Siti Anisya
1951141026
Email : siti.anisya2019@gmail.com
Abstrak:
Sebuah Karya Sastra tercipta bukan karena adanya kekosongan budaya, melainkan karya
sastra tercipta karena adanya pengaruh dari luar karya sastra tersebut sehingga menghasilkan karya
yang berkualitas. Novel sebagai salah satu karya sastra tidak lepas dari hal tersebut. Dalam
penciptaan sebuah Novel sebagian Novel menggunakan data-data yang faktual dalam proses
penciptaannya misalnya saja nama tokoh, setting, rangkain perstiwa dan lain-lain, sehingga dapat
membuat pembaca terkecoh apakah cerita tersebut benar-benar nyata atau hanya merupakan cerita
fiksi belaka. Adapun Novel yang berjudul “Chofidah dan Covid 19” Karya Nur Janah Al Sharafi
yang menceritakan pengalaman seseorang dalam melewati hari-harinya dengan dikelilingi oleh
penyakit (virus) yang amat berbahaya bahkan dapat tertular lewat udara saja serta dapat merenggut
nyawa seseorang dengan begitu cepatnya. Banyaknya data yang hampir mirip dengan keadaan
realitas yang dapat dibuktikan kebenarannya, membuat penulis tertarik untuk mengungkap
kandungan fakta yang terdapat dalam Novel tersebut. Berangkat dari tujuan penelitian yang telah
dirumuskan tersebut, maka metode yang tepat untuk meyelesaikan penelitian ini adalah metode
Penelitian Kualitatif dengan cara analisis deskriptif, Alasan penulis menggunakan metode tersebut
karena penulis berupaya membuktikaan adanya keadan realitas faktual yang terdapat dalam Novel
yang akan dianalisis, pengumpualan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik telaah
pustaka dan teknik dokumentasi. Penulis menggunakan teknik dokumentasi ini dengan cara
membaca sumber data berupa novel dengan tujuan mengidentifikasi data sesuai dengan teori yang
digunakan, teori yang digunakan dalam menganalisis Novel tersebut yang akan dibuktikan
kebenarannya bahwa sebuah cerita fiksi tercipta karena adanya pengaruh dari luar karya sastra
tersebut yaitu dengan menggunakan Teori pendekatan Mimetik.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
metode Kualitatif dengan cara analisis deskriptif, Alasan penulis menggunakan
metode tersebut karena penulis berupaya membuktikaan adanya keadan realitas
factual yang terdapat dalam Novel yang akan dianalisis. Sumber data dalam
penelitian ini adalah Novel “Chofidah dan Covid 19” Karya Nur Janah Al Sharafi.
Jenis data penelitian adalah data tertulis. Data tertulis tersebut berupa teks (dialog,
kata, frasa, dan kalimat) yang mengindikasikan fenomena kehidupan yang
terdapat dalam Novel.
Jenis metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi, tepatnya dokumentasi pustaka. Berdasarkan pendapat Sunarto
(2001) dalam (Kiptiyah Mariyatul, 2015:12-22) ada beberapa bentuk
dokumen/catatan tertulis, misalnya biografi, otobiografi seseorang, catatan harian,
surat-surat, gambar-gambar, dan/atau karya seni yang memiliki ikatan dengan
topik yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, dokumen yang dimaksud adalah
dokumen berupa karya seni, yakni Novel “Chofidah dan Covid 19” Karya Nur
Janah Al Sharafi. Langkah-langkah pengumpulan data dengan metode
dokumentasi adalah sebagai berikut: membaca teks secara saksama, menandai
data, dan menyalin data ke dalam tabulasi data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan mengumpulkan data-data realitas
factual yang ada dilingukngan masyarakat sekitar dalam Novel “Chofidah dan
Covid 19” Karya Nur Janah Al Sharafi dapat ditemukan suatu unsur atau kutipan
yang dianggap sangat berhubungan dengan kehidupan nyata. Hal tersebut dapat
dilihat dalam kutipan berikut ini.
NO Kalimat Dalam Mimetik (Realitas yang ditiru
Novel dalam Novel)
1 “Sejak kecil hingga aku menikah, Dalam hubungannya dengan
punya anak bahkan cucu tetap saja kehidupan nyata memang benar
orang memanggilku dengan nama Chofid sebelum adanya
panggilan Chofid, nak Chofid, dik Pandemi Covid 19 tidak ada makna
Chofid, kak Chofid, mbak Chofid, ganda di dalamnya, tidak ada arti
tante Chofid, bunda Chofid, ibu keramat di dalamnya dan tidak ada
Chofid, Sis Chofid, Bulik Chofid, arti yang menakutkan dari kata
Bude Chofid, Nyakwa Chofid, Chofid tersebut, Namun ketika virus
Uwak Chofid, Oma Chofid, jiddah Covid 19 merebak hingga hampir
Chofid, Eyang Chofid atau entah ke pelosok dunia, kata Covid
apalagi. Jelasnya di ujung panggilan seakan-akan kata yang paling
tersebut tetap ada tertulis maupun menakutkan di bumi ini, pasalnya
terucap...... Arti nama Chofid. kata tersebut merupakan nama salah
barangkali tidak mengapa, karena satu virus yang paling berbahaya
nama Chofid tetaplah Chofid . dan mematikan di bumi ini, sudah
Tanpa ada makna ganda, apalagi ada puluhan juta bahkan ratusan
makna yang menyeramkan terkait juta korban dari Virus Covid ini.
dengan kata-kata keramat pilihan
kedua orangtuaku. Namun
segalanya berubah ketika sosok itu
hadir, sosok misterius yang bernama
virus Covid-19”
2 “Kupikir si Covid-19 yang dari Selanjutnya realitas tercermin
Wuhan itu tak akan datang ke dalam kehidupan yang dialami oleh
negriku , Nusantara. Pelan namun Chofid ini adalah pada awalanya
pasti ia makin mendekat hingga ia Covid 19 yang berasal dari Wuhan
memasuki pintu gerbang kota dengan begitu cepat merebak ke
tempat tinggalku, Kutaraja. seluruh pelosok negeri, tetapi beda
Melakukan pemeriksaan ketat di halnya dengan Negara Indonesia
perbatasan hingga memberlakukan yang pada awalnya tidak ada sama
jam malam pernah dilakukan di sekali warganya yang terjangkit
kawasan kota tempat tinggalku itu. virus Covid, hingga dikabarkan
Namun entahlah, makin lama virus bahwa Indonesia kebal terhadap
itu makin ingin eksis dan mencari Virus, namun pada akhirnya pelan-
panggung di hampir setiap sudut pelan Virus itupun merebak hingga
negri.” hampir di seluruh penjuru kota di
Indonesia dan memakan banyak
korban, dengan banyaknya korban
yang berjatuhan, maka pemerintah
pun semakin memperketat
pemeriksaan kesehatan (Swab) agar
dapat memutus rantai penyebaran
covid 19.”
4 “Akhirnya aku dan abang tes swab, Dari kutipan tersebut realitas yang
meski sedikit sakit rongga hidung tercermin di dalamnya yaitu, dalam
kami namun kami yakin ini adalah melakukan Tes Swab, hal yang
nyala lilin yang mesti kuhidupkan dilakukan oleh Dokter adalah
agar lebih jelas dan gamblang apa memberikan alat tes kesehatan yang
sebenarnya yang terjadi.” dimasukkan ke dalam rongga
hidung, untuk mendapatkan DNA
yang diingikan, dari pemeriksaan
tersebut jelaslah akan terasa sakit
jika alat tersebut hingga membentur
rongga hidung, tetapi tak masalah
semua itu untuk kebaikan diri
sendiri.
5 “Aku sendiri merasa baik-baik saja, Dalam kehidupan nyata banyak
meski kemudian daya penciumanku orang yang merasa dirinya baik-
menurun tajam. Kupikir ini hanya baik saja, hanya memiliki penyakit
akibat demamku beberapa hari yang demam, pilek dan batuk biasa, yang
lalu yang dibarengi dengan pilek menurutunya itu hanya penyakit
dan batuk kecil. Penyakit yang biasa musiman, terkadang mereka
kualami, buatku yang mempunyai memikirkan hal tersebut perkara
riwayat alergi.” kecil yang sering terjadi pada
seseorang namun nyatanya itu
“Tetiba masuk pesan yang tak biasa merupakan penyakit yang paling
di ponselku. Pesan dari berbahaya dan mematikan jika imun
Laboratorium, tepatnya hasil tes dalam tubuh tidak mampu melawan
Swab. Abang negatif dan aku virus tersebut.
positif. Aku bahagia orang yang
kucintai bebas dari virus itu, namun
aku juga duka karena aku Chofidah
telah disusupi oleh Covid-19 secara
tak terduga. Air mataku meleleh,
ponselku basah bajuku juga basah.
Tak terasa sekian hari aku merawat
abang yang sakit , ternyata aku juga
sakit . Sakitku sakit misteri, misteri
virus yang tetap saja menyimpan
baying-bayang teka-teki.”
6 “Aku dan abang berpisah kamar, Realitas yang tercermin dari kutipan
berpisah piring dan gelas, bermasker tersebut yaitu ditengah merebaknya
di rumah dan duduk jauh berjarak. virus Covid 19 ini, seseorang yang
Tubuhku dan abang terpisah jarak, terjangkit virus harus menjaga jarak
meski jiwa kami meronta dan dengan orang-orang yang ada
menolaknya. Sekedar mengirim disekitarnya, pasalnya virus ini
pesan cukup membuat dahagaku amat mudah dalam penyebarannya,
terobati ("abang aku kangen" dan bukan hanya jaga jarak tetapi,
terbalas "dik Chofid, abang juga makanan, alat makan, tempat tidur,
kangen"). Hal itu membuat hatiku dan lain-lain harus terpisah dengan
berbunga-bunga, bunga hatiku orang-orang yang ada disekitar agar
merekah merah dan cerah. Bahkan virus ini tidak merebak.
rona bunga bahagia itu membersit di
pipiku tanda bahagia.”
7 “Namaku Chofidah, jurus pertama Dan yang terakhir, dalam dunia
yang kuambil adalah jurus ikhlas nyata seseorang yang terpapar virus
dan tawakal kepada Allah swt. Covid 19 ini hanya bisa Tawakal
Setiap titik taqdir adalah sebuah dan Ikhlas kepada Allah karena
keniscayaan, ia tidak hadir begitu sesungguhnya Allah sudah
saja melainkan telah termaktub di menetapkan takdir masing-masing
Lauhul Mahfudz. Ikhlas hamba hambanya, tidak ada yang tidak
menerima setiap taqdirMu, begitu mungkin baginya, tidak ada yang
tekadku dalam hati. Keikhlasan ini mustahil baginya, mungkin saja ada
justru berbuah manis, karena setiap hikmah yang Allah berikan dibalik
detik ketika tubuh dan jiwaku cobaan yang diberikannya, agar
menyambut tamu yang bernama hambanya selalu mengingat
Covid-19 ini justru menghasilkan kepadaya, dan sebuah keikhlasan
enegi positif.” hati, jiwa dan pikiran akan
membawa energy positif untuk diri
seseorang, dan hati, jiwa serta
pikiran yang positif akan
menumbuhkan imun tubuh yang
lebih baik yang dapat melawan
Virus, dan membuat seseorang
terlepas dari Virus tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini
yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Novel yang berjudul “Chofidah dan Chovid 19” menceritakan pengalaman
seseorang dalam melewati hari-harinya dengan dikelilingi oleh penyakit
(virus) yang amat berbahaya bahkan dapat tertular lewat udara saja serta
dapat merenggut nyawa seseorang dengan begitu cepatnya.
2. Dalam Novel tersebut hampir secara keseluruhan isinya merupakan tiruan
dari realitas factual yang terjadi di dunia nyata, hal tersebut dapat dilihat
dari table pada bab sebelumnya, yang menyajikan sebanyak 7 poin realitas
yang diangkat dalam sebuah Novel.
3. Dari hasi penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa seorang penulis
fiksi karya sastra tidak terlepas dari unsur luar karya sastra tersebut dalam
pembangunan / pembuatan ceritanya, entah itu penulis mengangkat cerita
kehidupan sendiri maupun mengangkat kisah seseorang untuk dijadikan
sebuah karya sastra.
4. Dalam pembuatan fiksi karya sastra, walaupun sebuah karya sastra
merupakan tiruan dari kisah nyata yang telah terjadi tetapi karya sastra
tersebut juga tidak terlepas dari polesan-polesan penulis agar sebuah karya
sastra lebih berkualitas dan agar terkesan tidak terlalu meniru keadaan
realitas factual yang terjadi di dunia nyata.
Daftar Pustaka
Lubis, F.W. 2018. Analisis Diskriminasi pada Novel “Amelia” Karya Tere-liye.
Journal Of Science and Social Research. Vol 1(1). Hal. 53-59. Diunduh
pada tanggal 17 November 2021.
Rahayu, Ira. 2014. Analisis Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer dengan
Pendekatan Mimetik. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Vol 1(1). Hal. 44-59. Diunduh pada tanggal 17 November 2021.
Sefia, A.Y. Aji Septiaji. 2018. Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono :
Kritik Sastra Mimetik. Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan
Indonesia. Vol 2(1). Hal. 1-5. Diunduh pada tanggal 17 November 2021.
Wahyono, Hari. 2015. Variasi Tindak Tutur dalam Novel “Tergoda” Karya Dewi
Anggraeni. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaranya. Vol 11(2), Hal. 1-9.
Diunduh pada tanggal 17 November 2021.