Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN PSIKOLOGI SIGMUND FREUD DALAN NOVEL

LITTLE SECRET KARYA FIDRIWIDA

Andi Nurul Fitriyani

1951140013

Bahasa dan Sastra Indonesia

Univesitas Negeri Makassar

Email: nurulfity010@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seperti apa id, ego dan superego pada
tokoh utama dalam novel Little Secret karya Fidriwida. Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini ialah dengan penelitian kualitatif deskriptif dengan. Teknik pengumpulan data pada
novel dengan teknik baca dan catat. Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan tokoh utam
dalam novel dilakukan dengan cara mendeskripsikan teks- teks yang menyangkut tokoh dalam
novel. Dan teknik yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah analisis
isi dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra teori dari Sigmund Freud sebagai alat
untuk menganalisa. Dan hasil yang didaptkan dalam penelitian ini bahwa melalui pendekatan
psikologi Freud, kita dapat melihat bagaimana sebenarnya id, ego dan superego dari tokoh yang
ditampilkan dalam sebuah karya sastra. Seperti yang terlihat dalam tokoh Kanaya. Dikarenakan
id dan ego Kanya akan anak dari Kayla sehingga superego nya melakukan tindakan yang
sebenarnya tiak selaras atau superego dari Kayla tidak dapat menahan id dan ego nya yang
mengakibatkan Kanaya harus tinggal bersama Fabian

Kata kunci: sastra, psikologi sastra, psikologi Freud

PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan salah satu bentuk pengungkapan hidup manusia. Seperti yang
dikatakan oleh Hardjana bahwa karya sastra ialah pengungkapan baku dari apa yang telah
disaksikan, diilhami, dan dirasakan seseorang mengenai segi-segi kehidupan yang menarik minat
secara langsung dan kuat, pada hakikatnya suatu pengungkapan kehidupan manusia melalui
bentuk bahasa (Asteka, 2018). Dan untuk mengetahui seperti apa bentuk pengungkapan manusia
dalam suatu karya sastra, kita dapat mengkaitkannya dengan psikologi. Karena menurut
Endraswara, Ilmu sastra dan ilmu psikologi memiliki titik singgung yang sama, yakni tentang
kejiwaan manusia. Namun, penyelidikan tentang kejiwaan manusia pada karya sastra lebih
sebagai ciptaan imajinasi, sementara pada ilmu psikologi mengarah pada kejiawaan manusia
sebagai ciptaan Ilahi secara riil (Kurniawan, 2020).

Dan dalam menelaah suatu karya psikologis hal yang perlu dipahami adalah sejauh mana
keterlibatan psikologi pengarang dan kemampuan pengarang menampilkan para tokoh rekaan
yang terlibat dengan masalah kejiwaan (Setyorini, 2017). Siswantoro mengemukakan psikologi
sastra mempelajari fenomena kejiwaan tertentu yang dialami oleh tokoh utama dalam karya
sastra ketika merespon atau bereaksi terhadap diri dan lingkunganya dengan demikian gejala
kejiwaan dapat diungkap melalui prilaku tokoh dalam sebuah karya sastra (Wayan et al., 2019).

Menurut Ratna tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang
terkandung dalam karya sastra. Meskipun demikian, bukan berati bahwa analisis psikologis
sastra sama sekali terlepas dari kebutuhan masyarakat sesuai dengan hakikat karya sastra
memberikan pemahaman kepada masyarakat secara tidak langsung melalui pemahaman tokoh-
tokohnya (Setyorini, 2017). Dalam tulisan ini penulis menggunakan teori psikologi Freud dalam
mengidentifikasi kepribadian tokoh dalam novel yang berjudul Litte Secret karya Fidriwida.
Dalam konsep analisis psikologi Sigmund Freud, manusia diyakini mempunyai semacam energi
yang mendorongnya untuk bertingkah laku. Tingkah laku ini bersifat dinamis sesuai kondisi
yang tengah terjadi (Wijaya dan Darmawan, dalam (Rahman, 2021). Energy atau susunan
kepribadian manusia yang dimaksud ialah Id, Ego, dan Superego.

Das Es atau Id, merupakan aspek biologis dan sebagai lapisan kejiwaan yang paling
dasar. Id berisiskan hal-hal yang dibawa sejak lahir, yaitu naluri-naluri bawaan (seksual dan
agresif), termasuk keinginan-keinginan yang direpresi. Id berfungsi untuk mencapai kepuasan
bagi keinginan nalurinya sesuai prinsip kesenangan. Oleh karenanya Id tidak mengenal hukum
akal dan Id tidak memiliki nilai estetika atau akhlak. Hanya ada dua kemungkinan bagi proses Id,
yaitu berusaha memuaskan keinginan atau menyerahkan kepada pengaruh ego. Das Ich atau
Ego, merupakan aspek psikologi dari kepribadian yang timbul karena kebutuhan untuk
berhubungan dengan dunia kenyataan (realita). Ego mempergunakan energi psikis yang dikuasai
untuk mengintegrasikan ketiga aspek kepribadian, agar timbul keselarasan batin sehingga
hubungan antara pribadi dengan dunia luar dapat mempergunakan energi psikis secara baik maka
akan timbul konflik internal atau konflik batin yang diekspresikan dalam bentuk tingkah laku
yang pathlogis dan abnormal. Das Ueber Ich atau The Superego, merupakan aspek psikologi
kepribadian yang fungsi pokoknya menentukan benar salahnya atau susila tidaknya sesuatu.
Dengan demikian, pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat. Yang merupakan
system kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluative
(menyangkut baik-buruk) yang diajarkan dengan perintah dan larangan yang dilakukan dengan
norma-norma agama. Superego cenderung menentang baik Id maupun Ego, dan membuat dunia
menurut konsepsi yang ideal.
METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan data berupa paragraph
yang terdapat dalam novel. Metode yang digunakan adalah metode kepustakaan, yaitu
mengumpulkan data dengan membaca buku-buku ataupun artikel yang relevan dengan
penelitian ini. Sumber data yang digunakan adalah novel Little Secret dan buku-buku ataupun
artikel yang mengacu pada penelitian. Teknik pengumpulan data pada novel dengan teknik baca
dan catat. Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan tokoh utam dalam novel dilakukan
dengan cara mendeskripsikan teks- teks yang menyangkut tokoh dalam novel. Dan teknik yang
digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi dengan menggunakan
pendekatan psikologi sastra teori dari Sigmund Freud sebagai alat untuk menganalisa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam sebuah karya sastra setiap tokoh yang ditampilkan pastilah memiliki sebuah
kepribadian atau konflik batin. Begitupun pada tokoh Kanaya dalam novel Little Secret. Dan
berikut adalah hasil analisis kepribadian atau konflik batin yang dialami tokoh Kanaya dengan
menggunakan pendekatan psikologi Sigmund Freud.

1. Das Es atau Id,

Kanaya tersentak saat sesuatu terlintas di benaknya. Tidak, ia tidak kehilangan semua
keluarganya. Ia masih mempunyai seorang keluarga. Putri Kayla. Ya Tuhan, bagaimana
mungkin ia bisa melupakanya? Kanaya mendesah pelan. Rupanya, shock alibat
kepergian kayla yang begitu tiba-tiba telag menguburkan otaknya,….. (hal 9)

Seperti yang kita Id berisiskan hal-hal yang dibawa sejak lahir, yaitu naluri-naluri bawaan
(seksual dan agresif), termasuk keinginan-keinginan yang direpresi.

Putri Kayla masih terlalu kecil. Masih membutuhkan perhatian khusus. Dan, ia tak yakin
Febian sanggup melakukannya. Yah, apa sih yang diketahui oleh seorang lelaki soal
mengurus anak? Apalagi ini adalah anak pertaman Febian. …………. Mungkinkah ibu
Febian bersedia tinggal dalam jangka waktu yang lama di Indonesia demi cucunya?
Syukurlah kalau begitu. Tetapi, bagaimna akalau tidak? Menyewa babysister? Kanaya
mendengus pelan. Ia tidak terlalu percaya kepada babysister…….Kanaya
menghempaskan punggung pada sandarac kursi. Apa yang harus dilakukannya
sekarang. (hal 9-10)

Dapat disimpulkan id dari Kanaya terlihat ketika ia kehilangan adiknya Kayla. Sehingga
membuat Kanaya akan apa yang harus ia lakukan demi memenuhi id nya, yaitu keluarga satu-
satunya, putri Kayla.
2. Das Ich atau Ego

“Mar, menurut kamu, apa aku bisa mengambil hak asih putri Kayla?” Kanaya
mengaduk-adukk makanan di piringanya tanpa semangat.

Pertanyaan Kanaya yang di luar dugaan, mengejutkan Damar sekali lagi. Perlahan, ia
menggelengakan kepala. “Di mata hokum, Febian punya hak penuh atas putri Kay,
Nay,” ujarnya penuh penyesalan. (hal 17)

Ego mempergunakan energi psikis yang dikuasai untuk mengintegrasikan ketiga aspek
kepribadian, agar timbul keselarasan batin sehingga hubungan antara pribadi dengan dunia luar
dapat mempergunakan energi psikis secara baik maka akan timbul konflik internal atau konflik
batin yang diekspresikan dalam bentuk tingkah laku yang pathlogis dan abnormal. Dan ini
terlihat ketika Kanaya mempertanyakan tentang hak asuh putri Kayla.

“Apa nggak ada sedikir celahpun bagiku untuk mendapatkan hak asuh anak itu?”

“ada, kalau kamu bisa membuktikan bahwa Febian telah menelantarkan anak itu, atau
membahayakana anak itu.” Damar menatap Kanya dengan ekspresi aneh. “Tapi, kenapa
kamu begitu menginginkan hak asuh anak itu?”

“Karena dia satu-satunya keluargaku yang tersisa, Mar.” (hal 17)

Dapat disimpulkan karena dorongan id Kanya akan keluarganya, sehingga memunculkan ego
Kanaya untuk mendaptkan hak asuh putri Kayla karena dia merupakan satu-satunya keluarga
Kanaya yang tersisa.

3. Das Ueber Ich atau The Superego

Kedatanganku bukan unuk beramah tamah, Fab,” tukas Kanaya.

Fabian menghela nafas berat. “Baiklah.” Ia menutupi rasa kecewanya dengan


menangkup kedua tangan di atas meja, dan memasang wajah serius. “jadi, ada yang bisa
aku lakukan untukmu?” tanyanya tanpa basa basi.

“Ada.” Kanaya menyingkapkan poni dengan jemarinya. Gerakan sambil lau yang
anggun, yang selalu disukai Fabian. “Aku pengin tahu mengenai perkembangan bayi
Kay.” (hal 22)

Dikarenakan oleh dorongan id dan ego Kanaya akan putri Kayla, Kanaya pun mendatangi Fabian
untuk mendengar kabar anak Kayla.

“Kamu boleh mengasuh bayi itu, dengan satu syarat—“ …….

Alis Kanya terangkat lebih tinggi dari sebelumnya. “Syarat apa?”


“kamu tinggal di rumahku,” ujar Fabian cepat, berharap Kanya tidak menangkap
kegugupan dalam suaranya.

Selama beberapa saat, kanaya hanya mapu memandangi Fabian dengan mulut
menganga dan mata nanar. “Kamu gila.” Hanya itu kata terakhir yang terlontar dari
bibirnya.

……..

“Aku,” Kanya membasahi bibirnya, “Aku sudah membuat keputusan.”

“Keputusan apa?”

“Aku akan meneriman syarat yang diajukan Fabian.”

Hening.

….”jangan lakukan itu, Nay,” ucapnya penuh permohonana. “Please.”

“Aku juga nggak pengin melakukanya, Mar. tapi, apa aku punya pilihan? Putri
membutuhkan aku.”

“Tapi tinggal bersama Fabian?” Damar meletakkan piring di atas coffee table. “itu
nggak masuk akal, Nay.”

“Cuma itu solusi yang aku punya, Mar. aku nggak pengin kejadian tadi malam terulang
lagi. Aku nggak mau lagi naik taksi di tengah malam buta sambli ketakutan----
mengahwatirkan Putri, dan keselamatanku sendir.” (hal 67)

Dapat disimpulkan dikarenakan oleh dorongan id dan ego Kanaya akan putri Kayla, sehingga
superego Kanaya pun mengiyakan syarat dari Fabian untuk tinggal bersma, walaupun dia tau
bahwa hal tersebut bukanlah hal yang baik. Tetapi karna keinginan Kanaya dan kekhawatiran
Kanaya akan putri Kayla sehingga superego Kanaya mengiyakan syarat Fabian.

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sastra merupakan memanglah bentuk
pengungkapan perilaku manusia. Dan salah satu alat untuk mengungkapkannya dengan melihat
bagiamanakah id, ego dan superego dari tokoh yang ditampilkan dalam sebuah karya sastra.
seperti yang terlihat dalam tokoh Kanaya. Dikarenakan id dan ego Kanya akan anak dari Kayla
sehingga superego nya melakukan tindakan yang sebenarnya tiak selaras atau superego dari
Kayla tidak dapat menahan id dan ego nya yang mengakibatkan Kanaya harus tinggal bersama
Fabian.
DAFTAR PUSTAKA

Asteka, P. (2018). KAJIAN PSIKOLOGI SIGMUND FREUD DALAM NOVEL SETETES


EMBUN CINTA NIYALA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Bahtera
Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa Dan Sastra Indonesia , 3(1), 8–12.
https://doi.org/10.31943/BI.V3I1.22
Fidriwida. (2014). Little Secret. Jentera Pustaka. Tangerang Selatan.
Kurniawan, E. D. (2020). Perilaku Seks Tokoh Stella Dalam Diary Pramugari 2Karya Agung
Webe: Analisis Psikologi Sastra Freudian. Aksara. http://eprints.uty.ac.id/6387/1/321-
Article Text-1217-2-10-20200915 %281%29.pdf
Rahman, F. (2021). Psikologi Tokoh dalam Novel Pulang Karya Leila S. Chudori (Kajian
Psikoanalisis Sigmund Freud). Imajeri: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,
3(2), 176–194. https://doi.org/10.22236/IMAJERI.V3I2.6718
Setyorini, R. (2017). ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH MARNI KAJIAN PSIKOLOGI
SIGMUND FREUD DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI. Kajian
Linguistik Dan Sastra, 2(1), 12–24. https://doi.org/10.23917/KLS.V2I1.5348
Wayan, I., Pradnyana, G., Artawan, G., & Sutama, I. M. (2019). Psikologi Tokoh dalam Novel
Suti Karya Sapardi Djoko Damono : Analisis Psikologi Sastra. Jurnal Imiah Pendidikan
Dan Pembelajaran, 3(3), 339–347. https://doi.org/10.23887/JIPP.V3I3.21844

Anda mungkin juga menyukai