Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENGEMBANGAN DAN


PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
Jl.. Jend.A.H Nasution No. G.14 Anduonohu Kota Kendari 93232
Telp. (0401) 3190492 Fax. (0401) 3193339 e-mail poltekkeskendari@yahoo.com

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tanggal pengkajian :9 juni 2021 No. Register ……


Diagnosa medis :Diabetes Melitis…………………
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama Lengkap : Ny. E
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur/Tanggal Lahir : 44/11 juni 1977
4. Status perkawinan : kawin
5. Agama : islam
6. Suku Bangsa :tolaki
7. Pendidikan :tamat SD
8. Pekerjaan : ibu rumah tangga
9. Pendapatan :-
10. Tanggal MRS : 8 juni 2021

B. Identitas Penanggung
1. Nama Lengkap : Tn.Y
2. Jenis kelamin :Laki-laki
3. Pekerjaan :wiraswasta
4. Hubungan dengan klien :suami
5. Alamat : mowila

II. Riwayat Kesehatan


A. Keluhan Utama : klien mengatakan luka dikaki kiri

1
B. Riwayat keluhan : klien mengatakan ada luka pada bagian telapak
kaki kurang lebih 1 bulan

1. Penyebab/faktor pencetus : klien mengatakan ada riwayat DM


2. Sifat keluhan : klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
3. Lokasi dan penyebarannya : telapak kaki hingga betis
4. Skala keluhan :7
5. Mulai dan lamanya keluhan : kurang lebih 1 bulan
6. Hal-hal yang meringankan/memperberat : klien mengatakan kakinya bertambah
nyeri ketika disentuh

III. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Apakah menderita penyakit yang sama : klien mengatakan tidak
b. Bila pernah dirawat di RS, sakit apa :-
c. Pernah mengalami pembedahan : ya/ tidak, penyakit:-
d. Riwayat alergi : tidak
e. Kebiasaan/ketergantungan terhadap zat:
1. Merokok (berapa batang sehari) :-
2. Minum alkohol :-
3. Minum kopi :-
4. Minumobat-obatan :-

IV. Riwayat Keluarga/ Genogram

2
a. Buat genogram ( lembaran sendiri )

Orang tua ibu orang tua ayah

47 tahun
44 tahun

19 tahun 17 tahun 10 tahun

Keterangan : = Meninggal dunia laki-laki

= Meninggal dunia perempuan

= Laki-laki

= Perempuan

= Perempuan Pasien

3
b. Riwayat kesehatan anggota keluarga
1. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa: klien mengatakan
tidak ada
2. Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menular atau menurun : klien
mengatakan tidak ada

V. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah : 130/70 mmHg
2. Pernapasan : 20 kali / menit
3. Nadi : 80 kali / menit
4. Suhu badan : 37,60C
2. Berat badan dan tinggi badan
1. Berat badan : 50 Kg
2. Tinggi badan : 153 Cm
3. Kepala :
1. Bentuk kepala : simetris
2. Keadaan kulit kepala: normal
3. Nyeri kepala / pusing:tidak ada
4. Distribusi rambut: baik
5. Rambut mudah tercabut : tidak ada………………………………….
6. Alopesia : tidak ada………………………………….
7. Lain-lain : tidak ada……………………………………
4. Mata
1. Kesimetrisan :simertis ………………………
2. Edema kelopak mata :tidak ada ……………………………….
3. Ptosis : tidak ada………………………………..
4. Sklera : normal………………………….
5. Konjungtiva : normal……………………………….
6. Ukuran pupil : normal……………………………….
7. Ketajaman penglihatan : normal……………………………….
8. Pergerakan bola mata : normal………………………………..
9. Lapang pandang : normal……………………………….

4
10. Diplopia : normal……………………………….
11. Photohobia : normal………………………………
12. Nistagmus : normal………………………………..
13. Reflex kornea : normal……………………………….
14. Nyeri : tidak ada……………………………….
15. Lain – lain : -……………………………….
5. Telinga
1. Kesimetrisan : simetris……………………………….
2. Sekret : tidak ada……………………………….
3. Serumen : tidak ada……………………………….
4. Ketajaman pendengaran : normal……………………………….
5. Tinnitus : tidak ada……………………………….
6. Nyeri :tidak ada ……………………………….
7. Lain – lain : -……………………………….
6. Hidung
1. Kesimetrisan : simetris……………………………….
2. Perdarahan : tidak ada……………………………….
3. Sekresi : tidak ada……………………………….
4. Fungsi penciuman : normal……………………………….
5. Nyeri : tidak ada……………………………….
6. Lain – lain : -……………………………….
7. Mulut
1. Fungsi berbicara : normal……………………………….
2. Kelembaban bibir : kurang……………………………….
3. Posisi uvula : normal………………………………
4. Mukosa : kering………………………………
5. Keadaan tonsil : normal……………………………….
6. Stomatitis : tidak ada……………………………….
7. Warna lidah : pucat ……………………………….
8. Tremor pada lidah : tidak ada……………………………….
9. Kebersihan lidah : kurang bersih……………………………….
10. Bau mulut : berbau……………………………….
11. Kelengkapan gigi : lengkap……………………………….
12. Kebersihan gigi : kurang bersih……………………………….
13. Karies : ada……………………………….
14. Suara parau : ada……………………………….

5
15. Kesulitan menelan : ada……………………………….
16. Kemampuan mengunyah : tidak normal……………………………
17. Fungsi mengecap : tidak normal………………………………..
18. Lain – lain : -……………………………….

8. Leher
1. Mobilitas leher :normal………………………………….
2. Pembesaran kel. Tiroid : tidak ada………………………………….
3. Pembesaran kel. limfe : tidak ada………………………………….
4. Pelebaran vena jugularis : tidak ada………………………………….
5. Trakhaea : normal………………………………….
6. Lain-lain : -………………………………….
9. Thoraks
Paru – paru
1. Bentuk dada : simetris……………………………….
2. Pengembangan dada : normal……………………………….
3. Retraksi dinding dada : tidak ada……………………………….
4. Tanda jejas : tidak ada………………………………..
5. Taktil fremitus : normal………………………………..
6. Massa : tidak ada……………………………….
7. Dispnea : tidak ada…………………………………….
8. Ortopnea : tidak ada……………………………………………
9. Perkusi thoraks : sonor……………………………….
10. Suara nafas : vasikuler……………………………….
11. Bunyi nafas tambahan : tidak ada……………………………….
12. Nyeri dada : tidak ada……………………………….
13. Lain-lain : -……………………………….
Jantung
1. Iktus kordis : tidak ada……………………………….
2. Ukuran jantung : normal……………………………….
3. Nyeri dada : ada……………………………….
4. Palpitasi : ada……………………………….
5. Bunyi jantung : ireguler ……………………………….
6. Lain-lain : -……………………………….

10. Abdomen

6
1. Warna kulit : pucat……………………………………..
2. Distensi abdomen : tidak ada……………………………………..
3. Ostomy : tidak ada……………………………………..
4. Tanda jejas :tidak ada …………………………………….
5. Peristaltik : tidak normal……………………………………..
6. Perkusi abdomen : normal……………………………………..
7. Massa : -…………Lokasi :-…………………
8. Nyeri tekan : ada………….Lokasi : perut kanan bawah……………….
9. Lain - lain : -……………………………………..

11. Payudara
1. Kesimetrisan : simetris………………………………
2. Keadaan puting susu : nirmal………………………………
3. Pengeluaran dari putting susu : tidak ada………………………………
4. Massa : tidak ada………………………………
5. Kulit paeu d’orange : tidak ada………………………………
6. Nyeri : tidak ada………………………………
7. Lesi : tidak ada………………………………
8. Lain – lain : -………………………………

12. Genitalia
Pria
1. Keadaan meatus uretra eksterna :-
2. Lesi pada genital : -………………………………
3. Scrotum : -………………………………
4. Pembesaran prostat :-
5. Pendarahan :-
6. Lain – lain : -………………………………
Wanita
1. Keadaan meatus uretra eksterna : normal
2. Leukorrhea : -……………………………….…..
3. Perdarahan : -…………………….……………..
4. Lesi pada genital : -………………………………..
5. Lain - lain :-

13. Pengkajian sistem saraf

7
1. Tingkat kesadaran : normal
2. Koordinasi : normal
3. Memori : normal
4. Orientasi : normal
5. Konfusi : normal…………………………………….
6. Keseimbangan : tidak seimbang………………………
7. Kelumpuhan : ada
8. Gangguan sensasi : ada
9. Kejang-kejang :tidak ada
10. Lain – lain : …………………………………….

14. Anus dan perianal


1. Hemorrhoid : -………………………………
2. Lesi perianal : -………………………………
3. Nyeri : -………………………………
4. Lain – lain : -………………………………

15. Ekstremitas
1. Warna kulit : pucat…………………………………….
2. Purpura / ekimosis : -…………….. Lokasi - ……………………
3. Atropi : -………………………………..
4. Hipertropi : - ………………………………..
5. Lesi : -………………………………..
6. Pigmentasi : -………………………………..
7. Luka : ada……..……Lokasi :telapak kaki kiri
8. Deformitas sendi : -………………………………..
9. Deformitas tulang : -………………………………
10. Tremor : ada………………………………..
11. Varises : -………………………………..
12. Edema : ada………………………………..
13. Turgor kulit : ada………………………………..
14. Kelembaban kulit : kurang………………………………..
15. Capillary Tefilling Time (CRT) : normal ………………

8
16. Pergerakan : -………………………………..
17. Kekakuan sendi : -………………………………..
18. Kekuatan otot : kurang………………………………..
19. Tonus otot : -………………………………..
20. Kekuatan sendi : normal………………………………..
21. Nyeri : ada………………………………..
22. Diaphoresis : -………………………………..
23. Lain – lain : -………………………………..

VI. Pengkajian Kebutuhan Dasar


a. Kebutuhan oksigenasi
1. Batuk : …ya…….. produktif / tidak : ……………….
2. Kemampuan mengeluarkan sputum : klien mengatakan sulit mengeluarkan
sputum……………………..………..
3. Karakteristik sputum :kental……………………… jumlah : sedikit
4. Dispnea : -………………………………………………
5. Ortopnea :-………………………………………………
6. Alat bantu pernafasan : klien tidak menggunakan alat bantu
pernafasan………………………………………………

b. Kebutuhan Nutrisi
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Frekuensi makan sehari 3x sehari 1x sehari
Waktu makan Pagi,siang,malam siang
Porsi makan yang habiskan 1 piring 7 sendok
Penggunaan alat bantu makan sendok sendok
Makanan pantang/yang tidak - -
disukai
Makanan yang disukai pedas Tidak suka pedas
Pembatasan makanan - -
Jenis makanan yang dibatasi - -
Konsumsi makanan berserat : - -
jenis dan jumlah
Nafsu makan baik kurang
Mual Tidak ada Sering merasa mual
Hipersalivasi - -
Sensasi asam pada mulut Tidak ada ada
Muntah Tidak ada ada
Perasaan cepat kenyang setelah Tidak ada ada
makan
Perasaan kembung Tidak ada ada

9
Lain – lain - -

c. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Frekuensi minum sehari
Jumlah minum yang dikonsumsi setiap 3 liter/hari 1,5 liter/hari
hari
Jenis minuman yang tidak disukai - -
Jenis minuman yang disukai Air putih, teh Air putih
Perasaan haus - -
Kelemahan
Program pembatasan cairan
Lain – lain
Total Output
Input - output

d. Kebutuhan Eliminasi
Buang Air Kecil (BAK)
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Frekwensi BAK 1-3 kali 1 kali
Pancaran normal Tidak normal
Jumlah banyak sedikit
Warna Kuning pucat Kuning kecoklatan
Disuria - -
Nokturia - -
Perasaan penuh pada Tidak ada ada
kandung kemih
Perasaan setelah BAK - -
Kesulitan memulai berkemih Tidak ada ada
Dorongan berkemih - -
Inkontinensia urine - -
Total produksi urine - -
Lain – lain

Buang Air Besar (BAB)


Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Frekwensi 1-2 kali sehari 1 kal sehari
Konsistensi lunak Lunak
Bau - -
Warna Coklat kekuningan Coklat kekuningan
Flatulans - -
Nyeri saat defekasi - -
Sensasi penuh pada rektal - -
Dorongan kuat untuk - -
defekasi
Kemampuan menahan - -
defekasi
Mengejan yang kuat saat - -
defekasi

10
Lain - lain

e. Kebutuhan Istrahat dan tidur


Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Jumlah jam tidur siang 1 setengah jam Tidak bias tidur
Jumlah jam tidur malam 8 jam 4 jam
Kebiasaan konsumsi obat - -
tidur/stimulant/ penenang
Kegiatan pengantar tidur - -
Perasaan waktu bagun tidur Merasa segar Merasa pusing
Kesulitan memulai tidur Tidak ada ada
Mudah terbagun - mudah
Penyebab gangguan tidur - -
Perasaan mengantuk - -
Lain – lain

f. Kebutuhan Aktivitas
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Kegiatan rutin bekerja melamun
Waktu senggang - -
Kemampuan berjalan normal Tidak normal
Kemampuan merubah posisi Normal Harus dibantu oleh keluarga
saat berbaring
Kemampuan berubah posisi : normal Harus dibantu oleh keluarga
berbaring ke duduk
Kemampuan normal Tidak normal
mempertahankan posisi
duduk
Kemampuan berubah posisi : normal Tidaka normal
duduk ke berdiri
Kemampuan normal Tidak normal
mempertahankan posisi
berdiri
Kemampuan berjalan normal Tidak normal
Penggunaaan alat bantu Tidak ada ada
dalam pergerakan
Dispnea setelah beraktivitas - -
Ketidaknyamanan setelah -
beraktivitas
Pergerakan lambat Tidak ada ada

g. Kebutuhan Perawatan Diri


1. Mandi

11
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit

12
Motivasi dalam perawatan diri ada Tidak ada
mandi, mencuci rambut dan
kebersihan kuku
Frekwensi mandi - -
Kebersihan kulit bersih Tidak bersih
Frekwensi mencuci rambut - -
Kebersihan rambut - -
Frekwensi memotong kuku - -
Kebersihan kuku - -
Kemampuan mengakses kamar normal Tidak normal
mandi
Kemampuan mengambil normal Tidak normal
perlengkapan mandi
Kemampuan membasuh tubuh normal Tidak normal
saat mandi
Kemampuan mengeringkan tubuh normal Tidak norma
saat mandi

2. Berpakaian
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Motivasi dalam perawatan ada Tidak ada
diri mengganti pakaian
Kebersihan pakaian ada Tidak ada
Frekwensi mengganti
pakaian
Kemampuan memilih dan ada Tidak ada
mengambil pakaian
Kemampuan mengenakan ada Tidak ada
pakaian pada bagian tubuh
atas
Kemampuan mengenakan
pakaian pada bagian tubuh
bawah
Kemampuan melepaskan ada Tidak ada
pakaian pada bagian tubuh
atas
Kemampuan melepaskan
pakaian pada bagian tubuh
bawah
Kemampuan mengancing
atau menggunakan resleting
Lain - lain

3. Makan
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Motivasi dalam perawatan ada Tidak ada
diri makan
Kemampuan memasukkan ada Tidak ada
makanan ke mulut
Kemampuan mengunyah ada Tidak ada

13
Kemampuan memegang ada Tidak ada
peralatan makan
Lain - lain

4. Eliminasi
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Motivasi dalam perawatan ada Tidak ada
diri eliminasi BAK dan BAB
Kemampuan memanipulasi
pakaian untuk eliminasi
Kemampuan mencapai toilet ada Tidak ada
Kemampuan naik ke toilet ada Tidak ada
Kemampuan menyiram ada Tidak ada
toilet
Lain - lain

h. Kebutuhan Keamanan
1. Riwayat paparan terhadap kontaminan : -............................
2. Riwayat perdarahan : .-...........................
3. Riwayat pemeriksaan dengan media kontras : -............................
4. Pemasangan kateter IV dalam waktu lama : .ada...........................
5. Penggunaan larutan IV yang mengiritasi : .-...........................
6. Penggunaan larutan IV dengan aliran yang cepat : -......................
7. Pemasangan kateter urine dalam waktu lama : ada...........................
8. Imobilisasi : .ada............................
9. Luka pada kulit / jaringan : -…………………..
10. Benda asing pada luka :- ……………………
11. Riwayat jatuh : -…………………..
12. Penyebab jatuh :-………………………
13. Kelemahan umum : -………………………….
14. Lain – lain : -………………………

i. Kebutuhan Kenyamanan :
1. Keluhan nyeri : ada……….lokasi perut kanan bawah…………….
2. Pencetus nyeri : appendisitis………………..
3. Upaya yang meringankan nyeri : berbaring…………………..
4. Karakteristik nyeri : tertusuk-tusuk………..

14
5. Intensitas nyeri : skala 7…………………
6. Durasi nyeri : 30 menit……………..
7. Dampak nyeri terhadap aktivitas : ada…………..
8. Lain – lain : -……………………………..

j. Kebutuhan Seksualitas
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Perubahan aktivitas seksual
Gangguan kepuasan seksual
Penurunan hasrat seksual
Gangguan yang memoengaruhi
hubungan seksual
Dispareunia
Lain – lain

k. Kebutuhan Psikososial
1. Persepsi terhadap penyakit : ada
2. Harapkan klien terhadap kesehatannya : cepat sembuh
3. Pengaruh penyakit terhadap pekerjaan :ada ………………………………….
4. Pola interaksi dengan orang terdekat : normal
5. Hubungan dengan orang lain : ………………………………
6. Hubungan klien dengan tenaga kesehatan/keperawatan selama dirawat: baik

7. Organisasi kemasyarakatan yang diikuti:- sebagai apa:....


8. Lain – lain : -…………………………………………..

l. Kebutuhan Spiritual :
1. Kemampuan menjalankan ibadah : tidak ada
2. Hambatan mengikuti ritual keagamaan : ada…………………………….
3. Perasaan yang dialami terkait aktivitas keagamaan : perasaan
tenang………………………..
4. Lain – lain : -……………………………….

Kendari, 27 mei 2021


Mahasiswa

15
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
-klien mengatakan lukanya berdarah -KU : lemah
-klien mengatakan nyeri pada luka kaki sebelah
-kesadaran composmentis
kiri
-Klien mengeluh mual dan muntah -skala nyeri 6
-TTV : TD : 130/70 mmHg, S: 37,60C,
RR : 20X/menit, N : 80X/menit

16
ANALISA DATA

Nama pasien : Ny. E


No. Rekam Medik : 00.60.38
Ruang perawatan : Ruang perawatan
Diagnosa medis : Diabetes melitus

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Luka pada telapak kaki Nyeri akut
-klien mengatakan nyeri kiri
pada luka kaki kiri
-skala nyeri 6 hiperglukemia

DO : glukosa darah naik


-TTV : TD : 130/70
mmHg, S: 37,60C, osmolaritas naik
RR : 20X/menit, N :
80X/menit suplai darah O2 ke perifer
melambat

luka tidak sembuh-sembuh

gangrene
2. DS :
-klien mengatakan ada pasien DM
luka pada telapak kaki Kerusakan integritas kulit
kirinya luka pada telapak kaki

DO : luka tidak sembuh-sembuh


-Terdapat luka dikaki kiri

17
pasien gangrene
-
lapisan kulit hilang,tidak
ada nekrotik
RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI KEPERAWATAN


KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1.identifikasi skala nyeri
dengan proses infeksi keperawatan selama 4x24 2.atur posisi senyaman mungkin
dibuktikan dengan jam dengan kriteria hasil : 3.membersihkan luka
mengeluh nyeri 1. keluhan nyeri dari 4.kolaborasi pemberian analgetik
meningkat menjadi menurun

2. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan 1. monitor karakteristik luka


berhubungan dengan keperawatan selama 4x24 2. monitor tanda-tanda infeksi
perubahan status nutrisi jam dengan kriteria hasil 3. lepaskan balutan dan plaster secara
dibuktikan dengan 1.luka ditelapak kaki kiri perlahan
kerusakan jaringan dan dari memburuk memnjadi 4. bersihkan dengan cairan NaCl
lapisan kulit membaik 5. bersihkan jaringan nekrotik
6. ganti balutan sesuai jumlah eksudat
dan drainase

18
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA HARI JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWAT /TGL
AN
1. Nyeri akut 08 juni 15.00 1. mengobservasi TTV S :Klien
mengel
berhubungan 2021 2. mengatur posisi nyaman
uh nyeri
dengan proses 3. mengkaji skala nyeri pada
luka
infeksi 4. mengajarkan tektik relaksasi
kaki
dibuktikan napas dalam sebelah
kiri
dengan 5. menganjurkan minum air
mengeluh nyeri hangat O : KU
lemah
-skala nyeri
6
TTV : TD :
130/70
mmHg
S : 37,6
derajat
celcius
RR :
20x/mn
t
N :
80X/mn
t

A : masalah
belum
terasasi

P :
interven
si
dilanjut
kan

19
S : klien
mengat
akan
nyeri
pada
luka
-klien
mengat
akan
takut
bergera
k

O : KU
lemah
-skala nyeri
6
TTV : TD :
130/70
mmHg
2. Gangguan 8 juni 16.20 1. mengobservasi TTV S : 37,6
derajat
integritas kulit 2021 2. melakukan perawatan luka
celcius
berhubungan 4. mengkolaborasi pemberian RR :
20x/mn
dengan cairan dan obat
t
perubahan N :
80X/mn
status nutrisi
t
dibuktikan
A : masalah
dengan
belum
kerusakan terasasi
jaringan dan
P :
lapisan kulit interven
si
dilanjut
kan

20
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS

1.Definisi

Diabetes Mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia yang ditandai oleh keadaan
absolute insulin yang bersifat kronik yang dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat. Protein dan
lemak yang disebabkan oleh sebuah ketidak seimbangan atau ketidak adanya persediaan insulin atau
tak sempurnanya respon seluler terhadap insulin ditandai dengan tidak teraturnya
metabolisme(Brunner & Suddarth, 2008).
Dalam proses perjalanan penyakit diabetes mellitus dapat timbul komplikasi baik akut
maupun kronik komplikasi akut dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat antara lain ketoasidosis.
Hiperosmolar non ketotik koma dan toksik asidosis. Sedangkan komplikasi kronik timbul setelah
beberapa tahun seperti mikroangiopati, neuropati, nefropati dan retinopati dan makro angiopati
kardiovaskuler dan peripheral vaskuler (Brunner & Suddarth, 2008).

2. Etiologi

Menurut (Nurarif & Hardhi, 2015) etiologi diabetes mellitus, yaitu :

1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI) tipe 1


Diabetes yang tergantung pada insulin diandai dengan penghancuran sel-
sel beta pancreas yang disebabkan oleh :

a) Faktor genetik : Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes


tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau
kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I.
Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang
memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen)

21
tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung
jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b) Faktor imunologi : Pada diabetes tipe I terdapat bukti
adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon
abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c) Faktor lingkungan Faktor eksternal yang dapat memicu
destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan
menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu
proses autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β
pancreas.
2. Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI) Disebabkan oleh
kegagalan telative beta dan resisten insulin. Secara pasti penyebab dari
DM tipe II ini belum diketahui, faktor genetik diperkirakan memegang
peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes Melitus tak
tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang
kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun
dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel
sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada
reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi
intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus membran
sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan
insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya
jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel.
Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin
dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat
dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi
insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi
memadai untuk mempertahankan euglikemia. Diabetes Melitus tipe II
disebut juga Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non
Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yang merupakan suatu
kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama
dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa
kanak-kanak

3. manifestasi klinis

22
Yang lazim terjadi, pada Diabetes Mellitus sebagai berikut : Pada tahap awal sering
ditemukan :

1. Poliuri (banyak kencing)

Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal
terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan
elektrolit sehingga penderita mengeluh banyak kencing

2. Polidipsi (banyak minum)

Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga
untuk mengimbangi penderita lebih banyak minum.

3. Polipagi (banyak makan)

Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).

4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.

Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama
mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein.

5. Mata kabur

Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena
insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan
pembentukan katarak.

4. Patofisiologi

Sebagian besar patologi Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek
utama kekurangan insulin sebagai berikut :

(1) Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan
konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml.

(2) Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak, menyebabkan


kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang
mengakibatkan aterosklerosis.

23
(3) Pengurangan protein dalam jaringan tubuh. Akan tetapi selain itu terjadi beberapa
masalah patofisiologi pada Diabetes Mellitus yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke
dalam urine penderita Diabetes Mellitus. Bila jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan
filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukosa dalam jumlah bermakna
mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap menit
tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat melebihi 180 mg%. Asidosis
pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke metabolisme telah dibicarakan.
Bila tubuh menggantungkan hampir semua energinya pada lemak, kadar asam aseto – asetat
dan asam Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1 Meq/Liter sampai
setinggi 10 Meq/Liter.

5. Penatalaksanaan medis

Menurut (Mansjoer, A dkk. 2008) penataaksanaan medis yaitu tujuan utama terapi
DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya
mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap
tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan
gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima komponen dalam penatalaksanaan DM,
yaitu :
1) Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
a. Memperbaiki kesehatan umum penderita
b. Mengarahkan pada berat badan normal
c. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
d. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
e. Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM, adalah :
a. Jumlah sesuai kebutuhan
b. Jadwal diet ketat
c. Jenis : boleh dimakan / tidak

2) Latihan/ Olah raga.

24
Latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama + ½ jam. Adanya kontraksi otot
akan merangsang peningkatan aliran darah dan penarikan glukosa ke dalam sel. Penderita
diabetes dengan kadar glukosa darah >250mg/dl dan menunjukkan adanya keton dalam urine
tidak boleh melakukan latihan sebelum pemeriksaan keton urin menunjukkan hasil negatif
dan kadar glukosa darah mendekati normal. Latihan dengan kadar glukosa tinggi akan
meningkatkan sekresi glukagon, growth hormon dan katekolamin. Peningkatan hormon ini
membuat hati melepas lebih banyak glukosa sehingga terjadi kenaikan kadar glukosa
darah.Untuk pasien yang menggunakan insulin setelah latihan dianjurkan makan camilan
untuk mencegah hipoglikemia dan mengurangi dosis insulinnya yang akan memuncak pada
saat latihan.

25

Anda mungkin juga menyukai