Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

DENGAN “ JAMU HERBAL KEARIFAN LOKAL “

DI SUSUN OLEH :

NONIK PRANADANI

PROGRAM STUDI S1-KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES HAMZAR)

LOMBOK TIMUR

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian Ibu dan anak baru lahir mencerminkan kualitas pelayanan Kesehatan
di bidang onstetric yang belum baik. Angka kematian ibu (AKI) / Aangka Kematian
Bayi (AKB) merupakan tolak ukur yang sensitive untuk melihat keberhasilann
pelayanan Kesehatan khususnya ibu dan anak.
Keselamatan dan kesejahteraan ibu dan anak secara mernyeluruh merupakan
perhatian yang paling utama bagi bidan. Kualitas manusia, ditentukan oleh keturunan.
Manusia yang sehat dilahirkann oleh ibu yang sehat. Maslah Kesehatan Bayi dimulai
sejak terjadi konsepsi bayi. Balita yang sehat akan menjadi modal utama dalam
pembentukan generasi yang kuat, berkualitas, dan produktif dimasa yang akan dating.
Ibu sebagai individu juga juga memberi kontribusi yang penting bagi Kesehatan dan
kesejahteraan keluarga dimasyarakat. Penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita
merupakan indicator keberhasilan pelayanan Kesehatan.
Seiring dengan perkembangan zaman, dunia Kesehatan pun mengalami
perkembangan dalam urusan pelayanan Kesehatan, berhubungan dengan program
MDG’S tahun 2015 yang salah satunya yaitu menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu),
dan AKB (Angka Kematian Bayi), dengan adanya program tersebut semakin banyak
tenaga Kesehatan terampil serta terlatih dan tentunya ditunjang oleh fasilitas yang
memadai demi tercapainya program tersebut. Hal itu semakin dibutuhkannya fasilitas
Kesehatan yang memadai untuk berjalannya program yang sudah dirancang. Dengan
demikian untuk pembangunan fasilitas Kesehatan yang memadai dibutuhkan dukungan
secara moril maupun materil dari pihak yang berwenang.
Klinik bersalin merupakan penyedia layanan Kesehatan yang memiliki
kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khusunya dalam meningkatkan
kesejahteraan ibu ibu dan anak. Berbekal Pendidikan S1 Pofesi Bidan, Kerjasama
dengan dokter kebidanan, pengetahuan dalam bidang management dan administrasi
yang diperoleh dari bangku kuliah, serta prinsip kewirausahaan yang dipegang teguh
akan membantu dalam pengelolaaan Klinik Bersalin ini sehingga mampu untuk
menghasilkan keuntungan yang menjanjikan.
Dilihat dari segi social maka usaha membuka klinik bersalin ini merupakan
salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yaitu tempat untuk mengaplikasikan
ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk meningkaitkan derajat Kesehatan masyarakat,
terutama Kesehatan ibu dan anak.

B. TUJUAN
1. Umum
Untuk memberikan pelayanan Kesehatan yang memadai dan mudah diojangkau
kepada masyarakat terutama ibu dan anak
a. Untuk menurunkan angka persalinan yang dibantu oleh non nakes
b. Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi didaerah tersebut
c. Untuk membantu meningkatkan kesehatan ibu dan anak
2. Khusus
1. Untuk membantu masyarakat mendapatkan pelayanan Kesehatan yang optimal
2. Untuk menerappkan ilmu yang sudah didapatkan
3. Untuk mengembangkan usaha berupan jualan jasa kepada masyarakat

C. MOTTO
“ PELAYANAN BERKUALITAS, IBU SEHAT DAN BAYI SELAMAT “.
1. Visi
Membantu ibu dan bayi mendapatkan pelayanan berkualitas, aman dan efektif
sesuai asuhan sayang ibu dan bayi
2. Misi
Memberikan pelayanan professional, berkualitas dalam era globalisasi dengan
prinsip asuhan saying ibu dan bayi
3. Aspek pemasaran
Sasaran klinik bersalin adalah ibu hamil, ibu bersalin, anak dan anak balita, serta
pasangan usia subur untuk program keluarga berencana. Layanan paling sering
dibutuhkan adalah partus atau persalinan. Ibu hamil bisa memeriksakan
kandungannya, ibu melahirkan bayinya dengan bantuan bidan, dan ibu dengan
komlikasi bisa dioperasi dengan tenaga dokter obgyn.
4. Strategi
Produk yang dipasarkan adalah berupa jasa pelayanan dibidang kebidanan yang
meliputi pelayanan pemeriksaan hamil, bersalin, nifas (setelah melahirkan), bayi,
balita, dan keluarga berencana (KB). Strategi pemasaran yang dapat dilakukan
dengan cara :

3
a. Letak klinik bersalin yang strategis sehingga mudah diketahui dan diakses
oleh masyarakat
b. Pemasangan spanduk atau baliho ditempat strategis
c. Menggunakan plastic obat yang berlabel klinik bersalin yang secara tidak
langsung dapat dilihat oleh masyarakat lain.

Sementara untuk memperkenalpkan program unggulan senam hamil


ditempuh melalui promosi Kesehatan dengan memperkenalkan senam hamil
pada ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal tentang menfaat dan
keuntungan senam hamil. Strategi yang ditempuh untuk dapat menarik perhatian
klien adalah :

a. Menjadi tenaga Kesehatan yang professional, efektif dan efisien dalam


memberikan pelayanan, ramah, cepat tanggap terhadap keadaan klient, dan
tidak membeda-bedakan pasien.
b. Meningkatkan ketrampilan agar dapat memberikan pelayanan Kesehatan
yang bermutu tinggi
c. Biaya pelayanan yang terjangkau juga merupakan salah satu strategi
pemasaran
d. Fasilitas pelayanan Kesehatan yang memadai dan keramahtamahan petugas
dalam memberikan pelayanan kepada pasien, maka akan membuat pasien
merasa nyaman dan puas dengan pelayanan yang diiberikan
e. Disediakan kotak saran tertulis jika pasien ingin menyampaikan keluhan
terkait pelayanan.

4
BAB II

ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

Klinik Pratama sudah menjadi pelayanan Kesehatan terpadu dimana dalam satu atap
sudah dilengkapi oleh pelayanan klinik rawat jalan, rumah bersalin, apotik, serta dilengkapi
oleh fasilitas USG yang berlangsung dikerjakan oleh Dokter Spesialis Radiologi.

Tempat untuk klinik bersalin terdiri dari :

a. Ruang tunggu
b. Ruang pemeriksaan ANC/PNC
c. Ruang KB dan Pemeriksaan anak
d. Ruang persalinan normal
e. Ruang rawat inap WC/Kamar mandi
f. Apotik
g. Ruang petugas
h. Ruang senam

Pelayanan Kesehatan yang tersedia meliputi :

a. Klinik Umum : Dokter (Buka 24 jam)


b. Pemeriksaan Kehamilan : Buka dari jam 08.00 - 20.00 wita
c. Keluarga Berencana (KB) : Buka dari jam 08.00 - 20.00 wita
d. Rumah Bersalin : Bidan (buka 24 jam)
e. Apotek : Buka 24 jam

Tenaga kerja

No Tenaga kerja Jumlah Pendidikan


1 Dokter SpoG 1 Orang S2
2 Bidan 4 Orang D3 Keb./S1
3 Asisten Bidan 8 Orang D3 Keb.
4 Sopir Ambulanc 1 Orang SMA

5
Perizinan :

Usaha kami memiliki perizinan sebagai berikut :

1. SIB/543-AKDIT/DINKES
2. SIPB : 123/099/SIPB/02/Dinkes
3. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
4. Memiliki Akta Notaris
5. Memiliki NPWP

Sistem pembuangan limbah

1. Limbah benda tajam


Seperti : Pipet pasteur, jarum hipodermik, pecahan gelas
2. Limbah Medis
Pengumpulan limbah medis harus menggunakan troli khusus yang tertutup. Penyimpanan
limbah medis harus sesuai dengan iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48
jam, pada musim kemarau paling lama 24 jam.
3. Limbah plastic
Cara pembuangan : dengan cara membakar atau dikubur
4. Limbah cair
Cara pembuangan : dengan cara dialirkan

Usaha untuk meminimalisasi limbah :

1. Menyeleksi bahan yang kurang mengohasilkan limbah sebelum membilasnya


2. Menggunakan sedikit mungkin bahan bahan kimia
3. Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimia
4. Menggunakan bahan yang direproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluwarsa
5. Menghabiskan bahan dari setiap kemasan

6
BAB III

ASPEK FINANSIAL ATAU PERINCIAN DANA

A. Rancangan Klinik
Dalam pembangunan klinik, saya memiliki rancangan yaitu dimana klinik rencana akan
dibangun di daerah Lombok tengah dengan nluas tanah 1 hektat. Dalam klinik juga
akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mendukung kenyamanan pasien atau
klien. Salah satunya adalah lingkungan yang sejuk dengan pepohonan dan taman
sederhana. Adapun rancangan dana yang telah saya buat untuk klinik adalah

B. Biaya Obat-obatan
Obat – obatan esensial Rp. 2.500.000,-
Obat – obatan tablet Rp. 2.000.000,-
Obat – obatan syrup Rp. 1.500.000,-
Obat – obatan salep Rp. 1.000.000,-
Obat – obatan KB Rp. 2.000.000,-
Jamu Herbal Rp. 3.000.000,-

C. Biaya peralatan tempat tidur


Tempat tidur biasa 5@x600.000,- = Rp 3.000.000,-
Bed Ginekologi 2@x1,500.000,- = Rp . 3.000.000,-
Bed Bayi 1@x300.000,- = Rp. 300.000,-
Incubator 1@x2.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
Total = Rp. 8.300.000,-

D. Biaya peralatan persalinan = Rp. 12.000.000,-


E. Biaya peralatan lain = Rp. 60.000.000,-
F. Biaya lokasi dan pembangunan = Rp. 4.000.000,-

7
BAB IV

PROGRAM PELAYAN KLINIK BERSALIN DENGAN

HERBAL KEARIFAN LOKAL

Seorang bidan yang membuka praktik mandiri/ klinik dapat disebut juga sebagai
wirausahawan. Dimana wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian menjual, mulai
menawarkan ide hinggá komoditas yakni layanan jasa. Sebagai pelaku usaha mandiri dalam
bentuk layanan jasa kesehatan dituntut untuk mengetahui dengan baik manajemen usaha. Bidan
sebagai pelaku usaha mandiri dapat berhasil baik dituntut untuk mampu sebagai manajerial dan
pelaksana usaha, di dukung pula kemampuan menyusun perencanaan berdasarkan visi yang
diimplementasikan secara strategis dan mempunyai ke mampuan personal selling yang baik
guna meraih sukses. Diharapkan bidan nantinya mampu memberikan pelayanan kesehatan
sesuai profesi dan mampu mengelola manajemen pelayanan secara profesional, serta
mempunyai jiwa entrepreneur.
Bidan sebagai pelaku usaha mandiri dapat berhasil baik dituntut untuk mampu sebagai
manajerial dan pelaksana usaha, di dukung pula kemampuan menyusun perencanaan
berdasarkan visi yang diimplementasikan secara strategis dan mempunyai ke mampuan
personal selling yang baik guna meraih sukses. Diharapkan bidan nantinya mampu
memberikan pelayanan kesehatan sesuai profesi dan mampu mengelola manajemen pelayanan
secara profesional, serta mempunyai jiwa entrepreneur. Bidan yang berwirausaha dengan cara
membuka praktek mandiri dirumahnya, seharusnya berusaha untuk mendongkrak inovasi yang
baru terhadap manajemen usaha. Dimulai dari modal yang ia punya, alat-alat kesehatan,
susunan ruangan, manajemen keuangan, dan lain-lain. Agar laba yang diharapkan dapat
terwujud tanpa mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan.
Jika ini bisa dilakukan dengan optimal akan berdampak positif pada perekonomian
nasional dan mendukung kemandirian industri obat berbahan herbal,” katanya. Edward
Basilianus juga melihat tren penggunaan bahan alam, khususnya obat tradisional di masa
pandemi covid-19 merupakan momentum emas bagi masyarakat untuk kembali mencari dan
menggunakan rempah-rempah asli Indonesia.

8
Hal ini juga menjadi peluang bagi para peneliti untuk dapat mengembangkan hasil risetnya
serta memacu para produsen untuk lebih fokus mengembangkan produk berbasis herbal,” kata
Edward Basilianus.

Ketua Umum GP Jamu, Dwi Ranny Pertiwi Zarman, mengatakan pengobatan tradisional
Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan ramuan jamu. “Jamu di Indonesia sudah ada sejak
tahun 1300 dan merupakan minuman bersejarah dengan berbagai khasiat untuk menjaga
kesehatan, bahkan menyembuhkan berbagai penyakit,” jelas Dra. Reri. Lebih jauh Dwi Ranny
mengatakan, pengobatan tradisional sudah diakui oleh WHO, badan kesehatan PBB.

WHO menunjukan kepedulian terhadap pengembangan obat tradisional dengan


mengeluarkan buku panduan Metodologi Penelitian dan Evaluasi terhadap pengobatan
tradisional. Jenis pengobatan alternatif dikelompokkan menjadi dua, yakni pengobatan

9
berdasarkan herbal dan terapi yang berdasarkan prosedur tradisional. “Yang termasuk
pengobatan alternatif herbal yaitu penggunaan bahan asli tanaman seperti bunga, buah-buahan,
akar, daun dan lain-lain dan saat ini bertambah dari sumber hewani,” tutur Dwi Ranny.

Sementara itu, Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si, menyoroti melimpahnya keanakaragaman
hayati yang dimiliki Indonesia. Indonesia, kata Reri Indriani, memiliki sekitar 30 ribu jenis
tanaman, di mana sekitar 800 di antaranya berpotensi untuk dijadikan obat herbal Kembangkan
Kearifan Lokal dalam Praktik Kebidanan

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wirausaha adalah seseorang yang berani berusaha secara mandiri dengan
mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan
produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya untuk
menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi. Untuk menjadi seorang wirausaha,
kita harus memiliki karakteristik kerja keras dan disiplin, komitmen tinggi, jujur,
kreatif dan Inovatif, mandiri dan realistis. Selain itu, masih ada beberapa
karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausaha, yaitu berani menghadapi
resiko, selalu mencari peluang, memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki
kemampuan manajerial, memiliki keterampilan personal. kewirausahaan dalam
praktek kebidanan adalah sebuah mindset dan method yang harus dikuasai seorang
Bidan sebagai wirausahawan dalam memulai dan/atau mengelola sebuah usaha
praktek profesional (Bidan Praktek Swasta maupun Klinik Bersalin) dengan
mengembangkan kegiatan kegiatan berbasis kreativitas dan inovasi yang dapat
memenuhi kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat untuk
kemajuan/keberhasilan praktek profesional kebidanannya.
Selain memberikan produk berupa jasa antenatal care (pemeriksaan
kehamilan), menolong persalinan serta pengawasan masa nifas, KB, Imunisasi,
konselor pasangan usia subur dan wanita pasca menopause atau menopause,
seorang bidan dengan ilmu yang di miliki dapat mebuka usaha baru seperti layanan
baby messege, baby spa, baby gym, kelas senam hamil dan ibu nifas, senam
prakonsepsi dan konsepsi, membuat produk makanan tambahan untuk bayi usia 6
bulan ke atas yang bergizi dan masih banyak lagi.

B. Saran
Dalam menjalankan suatu usaha, seorang bidan harus memiliki sifat
disiplin, jujur, komitmen tinggi, kreatif dan inovatif, mandiri dan ralistis.

11

Anda mungkin juga menyukai