Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PETROKIMIA

“Zat Warna”

Nama : Muh.Alfath Alfatha’ir Hasanuddin


NIM : 2140156
Kelas : Ankim 1 Aksel

JUDUL

Penetapan Kadar Zat Warna Sintetik Carbon Black

TUJUAN
Untuk menetapkan kadar zat warna sintetik carbon black pada benang wol.

PRINSIP

Penetapan kadar zat warna sintetik carbon black pada benarng wol dengan analisis
kuantitatif dapat ditetapkan kadarnya dengan cara menimbang benang wol lalu membandingkan
antara bobot zat warna dan bobot sampel, maka kadar zat warna sintetiknya dapat diketahui.

DASAR TEORI

Zat warna adalah senyawa organik berwarna yang digunakan untuk memberi warna
suatu objek atau suatu kain. Saat ini terdapat banyak sekali senyawa organik berwarna, namun
hanya beberapa saja yang sesuai untuk zat warna. Pada umumnya zat warna digunakan
sebagai zat pewarna makanan yang dimana dapat bersumber dari zat pewarna alami dan zat
pewarna sintesis. Wol adalah serat yang diperoleh dari rambut atau bulu hewan dari keluarga
Caprinae, terutama biri-biri atau domba dan kambing.

Karbon aktif merupakan suatu bahan yang mengandung karbon amorf yang memiliki
permukaan dalam (internal surface) sehingga memiliki daya serap tinggi (Purnomo, 2010).
Selain fungsinya sebagai adsorben, karbon aktif juga dapat digunakan dalam dunia pengobatan
sebagai norit (obat diare). Di samping itu, karbon aktif juga memiliki kelebihan lain yakni mudah
untuk dibuat, sebab proses pembuatannya termasuk proses yang cukup sederhana. Kualitas
karbon aktif dapat dinilai berdasarkan persyaratan (SNI) 06-3730- 1995.

Carbon black adalah unsur karbon yang diproduksi dengan pembakaran parsial atau
pirolisis terkontrol dari hidrokarbon. Dalam pembuatannya, terdapat beberapa proses yang
dikembangkan, diantaranya oil-furnace, lampblack, thermal black, acetylene black, dan chanel
black. Proses karbonisasi merupakan proses pembakaran yang akan mengubah suatu material
menjadi karbon. Pembakaran adalah reaksi cepat suatu senyawa dengan senyawa oksigen
dengan disertai pembebasan kalor (panas) dan cahaya. Namun pada pembentukan karbon
proses karbonisasi yang digunakan adalah pembakaran tak sempurna. Pembakaran tak
sempurna adalah proses pembakaran dengan persediaan oksigen terbatas yang akan
menghasilkan CO atau karbon dalam bentuk arang atau jelaga (Fessenden & Fessenden
1982).

CARA KERJA

1. Dipotong benang wool sepanjang 20 cm, dicuci dengan n-heksana, dikeringkan dalam
oven, dinginkan dalam desikator, kemudian timbang sebagai nilai (a)
2. Ditimbang contoh sebanyak 50 g, kemudian dilarutkan dengan KHSO4 encer sebanyak
30-50 ml
3. Dimasukkan benang wool kedalam larutan, kemudian dididihkan selama 30 menit
4. Diangkat benang wool, kemudian dicuci dengan air panas
5. Dikeringkan dan ditimbang kembali sebagai nilai (b)
6. Dihitung selisih penimbangan antara nilai b dan a sebagai kadar zat warna

DATA PENGAMATAN
Bobot benang wool Bobot benang wool
Bobot contoh
(sebelum perlakuan (a)) (setelah perlakuan (b))
Simplo 50,2034 g 48,3856 g 49,0167 g
Duplo 50,1798 g 48,3229 g 48,9845 g
PERHITUNGAN

PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini digunakan media penyerapan berupa benang woll untuk menguji
kandungan carbon black dalam pewarna tektil tersebut mengunakan metode gravimetri. Analisis
gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau suatu senyawa tertentu.
Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang
menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan
beberapa cara seperti: metode pengendapan, metode penguapan, atau berbagai metode
lainnya. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen
dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.

Sampel mula-mula dicuci dengan menggunakan n-heksana yang mana larutan tersebut
berfungsi untuk menghilangkan zat pengotor yang terdapat pada benang wol, pada tahap ini
n-heksana yang bersifat non polar dapat melarutkan zat yang juga dapat dilarutkan oleh KHSO4
tetapi n-heksana tidak dapat melarutkan zat warna carbon black, sehingga digunakan n-
heksana sebagai larutan pencuci. Setelah sampel dicuci dengan n-heksana dan dikeringkan,
barulah sampel dapat ditimbang sebagai bobot benang wol dengan zat warna(a). setelah bobot
awal diketahui maka sampel dapat melalui tahap selanjutnya yang mana zat warna pada sampel
dilarutkan menggunakan KHSO4, dan kemudian dicuci dengan menggunakan air panas untuk
memastikan bahwa tidak ada zat warna ataupun zat KHSO4 yang masih tertinggal pada benang
wol. Kemudian ditimbang bobot akhir sebagai bobot benang wol tanpa zat warna(b).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penetapan dapat disimpulkan bahwa kadar zat warna carbon black pada
benang wol sebesar 1,29%.
DAFTAR PUSTAKA
• https://id.scribd.com/doc/45938778/Zat-Warna-Adalah-Senyawa-Organik-Berwarna-
Yang-Digunakan-Untuk-Memberi-Warna-Suatu-Objek-Atau-Suatu-Kain#download
oleh Mustaqim Taqim (diakses 18 November 2021)
• Purnomo SE. 2010. Pembuatan Arang Aktif Dari Kulit Biji Kopi dan Aplikasinya Sebagai
Adsorben Zat Warna Methylene Blue (Kation dan Naphthol Yellow (Anion)). Skripsi. Yogyakarta
: UIN Sunan Kalijaga.
• Fessenden RJ & Fessenden JS. 1982. Kimia Organik. Diterjemahkan oleh Pudjaatmakan,
A.H. Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai