Anda di halaman 1dari 38

TANTANGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD

SAW DAN REFLEKSI KEKINIAN


Perintah Dakwah
1). Hai orang yang berkemul
(berselimut), 2). Bangunlah, lalu berilah
peringatan! 3).

(Qs Al-Muddatstsir : 1-2)


Tahapan Pertama; Upaya Dakwah
Tiga Tahun Dakwah secara Sembunyi-sembunyi
Mekah merupakan pusat agama bagi bangsa Arab. Disana ada tempat ibadah di Ka’bah dan
penyembahan terhadap berhala dan patung-patung yang disucikan. Memulai dakwah dengan
sembunyi-sembunyi, agar penduduk tidak kaget karena tiba-tiba menghadapi sesuatu yg
menggusarkan mereka. Memulai dakwah dengan sembunyi-sembunyi merupakan hal yang
alami dan manusiawi.
Generasi Pertama = As-Sabiqun Al-Awwalun

(1) Istri Beliau saw, Ummul Mukminin Khadijah binti


Khuwailid ra
(2) Anak angkat/budak: Zaid bin Haritsah bin
Syurahbil Al-Kalbi ra
(3) Anak paman beliau, Ali bin Abi Thalib ra, saat itu
masih anak-anak dan hidup dalam asuhan beliau
saw.
(4) Anak-anak beliau saw: Zaynab, Ruqayyah, Ummu
Kulsum, Fathimah ra
(5) Sahabat karib beliau, Abu Bakar ash-Shiddiq ra
Masuk Islam melalui Abu Bakar ash-Shiddiq ra

Ibnu Ishaq mengatakan: “Maka karena dakwah beliau beberapa orang masuk Islam,
diantaranya (1) Utsman bin Affan (2) Zubair bin Awwam (3) Abdurrahman bin ‘Auf, (4)
Sa’ad bin Abi Waqqash dan (5) Thalhah bin Ubaidillah. Ternyata semua sahabat diatas
yang masuk Islam karena dakwah Abu Bakar adalah sebagian dari sepuluh orang yang
dijamin masuk surga.
Generasi Pertama Pemeluk Islam
1. Abdullah (17) 19. Khabab bin al-Arats (20)
2. Abdullah bin Jahsy (25) 20. Mas’ud bin Rabiah (17)
3. Abdullah bin Mas’ud (14) 21. Miqdad bin Aswad (24)
4. Abdurrahman bin Auf (30) 22. Mus’ab bin Umair (24)
5. Abu Bakar ash-Shiddiq (37) 23. Naim bin Abdillah (30)
6. Abu Huzaifah bin Utbah bin Rabiah (30) 24. Qudamah (19)
7. Abu Salmah (30) 25. Saad bin Abi Waqash (17)
8. Abu Ubaidah bin al-Jarrah (27) 26. Said bin Zaid bin Amr (20)
9. Ali bin Abi Thalib (8) 27. Suhaib bin Sinan ar-Rumi (20)
10.Amir bin Fuhairah (23) 28. Thalhah bin Ubaidillah (11)
11.Amir bin Rabiah (30) 29. Thulaib bin Umair (20)
12.Amr bin Yasir (30-40) 30. Ubaidah bin Al-Harits (50)
13.Arqam bin Abil Arqam (16) 31. Umar bin Khaththab (26)
14.As-Saib bin Utsman bin Mazh’un (20) 32. Utbah bin Ghazwan (27)
15.Ayyash bin Abi Rabiah (30) 33. Utsman bin Affan (20)
16.Bilal bin Rabah (30) 34. Utsman bin Mazh’un (30)
17.Hamzah bin Abdul Muthallib (42) 35. Zaid bin Haritsah (20)
18.Ja’far bin Abi Thalib (18) 36. Zubair bin Awam (8)
Perintah Shalat

Diantara wahyu yang pertama kali turun adalah perintah shalat yang waktunya pada waktu sore dan petang
(sebelum perintah shalat 5 waktu), sebagaimana Firman Allah swt:

ِ ‫ي َواإل ْب َك‬
‫ار‬ ِِّ ‫سبِ ِّْح بِ َح ْم ِد َربِ َِّك بِ ْالعَ ِش‬
َ ‫َو‬
dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi. (Al-Mu’min: 55). Pada saat itu, Nabi saw
dan para sahabat pergi ke tempat yang terpencil lalu secara sembunyi-sembunyi mengerjakan shalat, agar tidak
dilihat kaumnya.
Orang Quraisy Mendengar Kabar ttg ISLAM

Setelah melihat kejadian di sana-sini, ternyata dakwah Islam sudah didengar orang-orang Quraisy,
sekalipun dakwah itu masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Namun mereka
tidak ambil peduli. Tetapi lama kelamaan ada pula perasaan khawatir yang mulai menghantui mereka.
Olehkarena itu, mereka mulai menaruh perhatian terhadap dakwah beliau saw.
• Selama tiga tahun dakwah
masih dilakukan secara
sembunyi-sembunyi dan
perorangan. Selama jangka
waktu ini, telah terbentuk
sekelompok orang mukmin
yang senantiasa menguatkan
hubungan persaudaraan dan
saling bahu membahu.
• Penyampaian dakwah terus
dilakukan, hingga turun wahyu
yang mengharuskan Rasulullah
saw menampakkan dakwah
kepada kaumnya, menjelaskan
kebatilan mereka, dan
menyerang berhala-berhala
sesembahan mereka.
Hikmah dan Refleksi
Dakwah Sembunyi-sembunyi
1. Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad saw adalah dakwah yang alami, artinya
dakwah itu bertumbuh dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak dan dari
lemah menjadi kuat.
2. Dakwah Nabi Muhammad saw juga bersifat manusiawi, artinya agar dakwah yang
dilakukan beliau saw bisa dicontoh oleh siapapun, termasuk oleh gerakan dakwah
saat ini.
3. Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad saw juga sangat memperhatikan aspek
sebab akibat (sababiyah) dan mempertimbangkan kalkulasi politik. Apa jadinya jika
dakwah belum memiliki kekuatan dan dukungan dari ummat, lalu lebih dulu
diberangus?
4. Abu Bakar mendakwahi lima orang sehingga masuk Islam. Ini dilakukan dengan
metode pertemuan, ziyarah dan kunjungan, serta membangun komunikasi secara
pribadi dalam menjelaskan kebenaran.
Tahapan Kedua:
Dakwah Terang-terangan
Perintah Menampakkan Dakwah

َ ‫َوأ َ ْنذ ِْر َع ِش‬


َ ‫يرت َ َك األ ْق َر ِب‬
‫ين‬
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat (Asy-Syu’ara: 214)
Berdakwah di Kalangan Kaum Kerabat

• Rasulullah saw mengundang makan Bani Hasyim. Hadir sekitar 45 orang laki-laki
diantara yang hadir berasal dari Bani Al-Muthallib dan Abdu Manaf.
• Tetapi ketika Rasulullah saw hendak berbicara, tiba-tiba Abu Lahab memotongnya, sambil
berkata:
• “Mereka itu (yang hadir) adalah paman-pamanmu, anak-anak mereka; bicaralah dan
tinggalkanlah masa kekanak-kanakan. Ketahuilah bahwa kaummu tidak memiliki cukup
kekuatan untuk melawan seluruh bangsa Arab. Akulah orang yang berhak
membimbingmu. Cukuplah bagimu suku-suku dari pihak ayahmu. Bagi mereka, jika engkau
ngotot melakukan sebagaimana yang engkau lakukan sekarang, adalah lebih mudah
daripada seluruh suku Quraisy bersama-sama bangsa Arab bergerak memusuhimu. Aku
tidak pernah melihat seseorang yang datang kepada suku-suku dari pihak bapaknya
dengan membawa sesuatu yang lebih jelek dari apa yang telah engkau bawa ini”.
Rasulullah saw hanya diam dan tidak berbicara pada majelis itu.
Rasulullah Mengundang Lagi

• Kemudian beliau saw mengundang mereka lagi, dan berbicara, “Alhamdulillah, aku
memuji-Nya, memelihara pertolongan, beriman serta bertawakkal kepada-Nya. Aku
bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-
Nya”.
• Selanjutnya beliau berkata, “Sesungguhnya seorang pemimpin tidak mungkin
membohongi keluarganya sendiri. Demi Allah yang tiada ilah yang berhak disembah
selain-Nya. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang datang kepada kalian secara
khusus, dan kepada manusia secara umum. Demi Allah, sungguh kalian akan mati
sebagaimana kalian tidur dan kalian akan dibangkitkan sebagaimana kalian bangun dari
tidur. Sungguh kalian akan dihisab terhadap apa yang kalian lakukan. Sesungguhnya
yang ada hanya surga yang abadi atau neraka yang abadi”.
• Kemudian ABU THALIB berkomentar: “Alangkah senangnya kami membantumu,
menerima nasihatmu, dan sangat membenarkan kata-katamu. Mereka, yang
merupakan suku-suku dari pihak bapakmu telah berkumpul. Sesungguhnya aku
hanyalah salah seorang dari mereka, namun aku adalah orang yang paling cepat
menanggapi apa yang engkau inginkan. Teruskan apa yang telah diperintahkan
kepadamu. Demi Allah aku tetap akan melindungimu dan membelamu, tetapi diriku
tidak memiliki cukup keberanian untuk berpisah dengan agama Abdul Muthallib.
• Saat itu juga Abu Lahab berkata, “Demi Allah, ini benar-benar merupakan aib yang
besar. Ayo cegahlah dia sebelum dia berhasil menyeret orang lain”. Abu Thalib
menjawab, “Demi Allah sungguh selama kita masih hidup, kita akan membelanya”.
Di Atas Bukit Shafa
Setelah yakin, tugasnya
menyampaikan wahyu Rabbnya telah
mendapatkan perlindungan dari
pamannya Abu Thalib, beliau suatu
hari berdiri di atas bukit Shafa sambil
teriak, “Wahai Shabiah (panggilan utk
orang yang berkumpul di pagi hari)”.
Lalu berkumpullah suku-suku Quraisy.
Kemudian mengajak mereka kepada
tauhid, beriman kepada risalah yang
dibawanya dan hari akhir.
Nabi saw naik ke atas bukit shafa lalu memanggil-manggil, “Wahai Bani Fihr, wahai
Bani Adi”. Kemudian tak berapa lama, mereka pun berkumpul. Karena pentingnya
panggilan itu, seseorang yang tidak bisa keluar memenuhinya, mengirimkan utusan
untuk melihat apa gerangan yang terjadi. Maka tak terkecuali Abu Lahab dan kaum
Quraisy pun berkumpul juga.
Kemudian Beliau saw berbicara, “Bagaimana menurut pendapat kalian bila aku
beritahukan kepada kalian bahwa ada segerombolan pasukan kuda di lembah sana
yang ingin menyerang kalian? Apakah kalian mempercayaiku?” Mereka menjawab,
Ya, kami tidak pernah tahu dari dirimu selain kejujuran. Beliau berkata, Sesungguhnya
aku adalah pemberi peringatan kepada kalian terhadap adzab yang amat pedih.
Abu Lahab menanggapi, “Celakalah engkau sepanjang hari ini! Apakah hanya untuk
ini engkau mengumpulkan kami? Maka ketika itu turunlah ayat, (QS Al-Lahab: 1)
Dakwah Terang-terangan
dan Reaksi Orang-orang Musyrik

َ ‫ض َع ِن ْال ُم ْش ِر ِك‬
‫ين‬ ْ ‫ع ِب َما تُؤْ َم ُر َوأَع ِْر‬ ْ ‫فَا‬
ْ ‫ص َد‬
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan
segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik “
(Qs. Al-Hijr [15]: 94)

Maka Rasulullah langsung bangkit menyerang berbagai


khurafat dan kebohongan syirik. Menyebutkan kedudukan
berhala, ketidakberdayaan berhala serta menjelaskan
bahwa siapa yang menyembah berhala dan menjadikannya
sebagai wasilah antara dirinya dan Allah berada dalam
kesesatan yang nyata.
• Orang-orang Quraisy marah karena mereka khawatir dakwah Nabi
saw akan merusak tradisi mereka. Karena mereka sadar bahwa makna
iman yang diserukan beliau adalah penafian terhadap ketuhanan
selain Allah.
• Tetapi apa yang mereka bisa perbuat menghadapi orang-orang yang
jujur dan dapat dipercaya ini. Sepanjang sejarah nenek moyang
mereka, mereka tidak pernah mengetahui bandingan yang seperti itu.
Apa yang hendak mereka lakukan?
Quraisy Mengirim Utusan kepada Abu Thalib

Beberapa pemuka Quraisy pun mendatangi paman Rasulullah saw, Abu Thalib, lalu berkata, “Wahai
Abu Thalib, sesungguhnya anak saudaramu telah mencaci maki sesembahan kami, mencela agama
kami, membodohkan harapan-harapan kami dan menyesatkan nenek moyang kami”. Cegahlah dia
agar tidak mengganggu kami, atau biarkanlah kami menanganinya sendiri. Engkau juga
menentangnya seperti kami, sehingga kita bisa mencegahnya”. Dengan perkataan yang halus dan
lembut, Abu Thalib menolak permintaan mereka.
Mengancam Abu Thalib
Mereka berkata kepada Abu Thalib, “Wahai Abu Thalib, sungguh engkau orang
yang kami tuakan, kami muliakan, dan punya kedudukan di sisi kami. Kami
memintamu agar menghentikan aktivitas keponakanmu, tetapi kamu tidak
melakukan. Demi Allah, kami tidak akan sabar lagi jika Tuhan kami dicaci maki dan
mimpi-mimpi kami dilecehkan. Untuk itu, hentikan dia atau kamu akan melihat
salah satu dari dua kelompok ini ada yang binasa.”
Kemudian Abu Thalib menyampaikan apa yang disampaikan oleh tokoh Quraisy.
Lalu Nabi Muhammad saw bersabda:
َ ، ‫ َو ْالقَ َم َر فِي ِش َما ِلي‬، ‫س فِي يَ ِمينِي‬
، ُ‫علَى أ َ ْن أَتْ ُر َك َهذَا األ َ ْم َر َما ت َ َر ْكت ُه‬ َ ‫ لَ ْو َو‬، ‫ع ِ ِّم‬
‫ضعُوا ال ه‬
َ ‫ش ْم‬ ِ ‫َو ه‬
َ ‫َّللا يَا‬
‫ أ َ ْو أ َ ْه ِل َك فِي ِه‬، ُ‫َّللا‬ ْ ُ‫َحتهى ي‬
‫ظ ِه َرهُ ه‬
“Demi Allah Wahai Paman, Demi Allah, kalau pun matahari diletakkan di tangan
kananku dan rembulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan perkara ini
(penyampaian risalah), sehingga Allah memenangkannya atau aku binasa, pastilah
tidak akan aku meninggalkannya."
Menawarkan Pengganti Muhammad saw
kepada Abu Thalib

• Hal lain yang dilakukan Kafir dalam kabilah Quraisy adalah menawarkan pengganti
Nabi saw. Mereka berkata kepada Abu Thalib, “Wahai Abu Thalib, ini Ammarah bin
Walid, pemuda yang paling kekar, kuat dan tampan di Quraisy. Ambillah dia, jadikan
dia milikmu, sebaliknya serahkan Muhammad saw kepada kami.
• Lalu Abu Thalib berkata, “Seburuk-buruk beban yang kalian bebankan kepadaku
adalah ini, yaitu kalian memberi aku anak untuk aku berikan makan. Tetapi aku
menyerahkan Muhammad saw untuk kalian bunuh.”
Melekatkan Sebutan Buruk kepada Nabi saw

• Beberapa saat sebelum musim haji, mereka khawatir bahwa ajaran yang dibawa Muhammad saw
akan didengar oleh jamaah haji. Karena itu mereka berkumpul di rumah Al-Walid bin Al-Mughirah
untuk membahas hal tersebut
• Beberapa yang hadir mengusulkan agar Muhammad saw dilekatkan dengan sebutan yang buruk,
yakni “dukun”, “orang gila”, “penyair” dan “tukang sihir”. Rapat memutuskan, Nabi saw dilekatkan
dengan sebutan “tukang sihir”.
Walid bin Mughirah: “Demi Allah, perkataannya benar-benar manis, pangkalnya benar-benar cerdik dan
cabangnya benar-benar matang. Apapun yang kalian katakan tadi tentang orang ini (Muhammad saw)
sebenarnya sudah jelas merupakan pernyataan yang salah. Namun sebutan yang paling mirip untuk dia,
hendaklah kalian mengatakannya sebagai “penyihir”. Dia datang membawa perkataan yang menyerupai
sihir yang bisa memisahkan antara seseorang dengan bapaknya, seseorang saudaranya, seseorang
dengan istrinya, seseorang dengan kerabat dekatnya, sehingga kalian berpecah belah karenanya.
Walid bin Mughirah Melakukan Negosiasi
dengan Nabi Muhammad saw

Walid bin Mughirah, adalah seorang tokoh yang paling pandai di kalangan Quraisy dan
mendatangi Nabi Muhammad saw untuk melakukan negosiasi. Walid menawarkan
beberapa tawaran kepada Nabi Muhammad saw, yaitu: harta, tahta, raja dan wanita.
Setelah mendengarkan tawaran Walid bin Mughirah, maka Nabi saw membacakan QS
Fushilat yang membuat Walid tergakum-kagum dengan bacaan Quran Nabi saw.
Sepulang menemui Rasulullah saw, maka dia melaporkan kepadapa tokoh Quraisy yang
lain, yakni:
Pengakuan Al-Walid bin Mughiroh,
Tokoh Quraisy, Ahli Syair

Demi Allah! Tidak ada di tengah-tengah kalian


orang yang lebih memahami syair Arab daripada
aku. Tidak juga pengetahuan tentang rajaz dan
qashidahnya yang mengungguli diriku. Tapi apa
yang diucapkan Muhammad itu tidak serupa
dengan ini semua. Juga bukan sihir jin. Demi Allah!
Apa yang ia ucapkan (Alquran) itu manis. Memiliki
thalawatan (kenikmatan, baik, dan ucapan yang
diterima jiwa). Bagian atasnya berbuah, sedang
bagian bawahnya begitu subur. Perkataannya
begitu tinggi dan tidak ada yang mengunggulinya,
serta menghantam apa yang ada dibawahnya.”
Ayat tentang Walid bin Mughirah

- ‫س َر‬ َ ‫ ث ُ هم ْ َع َب‬-٢١- ‫ظ َر‬


َ ‫س َو َب‬ َ َ‫ ث ُ هم ن‬-٢٠- ‫ْف قَ هد َر‬
َ ‫ ث ُ هم قُتِ َل َكي‬-١٩- ‫ْف قَ هد َر‬ َ ‫ فَقُتِ َل َكي‬-١٨- ‫ِإنههُ فَ هك َر َو ُقَ هد ََر‬
٢٥- ‫ ِإ ْن َه َذا ِإ هَّل قَ ْو ُل ال َبش َِر‬-٢٤- ‫ فَقَا َل ِإ ْن َه َذا ِإ هَّل ِس ْح ٌر يُؤْ ث َ ُر‬-٢٣- ‫ ث هم أ ْد َب َر َوا ْست َ ْك َب َر‬-٢٢

Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka
celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan? Sekali lagi celakalah dia! Bagaimana dia
menetapkan? Kemudian dia memikirkan, lalu berwajah masam dan cemberut, kemudian
dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu dia berkata, “(Al-Qur’an) ini
tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini tidak lain hanyalah
perkataan manusia. (Q.S. Al-Muddatstsir : 18-25)
Ketika musim haji tiba, Rasulullah saw mendatangi manusia, di tempat tinggal mereka, di pasar Ukazh,
Majannah, dan Dzil Majaz, menyeru mereka kepada Allah. Sementara itu Abu Lahab menguntit di
belakang beliau sambil berkata “Janganlah kalian mematuhinya karena dia orang yang keluar dari
agama dan seorang pendusta”. Akibatnya, pada musim haji itu, orang-orang Arab pulang ke tempat
masing-masing dengan membawa berita tentang Rasulullah saw. Nama beliau tersebar di seluruh
jazirah Arab.
Ejekan, Penghinaan, Olok-olok & Penertawaan

ٌ ُ‫َوقَالُوا يَا أَيُّ َها الهذِي نُ ِ ِّز َل َعلَ ْي ِه ال ِذِّ ْك ُر ِإنه َك لَ َم ْجن‬
‫ون‬
Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Qur'an kepadanya, sesungguhnya kamu
benar-benar orang yang gila. (Al-Hijr [15]: 6)
Menjelek-jelekkan Ajaran Islam &
Menghembuskan Keragu-raguan

‫ِين َكفَ ُروا ِإ ْن َهذَا ِإَّل ِإ ْف ٌك‬ َ ‫َوقَا َل الهذ‬


‫ون فَقَ ْد‬ َ ‫ا ْفت َ َراهُ َوأ َ َعانَهُ َعلَ ْي ِه قَ ْو ٌم آخ َُر‬
ً ‫ظ ْل ًما َو ُز‬
‫ورا‬ ُ ‫َجا ُءوا‬
Dan orang-orang kafir berkata:
"Al Qur'an ini tidak lain hanyalah
kebohongan yang diada-adakan
oleh Muhammad, dan dia
dibantu oleh kaum yang lain";
maka sesungguhnya mereka
telah berbuat suatu kelaliman
dan dusta yang besar. (QS Al-
Furqan [25]: 4)
Menandingi Quran dengan Dongeng Terdahulu

Adalah an-Nadhr bin Harits yang sengaja pergi ke


Hirah (Ibukota Persia) untuk mempelajari kisah
raja Persia, perkataan Rustum & Asfandiyar. Juga
ke daerah Romawi.
Sepulangnya, dia selalu mengikuti Nabi saw dan
mengatakan: “Demi Allah, penuturan Muhammad
tidak sebagus yang ku tuturkan”.
Untuk menyaingi Alquran yang dibacakan Nabi
saw, dia sengaja menggelar “konser lagu”
tandingan yang menghadirkan biduan.
An-Nadhr Mengajukan 3 Pertanyan

Gagal dengan strateginya, An-Nadhr mencari inspirasi dari Ahli Kitab di Yatsrib. Kembali
ke Mekah, dia mengundang orang banya, termasuk Nabi Muhammad saw. Lalu dia
mengajukan 3 pertanyaan:
“Wahai Muhammad, jika kamu benar-benar Nabi Utusan Tuhan, tentu kamu bisa
menjawab tiga pertanyaanku ini. “Pertama; Tahukah kamu tentang sekelompok
pemuda yg mengasingkan dirinya demi menjaga Iman-Akidahnya? Kedua, Tahukah
kamu tentang Seorang Raja yang kekuasaannya meliputi Barat hingga Timur? Ketiga,
bisakah menjelaskan tentang hakikat Ruh!?”
“Pemuda itu dikenal dengan Ashabul Kahfi”, lalu dibacakanlah Surah Al-Kahfi ayat 9
hingga 26. “Raja Tersebut bernama Dzul Qarnain”. Kemudian dibacakanlah Surah Al-
Kahfi ayat 83 hingga 101. “Adapun soal hakikat Ruh, itu urusan Allah ta’ala. Sementara
manusia tidaklah diberi pengetahuan, melainkan hanya sedikit”, kemudian
dibacakanlah Surah Al-Isra’ ayat 85.
Menawarkan Kompromi Kemusyrikan dengan Islam

Ketika Rasulullah saw sedang thawaf di Ka’bah, tokoh-tokoh Mekah diantaranya Walid bin
Mughirah, Al-Ash bin Wail, dll menawarkan agar Muhammad saw mau menyembah tuhan-
nya, dan begitupun sebaliknya secara bergantian salama 1 tahun. Lalu turun QS AL-Kafiruun.
Tekanan Paman
dan Tetangga
Berbagai tekanan dan
penganiayaan dilakukan oleh
paman beliau saw, Abu Lahab,
bibinya Ummu Jamil, juga para
tetangganya; Al-Hakam bin Abul
Ash, Uqbah bin Abu Muith, Adi
bin Hamra, Ibnu Ashda’.
Selain mereka tidak ada yang
masuk Islam kecuali Al-Hakam
bin Abul ‘Ash.
Alquran turun terkait Penganiayaan kpd Rasulullah saw
QS Al-Lahab turun untuk mengecam perilaku Abu Lahab dan istrinya. QS Al-Humazah
turun untuk mengecam perilaku Umayyah bin Khalaf yang selalu mengumpat Nab saw. QS
Al-Qalam ayat 10-13 turun untuk mengecam perilaku Akhnas bin Syariq. QS Al-Qiyamah
ayat 31-35 turun untuk mengecam perilaku Abu Jahal.
Penganiayaan kepada Para Sahabat
Utsman bin Affan, diselubungi daun kurma dan diasapi di bawahnya oleh
pamannya. Mush’ab bin Umair, tidak diberi makan dan diusir dari rumah. Bilal
bin Rabbah, ditelentangkan di padang pasir dan ditindih batu. Yasir dan
Sumayyah, disiksa dan dibunuh. Abu Fakihah,
s diikat kakinya, lalu diseret di atas
tanah. Khabab bin Al-Arats, dibelitkan tali di lehernya, ditelentangkan di tanah
dan meletakkan batu di atasnya. Zinnirah & Nahdiyyah, dipukuli berkali-kali
oleh Umar bin Khathab ketika beliau masih musyrik.
• Langkah bijak yang diambil Rasulullah
saw dalam menghadapi berbagai
Generasi Pertama
tekanan itu, beliau melarang orang-
orang Muslim menampakkan ke-
Islamannya, baik berupa perkataan
maupun perbuatan.
• Adapun tempat berkumpulnya para
sahabat yakni di tempat tinggalnya
Arqam bin Abu al-Arqam Al-
Makhzumi di atas bukit shafa, sejak
tahun 5 kenabian. Arqam masuk
Islam karena perantara Abu Bakar
Shiddiq
• Beliau tidak menemui mereka kecuali
dengan sembunyi-sembunyi. Tetapi
Rasulullah saw tetap menampakkan
dakwah dan ibadah di tengah orang-
orang musyrik.
Hikmah dan Refleksi
Dakwah Rasulullah saw serta Tantangannya
1. Ketika dakwah sudah mulai bertumbuh dan memiliki dukungan, maka selayaknya
disampaikan secara terbuka, agar lebih banyak lagi masyarakat yang
mengetahuinya.
2. Dakwah yang haq, pasti akan selalu berbenturan dengan dengan pihak penguasa.
Kenapa? Karena penguasa selalu menginginkan kekuasaannya langgeng, bertahan
lama, dan pro status quo. Sementara dakwah selalu akan menagih perubahan.
3. Sejarah akan terus berulang. Jika langkah dakwah kita sudah sesuai dengan
dakwahnya Nabi saw, maka jangan heran, jika kita akan mengalami semua hal yang
dialami Nabi Muhammad saw.
4. Setiap zaman para ada firaun-nya. Dan setiap firaun, pasti akan akan mengalami
kebinasaannya. Kehancuran dan kejatuhan rezim zalim adalah kepastian. Dan
pastikan, yang dapat mengalahkannya adalah kesahihan ide dan metode perjuangan,
ketangguhan, kesabaran dan keikhlasan para pejuangnya.

Anda mungkin juga menyukai