Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

I DENGAN DIAGNOSA MEDIS


GASTRITIS
Studi Kasus Ini Dibuat Untuk Menyelesaikan Serta Memenuhi
Tugas Kegiatan PKK KMB 1

DI SUSUN OLEH :
SUKMA YDURWATI
P00320019044

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
D III KEPERAWATAN
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

1. Definisi

Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh kalangan
remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor
misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas
perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan malas
untuk makan.(Fahrur, 2009).

Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alcohol berlebihan (20%),
merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%), sedangkan
menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress,
penyakit autoimun, radiasi dan Chron’s Disease.

Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter pylori(H. pylori) dan
merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak
anak-anak dan menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk
dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang hidup
(Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi
Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk
Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004).

Penemuan infeksiHelicobacter pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis,
pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi. Gejala
yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada perut, perut kembung, sakit
kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea,
muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau
lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai
demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups) Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan
berakibat semakin parah dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal
dengan tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009).

Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan gastritis yang
tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu
kanker lambung dan peptic ulcer.

2. Etiologi

Menurut Muttaqin(2011) Penyebab dari gastritis antara lain :

1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin, ibuprofen, dan asam
salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine),
salisilat, dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.

2. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.


3. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii, streptococci, staphylococci, proteus
spesies, clostridium spesies, E. coli, tuberculosis, dan secondary syphilis.

4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus

5. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.

6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal napas, gagal
ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks ususlambung.

7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan minuman dengan kandungan
kafein dan alkohol merupakan agen-agen iritasi mukosa lambung.

8. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu ( komponen penting alkali untuk
aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa lambungsehingga menimbulkan
respon peradangan mukosa.

9. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke lambung.

10. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan mekanisme
pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan respon peradangan pada
mukosa lambung.

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala gastritis ang dirasakan dapat berbeda pada tiap penderita. Akan tetapi, kondisi
ini bisa juga tidak selalu menimbulkan gejala. Beberapa contoh gejala gastritis adalah:

1. Nyeri yang terasa panas dan perih di perut bagian uluhati.


2. Perut kembung.
3. Cegukan.
4. Mual.
5. Muntah.
6. Hilang nafsu makan.
7. Cepat merasa kenyang saat makan.
8. Buang air besar dengan tinja berwarna hitam.
9. Muntah darah.

Beberapa perbedaan gejala yang terjadi pada gastritis akut dan gastritis kronik. Pada gastritis akut
gejala yang sering terlihat adalah mual–mual dan rasa terbakar di lambung serta adanya rasa tidak
enak di lambung bagian atas. Sedangkan pada gastritis kronik gejala yang sering terlihat adalah
adanya rasaperih dan rasa penuh di lambung serta kehilangan nafsu makan sehingga hanya mampu
makan dalam jumlah sedikit.

4. Patofisiologi
1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika
mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :

a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat
sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga
menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung
. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi
gangguan nutrisi cairan & elektrolit.

b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat
melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya
akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan
terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh
darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi
iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna
akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel
pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan
menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bias sembuh
dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.

5. Pemeriksaan Penunjang

Pada pasien gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui
secara jelas penyebabnya.

1. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) : tes diagnostic kunci untuk pendarahan GI atas, dilakukan


untuk melihat sisi pendarahan/derajat ulkus jaringa/cedera.
2. Minum barium dengan foto rontgen : dilakukan untuk membedakan diagnose penyebab/sisi
lesi.
3. Analisa gaster : dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas sekretori
mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan pembentukan asam nocturnal
penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau jumlah normal diduga ulkus gaster, dipersekresi
berat dan asidutas menunjukkan sindrom Zollinger-Elison.
4. Amylase serum : meningkat dengan ulkus duodenal, kadar darah rendah diduga gastritis.

6. Farmakoterapi

Farmakoterapi merupakan terapi yang menggunakan obat. Obat –obat yang digunakan dalam
terapi gastritis terdiri dari 4 golongan obat. Golongan pertama yakni antasida yang bekerja
menetralisir keasaman lambung yang terdiri dari senyawa aluminium, magnesium, kalsium karbonat
dan natrium bikarbonat (Tjay dan Rahardja, 2008). Kedua adalah obat penghambat sekresi asam
lambung meliputi Antagonis-H2.Antagonis-H2 adalah senyawa yang mengahambat secara bersaing
interaksi histamin dengan reseptor H2sehingga dapat mengahambat sekresi asam lambung. Ketiga
yakni golongan analog prostaglandin E1 (Estuningtyas & Azalia, 2007). Keempat adalah golongan
pelindung mukosa terdiri atas sucralfat yang bekerja membentuk kompleks ulser adheren dengan
eksudat protein seperti albumin dan fibrinogen pada sisi ulser dan melindunginya dari asam lambung,
membentuk barier viskos pada permukaan mukosa di lambung dan duodenum, serta menghambat
aktivitas pepsin dan membentuk ikatan garam dengan empedu. Sucralfat sebaiknya dikonsumsi pada
saat perut kosong untuk mencegah ikatan dengan protein dan fosfat (Hasanah, 2007).
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
Jl.. Jend.A.H Nasution No. G.14 Anduonohu Kota Kendari 93232
Telp. (0401) 3190492 Fax. (0401) 3193339 e-mail poltekkeskendari@yahoo.com

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tanggal pengkajian :2 juni 2021 No. Register ………………….


Diagnosa medis :gastritis…………………………

I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama Lengkap :Tn. I
2. Jenis Kelamin :laki-laki
3. Umur/Tanggal Lahir :23/ 1 November 1997
4. Status perkawinan : belum kawin
5. Agama : islam
6. Suku Bangsa : bugis
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Wirasasta
9. Pendapatan : 2.000.000
10. Tanggal MRS :-

B. Identitas Penanggung
1. Nama Lengkap : Ny. Mina
2. Jenis kelamin : perempuan
3. Pekerjaan : wiraswasta
4. Hubungan dengan klien : saudara kandung
5. Alamat : jl. kemangi

II. Riwayat Kesehatan


A. Keluhan Utama : klien mengatakan merasa nyeri pada uluhati
B. Riwayat keluhan :
1. Penyebab/faktor pencetus :-
2. Sifat keluhan :rasa tertusuk dan kembung
3. Lokasi dan penyebarannya : rasa tertusuk pada lambung
4. Skala keluhan : skala 5
5. Mulai dan lamanya keluhan : sejak 3 tahun lalu dan serimg kambuh
6. Hal-hal yang meringankan/memperberat :-…………………………………..

III. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Apakah menderita penyakit yang sama :klien mengatakan pernah mengalami penyakit yang
sama sebelumnya
b. Bila pernah dirawat di RS, sakit apa :-
c. Pernah mengalami pembedahan : tidak
d. Riwayat alergi : tidak
e. Kebiasaan/ketergantungan terhadap zat:
1. Merokok (berapa batang sehari) :-
2. Minum alkohol :- Lamanya:
3. Minum kopi :1-2 gelas Lamanya: -
4. Minumobat-obatan :klien mengatakan pernah
a. Riwayat Keluarga

Orang tua ibu orang tua ayah

27 thn 23 thn 21 thn

Ket :

= laki-laki

= perempuan

= pasien laki-laki

b. Riwayat kesehatan anggota keluarga


1. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa: -
2. Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menular atau menurun : -

IV. Pemeriksaan Fisik


1. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah : …90/60…………..mmHg
2. Pernapasan: 24 kali / menit, Irama : ireguler……………
3. Nadi : 90 kali / menit, regular/ireguler : ireguler…
0
4. Suhu badan : 37,5 C
2. Berat badan dan tinggi badan
1. Berat badan : 45……..Kg
2. Tinggi badan : 150………….Cm
3. IMT : 22………..
3. Kepala :
1. Bentuk kepala : simetris
2. Keadaan kulit kepala: normal
3. Nyeri kepala / pusing: ada
4. Distribusi rambut: baik
5. Rambut mudah tercabut : tidak ada………………………………….
6. Alopesia : tidak ada………………………………….
7. Lain-lain : tidak ada……………………………………
4. Mata
1. Kesimetrisan :simertis ………………………
2. Edema kelopak mata :tidak ada ……………………………….
3. Ptosis : tidak ada………………………………..
4. Sklera : normal………………………….
5. Konjungtiva : normal……………………………….
6. Ukuran pupil : normal……………………………….
7. Ketajaman penglihatan : normal……………………………….
8. Pergerakan bola mata : normal………………………………..
9. Lapang pandang : normal……………………………….
10. Diplopia : normal……………………………….
11. Photohobia : normal………………………………
12. Nistagmus : normal………………………………..
13. Reflex kornea : normal……………………………….
14. Nyeri : tidak ada……………………………….
15. Lain – lain : -……………………………….
5. Telinga
1. Kesimetrisan : simetris……………………………….
2. Sekret : tidak ada……………………………….
3. Serumen : tidak ada……………………………….
4. Ketajaman pendengaran : normal……………………………….
5. Tinnitus : tidak ada……………………………….
6. Nyeri :tidak ada ……………………………….
7. Lain – lain : -……………………………….
6. Hidung
1. Kesimetrisan : simetris……………………………….
2. Perdarahan : tidak ada……………………………….
3. Sekresi : tidak ada……………………………….
4. Fungsi penciuman : normal……………………………….
5. Nyeri : tidak ada……………………………….
6. Lain – lain : -……………………………….
7. Mulut
1. Fungsi berbicara : normal……………………………….
2. Kelembaban bibir : kurang……………………………….
3. Posisi uvula : normal………………………………
4. Mukosa : kering………………………………
5. Keadaan tonsil : normal……………………………….
6. Stomatitis : tidak ada……………………………….
7. Warna lidah : pucat ……………………………….
8. Tremor pada lidah : tidak ada……………………………….
9. Kebersihan lidah : kurang bersih……………………………….
10. Bau mulut : berbau……………………………….
11. Kelengkapan gigi : lengkap……………………………….
12. Kebersihan gigi : kurang bersih……………………………….
13. Karies : ada……………………………….
14. Suara parau : ada……………………………….
15. Kesulitan menelan : ada……………………………….
16. Kemampuan mengunyah : tidak normal……………………………
17. Fungsi mengecap : tidak normal………………………………..
18. Lain – lain : -……………………………….

8. Leher
1. Mobilitas leher :normal………………………………….
2. Pembesaran kel. Tiroid : tidak ada………………………………….
3. Pembesaran kel. limfe : tidak ada………………………………….
4. Pelebaran vena jugularis : tidak ada………………………………….
5. Trakhaea : normal………………………………….
6. Lain-lain : -………………………………….
9. Thoraks
Paru – paru
1. Bentuk dada : simetris……………………………….
2. Pengembangan dada : normal……………………………….
3. Retraksi dinding dada : tidak ada……………………………….
4. Tanda jejas : tidak ada………………………………..
5. Taktil fremitus : normal………………………………..
6. Massa : tidak ada……………………………….
7. Dispnea : tidak ada…………………………………….
8. Ortopnea : tidak ada……………………………………………
9. Perkusi thoraks : sonor……………………………….
10. Suara nafas : vasikuler……………………………….
11. Bunyi nafas tambahan : tidak ada……………………………….
12. Nyeri dada : tidak ada……………………………….
13. Lain-lain : -……………………………….
Jantung
1. Iktus kordis : tidak ada……………………………….
2. Ukuran jantung : normal……………………………….
3. Nyeri dada : ada……………………………….
4. Palpitasi : ada……………………………….
5. Bunyi jantung : ireguler ……………………………….
6. Lain-lain : -……………………………….

10. Abdomen
1. Warna kulit : pucat……………………………………..
2. Distensi abdomen : tidak ada……………………………………..
3. Ostomy : tidak ada……………………………………..
4. Tanda jejas :tidak ada …………………………………….
5. Peristaltik : tidak normal……………………………………..
6. Perkusi abdomen : normal……………………………………..
7. Massa : -…………Lokasi :-…………………
8. Peristaltik : normal……………………………………..
9. Nyeri tekan : ada………….Lokasi : ulu hati……………….
10. Lain - lain : -……………………………………..

11. Payudara
1. Kesimetrisan : simetris………………………………
2. Keadaan puting susu : nirmal………………………………
3. Pengeluaran dari putting susu : tidak ada………………………………
4. Massa : tidak ada………………………………
5. Kulit paeu d’orange : tidak ada………………………………
6. Nyeri : tidak ada………………………………
7. Lesi : tidak ada………………………………
8. Lain – lain : -………………………………

12. Genitalia
Pria
1. Keadaan meatus uretra eksterna : normal
2. Lesi pada genital : -………………………………
3. Scrotum : normal………………………………
4. Pembesaran prostat :-
5. Pendarahan :-
6. Lain – lain : -………………………………
Wanita
1. Keadaan meatus uretra eksterna :
2. Leukorrhea : ……………………………….…..
3. Perdarahan : …………………….……………..
4. Lesi pada genital : ………………………………..
5. Lain - lain :

13. Pengkajian sistem saraf


1. Tingkat kesadaran : normal
2. Koordinasi : normal
3. Memori : normal
4. Orientasi : normal
5. Konfusi : normal…………………………………….
6. Keseimbangan : tidak seimbang………………………
7. Kelumpuhan : ada
8. Gangguan sensasi : ada
9. Kejang-kejang :tidak ada
10. Lain – lain : -…………………………………….

14. Anus dan perianal


1. Hemorrhoid : -………………………………
2. Lesi perianal : -………………………………
3. Nyeri : -………………………………
4. Lain – lain : -………………………………
15. Ekstremitas
1. Warna kulit : pucat…………………………………….
2. Purpura / ekimosis : -…………….. Lokasi - ……………………
3. Atropi : -………………………………..
4. Hipertropi : - ………………………………..
5. Lesi : -………………………………..
6. Pigmentasi : -………………………………..
7. Luka : -……..……Lokasi……..………..Ukuran : -…………
8. Deformitas sendi : -………………………………..
9. Deformitas tulang : -………………………………
10. Tremor : ada………………………………..
11. Varises : -………………………………..
12. Edema : -………………………………..
13. Turgor kulit : ada………………………………..
14. Kelembaban kulit : kurang………………………………..
15. Capillary Tefilling Time (CRT) : normal ………………
16. Pergerakan : normal………………………………..
17. Kekakuan sendi : -………………………………..
18. Kekuatan otot : normal………………………………..
19. Tonus otot : -………………………………..
20. Kekuatan sendi : normal………………………………..
21. Nyeri : skala 5……………………………….

V. Pengkajian Kebutuhan Dasar


a. Kebutuhan oksigenasi
1. Batuk : …ya…….. produktif / tidak : ……………….
2. Kemampuan mengeluarkan sputum : klien mengatakan sulit mengeluarkan
sputum……………………..………..
3. Karakteristik sputum :kental……………………… jumlah : sedikit
4. Dispnea : -………………………………………………
5. Ortopnea :-………………………………………………
6. Alat bantu pernafasan : klien tidak menggunakan alat bantu
pernafasan………………………………………………
b. Kebutuhan Nutrisi
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Frekuensi makan sehari 3x sehari 1x sehari
Waktu makan Pagi,siang,malam siang
Porsi makan yang habiskan 1 piring 7 sendok
Penggunaan alat bantu makan - -
Makanan pantang/yang tidak - -
disukai
Makanan yang disukai pedas Tidak suka pedas
Pembatasan makanan - -
Jenis makanan yang dibatasi - -
Konsumsi makanan berserat : - -
jenis dan jumlah
Nafsu makan baik kurang
Mual Tidak ada Sering merasa mual
Hipersalivasi - -
Sensasi asam pada mulut Tidak ada ada
Muntah Tidak ada ada
Perasaan cepat kenyang setelah Tidak ada ada
makan
Perasaan kembung Tidak ada ada
Lain – lain - -

c. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Frekuensi minum sehari
Jumlah minum yang dikonsumsi setiap 3 liter/hari 1,5 liter/hari
hari
Jenis minuman yang tidak disukai - -
Jenis minuman yang disukai kopi Air putih
Perasaan haus - -
Kelemahan - -
Program pembatasan cairan - -
Lain – lain - -

d. Kebutuhan Eliminasi
Buang Air Kecil (BAK)
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Frekwensi BAK
Pancaran normal Tidak normal
Jumlah banyak sedikit
Warna Kuning pucat Kuning kecoklatan
Disuria - -
Nokturia - -
Perasaan penuh pada Tidak ada ada
kandung kemih
Perasaan setelah BAK - -
Kesulitan memulai berkemih Tidak ada ada
Dorongan berkemih - -
Inkontinensia urine - -
Total produksi urine - -
Lain – lain

Buang Air Besar (BAB)


Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Frekwensi - -
Konsistensi - -
Bau - -
Warna - -
Flatulans - -
Nyeri saat defekasi - -
Sensasi penuh pada rektal - -
Dorongan kuat untuk - -
defekasi
Kemampuan menahan - -
defekasi
Mengejan yang kuat saat - -
defekasi
Lain - lain

e. Kebutuhan Istrahat dan tidur


Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Jumlah jam tidur siang - -
Jumlah jam tidur malam 8 jam 4 jam
Kebiasaan konsumsi obat - -
tidur/stimulant/ penenang
Kegiatan pengantar tidur - -
Perasaan waktu bagun tidur Merasa segar Merasa pusing
Kesulitan memulai tidur Tidak ada ada
Mudah terbagun - -
Penyebab gangguan tidur - -
Perasaan mengantuk - -
Lain – lain

f. Kebutuhan Aktivitas
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Kegiatan rutin bekerja melamun
Waktu senggang - -
Kemampuan berjalan normal Tidak normal
Kemampuan merubah posisi Normal Harus dibantu oleh keluarga
saat berbaring
Kemampuan berubah posisi : normal Harus dibantu oleh keluarga
berbaring ke duduk
Kemampuan normal Tidak normal
mempertahankan posisi
duduk
Kemampuan berubah posisi : normal Tidaka normal
duduk ke berdiri
Kemampuan normal Tidak normal
mempertahankan posisi
berdiri
Kemampuan berjalan normal Tidak normal
Penggunaaan alat bantu Tidak ada ada
dalam pergerakan
Dispnea setelah beraktivitas - -
Ketidaknyamanan setelah -
beraktivitas
Pergerakan lambat Tidak ada ada

g. Kebutuhan Perawatan Diri


1. Mandi
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Motivasi dalam perawatan diri ada Tidak ada
mandi, mencuci rambut dan
kebersihan kuku
Frekwensi mandi - -
Kebersihan kulit bersih Tidak bersih
Frekwensi mencuci rambut - -
Kebersihan rambut - -
Frekwensi memotong kuku - -
Kebersihan kuku - -
Kemampuan mengakses kamar normal Tidak normal
mandi
Kemampuan mengambil normal Tidak normal
perlengkapan mandi
Kemampuan membasuh tubuh normal Tidak normal
saat mandi
Kemampuan mengeringkan tubuh normal Tidak norma
saat mandi

2. Berpakaian
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Motivasi dalam perawatan ada Tidak ada
diri mengganti pakaian
Kebersihan pakaian ada Tidak ada
Frekwensi mengganti
pakaian
Kemampuan memilih dan ada Tidak ada
mengambil pakaian
Kemampuan mengenakan ada Tidak ada
pakaian pada bagian tubuh
atas
Kemampuan mengenakan
pakaian pada bagian tubuh
bawah
Kemampuan melepaskan ada Tidak ada
pakaian pada bagian tubuh
atas
Kemampuan melepaskan ada Tidak ada
pakaian pada bagian tubuh
bawah
Kemampuan mengancing ada Tidak ada
atau menggunakan resleting
Lain - lain - -

3. Makan
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Motivasi dalam perawatan ada Tidak ada
diri makan
Kemampuan memasukkan ada Tidak ada
makanan ke mulut
Kemampuan mengunyah ada Tidak ada
Kemampuan memegang ada Tidak ada
peralatan makan
Lain - lain

4. Eliminasi
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Motivasi dalam perawatan ada Tidak ada
diri eliminasi BAK dan BAB
Kemampuan memanipulasi
pakaian untuk eliminasi
Kemampuan mencapai toilet ada Tidak ada
Kemampuan naik ke toilet ada Tidak ada
Kemampuan menyiram toilet ada Tidak ada
Lain - lain

h. Kebutuhan Keamanan
1. Riwayat paparan terhadap kontaminan : -............................
2. Riwayat perdarahan : .-...........................
3. Riwayat pemeriksaan dengan media kontras : -............................
4. Pemasangan kateter IV dalam waktu lama : .ada...........................
5. Penggunaan larutan IV yang mengiritasi : .-...........................
6. Penggunaan larutan IV dengan aliran yang cepat : -......................
7. Pemasangan kateter urine dalam waktu lama : -...........................
8. Imobilisasi : .ada............................
9. Luka pada kulit / jaringan : -…………………..
10. Benda asing pada luka :- ……………………
11. Riwayat jatuh : -…………………..
12. Penyebab jatuh :-………………………
13. Kelemahan umum : -………………………….
14. Lain – lain : -………………………

i. Kebutuhan Kenyamanan :
1. Keluhan nyeri : ada……….lokasi uluhati
2. Pencetus nyeri :-
3. Upaya yang meringankan nyeri : berbaring
4. Karakteristik nyeri : klien mengatakan seperti tertusuk-tusuk
5. Intensitas nyeri :-
6. Durasi nyeri : 30 menit
7. Dampak nyeri terhadap aktivitas : ada
8. Lain – lain :-

j. Kebutuhan Psikososial
1. Persepsi terhadap penyakit : cemas
2. Harapkan klien terhadap kesehatannya : klien mengatakan ingin segera sembuh
3. Pengaruh penyakit terhadap pekerjaan : klien mengatakan ada

k. Kebutuhan Spiritual :
1. Kemampuan menjalankan ibadah : ada
2. Hambatan mengikuti ritual keagamaan : -.
3. Perasaan yang dialami terkait aktivitas keagamaan : -
4. Lain – lain :-

Kendari,
Mahasiswa
DATA
FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


- klien mengatakan merasa lemas : - nampak klien pucat

- klien mengatakan merasa perutnya seperti - Nampak klien meringis


tertusuk-tusuk
- Nampak suhu klien meningkat
- klien mengatakan nyeri pada uluhati
- tanda-tanda vital : 1. Tekanan darah : 90/60
- klien mengatakan mual dan muntah mmHg

2. pernapasam :
24x/menit

3. nadi : 90x/menit

4. suhu : 37,5 0C
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Gastritis Nyeri akut
-klien mengatakan nyeri pada ulu hati
-klien mengatakan merasa perutnya seperti tertusuk-tusuk
Nyeri epigastrium
DO:
-klien tampak meringis
TTV : Nyeri akut
TD : 90/60 mmHg
P : 24 kali / menit
N : 90 kali/menit
S : 37,50C

2. DS : kehilangan cairan Hypovolemia


-klien mengatakan merasa lemas
-klien mengatakan mual dan muntah

DO : Hipovolemia
-nampak klien pucat
-nampak suhu tubuh klien meningkat
-turgor kulit menurun
TTV :
S : 37,50C
TD : 90/60 mmHg
RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI


. KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam maka 1. Identifikasi skala nyeri
termoregulasi membaik dengan kriteria hasil : 2.Identifikasi faktor yang memperberat dan
1. keluhan nyeri dari meningkat memperingan nyeri
menjadi menurun 3. fasilitasi istirahat dan tidur
2. meringis dari meningkat
4. kolaborasi pemberian analgetik
menjadi menurun

2. Hypovolemia Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam maka 1.periksa tanda dan gejala
termoregulasi membaik dengan kriteria hasil : hypovolemia
1. turgor kulit dari menurun menjadi meningkat 2.monitor intek dan output
2. tekanan darah dari memburuk menjadi membaik cairan
2. berikan asupan cairan oral
3. anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA HARI/TANGGA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN L
1. Nyeri akut 2 juni 2021 14.29 1. bina hubungan saling percaya S:
berhubungan 2. kaji skala nyeri -klien mengatakan nyeri ulu hati
dengan inflamai 3. monitor posisi senyaman mungkin -klien mengatakan skala nyeri 5
dibuktikan dengan 4. anjurkan perbanyak cairan oral
mengeluh 5. kolaborasi pemberian terapi obat dan O: keluhan utama lemas
nyeri,tampak cairan -klien tampak meringis
meringis 6. melakukan TTV TTV :

TD : 90/60 mmHg
P : 24 kali / menit
N : 90 kali/menit
S : 37,50C

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan

3 juni 2021 06.30 1. kaji skala nyeri S:


2. monitor posisi senyaman mungkin -klien mengatakan nyeri ulu hati
3. anjurkan perbanyak cairan oral -klien mengatakan skala nyeri 3
4. kolaborasi pemberian terapi obat dan
cairan O: keluhan utama lemas
5. melakukan TTV
TTV :
TD : 100/80 mmHg
S : 36,40C

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan

1. kaji skala nyeri S:


4 juni 2021 07.00 2. monitor posisi senyaman mungkin -klien mengatakan skala nyeri 0
3. anjurkan perbanyak cairan oral
4. kolaborasi pemberian terapi obat dan O: keluhan utama membaik
cairan
5. melakukan TTV TTV :

TD : 120/80 mmHg
S : 36,40C

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

Hipovolemia 2 juni 2021 14.40 1.monitor intake dan output cairan S


2. berhubungan 2.menganjurkan perbanyak cairan oral -klien mengatakan mual dan muntah
dengankehilangan 3. melakukan TTV
cairan aktif O:
dibuktikan dengan -keluhan utama lemas
turgor kulit -nampak klien pucat
menurun -nampak suhu tubuh klien meningkat
-turgor kulit menurun
TTV :
S : 37,50C
TD : 90/60 mmHg

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan

3 juni 2021 06.45 1.monitor intake dan output cairan S


2.menganjurkan perbanyak cairan oral -klien mengatakan mual dan muntah
3. melakukan TTV sudah mulai membaik

O:
-keluhan utama lemas

-nampak suhu tubuh klien membaik


-turgor kulit membaik
TTV :
TD : 100/80 mmHg
S : 36,40C

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan

4 juni 2021 07.55 1.monitor intake dan output cairan S:


2.menganjurkan perbanyak cairan oral -klien mengatakan sudah tidak mual dan
3. melakukan TTV muntah

O: keluhan utama membaik

TTV :
TD : 120/80 mmHg
S : 36,40C

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai