebijakan yang demikian sasaran dari kebijakan ini adalah untuk
sasarannya adalah untuk merealisasikan pemerataan mencegah anak putus sekolah. Untuk mencapai tujuan
pendidikan. tersebut, dibutuhkan peran setiap sekolah dalam
Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan salah satu mengimplementasikan kebijakan PIP melalui KIP secara
kebijakan pemerintah dalam upaya pemerataan operasional dengan baik agar PIP ini tepat sasaran dan
pendidikan. Pemerintah telah berupaya keras sesuai dengan apa yang diharapkan. Namun, dalam hal
menggalakkan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk ini masih banyak peserta didik yang putus sekolah
memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh dengan alasan kurangnya biaya pendidikan sekolah.
layanan pendidikan, yakni melalui Kartu Indonesia Selain itu, masih adanya peserta didik yang tergolong
308 SEBATIK 2621-069X

tidak mampu namun tidak terdaftar sebagai penerima Sekolah, guru dan pemerintah daerah. Hal pokok yang
dana KIP, serta peserta didik yang sudah menerima KIP harus dicari alternatif solusinya adalah bagaimana
pun masih juga kesulitan membayar biaya sekolah dan pelaksanaan PIP dapat mewujudkan pemerataan
kesulitan memenuhi perlengkapan kebutuhan pendidikan di Kabupaten Bengkayang. Oleh karena itu,
sekolahnya. penelitian ini perlu dilakukan karena dapat memberikan
Dalam pemerataan pendidikan, selain dilakukan gambaran dan penjelasan rinci mengenai permasalahan
reorientasi peran pemerintah, juga pentingnya secara Program Indonesia Pintar di Kabupaten Bengkayang
sistematis dan konsisten peran sekolah melakukan yang dirasakan oleh pemerintah daerah, Kepala Sekolah,
sosialisasi untuk menyadarkan masyarakat tujuan PIP guru, peserta didik, dan masyarakat, serta alternatif
yang harus digunakan sesuai dengan kebutuhan dan solusi penyelesaiannya.
kepentingan mereka. Peluang untuk mewujudkan
pemerataan pendidikan di Kabupaten Bengkayang sudah 2. RUANG LINGKUP
sangat diperlukan. Hal ini dilandasi mengingat Kondisi Pendidikan di Kabupaten Bengkayang saat
Kabupaten Bengkayang berada di daerah perbatasan ini dapat dikatakan sangat memprihatinkan.
Kalimantan Barat yang lokasinya strategis berbatasan Permasalahan yang berkaitan dengan layanan pendidikan
langsung dengan negara tetangga, Malaysia, sehingga masih termasuk kendala yang belum dapat diatasi karena
dalam upaya mengatasi permasalahan PIP secara belum semua masyarakat mendapatkan pendidikan yang
maksimal, masyarakat diharapkan bisa mendapatkan selayaknya. Kajian terhadap permasalahan Program
pendidikan yang layak dan merata. Indonesia Pintar dari pandangan pemerintah daerah,
Program Indonesia Pintar (PIP) yang diwujudkan Kepala Sekolah, guru, peserta didik, dan masyarakat
melalui pendistribusian Kartu Indonesia Pintar (KIP) dapat memberikan alternatif solusi sebagai dasar untuk
diharapkan dapat mengatasi masalah kemiskinan dan mewujudkan pemerataan pendidikan. Memperhatikan
juga meningkatkan mutu pendidikan serta dapat kondisi tersebut, maka rumusan dalam penelitian ini
menjamin peserta didik dari keluarga tidak mampu tetap adalah:
bersekolah sehingga mampu melanjutkan pendidikan di 1. Bagaimana permasalahan Program Indonesia Pintar
jenjang yang lebih tinggi. Pencapaian tersebut telah di Kabupaten Bengkayang yang dirasakan oleh
dibuktikan oleh (Rohaeni & Saryono, 2018) melalui pemerintah daerah, Kepala Sekolah, guru, peserta
penelitiannya di mana kebijakan PIP melalui KIP telah didik, dan masyarakat sebagai stakeholder?
memberikan dampak yang positif bagi siswa yang 2. Bagaimana alternatif solusi penyelesaiannya menurut
menerima bantuan tersebut sehingga dapat mewujudkan pandangan stakeholder di Kabupaten Bengkayang?
pemerataan pendidikan. Kondisi serupa juga telah
dibuktikan melalui penelitian (Yusup, Ismanto, & 3. BAHAN DAN METODE
Wasitohadi, 2019) di mana hasilnya menunjukkan bahwa Kajian yang menjadi fokus dalam penelitian ini
pelaksanaan PIP telah berjalan sesuai yang diharapkan, adalah pemerataan pendidikan dan Program Indonesia
oleh karena itu dapat membantu siswa dalam memenuhi Pintar. Pemerataan pendidikan dapat diartikan sebagai
kebutuhan pendidikan dan meningkatkan akses pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
pendidikan yang merata bagi siswa kurang mampu telah lama menjadi masalah yang mendapat perhatian,
bahkan dapat meningkatkan rasa antusias siswa untuk terutama di negara sedang berkembang. Hal ini tidak
terus sekolah, meskipun demikian dalam pelaksanaannya terlepas dari makin tumbuhnya kesadaran bahwa
PIP perlu dievaluasi secara berkala karena ditemui pendidikan mempunyai peran penting dalam
beberapa kesenjangan antara pelaksanaan dan desain pembangunan bangsa, seiring juga dengan
nya. Temuan-temuan tersebut pada kenyataannya berkembangnya demokratisasi pendidikan dengan
berbeda dengan kondisi di wilayah Bengkayang. Melalui semboyan education for all.
hasil observasi dan studi lapangan pada tahap awal, Pemerataan pendidikan mencakup dua aspek penting
peneliti menemukan bahwa masih banyak siswa yang yaitu Equality dan Equity. Equality atau persamaan
nyatanya belum dapat memenuhi kebutuhan sekolah mengandung arti persamaan kesempatan untuk
meskipun menerima PIP, bahkan ada beberapa siswa memperoleh pendidikan, sedangkan equity bermakna
yang putus sekolah. Hal ini tentunya menimbulkan keadilan dalam memperoleh kesempatan pendidikan
kesenjangan antara sasaran kebijakan PIP dengan kondisi yang Sama diantara berbagai kelompok dalam
nyata di lapangan. Kedua penelitian tersebut, dari sisi masyarakat. Akses terhadap pendidikan yang merata
daerah telah dilakukan di daerah yang cukup maju, berarti semua penduduk usia sekolah telah memperoleh
sedangkan wilayah Bengkayang merupakan wilayah kesempatan pendidikan, sementara itu akses terhadap
perbatasan yang hingga tahun 2019 tergolong sebagai pendidikan telah adil jika antar kelompok bisa menikmati
daerah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan) (Purnasari & pendidikan secara sama. Coleman dalam bukunya
Sadewo, 2019). Kondisi tersebut tentunya membuat Equality of educational opportunity mengemukakan
upaya penerapan kebijakan PIP bukan hal yang mudah secara konvensional konsep pemerataan yakni:
terutama menyangkut permasalahan penyaluran dana PIP pemerataan aktif dan pemerataan pasif. Pemerataan pasif
yang dominan dirasakan oleh penerima KIP, Kepala adalah pemerataan yang lebih menekankan pada
310 SEBATIK 2621-069X

Wawancara secara mendalam dilakukan sesuai penetapan peserta didik yang mendapatkan dana PIP
dengan waktu yang telah disepakati bersama para yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan
responden, dan dilaksanakan dari tanggal 12 Maret 2020 Kebudayaan, dan mengirimkan daftar nama peserta didik
sampai dengan 10 September 2020. Seluruh responden yang menerima dana PIP kepada sekolah terkait agar
aktif berpartisipasi dalam penelitian ini sehingga pihak sekolah dapat memberitahukan kepada peserta
penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. didik mengenai waktu pengambilan dana bantuan PIP.
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam Setelah melalui beberapa tahapan, peserta didik penerima
penelitian ini dengan menggunakan analisis kualitatif KIP dapat mengambil dana bantuan di lembaga penyalur
interaktif, sebagai berikut: yang telah ditunjuk. Dalam pelaksanaan PIP melalui
1. Melakukan analisis permasalahan dengan observasi pendistribusian KIP dilakukan dengan syarat setiap
awal dengan mengunjungi langsung pihak Dinas peserta didik yang diusulkan mendapatkan KIP harus
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkayang. memiliki Surat keterangan miskin (SKM).
2. Melakukan wawancara dengan Kepala Bidang Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan
Pembinaan SD di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kebudayaan RI Nomor 9 Tahun 2018 tentang Perubahan
Kabupaten Bengkayang, kepala sekolah, guru, dan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
masyarakat di SDN 11 Kelampe Kabupaten Nomor 19 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Program
Bengkayang berkaitan dengan permasalahan PIP di Indonesia Pintar yang selanjutnya disebut PIP adalah
Kabupaten Bengkayang dan alternatif solusi bantuan berupa uang tunai dari pemerintah yang
penyelesaiannya sesuai dengan pedoman wawancara diberikan kepada peserta didik yang orang tuanya tidak
yang telah dibuat. atau kurang mampu membiayai pendidikannya, sebagai
3. Melakukan wawancara dengan peserta didik dan kelanjutan dan perluasan sasaran dari Program Bantuan
orang tua peserta didik yang sudah menerima KIP Peserta didik Miskin (BSM). Pemberian bantuan PIP
untuk melihat pandangan terhadap permasalahan PIP maupun bantuan pendidikan lainnya guna mendukung
sesuai dengan pedoman wawancara yang telah wajib belajar bertujuan untuk meringankan beban biaya
dibuat. yang terlalu berat bagi orang tua yang berasal dari status
4. Mencatat hal-hal yang penting dari penjabaran para ekonomi ke bawah. Bantuan ini diharapkan dapat
responden; meningkatkan partisipasi peserta didik dalam bersekolah
5. Mengategorikan catatan-catatan dan memilah-milah dan mencegah anak putus sekolah. Pemerintah
data yang akan dianalisis; memberikan bantuan pendidikan berupa KIP bagi anak-
6. Melengkapi data dengan cara mempelajari isi data anak yang rawan putus sekolah agar dapat mencukupi
baik berupa hasil observasi dan hasil wawancara serta kebutuhan pendidikan mereka. Pengalokasian dana
hasil dokumentasi di lapangan; bantuan ini ditujukan untuk mencukupi kebutuhan
7. Menganalisis hasil kajian data dan pendidikan peserta didik diluar biaya operasional
menyimpulkannya. Peneliti membuat kesimpulan sekolah, biaya transportasi, uang saku dan lain-lain.
berdasarkan data yang telah diproses melalui reduksi Mekanisme pelaksanaan PIP ialah sekolah mengirimkan
dan penyajian data. Kesimpulan yang dikemukakan data ke Dinas Pendidikan untuk diteruskan ke
pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Proses
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan selanjutnya, yaitu mengundang peserta didik penerima
mengumpulkan data permasalahan dan solusi PIP KIP untuk diberikan informasi mengenai hal terkait,
untuk mewujudkan pemerataan pendidikan di (Astuti, 2017).
Kabupaten Bengkayang, sehingga kesimpulan yang Dalam menjalankan fungsinya, pemerintah daerah
dikemukakan oleh peneliti merupakan kesimpulan Kabupaten Bengkayang bekerja sama dengan pihak
yang kredibel. sekolah untuk melakukan sosialisasi mengenai PIP.
Sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah daerah
4. PEMBAHASAN Kabupaten Bengkayang dan pihak sekolah dilaksanakan
Penelitian ini dilakukan di wilayah Bengkayang di dengan maksud memberikan penjelasan mengenai
lingkup pendidikan, sehingga responden dalam sistem, tujuan, sasaran, kebijakan, serta prosedur maupun
penelitian ini dipilih berdasarkan kebutuhan peneliti mekanisme dalam penyaluran dana PIP. Pihak-pihak
terkait sumber data mengenai pelaksanaan Program yang terlibat dalam pelaksanaan sosialisasi adalah
Indonesia Pintar. Berikut dipaparkan hasil dan komite sekolah, orang tua peserta didik, dan peserta
pembahasan dalam penelitian ini. didik. Lebih lanjut ditegaskan dalam sosialisasi bahwa
bantuan dana PIP untuk memenuhi kebutuhan sekolah,
4.1 Pelaksanaan Program Indonesia dalam serta diprioritaskan untuk peserta didik yang berasal dari
Mewujudkan Pemerataan Pendidikan di keluarga miskin dan menarik peserta didik kurang
Kabupaten Bengkayang mampu untuk bersekolah kembali agar dapat mencegah
Pemerintah daerah Kabupaten Bengkayang telah angka putus sekolah. Namun demikian, pelaksanaan PIP
mengimplementasikan Program Indonesia Pintar (PIP) belum sepenuhnya mampu menarik kembali peserta
dengan skema dan tahapan, antara lain menerima SK didik yang sudah putus sekolah, karena dana bantuan
SEBATIK 1410-3737 311

yang didapatkan masih sangat terbatas, selain itu dana mendapatkan dana bantuan PIP pada tahun ajaran
bantuan PIP juga diterima langsung oleh peserta didik, 2019/2020 pada tahap 1 sebanyak 16 orang, tahap 2
sehingga pemerintah daerah tidak bisa mengatur peserta sebanyak 33 orang, serta tahap 3 sebanyak 25 orang.
didik ataupun orang tuanya dalam mengelola keuangan Implementasi PIP di SDN 11 Kelampe sudah berjalan
bantuan PIP tersebut. sesuai dengan kebijakan dan mekanisme yang
Penyaluran dana PIP di Kabupaten Bengkayang ditetapkan, yaitu sosialisasi PIP kepada seluruh orang tua
sangatlah tepat, melihat kondisi penduduknya masih ada peserta didik, prosedur pelaksanaan PIP, tahap
yang berasal dari penduduk miskin. Penduduk miskin di pengusulan penerima KIP, penetapan penerima KIP oleh
Kabupaten Bengkayang sebanyak 17.690 penduduk atau Direktorat teknis, penyaluran dana oleh Bank BRI,
sebesar 6,96 persen dari total penduduk Kabupaten pengambilan dana oleh orang tua peserta didik secara
Bengkayang, Meskipun demikian, Kabupaten tunai, serta berita acara pembagian dana bantuan PIP.
Bengkayang menempati urutan ketujuh persentase yang Kepala sekolah SDN 11 Kelampe berperan langsung
terendah di Provinsi Kalimantan Barat. Namun, harus sebagai penanggung jawab dalam melaksanakan PIP,
diakui dengan tingkat ekonomi yang rendah, maka dengan membentuk kepanitiaan untuk mengoordinasikan
sedikit peluang masyarakat di Kabupaten Bengkayang penyaluran KIP. Peserta didik yang diusulkan adalah
memperoleh pendidikan sesuai keinginannya. Pada sisi seluruh peserta didik, karena sebagian besar keluarga
ini, sepintas dapat dipahami bahwa selama ini belum peserta didik di SDN 11 Kelampe memiliki Kartu
semua masyarakat Kabupaten Bengkayang dapat Program Keluarga Harapan (PKH)/ Kartu Perlindungan
merasakan pendidikan yang merata. Jika hendak Sosial (KPS) dan Surat Keterangan Miskin (SKM).
dicermati, maka salah satu persoalan pemerataan Pihak sekolah hanya mengupayakan seluruh peserta
pendidikan dapat disebabkan oleh perbedaan tingkat didik mendapatkan dana bantuan PIP, tetapi pada tahap
sosial ekonomi masyarakat. penetapan peserta didik penerima KIP dan pencairan
Sekolah-sekolah di Kabupaten Bengkayang masih dana ditentukan dengan Surat Keputusan (SK) nama
banyak berada di pedesaan yang infrastruktur nya masih peserta didik penerima KIP yang ditetapkan oleh
belum memadai mengakibatkan masyarakat kesulitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada
untuk mengakses informasi mengenai penyaluran dana kenyataannya, ternyata tidak semua peserta didik yang
PIP, serta memerlukan biaya transportasi yang cukup telah diusulkan oleh pihak sekolah tercantum namanya di
besar untuk mengambil dana bantuan PIP di Lembaga dalam SK yang diterbitkan. Namun, pihak sekolah tidak
penyalur yang telah ditunjuk. Dalam hal ini, pemerintah mudah putus asa untuk terus menerus mengusulkan
daerah dan pihak sekolah telah berupaya mencari solusi nama-nama seluruh peserta didik di SDN 11 Kelampe
untuk meringankan beban masyarakat setempat, karena mereka dirasa pantas untuk mendapatkan bantuan
sehingga mereka juga bisa memperoleh dana PIP tanpa dana PIP.
merasa rugi telah mengeluarkan biaya transportasi yang Dengan adanya KIP diharapkan dapat
lebih besar daripada dana PIP yang didapatkan. Hal ini menyejahterakan peserta didik agar dapat berkembang
menunjukkan bahwa Pemerintah daerah Kabupaten seperti halnya dalam kekurangan uang saku sehingga
Bengkayang maupun pihak sekolah telah berperan aktif uang saku peserta didik dapat terpenuhi dan kekurangan
untuk mewujudkan pemerataan pendidikan di daerahnya. pada perlengkapan sekolah juga dapat terpenuhi, serta
Namun, untuk mengatasi masalah-masalah pemerataan dapat digunakan peserta didik untuk membeli peralatan
pendidikan tidak hanya dengan satu kebijakan saja, akan sekolah termasuk biaya transportasi mereka ke sekolah
tetapi mengingat sebaran sekolah yang tidak merata, sehingga pendidikan mereka menjadi layak dan juga
maka perlu dibuat kebijakan dengan menurunkan standar terjamin serta tidak ada lagi peserta didik yang tidak
khusus untuk peserta didik dari keluarga yang kurang bersekolah dengan alasan minimnya biaya pendidikan,
mampu. (Prasetyono, 2018). Dana bantuan PIP melalui KIP di
SDN 11 Kelampe dialokasikan untuk peserta didik yang
4.2 Pelaksanaan Program Indonesia Pintar dalam kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan pendukung
Mewujudkan Pemerataan Pendidikan di SDN 11 biaya pendidikan sekolah, seperti membeli buku, alat
Kelampe tulis sekolah, tas, sepatu, uang saku, dll. Namun
Pelaksanaan Program Indonesia Pintar (PIP) di SDN implementasinya, masih belum semua orang tua
11 Kelampe dimulai pada tahun ajaran 2017/2018. SDN memahami dan mampu melakukannya dalam bentuk
11 Kelampe merupakan salah satu SDN yang status perilaku. Yang terjadi adalah sebagian dari orang tua
akreditasi nya Tidak Ter akreditasi. Jumlah guru di SDN peserta didik penerima KIP menggunakan dana bantuan
11 Kelampe adalah sebanyak 8 orang yang terdiri dari 4 untuk memenuhi kehidupan sehari-hari sehingga
guru PNS dan 4 guru honorer. Sedangkan jumlah peserta kebutuhan anaknya tidak terpenuhi. Perlu adanya upaya
didik di SDN 11 Kelampe adalah sebanyak 36 orang, dari pihak sekolah untuk memberikan pemahaman yang
dengan rincian sebagai berikut: kelas 1 sebanyak 4 mendalam kepada orang tua peserta didik tentang PIP
orang, kelas 2 hanya 1 orang, kelas 3 sebanyak 9 orang, agar tujuan PIP dapat terealisasi sebagaimana mestinya.
kelas 4 sebanyak 8 orang, kelas 5 sebanyak 7 orang, dan Salah satu sebab dari masalah ini adalah karena keluarga
kelas 6 sebanyak 7 orang. Jumlah peserta didik yang penerima dana bantuan PIP tersebut memang berada
312 SEBATIK 2621-069X

dalam kondisi miskin dan serba berkekurangan, sehingga


mereka lebih memilih menggunakan dana bantuan untuk 4.3 Permasalahan Program Indonesia Pintar dalam
kebutuhan pokok keluarganya. Meskipun demikian, Mewujudkan Pemerataan Pendidikan
adanya bantuan PIP sangat memberikan dampak yang Berdasarkan hasil wawancara dan hasil dokumentasi
besar bagi peserta didik yang menerima KIP di SDN 11 di lapangan, terdapat hal-hal penting dari penjabaran
Kelampe. Pemanfaatan dana PIP dengan baik para responden mengenai permasalahan Program
menjadikan peserta didik lebih antusias untuk menempuh Indonesia Pintar dalam mewujudkan pemerataan
pendidikan karena kebutuhan perlengkapan sekolah pendidikan, sebagai berikut.
dapat terpenuhi, sehingga mereka lebih percaya diri
untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Selain itu 1. Respond Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
juga, dapat meningkatkan kemauan keluarga yang Kabupaten Bengkayang
kurang mampu untuk mendaftarkan anaknya sekolah Berdasarkan respond Kepala Bidang Pembinaan SD
tanpa merasa khawatir dengan biaya pendidikan. di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Implementasi PIP dirancang agar dapat memenuhi Bengkayang, Kabupaten Bengkayang memang masih
kebutuhan sekolah peserta didik yang berasal dari tertinggal dalam bidang pendidikan, sebagaimana
keluarga miskin, sehingga diharapkan dana PIP yang permasalahan mengenai PIP yang terjadi di daerah
diterima oleh setiap peserta didik dapat membantu perbatasan, semakin besarnya biaya pendidikan
mengurangi angka putus sekolah, (Yusup, Ismanto, and merupakan penyebab utama dari rendahnya pemerataan
Wasitohadi 2019). Besaran dana yang seharusnya pendidikan di Kabupaten Bengkayang. PIP di Kabupaten
diterima oleh penerima KIP di tingkat SD sebesar Bengkayang yang direncanakan oleh pemerintah ternyata
450.000,00, dana diterima langsung oleh orang tua belum dapat menjangkau semua lapisan masyarakat
peserta didik secara tunai melalui Bank BRI. Akan daerah perbatasan terutama sekolah-sekolah yang berada
tetapi, dari hasil identifikasi ditemukan bahwa masih ada di pedalaman Kabupaten Bengkayang. Meskipun Data
sebagian peserta didik yang menerima dana tersebut Pokok Pendidikan (Dapodik) digunakan pemerintah
tidak secara utuh. Situasi inilah yang seharusnya tidak sebagai salah satu indikator penentuan sasaran penerima
terjadi di lapangan. Pada dasarnya, pelaksanaan KIP, namun masih terdapat berbagai kendala terkait
kebijakan PIP dirancang untuk memenuhi kebutuhan dengan pendistribusian yang tidak merata di daerah
sekolah peserta didik yang berasal dari keluarga miskin, perbatasan. Pada sisi lain, PIP ini sudah dijalankan
dengan harapan bantuan ini dapat meningkatkan beberapa tahun di Kabupaten Bengkayang sehingga
partisipasi peserta didik bersekolah, juga mencegah anak sudah banyak manfaatnya yang dirasakan oleh penerima
putus sekolah. Untuk itu, hendaklah dibuat transparansi KIP.
pelaksanaan PIP yang dilakukan melalui monitoring dan 2. Respond Guru
evaluasi pelaporan PIP, bahkan pengecekan hasil Berdasarkan respond guru di SDN 11 Kelampe
pelaksanaan PIP di lapangan. Kabupaten Bengkayang, PIP dapat menjadi salah satu
Selain adanya hukum yang berlaku untuk mengatur solusi mengatasi persoalan minimnya biaya pendidikan
setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, perlu dan peserta didik yang putus sekolah. Namun,
adanya informasi yang tersedia secara bebas dan dapat kenyataannya harapan itu belum sepenuhnya terwujud.
diakses langsung oleh pihak sekolah maupun masyarakat Sudah ada tumbuh rasa saling percaya antara pihak
yang berkepentingan, khususnya di daerah perbatasan sekolah dengan peserta didik beserta orang tua terhadap
yang tidak semua daerah dapat mengakses informasi penggunaan dana KIP, tetapi masih ada saja kendala
dengan mudah karena keterbatasan infrastruktur. dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan dana
Transparansi tidak hanya sekadar informasi yang dapat bantuan PIP. Selain itu juga, kesadaran masyarakat akan
dibaca masyarakat luas. Melainkan informasi yang dapat arti pentingnya pendidikan masih sangat rendah,
diakses dan mudah dipahami oleh semua kalangan dikarenakan sulitnya memenuhi biaya pendidikan.
adalah informasi secara terperinci yang berhubungan Banyak para orang tua peserta didik yang lebih memilih
dengan kepentingan penerima bantuan PIP. Transparansi untuk memperkerjakan anak-anak di usia sekolah guna
dianggap sangat penting dan utama oleh pihak sekolah membantu kehidupan ekonomi keluarganya daripada
dalam manajemen sekolah. Pemahaman akan melanjutkan pendidikan. Tingginya angka putus sekolah
transparansi terbatas pada pemberi dana PIP, sedangkan dan rendahnya partisipasi pendidikan di Kabupaten
transparansi terhadap sekolah, peserta didik dan orang Bengkayang tentu sangat membutuhkan sebuah upaya
tua sebagai stakeholder masih jarang dilakukan. Inilah untuk mewujudkan pemerataan pendidikan.
yang seharusnya diupayakan pihak sekolah untuk Permasalahan lain yang terjadi adalah soal dana yang
mewujudkan pemerataan pendidikan dengan memastikan diterima oleh peserta didik hanya separuh dari jumlah
terimplementasi nya transparansi dalam pengelolaan yang mestinya mereka dapatkan. Belum lagi semua
sekolah. Salah satu proses transparansi dilakukan melalui peserta didik yang tidak mampu sudah diusulkan oleh
pertemuan orang tua peserta didik penerima KIP dan pihak sekolah agar bisa masuk Program Indonesia Pintar
pihak sekolah, sehingga segala informasi dan keluhan (PIP), tetapi tidak mendapatkan KIP. Dalam hal ini,
dapat disampaikan pada saat pertemuan berlangsung. belum adanya keterbukaan dari berbagai pihak,
SEBATIK 1410-3737 313

akibatnya masih banyak orang tua peserta didik yang 4.4 Solusi dan Harapan
kurang mampu tidak berdaya mengikuti perkembangan Dalam menjalankan tugasnya pihak sekolah belum
pendidikan serta tidak merasakan dampak positifnya dari banyak memberikan masukan yang nyata menyangkut
PIP tersebut. Diharapkan PIP ini benar-benar dapat implementasi PIP, karena evaluasi pelaksanaan PIP
melibatkan semua peserta didik dari keluarga miskin ditangani oleh pemerintah pusat. Pemerintah harus
agar masyarakat di Kabupaten Bengkayang dapat tanggap dengan masalah-masalah mendasar di
meningkatkan pemerataan pendidikan dan memperoleh masyarakat serta harus mau bekerja sama dengan
pendidikan yang selayaknya. pemerintah daerah mencari solusi yang tepat untuk
3. Respond Peserta didik mengatasi permasalahan PIP khususnya di daerah
Pemahaman mengenai PIP masih sangat kurang bagi perbatasan. Permasalahan di daerah perbatasan
peserta didik di SDN 11 Kelampe, mereka hanya Kabupaten Bengkayang sangat kompleks, sehingga
mengetahui bahwa sekolah memberikan uang untuk memerlukan metode pemerataan pendidikan yang lebih
membeli keperluan sekolah. Tidak banyak informasi terarah, oleh sebab itu perlu adanya keterlibatan seluruh
yang bisa didapatkan dari peserta didik mengenai pemangku kepentingan. Diharapkan pada periode
permasalahan PIP, sehingga fakta di lapangan yang selanjutnya semua pemangku kepentingan harus terlibat
diperoleh berdasarkan hasil dokumentasi yang dilakukan dan saling mendukung agar penyaluran bantuan PIP
oleh pihak sekolah. Berdasarkan bukti berita acara, ada mampu mewujudkan pemerataan pendidikan secara
peserta didik yang mendapatkan dana bantuan secara berkelanjutan.
tunai jumlahnya berbeda dengan teman sekelasnya, Berdasarkan kondisi masyarakat di Kabupaten
dimana peserta didik tersebut hanya menerima Rp. Bengkayang bahwa kendala yang lazim dikeluhkan
75.000,00 per semester, ada juga yang hanya menerima adalah mengenai biaya sekolah yang tidak dapat
Rp. 225.000,00, per semester, dan Rp. 375.000,00 per terpenuhi karena masalah ekonomi. Adapun bantuan PIP
semester serta ada juga yang langsung mendapatkan yang diberikan belum tentu dapat menutupi kekurangan
penuh Rp. 450.000,00. Namun, pencairan dana dilakukan ekonomi mereka. Oleh karena itu, solusi yang dapat
bertahap, jumlah yang diterima sama besarnya, hanya ditawarkan untuk mengatasi kendala tersebut adalah
saja waktu pencairan dananya yang berbeda. Meskipun pengawasan yang menyeluruh terhadap implementasi
demikian, hal tersebut masih menjadi pertanyaan orang PIP melalui pendistribusian KIP di semua sekolah dari
tua peserta didik sehingga menimbulkan interpretasi berbagai jenjang di Kabupaten Bengkayang. Pemerintah
yang salah karena mereka merasa belum ada petunjuk daerah maupun pihak sekolah harus terus menerus turut
yang disampaikan dengan sangat jelas. andil mengevaluasi pelaksanaan PIP, serta masyarakat
4. Respond Masyarakat juga harus terlibat aktif dalam meningkatkan angka
Masyarakat di Kabupaten Bengkayang partisipasi pendidikan yang menghasilkan terwujudnya
mengharapkan anak-anaknya mendapatkan bantuan PIP pemerataan pendidikan di Kabupaten Bengkayang.
sejak di bangku SD, bahkan kalau bisa mencapai bangku Pemerataan pendidikan di Kabupaten Bengkayang
SMA hingga perguruan tinggi. Mereka mengkhawatirkan harus dapat memenuhi aspek penting yaitu Equality dan
jika anaknya tidak bersekolah, akan mengalami nasib Equity. Equality berarti masyarakat Kabupaten
yang sama, yakni hanya menjadi seorang petani ataupun Bengkayang mendapatkan kesempatan untuk
mengalami keadaan ekonomi yang tergolong miskin. memperoleh pendidikan, sedangkan equity bermakna
Apabila dengan adanya bantuan PIP serta penyaluran masyarakat Kabupaten Bengkayang mendapatkan
dana PIP berjalan dengan lancar setiap semester, mereka keadilan dalam memperoleh kesempatan pendidikan
bisa memperbaiki keadaan ekonominya sehingga yang sama diantara berbagai kelompok dalam
anaknya juga tidak putus sekolah. masyarakat. Akses terhadap pendidikan yang merata
Masyarakat di daerah perbatasan Kabupaten berarti semua penduduk usia sekolah mulai di bangku
Bengkayang belum secara maksimal memahami SD hingga bangku SMA telah memperoleh kesempatan
kebijakan PIP yang telah dilaksanakan. Masih banyak pendidikan, sementara itu akses terhadap pendidikan
masyarakat yang merasa kurang dilibatkan dan kurang telah adil jika antar kelompok bisa menikmati pendidikan
memahami kebijakan maupun mekanisme tentang secara sama terutama masyarakat kelas bawah. Coleman
penyaluran KIP, pemerintah terkesan bergerak sendiri dalam bukunya Equality of educational opportunity
tanpa melibatkan masyarakat sehingga sosialisasi yang mengemukakan secara konvensional konsep pemerataan
dilakukan tidak maksimal. Keterlibatan semua pihak yakni: pemerataan aktif dan pemerataan pasif.
harus diupayakan agar program yang dijalankan dapat Pemerataan pasif adalah pemerataan yang lebih
tercapai sesuai harapan. PIP di Kabupaten Bengkayang menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan
belum dilakukan secara berkesinambungan karena untuk untuk mendaftar di sekolah, sedangkan pemerataan aktif
memenuhi pemerataan pendidikan di daerah perbatasan bermakna kesamaan dalam memberi kesempatan kepada
menuntut pendanaan yang cukup besar, tidak hanya peserta didik yang terdaftar agar memperoleh hasil
berkaitan dengan sarana dan prasarana saja, tetapi juga belajar setinggi-tingginya. Dalam pemahaman seperti ini
hal yang terpenting adalah memelihara peserta didik agar pemerataan pendidikan mempunyai makna yang luas
dapat memperoleh Pendidikan. tidak hanya persamaan dalam memperoleh kesempatan
314 SEBATIK 2621-069X

pendidikan, tetapi juga setelah menjadi peserta didik Kabupaten Bengkayang dalam Angka 2020.
harus dapat memenuhi kebutuhan sekolah guna https://bengkayangkab.bps.go.id/publication/downl
memperoleh pendidikan sehingga merasa percaya diri oad.html (diakses tanggal 21 Agustus 2020)
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara Mujahidun, M. 2016. Pemerataan Pendidikan Anak
optimal. Bangsa: Pendidikan Gratis Versus Kapitalisme
Pendidikan. Jurnal Tarbiyatuna, 7(1), 38-52.
5. KESIMPULAN Mukhtar, 2013, Metode Penelitian Deskriftif Kualitatif.
Permasalahan PIP di Kabupaten Bengkayang adalah Jakarta: GP Press Group.
pendistribusian KIP yang tidak merata, pencairan dana Prasetyono, D. W. 2018. Implementasi Program Kartu
PIP tidak secara utuh, peserta didik penerima KIP tidak Indonesia Pintar (KIP) Di SMA Negeri 2
tepat sasaran, masih ada orang tua penerima KIP yang Dumoga. MAP (Jurnal Manajemen dan
tidak mengelola dana bantuan PIP dengan baik, Administrasi Publik), 1(01), 15-30.
masyarakat kurang dilibatkan dalam pelaksanaan PIP, Purnasari, P. D., & Sadewo, Y. D. 2019. Pendidikan
serta sebagian besar masyarakat kurang memahami Ketahanan Sosial dan Ekonomi dalam
kebijakan maupun mekanisme penyaluran dana bantuan Meningkatkan Karakter Nasionalisme dan
PIP. Solusi yang dikemukakan oleh masyarakat untuk Wawasan Bela Negara. Seminar Nasional dan Call
mewujudkan pemerataan pendidikan adalah dengan terus For Paper Bela Negara (pp. 64-70). Bogor:
menerus mendorong adanya keterlibatan semua pihak Universitas Pertahanan.
untuk bekerja sama saling memantau dan mengevaluasi Rohaeni, N. E., & Saryono, O. 2018. Implementasi
pelaksanaan PIP di daerahnya secara menyeluruh dan Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) Melalui
seimbang. Apabila ada kendala dalam implementasinya Kartu Indonesia Pintar (KIP) dalam Upaya
harus segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait, sehingga Pemerataan Pendidikan. Journal of Education
dalam jangka panjang keberhasilan PIP selalu tercapai Management and Administration Review, 2(1), 193-
dan dapat menyelesaikan persoalan pendidikan di 204.
Kabupaten Bengkayang, khususnya masalah peserta Septiandika, V. 2017. Evaluasi Implementasi Penyaluran
didik yang tidak dapat bersekolah serta putus sekolah Program Indonesia Pintar (PIP) Bagi Siswa Kurang
karena tidak memiliki biaya. Mampu (Studi pada SDN Jrebeng Wetan Tahun
2016). Pedagogy, 4(1), 52-56.
6. SARAN Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Keberhasilan PIP memerlukan keterlibatan banyak dan R&D. Bandung: Alfabet
pihak, pemerintah daerah hendaknya dapat menjamin Yusup, W. B., Ismanto, B., & Wasitohadi, W. (2019).
bahwa dengan adanya PIP dapat membantu peserta didik Evaluasi Program Indonesia Pintar dalam
bebas dari segala bentuk biaya keperluan sekolah serta Peningkatan Akses Pendidikan di Sekolah
dapat menarik peserta didik yang putus sekolah untuk Menengah Pertama. Kelola: Jurnal Manajemen
bersekolah kembali. Di sisi lain dibutuhkan konsistensi Pendidikan, 6(1), 44-53.
dari pihak sekolah dan komitmen dalam mengupayakan
peserta didik yang kurang mampu untuk diusulkan
mendapatkan bantuan PIP dan mendorong seluruh
peserta didik untuk mengembangkan hasil belajarnya.
Koordinasi pihak sekolah dengan pemerintah daerah juga
dibutuhkan. Hal ini dapat diwujudkan dalam kegiatan
sosialisasi kepada peserta didik maupun orang tua
peserta didik agar lebih paham mengenai kebijakan PIP,
sehingga peserta didik yang menerima KIP dapat
memanfaatkan dan mengelola dana PIP dengan sebaik-
baiknya sesuai keperluan sekolah.

7. DAFTAR PUSTAKA

Aristo, T. J. V. 2019. Analisis Permasalahan Pemerataan


Pendidikan di Kabupaten Sintang. Jurnal
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 7(1), 25-34.
Astuti, R. S. 2017. “Implementasi Kebijakan Kartu
Indonesia Pintar Dalam Upaya Pemerataan
Pendidikan Tahun Ajaran 2015 / 2016 Di Smp N 1
Semin.” Jurnal Kebijakan Publik Edisi 2, 21–27.
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/47597.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkayang. 2020.
314 SEBATIK 2621-069X

pendidikan, tetapi juga setelah menjadi peserta didik Kabupaten Bengkayang dalam Angka 2020.
harus dapat memenuhi kebutuhan sekolah guna https://bengkayangkab.bps.go.id/publication/downl
memperoleh pendidikan sehingga merasa percaya diri oad.html (diakses tanggal 21 Agustus 2020)
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara Mujahidun, M. 2016. Pemerataan Pendidikan Anak
optimal. Bangsa: Pendidikan Gratis Versus Kapitalisme
Pendidikan. Jurnal Tarbiyatuna, 7(1), 38-52.
5. KESIMPULAN Mukhtar, 2013, Metode Penelitian Deskriftif Kualitatif.
Permasalahan PIP di Kabupaten Bengkayang adalah Jakarta: GP Press Group.
pendistribusian KIP yang tidak merata, pencairan dana Prasetyono, D. W. 2018. Implementasi Program Kartu
PIP tidak secara utuh, peserta didik penerima KIP tidak Indonesia Pintar (KIP) Di SMA Negeri 2
tepat sasaran, masih ada orang tua penerima KIP yang Dumoga. MAP (Jurnal Manajemen dan
tidak mengelola dana bantuan PIP dengan baik, Administrasi Publik), 1(01), 15-30.
masyarakat kurang dilibatkan dalam pelaksanaan PIP, Purnasari, P. D., & Sadewo, Y. D. 2019. Pendidikan
serta sebagian besar masyarakat kurang memahami Ketahanan Sosial dan Ekonomi dalam
kebijakan maupun mekanisme penyaluran dana bantuan Meningkatkan Karakter Nasionalisme dan
PIP. Solusi yang dikemukakan oleh masyarakat untuk Wawasan Bela Negara. Seminar Nasional dan Call
mewujudkan pemerataan pendidikan adalah dengan terus For Paper Bela Negara (pp. 64-70). Bogor:
menerus mendorong adanya keterlibatan semua pihak Universitas Pertahanan.
untuk bekerja sama saling memantau dan mengevaluasi Rohaeni, N. E., & Saryono, O. 2018. Implementasi
pelaksanaan PIP di daerahnya secara menyeluruh dan Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) Melalui
seimbang. Apabila ada kendala dalam implementasinya Kartu Indonesia Pintar (KIP) dalam Upaya
harus segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait, sehingga Pemerataan Pendidikan. Journal of Education
dalam jangka panjang keberhasilan PIP selalu tercapai Management and Administration Review, 2(1), 193-
dan dapat menyelesaikan persoalan pendidikan di 204.
Kabupaten Bengkayang, khususnya masalah peserta Septiandika, V. 2017. Evaluasi Implementasi Penyaluran
didik yang tidak dapat bersekolah serta putus sekolah Program Indonesia Pintar (PIP) Bagi Siswa Kurang
karena tidak memiliki biaya. Mampu (Studi pada SDN Jrebeng Wetan Tahun
2016). Pedagogy, 4(1), 52-56.
6. SARAN Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Keberhasilan PIP memerlukan keterlibatan banyak dan R&D. Bandung: Alfabet
pihak, pemerintah daerah hendaknya dapat menjamin Yusup, W. B., Ismanto, B., & Wasitohadi, W. (2019).
bahwa dengan adanya PIP dapat membantu peserta didik Evaluasi Program Indonesia Pintar dalam
bebas dari segala bentuk biaya keperluan sekolah serta Peningkatan Akses Pendidikan di Sekolah
dapat menarik peserta didik yang putus sekolah untuk Menengah Pertama. Kelola: Jurnal Manajemen
bersekolah kembali. Di sisi lain dibutuhkan konsistensi Pendidikan, 6(1), 44-53.
dari pihak sekolah dan komitmen dalam mengupayakan
peserta didik yang kurang mampu untuk diusulkan
mendapatkan bantuan PIP dan mendorong seluruh
peserta didik untuk mengembangkan hasil belajarnya.
Koordinasi pihak sekolah dengan pemerintah daerah juga
dibutuhkan. Hal ini dapat diwujudkan dalam kegiatan
sosialisasi kepada peserta didik maupun orang tua
peserta didik agar lebih paham mengenai kebijakan PIP,
sehingga peserta didik yang menerima KIP dapat
memanfaatkan dan mengelola dana PIP dengan sebaik-
baiknya sesuai keperluan sekolah.

7. DAFTAR PUSTAKA

Aristo, T. J. V. 2019. Analisis Permasalahan Pemerataan


Pendidikan di Kabupaten Sintang. Jurnal
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 7(1), 25-34.
Astuti, R. S. 2017. “Implementasi Kebijakan Kartu
Indonesia Pintar Dalam Upaya Pemerataan
Pendidikan Tahun Ajaran 2015 / 2016 Di Smp N 1
Semin.” Jurnal Kebijakan Publik Edisi 2, 21–27.
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/47597.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkayang. 2020.

Anda mungkin juga menyukai