OLEH :
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report (CBR) Tugas ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro.
Saya sadar, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan report
buku ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat positif, agar report buku ini menjadi lebih baik lagi di masa yang akan
datang.
Harapan saya semoga ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa program studi Akuntansi, mudah-
mudahan berkenan di hati Ibu Akmal Huda SE, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengantar Ekonomi Mikro.
Riadul Zannah
DAFTAR ISI
C. Manfaat CBR
Untuk menambah pengetahuan tentang pengantar ekonomi mikro dengan baik
lagi.
Memperluas wawasan mahasiswa dalam membaca dan mengkritisi sebuah
buku.
Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang dilengkapi
dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku, serta kelebihan dan kekurangan
buku tersebut.
Melatih mahasiswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas
buku-buku yang dianalisis tersebut.
Definisi diatas yang menjelaskan tentang definisi ilmu ekonomi sama halnya
menurut pandangan beberapa ahli ekonomi berikut ini :
Menurut Salvatore (2006) ilmu ekonomi terbagi menjadi dua yaitu ilmu
ekonomi positif dan normatif. Salvatore (2006) menjelaskan bahwa ilmu
ekonomi menjadi dua bahagian penting yaitu ilmu ekonomi positif (positif
economics) membahas atau mempelajari tentang apa atau bagaimana
masalah – masalah ekonomi yang dihadapi suatu masyarakat diselesaikan
secara aktual, sebaliknya ilmu ekonomi normatif (normative economics)
berkaitan dengan atau mempelajari tentang apa yang seharusnya atau
bagaimana masalah – masalah ekonomi yang dihadapi suatu masyarakat
seharusnya diselesaikan.
Tidak jauh berbeda pandangan menurut Mankiw (2004) mengenai defenisi
ilmu ekonomi, Ilmu ekonomi (economics) mempelajari bagaimana
masyarakat mengelola sumber – sumber daya yang langka, kelangkaan
yang dimaksud adalah keadaan alamiah dari sumber daya masyarakat yang
senantiasa terbatas.
Sumber daya mempunyai sifat yang terbatas, artinya sumber daya memliki
keterbatasan di dalam memproduksi suatu barang dan jasa, missal :
1. Tidak semua tanah dan sumber daya alam (barang tambang, kayu dari
hutan) yang disediakan oleh alam digunakan untuk memproduksi barang
dan jasa.
2. Tenaga kerja memiliki jumlah yang terbatas di suatu perekonomian, akibat
keterbatasan tersebut perusahaan berupaya untuk mendapatkan tenaga kerja
agar perusahaan dapat berproduksi dengan lancer
3. Tidak semua masyarakat memiliki modal yang besar untuk mendirikan
sebuah pabrik atau perusahaan. Oleh karena itu modal dapat di katakan
sebagai sumber daya yang terbatas.
Teori Keynesianisme
Keynesianisme, atau ekonomi Keynesian atau teori Keynesian, adalah suatu
teori ekonomi yang didasarkan pada ide ekonom Inggris aba ke – 20, John
Maynard Keynes. Teori ini mempromosikan suatu ekonomi campuran, dimana
baik negara dan sektor swasta memegang peranan penting. Kebangkitan ekonomi
Keynesianisme menandai berakhirnya ekonomi laissez – faire, suatu teori
ekonomi yang berdasarkan pada keyakinan bahwa pasar dan sektor swasta dapat
berjalan sendiri tanpa campur tangan swasta.
Dimana :
Y : Variabel dependen (terikat)
X : Variabel independen (bebas)
a, b, dan c : Konstanta dimana a ≠ 0
1) Fungsi permintaan
Permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor – faktor
yang mempengaruhinya dinyatakan dengan fungsi permintaan. Dari faktor –
faktor yang mempengaruhi permintaan ini dapat dirumuskan fungsi permintaan
(Kalangi. 2006)
Qdx =f (Px, Py, Y, T, Pp, Ydis)
Dimana :
Qdx : Permintaan terhadap barang x
Px : Harga barang x
Py : Harga barang yang terkait
Y : Pendapatan
T : Selera konsumen
E : Ekspektasi masyarakat
Ydis : Distribusi pendapatan
Menurut Kalangi (2006) hubungan antara jumlah barang yang diminta
terhadap faktor – faktor yang mempengaruhinya dapat dijelaskan sebagai berikut
a) Px - Q dx f = , memiliki arti jumlah barang yang diminta asosiasi
negatif terhadap harga barang itu sendiri, bermakna bahwa setiap
kenaikan harga barang tersebut maka akan menurunkan jumlah
barang yang diminta.
b) Qdx =f + / - Py , memiliki arti jumlah barang yang diminta asosiasi
positif/negatif terhadap harga barang barang yang lain yang
berhubungan dengan barang tersebut, bermakna bahwa setiap
kenaikan harga barang yang lain yang berhubungan dengan barang
tersebut maka akan menaikkan/menurunkan jumlah barang yang
diminta.
c) QdX =f +Y , memiliki arti jumlah barang yang diminta asosiasi
positif terhadap pendapatan masyarakat, bermakna bahwa setiap
kenaikan pendapatan masyarakat tersebut maka akan menaikkan
jumlah barang yang diminta terutama, barang normal.
d) QdX =f +T , memiliki arti jumlah barang yang diminta asosiasi
positif terhadap cita rasa masyarakat, bermakna bahwa setiap
kenaikan cita rasa masyarakat tersebut maka akan menaikkan jumlah
barang yang diminta.
e) QdX =f +E memiliki arti jumlah barang yang diminta asosiasi positif
terhadap ramalan masa akan datang, bermakna bahwa setiap kenaikan
dari ramalam dimasa akan datang tersebut maka akan menaikkan
jumlah barang yang diminta.
f) QdX =f +Ydis memiliki ari jika distribusi pendapatan masyarakat
lebih merata maka akan menyebabkan jumlah barang yang diminta
akan bertambah.
Sehingga model persamaan dari pengaruh (a) harga barang tersebut (b)
harga barang lain yang berhubungan (c) pendapatan masyarakat (d) citarasa
masyarakat (e) ramalan akan datang terhadap jumlah barang yang diminta,
adalah sebagai berikut :
QdX = β0 β1Px + β2Py + β3y + β4T + β5 E
2) Fungsi Penawaran
Secara matematis fungsi penawaran dapat dinyatakan sebagai berikut :
QsX =f (Px,Py , C, T)
Dimana :
Qsx : Penawaran terhadap barang x
Px : Harga barang x
Py : Harga barang yang terkait
C : Ongkos produksi
T : Penggunaan Teknologi
Kalangi (2006) menyatakan bahwa hubungan antara jumlah barang yang
ditawarkan terhadap faktor – faktor yang mempengaruhinya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a) QsX =f +PX , memiliki arti jumlah barang yang ditawarkan berasosiasi
positif terhadap harga barang itu sendiri, bermakna bahwa setiap
kenaikan harga barang tersebut maka akan meningkatkan jumlah barang
yang ditawarkan.
b) QsX =f +Py , memiliki arti jumlah barang yang ditawarkan berasosiasi
positif terhadap harga barang barang yang lain yang berhubungan dengan
barang tersebut, bermakna bahwa setiap kenaikan harga barang yang lain
yang berhubungan dengan barang tersebut maka akan menaikkan jumlah
barang yang ditawarkan.
c) QsX =f - C , memiliki arti jumlah barang yang ditawarkan berasosiasi
negatif terhadap ongkos produksi, bermakna bahwa setiap kenaikan
ongkos produksi, maka akan menurunkan jumlah barang yang
ditawarkan.
d) QsX =f +T , memiliki arti jumlah barang yang diminta berasosiasi positif
terhadap pemakaian teknologi perusahaan, bermakna bahwa setiap
kenaikan pemakaian teknologi tersebut maka akan menaikkan jumlah
barang yang ditawarkan
Sehingga model persamaan dari pengaruh (a) harga barang tersebut (b) harga
barang lain yang berhubungan (c) ongkos produksi (d) teknologi, adalah
sebagai berikut :
QsX = β0 + β1PX + β2Py - β3C+ β4T
D. BAB IV (ELASTISITAS)
Pengertian Elastisitas
Pandangan mengenai elastisitas menurut Mankiw (2004) adalah sebuah ukuran
akan seberapa besar respons para pembeli dan penjual terhadap perubahan yang
terjadi dalam kondisi pasar, memberikan kemampuan kita menganalisis
penawaran dan permintaan dengan ketelitian yang lebih tinggi, ketika
mempelajari beberapa kejadian atau kebijakan yang mempengaruhi sebuah pasar.
Kita dapat membahas tidak hanya arah pengaruhnya, tetapi juga biasanya
pengaruh itu. Dapat disimpulkan bahwa elastisitas menurut Mankiw (2004)
adalah ukuran besarnya respons jumlah permintaan dan jumlah penawaran
terhadap perubahan salah satu penentunya yaitu harga barang itu sendiri.
Elastisitas Permintaan.
Elastisisitas permintaan yaitu suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan
sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga ke atas perubahan
permintaan. Dalam menganalisis elastisitas permintaan perlu untuk mengetahui
koefesien elastisitas yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta per
unit waktu
karena adanya persentase perubahan harga tertentu. (E d Salvatore (2006)
menyebutkan rumus koefesien elastisitas permintaan, yaitu :
Ed = ΔQ/Q = ΔQ =
Q ΔP/P ΔP P
Dimana :
Ed : Koefesien elastisitas permintaan
ΔQ : Pertambahan jumlah permintaan barang
ΔP : Pertambahan jumlah harga
Q : Jumlah barang yang diminta
P : Jumlah harga
Tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka
disepakati bahwa elastisitas harga ini besar indeksnya/koefisiennya dapat kurang
dari, sama dengan lebih besar dari satu dan merupakan angka mutlak (absolute),
sehingga permintaannya dapat dikatakan :
1. Tidak elastisitas (in elastic)
2. Unitari (unity) dan
3. Elastis (elastic)
Rumus elastisitas harga permintaan, sebagai berikut :
Ed = - ΔQ . Q atau ΔQ. ΔP
ΔP P Q P
Dimana :
Ed : Elastisitas harga permintaan
Q : Jumlah barang yang diminta
P : Harga barang tersebut
Δ : Delta atau tanda perubahan.
Para ahli ekonomi mengklasifikasikan kurva permintaan berdasarkan
elastisitasnya, Mankiw (2004) menjelaskan elastisitas permintaan menurut jenisnya
sebagai berikut :
Permintaan inelastis sempurna (tidak elastis sempurna =0)
Permintaan elastis sempurna = ~ (tidak terbatas)
Permintaan elastis uniter = 1
Permintaan tidak elastis < 1
Elastisitas penawaran
Elastisisitas penawaran yaitu suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan
sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga ke atas perubahan
penawaran. Dalam menganalisis elastisitas penawaran perlu untuk mengetahui
koefesien elastisitas Es yaitu, persentase perubahan jumlah komoditi yang
ditawarkan per unit waktu karena adanya persentase perubahan harga tertentu.
Rumus koefesien elastisitas penawaran (Salvatore 2006), sebagai berikut :
Es = ΔQ/Q = ΔP Q
ΔP/P ΔQ P
Dimana :
Es : Koefesien elastisitas penawaran.
ΔQ : Pertambahan jumlah penawaran barang.
ΔP : Pertambahan jumlah harga.
Q : Jumlah barang yang ditawarkan.
P : Jumlah harga.
GDP Nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian. GDP
riil mengukur output yang dinilai pada harga konstan. Deflator PDB, juga disebut
deflator harga implisit untuk GDP, mengukur harga output relatif terhadap harganya
pada tahun dasar. Hal ini mencerminkan apa yang terjadi pada seluruh tingkat harga
dalam perekonomian. Komponen Pengeluaran Ini yang disebut identitas perhitungan
pendapatan nasional. Pengukuran Lain Pendapatan Untuk melihat bagaimana langkah-
langkah alternatif pendapatan berhubungan satu sama lain, kita mulai dengan GDP dan
menambah atau mengurangi berbagai kuantitas. Untuk mendapatkan produk nasional
bruto (GNP), kita menambah penerimaan dari pendapatan faktor produksi (upah, laba,
dan sewa) dari seluruh dunia dan mengurangi pembayaran dari pendapatan faktor ke
seluruh dunia. Pembayaran GNP = GDP + Faktor dari luar negeri - Pembayaran Faktor
ke Luar Negeri Bila GDP mengukur pendapatan total yang diproduksi di dalam negeri,
GNP mengukur pendapatan total yang diperoleh oleh negara (penduduk suatu negara).
Untuk mendapatkan produk nasional bersih (NNP), kita kurangi depresiasi modal-
jumlah saham perekonomian tanaman, peralatan, dan struktur residensial yang habis
dipakai selama setahun: NNP = GNP - Depresiasi Dalam perhitungan pendapatan
nasional, depresiasi disebut konsumsi modal tetap. Ini sama dengan sekitar 10% dari
GNP. Karena depresiasi modal adalah biaya produksi output ekonomi, mengurangi
penyusutan menunjukkan hasil bersih dari kegiatan ekonomi. Nasional Net kira-kira
sama dengan ukuran lain yang disebut pendapatan nasional. Kedua berbeda dengan
koreksi kecil yang
disebut perbedaan statistik yang muncul karena sumber data yang berbeda mungkin
tidak benar-benar konsisten. CPI Versus GDP Deflator PDB deflator mengukur harga
semua barang yang diproduksi, sementara CPI mengukur harga hanya barang dan jasa
yang dibeli oleh konsumen. Dengan demikian, peningkatan harga barang yang dibeli
hanya oleh perusahaan atau pemerintah akan muncul dalam deflator PDB, tetapi tidak
dalam CPI. Juga, perbedaan lain adalah bahwa deflator GDP hanya mencakup barang
dan jasa yang diproduksi di dalam negeri. Barang-barang impor bukan bagian dari GDP
dan karenanya tidak muncul dalam deflator GDP. Perbedaan ketiga adalah cara
keduanya mengagregasi harga dalam perekonomian. CPI menerapkan timbangan tetap
pada harga barang yang berbeda, sedangkan deflator GDP menerapkan timbangan yang
berubah. Mengukur Pengangguran Angkatan kerja didefinisikan sebagai jumlah orang
yang bekerja dan pengangguran, dan tingkat pengangguran didefinisikan sebagai
persentase dari angkatan kerja yang menganggur. Tingkat partisipasi angkatan kerja
adalah persentase dari populasi orang dewasa yang berada di angkatan kerja.
F. BAB 6 (PENGANGGURAN)
Kehilangan pekerjaan, menemukan pekerjaan dan tingkat pengangguran alami Tingkat
rata-rata pengangguran perekonomian yang berfluktuasi disebut tingkat pengangguran
alamiah. Tingkat alami adalah tingkat pengangguran ke arah mana perekonomian
gravitates dalam jangka panjang. Mari kita mulai dengan beberapa persamaan mendasar
yang akan membangun model dinamika angkatan-kerja yang menunjukkan apa yang
menentukan tingkat alamiah. Menggunakan notasi ini, tingkat pengangguran adalah U /
L. Sekarang, kami akan menunjukkan tingkat pemutusan kerja sebagai s. Biarkan f
menunjukkan tingkat perolehan pekerjaan. Bersama ini menentukan tingkat
pengangguran.
Dari persamaan sebelumnya, kita tahu bahwa E = L - U, yang merupakan jumlah
yang digunakan sama dengan angkatan kerja dikurangi jumlah pengangguran. Jika kita
mengganti (LU) untuk E dalam kondisi mapan, kita menemukan: Kemudian, membagi
kedua sisi dengan L dan untuk mendapatkan: Sekarang memecahkan U / L untuk
menemukan: Implikasi kebijakan Setiap kebijakan yang ditujukan untuk menurunkan
tingkat pengangguran alamiah akan menurunkan tingkat pemutusan kerja ataupun
meningkatkan tingkat perolehan pekerjaan. Demikian pula, setiap kebijakan yang
mempengaruhi tingkat pemutusan hubungan kerja atau perolehan kerja juga mengubah
tingkat pengangguran alamiah. Kekakuan Upah riil dan Pengangguran Struktural Jika
upah riil tertahan di atas tingkat ekuilibrium, maka pasokan tenaga kerja melebihi
permintaan, Hasil: U.
Pengangguran Upah kekakuan adalah kegagalan upah untuk menyesuaikan sampai
penawaran tenaga kerja sama dengan permintaan tenaga kerja. Pengangguran yang
disebabkan kekakuan upah dan penjatahan pekerjaan disebut pengangguran struktural.
Pekerja menganggur bukan karena mereka tidak dapat menemukan pekerjaan yang
paling sesuai dengan kemampuan mereka, melainkan, pada upah akan, pasokan
tenaga kerja
melebihi permintaan. Para pekerja ini hanya menunggu pekerjaan yang akan tersedia.
Efisiensi upah Teori efisiensi upah menunjukkan bahwa upah tinggi membuat pekerja
lebih produktif. Jadi, meskipun pengurangan upah akan menurunkan tagihan upah
perusahaan, itu akan juga menurunkan produktivitas pekerja dan laba perusahaan. Teori
efisiensi upah pertama menunjukkan bahwa upah mempengaruhi kesehatan. Sebuah
teori efisiensi upah kedua menyatakan upah tinggi mengurangi perputaran tenaga kerja.
Teori efisiensi upah ketiga menyatakan bahwa kualitas rata- rata tenaga kerja perusahaan
bergantung pada upah yang dibayar ke karyawannya. Sebuah teori efisiensi upah
keempat menyatakan bahwa upah yang tinggi meningkatkan upaya pekerja.
pekerja. Ini memperhitungkan jumlah pekerja L dan efisiensi tiap pekerja, E. Ini
menyatakan bahwa total output Y bergantung pada modal K dan pekerja L x E. Esensi
dari model ini adalah bahwa peningkatan E (efisiensi) analog dengan peningkatan L
(jumlah pekerja). Dengan kata lain, seorang pekerja tunggal (jika dua kali lebih
produktif) dapat dianggap sebagai dua pekerja. L x E ganda dan manfaat ekonomi dari
peningkatan produksi barang dan jasa. Buruh menambah Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi menyebabkan E tumbuh pada tingkat g, dan L tumbuh pada tingkat
n jadi jumlah pekerja L x E tumbuh pada tingkat n + g. Sekarang, perubahan persediaan
modal per pekerja adalah: Dk = i - (d + n + g) k, di mana saya sama dengan s f (k). Jadi,
y = f (k) sekarang berbeda. Juga, bila g ditambahkan, gk diperlukan untuk menyediakan
modal baru "pekerja efektif" yang diciptakan oleh kemajuan teknologi. Efek Kemajuan
Teknologi Modal per pekerja efektif adalah konstan pada kondisi mapan. Karena y = f
(k), output per pekerja efektif juga konstan. Namun efisiensi tiap pekerja yang
sebenarnya tumbuh pada tingkat
g. Jadi, output per pekerja, (Y / L = y x E) juga tumbuh pada tingkat g. Total output Y =
y x (E x L) tumbuh pada tingkat n + g. Pengenalan kemajuan teknologi juga
memodifikasi kriteria untuk Golden Rule. Tingkat modal Kaidah Emas sekarang
didefinisikan sebagai kondisi mapan yang memaksimalkan konsumsi per pekerja efektif.
Jadi, kita dapat menunjukkan bahwa konsumsi kondisi mapan per pekerja efektif adalah:
Konsumsi kondisi-mapan dimaksimalkan jika MPK = d + n + g, menata ulang, MPK - d
= n + g. Artinya, pada tingkat modal Kaidah Emas, produk marjinal modal neto, MPK -
d, sama dengan tingkat pertumbuhan output total, n + g. Karena perekonomian aktual
mengalami baik pertumbuhan populasi dan kemajuan teknologi, kita harus
menggunakan kriteria ini untuk mengevaluasi apakah mereka memiliki lebih atau kurang
modal daripada mereka akan di steady state Golden Rule. Keseimbangan ekonomi
Menurut model Solow, kemajuan teknologi menyebabkan nilai-nilai banyak variabel
untuk naik bersama-sama dalam kondisi mapan, kondisi ini disebut pertumbuhan yang
seimbang. Dalam kondisi mapan, output per pekerja, Y / L, dan persediaan modal per
pekerja, K / L, keduanya tumbuh pada tingkat g, yang merupakan tingkat kemajuan
teknologi. Hal ini konsisten dengan data AS dalam g telah menjadi sekitar 2 persen
secara konsisten selama 50 tahun terakhir.
Kemajuan teknologi juga mempengaruhi harga faktor. Upah riil tumbuh pada tingkat
kemajuan teknologi, tapi harga sewa modal riil tetap konstan dari waktu ke waktu.
Sekali lagi, selama 50 tahun terakhir, upah riil telah meningkat sebesar 2 persen dan
telah meningkat hampir sama dengan GDP riil. Namun, harga sewa modal riil
(pendapatan modal riil dibagi dengan modal) sudah hampir sama.
penawaran baru jangka pendek agregat, SRAS (EP = P2) pada titik B. Hore! Kami
membuat kembali ke LRAS, situasi yang dicirikan oleh informasi sempurna di mana
tingkat harga aktual (sekarang P2) sama dengan tingkat harga diharapkan (juga, P2).
Dalam hal persamaan SRAS, kita dapat melihat bahwa sebagai EP menangkap dengan
P, yang seluruh "harapan gap" menghilang dan kami berakhir di jangka panjang kurva
penawaran agregat pada kesempatan kerja penuh di mana Y = Y.
R. BAB 18 (INVESTASI)
Bisnis Investasi Tetap Model standar bisnis investasi tetap disebut Model neoklasik
investasi. Mengkaji manfaat dan biaya dari memiliki barang modal.
Berikut adalah tiga variabel yang menggeser investasi:
1) produk marjinal modal
2) tingkat bunga
3) peraturan pajak Untuk mengembangkan model,
Bayangkan bahwa ada dua jenis perusahaan: perusahaan produksi yang
memproduksi barang dan jasa dengan menggunakan modal yang mereka sewa dan
perusahaan sewa yang membuat semua investasi dalam perekonomian. Harga sewa dari
modal Untuk melihat variabel apa yang mempengaruhi harga sewa ekuilibrium, mari
kita mempertimbangkan fungsi produksi Cobb-Douglas (recall dalam Bab 3) sebagai
pendekatan yang baik tentang bagaimana perekonomian aktual mengubah modal dan
tenaga kerja menjadi barang dan jasa. Cobb-Douglas fungsi produksi adalah: Y =
AKαL1- α, di mana Y adalah output, ibukota K, L tenaga kerja, dan parameter αa
mengukur tingkat teknologi, dan aa parameter antara 0 dan 1 yang mengukur bagian
modal dari output. Harga sewa modal riil disesuaikan untuk menyeimbangkan
permintaan modal dan pasokan tetap.
Fungsi investasi Kita sekarang dapat menurunkan fungsi investasi dalam model
neoklasik investasi. Total pengeluaran untuk investasi usaha tetap adalah jumlah
investasi neto dan penggantian modal disusutkan. Fungsi investasi: Model ini
menunjukkan mengapa investasi bergantung pada tingkat bunga riil. Penurunan tingkat
bunga riil menurunkan biaya modal. Perhatikan bahwa bisnis meningkat investasi tetap
ketika tingkat bunga turun maka kemiringan ke bawah dari fungsi investasi. Juga,
pergeseran ke luar pada fungsi investasi mungkin akibat dari peningkatan produk
marjinal modal. Pasar saham dan q Tobin Istilah saham mengacu pada saham
kepemilikan perusahaan, dan pasar saham adalah pasar di mana saham tersebut
diperdagangkan. Ekonom pemenang- pemenang nobel James Tobin mengusulkan bahwa
perusahaan mendasarkan keputusan investasi mereka pada rasio berikut, yang sekarang
disebut q Tobin: 𝑞 = 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒
𝑜𝑓 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑎𝑙𝑙𝑒𝑑 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑎𝑐𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑎𝑙𝑙𝑒𝑑 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 Ekulibrium saham dan
arus penawaran. Harga relatif rumah disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran
dan
permintaan untuk stok yang ada modal perumahan. Harga relatif kemudian menentukan
investasi residensial, aliran perumahan baru yang perusahaan konstruksi membangun.
Kekurangan :
Karena buku ini dari bahasa bahasa inggris jadi saat saya terjemahkan
menjadi tidak beraturan sehingga saya kurang memahami isi dari buku
tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil resume kedua buku diatas, kedua buku tersebut sangat bagus dan cocok
untuk dijadikan bahan referensi untuk pembaca. Khususnya Mahasiswa mata kuliah
Pengantar Ekonomi Mikro.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas diharapkan mahasiswa dapat memahami
pembelajaran Pengantar Ekonomi Mikro dengan baik karena kedua buku tersebut sangat
cocok untuk dijadikan bahan pembelajaran untuk mengikuti mata kuliah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Thamrin dan Eko Wahyu Nugraha, Pengantar Ekonomi Mikro, Medan : Unimed Press. 2012
Mankiw N. Gregory. Principles Of Economic, 2008