Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

AKUNTANSI PERSEDIAAN
DOSEN PENGAMPU : TAPI RUMONDANG S SIREGAR, SE., M.Acc

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 6
NURUL KAMARIAH (7212520003)
INEZ BITA NURISKY (7213520022)
NURUL KHALIDA RITONGA (7213220013)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan atas rahmat dan
karunianya, kami bisa menyelesaikan tugas sistem informasi manajemen, membuat makalah tepat
pada waktunya. Terimakasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada dosen pengampu yaitu
ibu Tapi Rumondang S Siregar, SE., M.Acc dan berbagai pihak yang turut membantu baik
langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah yang kami buat saat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.

Medan, April 2024

Kelompok 6

i|Akuntansi Keuangan Daerah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
A. Definisi ................................................................................................................................ 3
B. KLASIFIKASI .................................................................................................................... 3
C. KLASIFIKASI DALAM BAS ........................................................................................... 4
D. PENGAKUAN PERSEDIAAN .......................................................................................... 4
E. PENGUKURAN PERSEDIAAN ....................................................................................... 5
F. BEBAN PERSEDIAAN ..................................................................................................... 6
Metode Fisik/Periodik-Untuk Penyusunan Laporan Operasional ............................................... 7
G. PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN .................................................................................. 8
BAB III........................................................................................................................................... 9
PENUTUP ...................................................................................................................................... 9
Kesimpulan.................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 10

ii | A k u n t a n s i K e u a n g a n D a e r a h
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persediaan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan operasional
pemerintah daerah. Pengelolaan persediaan yang baik dan efektif berpengaruh terhadap
efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran, serta menunjang kinerja pemerintah daerah
dalam memberikan pelayanan publik.

Memahami akuntansi persediaan bagi para pemangku kepentingan di lingkungan


pemerintah daerah sangatlah penting. Hal ini dikarenakan akuntansi persediaan berkaitan erat
dengan penyusunan laporan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel.

Mata kuliah Akuntansi Keuangan Daerah memberikan pemahaman dasar mengenai


sistem akuntansi yang diterapkan oleh pemerintah daerah, termasuk akuntansi persediaan.
Namun, pemahaman tentang akuntansi persediaan dirasa masih perlu diperdalam melalui
pembahasan yang lebih spesifik dalam sebuah makalah.

Oleh karena itu, makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang akuntansi persediaan pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Daerah.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan Persediaan?
2) Apa saja klasifikasi persediaan?
3) Bagaimana pengakuan persediaan ?
4) Bagaimna pengukuran persediaan?
5) Bagaimana perhitungan beban persediaan?
6) Bagaimana pengungkapan persediaan?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Persediaan

2) Untuk mengetahui Apa saja klasifikasi persediaan

3) Untuk mengetahui Bagaimana pengakuan persediaan

1|Akuntansi Keuangan Daerah


4) Untuk mengetahui Bagaimna pengukuran persediaan

5) Untuk mengetahui Bagaimana perhitungan beban Untuk mengetahui

6) Untuk mengetahui Bagaimana pengungkapan persediaan

2|Akuntansi Keuangan Daerah


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Definısı persediaan dalam akuntansi pemerintahan dipengaruhi oleh karakteristik organisasi
pemerintahan yang hampir sama dengan karakteristik akuntansi sektor publik lainnya. Dalam
PSAP No. 5 Paragraf 4 dijelaskan bahwa persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang
atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan
barang barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada Masyarakat

B. KLASIFIKASI
Pada modul Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang diterbitkan Direktorat Jenderal
Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri (2014), suatu aset dapur diklasılıkasıkan sebagai
persediaan manakala aset tersebut memenuhi salah satu kriteria berikut:

 Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional
pemerintah. Termasuk dalam kelompok ini adalah barang pakai habis seperti alat tulis
kantor, barang tak pakai habis seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas
pakai seperti komponen bekas.
 Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi.
Persediaan dalam kelompok ini meliputi bahan yang digunakan dalam proses produksi
seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian, dan lain-lain.
 Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat. Contoh persediaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah alat-alat
pertanian setengah jadi.
 Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan. Contohnya adalah hewan/tanaman.

3|Akuntansi Keuangan Daerah


C. KLASIFIKASI DALAM BAS
Persediaan Bahan Pakai Habis
 Persediaan Alat Tulis Kantor
 Persediaan Dokumen/Administrasi Tender
 Persediaan Alat Listrik dan elektronik ( lampu pijar, battery kering)
 Persediaan Perangko, materai dan benda pos lainnya
 Persediaan Peralatan kebersihan dan bahan pembersih
 Persediaan Bahan Bakar Minyak/Gas
 Persediaan Isi tabung pemadam kebakaran
 Persediaan Isi tabung gas

Persediaan Bahan/Material
 Persediaan Bahan baku bangunan
 Persediaan Bahan/bibit tanaman
 Persediaan Bibit ternak
 Persediaan Bahan obat-obatan
 Persediaan Bahan kimia
 Persediaan Bahan Makanan Pokok

Persediaan Barang Lainnya


 Persediaan Barang yang akan Diberikan Kepada Pihak Ketiga

D. PENGAKUAN PERSEDIAAN
PSAP No. 5 Paragraf 13 mengatur bahwa persediaan diakui saat:
1) Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai
nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal
2) Pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.

Pada akhir periode akuntansı, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventansas fisik.
Pengakuan persediaan menurut PSAP tersebut menggunakan basis akad Dalam penyusunan

4|Akuntansi Keuangan Daerah


laporan realısası anggaran, pada saat perolehan hanya dica sebagai belanja barang dan
memengaruhi perkiraan estimasi perubahan SAL sementara untuk penyusunan laporan
operasional, pembelian persediaan akan dicatat sebagai beban persediaan dan pengeluaran kas.
Pada akhir periode perlu dibuat jurnal penyesuaian untuk mengetahui seberapa besar beban
persediaan untuk periode yang bersangkutan. Pencatatan persediaan dilakukan dengan:
1) Metode Perpetual, untuk jenis persediaan yang sifatnya continues dan membutuhkan
kontrol yang besar, seperti obat-obatan. Dengan metode perpetual, pencatatan dilakukan
setiap ada persediaan yang masuk dan keluar, sehingga nilaı/jumlah persediaan selalu
diperbarui
2) Metode Periodik, untuk persediaan yang penggunaannya sulit diidentifikası, seperti alat
tulis kantor (ATK) Dengan metode ini, pencatatan hanya dilakukan pada saat terjadi
penambahan, sehingga tidak memperbarui jumlah persediaan Jumlah persediaan akhir
diketahui dengan melakukan stock opname pada akhir periode

Persediaan dinilai dengan metode FIFO (First-in, First-out) Harga pokok darı barang
barang yang pertama kali dibelı akan menjadi harga barang yang digunakan/dıjual pertama
kali, sehingga nilai persediaan akhir dihitung dımulai darı harga pembelian terakhir

E. PENGUKURAN PERSEDIAAN
Berdasarkan PSAP No. 5 Paragraf 14 dan 15, persediaan disajikan sebesar
1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
2) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri.
3) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/ rampasan.

Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan. biaya


penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan
persediaan Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan (PSAP
No. 5 Paragraf 19).
Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang
diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis berdasarkan ukuran
ukuran yang digunakan pada saat penyusunan rencana kerja dan anggaran (PSAP No. 5 Paragraf
22)

5|Akuntansi Keuangan Daerah


Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan dinilai dengan menggunakan
nilai wajar Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban
antarpihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar (PSAP No. 5 Paragraf
23 dan 24).

F. BEBAN PERSEDIAAN
Berdasarkan PSAP No. 5 Paragraf 22-24 dikatakan bahwa beban persediaan dicatat
sebesar pemakaian persediaan (use of goods). Perhitungan beban persediaan dilakukan dalam
rangka penyajian laporan operasional. Dalam hal pencatatan persedian, pemerintah
diperbolehkan menggunakan metode perpetual maupun metode fisik (periodik) Dalam hal
persediaan dicatat secara perpetual, maka pengukuran pemakaian persediaan dihitung
berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan nilai per unit sesuai metode penilaian
yang digunakan. Jika pemerintah menggunakan metode fisik (periodik), maka pengukuran
pemakaian persediaan dihitung berdasarkan inventarisası fisik, yaitu dengan cara saldo awal
persediaan ditambah dengan pembelian atau perolehan persediaan dikurangi dengan saldo akhir
persediaan dikalikan dengan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian yang digunakan.

Berikut ilustrası persediaan kertas dengan menggunakan kedua metode pencatatan dan
metode penilaian FIFO

Tanggal Transaksi Unit Harga Total


1 Januari 2012 Saldo Awal 2 rim Rp. 10.000 Rp. 20.000
20 Januari 2012 Pembelian 20 rim Rp. 12.000 Rp. 240.000
25 Januari 2012 Pemakaian 10 rim -
15 Febuari 2012 Pembelian 10 rim Rp. 13.000 Rp. 130.000
20 Maret 2012 Pemakaian 5 rim
30 april 2012 Pemakaian 10 rim
29 Juni 2012 Pemakaian 4 rim

Berikut jurnal atas transaksi tersebut jika menggunakan metode perpetual maupun fisik
(periodik). Abaikan jurnal untuk penyusunan laporan realisası anggaran, karena tidak ada
perbedaan jurnal untuk kedua sistem pencatatan Hitung pula berapa total beban persediaan

Tanggal Uraian Debit Kredit


20 Januari 2012 Persediaan Kertas Rp. 240.000
Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 240.000
25 Januari 2012 Beban Persediaan Rp. 116.000
Persediaan Kertas Rp. 116.000
15 Febuari 2012 Persediaan Kertas Rp. 130.000
Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 130.000

6|Akuntansi Keuangan Daerah


20 Maret 2012 Beban Persediaan Rp. 60.000
Persediaan Kertas Rp. 60.000
30 april 2012 Beban Persediaan Rp. 123.000
Persediaan Kertas Rp. 123.000
29 Juni 2012 Beban Persediaan Rp. 52.000
Persediaan Kertas Rp. 52.000

(2x Rp10.000) + (8 x Rp12.000) = Rp116.000

(5 x Rp12.000) = Rp60.000

(7 x Rp12.000) + (3 x Rp13.000) = Rp123.000

(4x Rp13.000) = Rp52.000

Berdasarkan jurnal tersebut, maka total beban persediaan adalah

Total beban persediaan = Rp116.000 + Rp60.000 + Rp123.000 + Rp52.0000

= Rp351.000

Metode Fisik/Periodik-Untuk Penyusunan Laporan Operasional


Tanggal Uraian Debit Kredit
20 Januari 2012 Persediaan Kertas Rp. 240.000
Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 240.000
25 Januari 2012 Tidak di Jurnal
15 Febuari 2012 Persediaan Kertas Rp. 130.000
Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 130.000
20 Maret 2012 Tidak di Jurnal
30 april 2012 Tidak di Jurnal
29 Juni 2012 Tidak di Jurnal

Total beban persediaan untuk metode fisik (periodik) adalah :

= (Nila Persediaan Awal + Nilai Pembelian) – (Jumlah Persediaan Akhir x Rp13.000)

= (Rp. 20.000+ Rp. 240.000+ Rp. 130.000) – (3 unit x Rp. 13.000)

= Rp. 390.000 - Rp39.000

= Rp. 351.000

7|Akuntansi Keuangan Daerah


Jumlah persediaan akhir = (Jumlah persediaan awal + Jumlah Pembelian) – (Jumlah Pemakaian)
Jumlah persediaan akhir (2 unit + 20 unit + 10 unit) – (10 unit +5 unit + 10 unit +4 unit) = 3
unit Diasumsikan hasil inventarisasi fisik persediaan sama dengan jumlah persediaan di kartu
stok persediaan, yaitu 3 unit Jika ada perbedaan jumlah Persediaan, maka harus dijelaskan
penyebab perbedaan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan.

G. PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN
PSAP No. 5 Paragraf 26 dengan jelas menyebutkan bahwa laporan keuangan mengungkapkan:

a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan


b. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan
dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses
produksı, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan
barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada Masyarakat
c. Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang

8|Akuntansi Keuangan Daerah


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah, dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Akuntansi persediaan merupakan bagian penting dalam sistem akuntansi keuangan daerah.
Pengelolaan persediaan yang baik dan efektif berpengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas
penggunaan anggaran, serta menunjang kinerja pemerintah daerah dalam memberikan
pelayanan publik. Pemahaman tentang akuntansi persediaan bagi para pemangku kepentingan
di lingkungan pemerintah daerah sangatlah penting untuk menunjang penyusunan laporan
keuangan daerah yang transparan dan akuntabel.

9|Akuntansi Keuangan Daerah


DAFTAR PUSTAKA

Erlina, Omar Sakti Rambe, Rasdianto. (2023). Akuntansi Keuangan daerah Berbasis Akrual
Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 dan Pemendagri No. 64 Tahun 2013. Jakarta :
Salemba empat

10 | A k u n t a n s i K e u a n g a n D a e r a h

Anda mungkin juga menyukai