Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PETROKIMIA

“BENSIN”

Nama : Muh.Alfath Alfatha’ir Hasanuddin


NIM : 2140156
Kelas : Ankim 1 Aksel

JUDUL

Analisis Senyawa Benzene dan Toluene dalam Bahan Bakar Pertalite secara Gas Kromatografi

TUJUAN

Untuk mengidentifikasi senyawa benzene dan toluene dalam sampel bahan bakar pertalite secara gas
kromatografi.
PRINSIP
Analisis senyawa benzene dan toluene dalam sampel bahan bakar pertalite secara gas kromatografi
dilakukan dengan cara membandingkan hasil pembacaan luas area sampel dengan standar yang sesuai
pada waktu retensi yang tepat dan juga dengan cara membandingkan hasil pembacaan luas area Benzene
atau toluene pada waktu resensi yang sesuai dengan total pembacaan luas area sampel.
BAGAN KERJA
A. Pembacaan sampel pertalite
Sampel diinjeksikan ke alat
gas kromatografi Dicatat hasil
pembacaan alat

B. Pembacaan standar (benzene dan toluene)


Standar benzene
murni diinjeksikan ke Dicatat hasil
alat gas kromatografi pembacaan alat

Standar Toluene
murni diinjeksikan ke Dicatat hasil
alat gas kromatografi pembacaan alat
DATA PENGAMATAN
A. Kondisi Alat Gas Kromatografi
Nama alat : Gas Chromatograph
Merk alat : Shimadzu
Tipe alat : GC 2010
Fase Gerak : Nitrogen
Tipe kolom : RTX-5
Fase Diam : 5-95 % Diphenyl Polysiloxane
Panjang Kolom : 30 m
Diameter dalam kolom : 0,25 mm
Detektor : FID
Suhu Injektor : 260ºC
Suhu Kolom Awal : 33ºC
Suhu kolom akhir : 260ºC
Kenaikan Suhu (rate) : 10ºC
Suhu Detektor : 280ºC
Column Flow : 0,95 mL/min
Volume Injeksi : 1 µL
B. Table Data Pengamatan

Standar benzene/toluena Sampel pertalite


Kadar %benzene/toluene
Standar Rt Area Rt Area
benzene/toluene dalam pertalite
Benzene 4,566 222792982 4,560 1746703 0,78 0,70%
Toluene 6,535 428820729 6,487 1059535 0,25 0,42%
Total luas area sampel = 249883012
PERHITUNGAN

PEMBAHASAN
Minyak bumi mengandung berbagai hidrokarbon, yaitu alkana, sikloalkana, dan senyawa aromatik,
yaitu benzena dan turunannya. Asal usul minyak bumi dan gas alam diduga dari sisa-sisa hewan dan
tumbuhan lait yang tertimbun berjuta-juta tahun lamanya didasar laut, pada batuan yang berpori. Hal ini
menunjukan bahwa minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Terbentuknya minyak bumi yang sangat lambat menyebabkan senyawa ini perlu dihemat penggunaanya
agar tidak terjadi krisis energi. Komposisi senyawa hidrokarbon pada minyak bumi tidak sama, bergantung
pada sumber penghasil minyak bumi tersebut. (Akbar, 2016)
Kromatografi gas merupakan metode pemisahan dan deteksi senyawasenyawa yang mudah
menguap dalam suatu campuran. Kegunaan umum dari kromatografi gas adalah untuk melakukan
pemisahan dinamis dan identifikasi semua jenis senyawa organik yang mudah menguap dan untuk
melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa dalam suatu campuran (Hendayana, 2006).
Senyawa benzene dan toluene diidentifikasi secara kromatografi gas yang merupakan teknik
pemisahan komponen berdasarkan perbedaan distribusi komponen dalam dua fase, yaitu fase diam dan
fase gerak. Perbedaan distribusi setiap komponen dipengaruhi oleh titik didihnya. Pemisahan akan terjadi di
dalam kolom dan akan diteruskan ke detector kemudian ditampilkan sebagai kromatogram. Senyawa
benzene dan toluene diidentifikasi dengan membandingkan waktu retensi dengan standarnya kemudian
dihitung kadarnya dengan membandingkan area sampel dengan area standar lalu dikalikan dengan
konsentrasi standar.
Hasil praktikum didapatkan data pengukuran dengan Gas kromatografi dimana luas area dengan
nilai waktu retensi yang sesuai dengan standar benzene sebesar 1746703 dan dengan standar toluene
sebesar 1059535 dengan total pembacaan luas area pada sampel sebesar 249883012 sehingga dapat
dihitung kadar persentase benzene dan toluene dalam sampel dimana persentase benzene sebesar 0,70%
dan persentase toluene sebesar 0,42%. Hal ini sesuai dengan persyaratan yang berlaku dimana untuk
benzene sesuai dengan peryaratan MSDS PT Pertamina Pertalite Tahun 2017 yaitu < 1% dan untuk toluene
sesuai persyaratan Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin (Gasoline) RON 98
yang Dipasarkan di Dalam Negeri Tahun 2018 yaitu sebesar 40,0% (v/v).
Kadar benzene dan toluene yang memenuhi persyaratan ini menunjukkan bahwa sampel pertalite
yang digunakan pada praktik ini baik untuk digunakan sebagai bahan bakar kendaraan karena kadar
benzenanya yang tidak tinggi sehingga tidak memberikan efek negative bagi Kesehatan manusia maupun
lingkungan di sekitar pemakaiannya.
KESIMPULAN
Berdasarkan penetapan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada standar benzena waktu retensinya berada pada menit ke- 4,566 dengan kadar benzena dalam
sampel Pertalite sebesar 0,70%, memenuhi persyaratan MSDS PT Pertamina Pertalite Tahun 2017
yaitu < 1%.
2. Pada standar toluena waktu retensinya berada pada menit ke 6,535 dengan kadar toluena dalam
sampel Pertalite sebesar 0,42%. Memenuhi persyaratan Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan
Bakar Minyak Jenis Bensin (Gasoline) RON 98 yang Dipasarkan di Dalam Negeri Tahun 2018 yaitu
sebesar 40,0% (v/v).
DAFTAR PUSTAKA
Hendayana, Sumar. 2006. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elekroforesis Modern. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Akbar,W.A. 2016. Pengujian Bahan Bakar Premium Dan Pertalite Pada Supra X 125 – Efi Terhadap
Performa Mesin Dan Emisi Gas Buang. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai