Anda di halaman 1dari 17

PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MELALUI ONLINE

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Pembelajaran Aqidah Akhlak”

Dosen Pengampu :
Agus Dwi Santosa, M.Pd.I

Disusun oleh :
Kelompok 08
Sulih Karuniawati 932108819
Binti Khoirun Nisak 932110019
Mochammad Arief Ilyasa 932111019
Mohamad Ferdya Firmansyah 932112019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2021
KATA PENGANTAR

Dengan ucapan puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
Pembelajaran Aqidah Akhlak dengan judul “Pembelajaran Aqidah Akhlak Online”
dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun dengan cara mencari sumber dari berbagai pihak yang
sesuai dengan judul guna memperlancar pembuatan makalah. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan,
baik dari segi susunan kata maupun ketatabahasaannya. Oleh karena itu dengan
penuh kesadaran, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sebagai
perbaikan dalam makalah ini, agar penulis dapat menyempurnakan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis.

Kediri, 10 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................2

A. Latar Belakang....................................................................................2
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN..........................................................................4
A. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak melalui online...................4
B. Karakteristik Pembelajaran Aqidah Akhlak melalui online...............5
C. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak melalui online.........................8
D. Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak melalui online.........10

BAB III : PENUTUP ...............................................................................14

Kesimpulan ...............................................................................................14

Saran ..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar saat ini tengah mengalami hambatan akibat
dari penyebaran virus covid-19. Akibatnya pemerintah mengeluarkan Surat
Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
dalam masa darurat penyebaran virus, Mendikbud menghimbau kepada semua

ii
lembaga pendidikan untuk melakukan pembelajaran dengan cara daring/jarak
jauh. Dengan adanya himbauan tersebut membuat semua lembaga pendidikan
mengganti metode pembelajarannya yang semula lebih banyak dilakukan
secara tatap muka sekarang diganti menjadi pembelajaran secara
online/daring.
Keadaan ini tentu akan berdampak pada kualitas pembelajaran, proses
belajar yang semula dilakukan secara tatap muka sekarang harus belajar
dalam ruang dan waktu yang terbatas. Guru dituntut untuk mampu
menyampaikan materi dengan baik yang mudah untuk dipahami para siswa
serta menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan agar
siswa dalam mengikuti pembelajaran online dapat memahami materi yang
disampaikan oleh guru sehingga terwujudnya tujuan pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi
belajar dari siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Emda bahwa proses
pembelajaran akan mencapai keberhasilan jika siswa memiliki motivasi
belajar yang baik.
Mata pelajaran aqidah akhlak, selain mempelajari berbagai kriteria dan
berbagai macam akhlak buruk yang harus dihindari, juga dipelajari tentang
berbagai macam akhlak baik yang harus ditanamakan dalam diri siswa,
dihayati dalam hati, dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
menjadi insan yag paripurna. Percaya dan yakin kepada kehendak Allah SWT
yang diaplikasikan dengan selalau berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak melalui online ?
2. Bagaimana Karakteristik Pembelajaran Aqidah Akhlak melalui online?
3. Apa Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak melalui online ?
4. Bagaimana Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak melalui online?
C. Tujuan

i
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran aqidah akhlak melalui online.
2. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran aqidah akhlak melalui
online.
3. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran aqidah akhlak melalui online.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup pembelajaran aqidah akhlak melalui
online.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak melalui online


Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan
dan kemajuan diberbagai sektor terutama pada bidang pendidikan. Peranan
dari teknologi informasi dan komunikasi pada bidang pendidikan sangat
penting dan mampu memberikan kemudahan kepada guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran daring ini dapat diselenggarakan dengan
cara masif dan dengan peserta didik yang tidak terbatas. Selain itu
penggunaan pembelajaran daring dapat diakses kapanpun dan dimana pun
sehingga tidak adanya batasan waktu dalam penggunaan materi pembelajara
Istilah daring merupakan akronim dari “dalam jaringan“ yaitu suatu
kegiatan yang dilaksanakan dengan sistem daring yang memanfaatkan
internet. Menurut Bilfaqih & Qomarudin “pembelajaran daring merupakan
program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk
menjangkau kelompok target yang masif dan luas”1. Thorme dalam Kuntarto
“pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi
multimedia, kelas virtual, CD ROM, streaming video, pesan suara, email dan
telepon konferensi, teks online animasi, dan video streaming online”. 2
Menurut Ghirardini dalam Kartika “daring memberikan metode pembelajaran
yang efektif, seperti berlatih dengan adanya umpan balik terkait,
menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, personalisasi
pembelajaran berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan menggunakan simulasi
dan permainan”.3 Sementara itu menurut Permendikbud No. 109/2013

1
Bilfaqih dan Qomarudin, Esensi Penyusunan Materi Daring Untuk Pendidikan dan Pelatihan
(Yogyakarta: Deepublish, 2015), 1.
2
Eko Kuntarto, “Kefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan. Bahasa Indonesia
Diperguruan Tinggi,” Indonesian Language, 2017, 102
3
Kartika Rinakit Adhe, “Model Pembelajaran Daring Mata kuliah Kajian PAUD di Jurusan PG
PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya,” Journal of Early Childhood Care &
Education (JECCE) 1 (2018): h. 27.

i
pendidikan jarak jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara
jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi.
Beberapa pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran
Aqidah Akhlak secara online merupakan proses pembelajaran Aqidah Akhlak
jarak jauh dengan menggunakan media internet atau media komunikasi lainya.
Pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak secara daring menimvulkan
problematika. Problematika pertama yang muncul dalam pembelajaran
Akidah Akhlak secara daring adalah dari kemampuan tenaga pendidiknya.
Karena sistem pembelajaran berganti menjadi sistem pembelajaran daring,
maka cara mengajarpun harus berubah. Jika guru masih memegang paradigma
sistem pembelajaran satu arah yakni guru mengajar siswa mendengarkan, atau
guru tidak melek teknologi, tentu akan kesulitan menghadapi situasi
pembelajaran daring yang menuntut kreativitas guru dalam mengolah
pembelajaran agar tetap berjalan sebagaimana mestinya. Kedua, berkaitan
dengan materi Akidah Akhlak, dimana setiap materi ajar dan penilaian harus
memuat aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, dalam pembelajaran
Daring, akan lebih dominan aspek kognitif saja. Dikarenakan peserta didik
hanya diminta membaca, memahami kemudian menjawab soal tertulis. Rata-
rata hanya menyangkut tentang penguasaan teori saja, seperti menekankan
mengingat fakta-fakta dan menghafal. Ketiga, kurangnya kerjasama dari
orang tua yang mengakibatkan peserta didik kurang maksimal dalam
mengaktualisasikan nilai-nilai maupun praktik dalam mata pelajaran Akidah
Akhlak.
B. Karakteristik Pembelajaran Aqidah Akhlak melalui online
Karakteristik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
sesuatu yang memiliki ciri khas sesuai dengan kondisi tertentu. 4 Maka dapat
di simpulkan bahwa karakteristik pembelajaran akidah akhlak melalui online
adalah suatu ciri khas yang ada didalam pembelajaran akidah akhlak melalui
online. Untuk menggali karakteristik mata pelajaran bisa bertolak dari

4
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Oktober 2021.

5
pengertian dan ruang lingkup mata pelajaran tersebut, serta tujuannya. Dari
beberapa uraian tersebut diatas juga dapat dipahami bahwa secara umum
karakteristik mata pelajaran aqidah akhlak lebih menekankan pada
pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan siswamenekankan pada
pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan siswa terhadap keyakinan/
kepercayaan (iman), serta perwujudan keyakinan (iman) dalam bentuk sikap
hidup siswa, baik perkataan maupun amal perbuatan, dalam berbagai aspek
dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Quiadji Saseno, bahwa karakteristik pembelajaran aqidah
akhlak melalui menekankan pada aspek-aspek berikut:
a) Siswa dituntut untuk mandiri, pada pembelajaran jarak jauh peserta didik
dituntut untuk lebih mandiri dibanding pembelajaran tatap muka, hal ini
dikarenakan pada pembelajaran jarak jauh peserta didik hanya bertatap
muka dengan pendidik pada saat dilangsungkan evaluasi pembelajaran,
atau pada saat-saat tertentu saja.5 Oleh karena itu apabila peserta didik
ingin lebih menguasai materi dan paham dengan materi pembelajaran
maka peserta didik harus berusaha untuk mendapatkannya sendiri apabila
pendidik tidak memberikannya.
b) Pembentukan keyakinan atau keimanan yang benar dan kokoh pada diri
siswa terhadap Allah, malaikat-malaikatNya, kitabkitabNya, hari akhir,
dan qadla dan qadar dengan cara pembelajaran online, yang kemudian
diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan dalam kehidupan nyata
sehari-hari.
c) Proses pembentukan tersebut dilakukan melalui tiga tahapan sekaligus,
yaitu;
1. Pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap akidah walaupun dengan
pembelajaran online yang benar (rukun iman), serta mana akhlak yang
baik dan yang buruk terhadap diri sendiri, orang lain, dan alam

5
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2019), 43.

i
lingkungan yang bersifat pelestarian alam, hewan dan tumbuh-tubuhan
sebagai kebutuhan hidup manusia.
2. Penghayatan siswa terhadap aqidah yang benar (rukun iman), serta
kemauan yang kuat dari siswa untuk mewujudkannya dalam sikap dan
tingkah lakunya sehari-hari setelah selesainya pembelajaran akidah
akhlak secara online.
3. Kemauan yang kuat (motivasi iman) dari siswa untuk membiasakan
diri dalam mengamalkan akhlak yang baik dan meninggalkan akhlak
yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya
sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan,
sehingga menjadi manusia yang berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d) Pembentukan Akidah Akhlak pada siswa tersebut berfungsi sebagai upaya
peningkatan pengetahuan siswa tentang aqidah akhlak walaupun keadaan
pembelajaran masih online atau daring, pengembangan atau peningkatan
keimanan dan ketaqwaan siswa, perbaikan terhadap kesalahan keyakinan
dan perilaku, dan pencegahan terhadap akhlak tercela.
Sedangkan menurut Ahmad Subakir, karakteristik pembelajaran
akidah akhlak melalui online enam ciri khas. Yaitu:
1. Kemampuan dalam menggunakan teknologi, penyampaian materi
dilakukan melalui internet, diskusi secara synchronous melalui video
conference/web camp (atau mungkin sesekali bertatap muka) dan
asynchronous melalui berbagai fitur seperti e-mail, mailing-list, komentar,
dan sebagainya.6 Oleh karenanya, seorang pebelajar online learning atau
e-learning harus memiliki kemampuan untuk dapat mengoperasikan dan
memahami berbagai fasilitas teknologi komputer yang ada.
2. Kepribadian, mental seorang peserta didik dalam pembelajaran online
harus benar-benar teguh dan kokoh. Teguh dalam pendirianya untuk
belajar dan mencari ilmu melalui pembelajaran online, serta kokoh

6
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), 78

7
motivasi dan tujuanya dalam menuntut ilmu guna menjadi manusia yang
lebih baik dimasa depan. Sehingga tidak mudah tergoda dan terganggu
oleh hal-hal yang mampu merusak mentalitasnya untuk belajar.
3. Tanggungjawab belajar, seorang peserta didik dalam pembelajaran online
adalah individu yang mampu menyelesaikan segala aktivitas atau kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
memprioritaskan segala sesuatu yang memang harus dilakukan dalam
pembelajaran online, sesuai dengan keputusan yang telah diambil untuk
menempuh pembelajaran online, seperti; mengerjakan tugas tepat waktu
dan mengerjakanya sesuai kemampuan yang dimiliki, mempelajari bahan-
bahan yang tersedia, harus memiliki semangat untuk belajar, dan mampu
mengontrol diri.
4. Motivasi tinggi, tanpa motivasi yang tinggi dan jauh dari pengawasan
pendidik, seorang pebelajar online learning akan terbawa hanyut dalam
berbagai fitur dan fasilitas permainan atau hiburan yang menjamin akan
melunturkan motivasi belajarnya. Sehingga mereka dituntut untuk
memiliki motivasi yang tinggi, agar mereka dapat belajar tanpa orang lain
menyuruhnya.
5. Interaktif, walaupun proses pembelajaran yang dilakukan melalui
asynchronous atau synchronous, pebelajar harus mampu membuat
kolaborasi dan saling bertukar pikiran serta berdiskusi Tanya jawab
dengan teman dan dosen melalui berbagai fasilitas fitur yang disediakan. 7
Sehingga proses pembelajaran online learning tetap memberi tantangan
dan respon yang mampu meningkatkan pengonstruksian pengetahuan.
6. Kreatif dan inovatif, diperlukan kreatifitas dan inovasi dari para pebelajar
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran online learning. Kemampuan
untuk memilah-milah informasi yang akan dipelajari dan menemukan
serta mengemas materi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar yang
diinginkanya, sehingga mudah dipelajari.

7
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar Online, (Bandung: Pustaka Setia, 2020), 11.

i
C. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak melalui online
Tujuan pendidikan akhlak yang dirumuskan Ibn Maskawaih adalah
terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk
melahirkan perbuatan bernilai baik sehingga tercapai kesempurnaan dan
memperoleh kebahagiaan yang sempurna. Pembelajaran Aqidah Akhlak
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik
yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta
didik tentang aqidah dan akhlak Islam.
Sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan
meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannnya kepada Allah Swt serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
Setiap kegiatan pendidikan merupakan bagian dari proses untuk
menuju suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pendidikan merupakan
suatu masalah yang fundamental, sebab hal itu akan menentukan ke arah
mana pesertadidik akan dibawa. Karena pengertian dari tujuan sendiri adalah
sesuatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau suatu kegiatan selesai.
Adapun tujuan pembelajaran Aqidah Akhlak menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
Di dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak kurikulum madrasah
tsanawiyah, mata pelajaran aqidah akhlak bertujuan untuk :
1. Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan dan keyakinan akan
hal-hal yang harus diimani, sehingga tercermin dalam sikap
dan tingkah lakunya sehari-hari.
2. Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan dan kemauan yang
kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi
akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah,

9
dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, maupun
dengan alam lingkungannya.
3. Siswa memperoleh bekal tentang akidah dan akhlak untuk
melanjutkan pelajaran ke jenjang pendidikan menengah.8
D. Ruang lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak melalui online

Ruang lingkup akidah akhlak secara online atau pun offline


sebenarnya sama saja . Akhlak mempunyai makna yang lebih luas, karena
akhlak tidak hanya bersangkutan dengan lahiriah akan tetapi juga berkaitan
dengan sikap batin maupun pikiran. Berikut ini pemaparan ruang ingkup
akhlak.9

Ruang lingkup mata pelajaran akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

a. Aspek akidah
Dalam pembelajaran atau pendidikan akidah maka perlu
memperhatikan aspek-aspek akidah, yakni:
1. Kalimat thayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: Laa
ilaaha illallaah, basmalah, alhamdulillaah, Allaahu Akbar,
ta’awwudz, maasyaAllah, assalaamu’alaikum, salawat, tarji’,
laa haula walaa quwwata illaabillah, dan istighfaar.
2. Al-asma’ al-husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: al-
Ahad,al-Khaliq, ar-Rahmaan, ar-Rahiim, as-Samai’, ar-
Razzaaq, alMughnii, al-Hamiid, asy-Syakuur, al-Qudduus, ash-
Shamad, alMuhaimin, al-Azhiim, al-Kariim, al-Kabiir, al-
Malik, alBaathiin,al-Walii, al-Mujiib, al-Wahhaab, al-‘Aliim,
azh-Zhaahir, ar-Rasyiid, al-Haadi, as-Salaam, al-Mu’min, al-
Latiif, al-Baaqi, al-Bashiir, al-Muhyi, al-Mumiit, al-Qawii, al-
Hakiim, al-Jabbaar,al-Mushawwir, al-Qadiir, al-Ghafuur, al-
Afuww, ash-Shabuur, dan al-Haliim.

8
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 310.
9
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), 32-36

i
3. Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui
kalimatThayyibah, al-asma’ al-husna dan pengenalan terhadap
shalat lima waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.
4. Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab,
Rasul dan Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah)
b. Aspek akhlak meliputi:
1. Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara
berurutandisajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu:
disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat,
hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih
sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik,
amanah,tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh
pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal.
2. Menghindari akhlak tercela (madzmumah) secara berurutan
disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup
kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas,
durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud,
kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad.
c. Aspek Adab Islami, meliputi:
1. Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang
airbesar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum,
bersin, belajar, dan bermain.
2. Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan
beribadah.
3. Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru,
teman, dan tetangga
4. Adab terhadap lingkungan, yaitu: kepada binatang dan
tumbuhan, di tempat umum, dan di jalan.
d. Aspek kisah teladan, meliputi:

11
kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi Sulaiman dengan tentara
semut, Masa kecil Nabi Muhammad SAW, masa remaja Nabi
Muhammad SAW, Nabi Ismail, Kan’an, kelicikan saudara-saudara
Nabi Yusuf AS, Tsa’labah, Masithah, Ulul Azmi, Abu Lahab, Qarun,
Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus dan Nabi
Ayub, Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat
terhadap isi materi, yaitu akidah dan akhlak, sehingga tidak
ditampilkan dalam standar kompetensi, tetapidisampaikan dalam
kompetensi dasar dan indikatator.

Ruang lingkup mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah


meliputi:

a. Aspek akidah terdiri atas dasar dan tujuan akidah Islam, sifat-sifat
Allah, al-Asma’ al-husna, iman kepada Allah, Kitab-Kitab Allah,
Rasul-Rasul Allah, Hari Akhir serta Qada Qadar.
b. Aspek akhlak terpuji yang terdiri atas ber-tauhid, ikhlas, taat,
khauf, tobat, tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, qanaa’ah, tawaduk,
husnuz-zan, tasamuh dan ta‘awun, berilmu, kreatif, produktif, dan
pergaulan remaja.
c. Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaq, ananiah, putus
asa, gadab, tamak, takabur, hasad, dendam, gibah, fitnah, dan
namimah.Aspek adab meliputi: Adab beribadah: adab salat, membaca
AlQur’an dan adab berdoa, adab kepada kepada orang tua
d. dan guru, adab kepada kepada, saudara, teman, dan tetangga, adab
terhadap lingkungan, yaitu: pada binatang dan tumbuhan, di tempat
umum, dan di jalan
e. Aspek kisah teladan meliputi: Nabi Sulaiman a.s. dan umatnya,
Ashabul Kahfi, Nabi Yunus a.s. dan Nabi Ayyub a.s., Kisah
Sahabat: Abu Bakar r.a., Umar bin Khattab r.a, Usman bin Affan r.a.,
dan Ali bin Abi Talib r.a.

i
Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Aliyah
meliputi:

a. Aspek akidah terdiri atas: prinsip-prinsip akidah dan metode


peningkatannya, al-asma’ al-husna, konsep Tauhid dalam Islam, syirik
dan implikasinya dalam kehidupan, pengertian dan fungsi ilmu
kalam serta hubungannya dengan ilmu-ilmu lainnya, dan aliran-
aliran dalam ilmu kalam (klasik dan modern),
b. Aspek akhlak terpuji meliputi: masalah akhlak yang meliputi
pengertian akhlak, induk-induk akhlak terpuji dan tercela, metode
peningkatan kualitas akhlak; macam-macam akhlak terpuji seperti
husnuz-zan, taubat, akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu dan menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan
kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan remaja; serta
pengenalan tentang tasawuf.
c. Aspek akhlak tercela meliputi: riya, aniaya dan diskriminasi,
perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina,
mencuri, mengonsumsi narkoba), isrwf, tabzir, dan fitnah.
d. Aspek adab meliputi: adab kepada orang tua dan guru, adab
membesuk orang sakit, adab berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu dan menerima tamu, melakukan takziyah, adab bergaul
dengan orang yang sebaya, yang lebih tua yang lebih muda dan
lawan jenis, Adab membaca Al-Qur’an dan berdoa.
e. Aspek Kisah meliputi: Kisah kelicikan saudara-saudara Nabi
Yusuf a.s., Ulul Azmi, Kisah Sahabat: Fatimatuzzahrah,
Abdurrahman bin Auf, Abu Dzar al-Ghifari, Uwes al-Qarni,
alGhazali, Ibn Sina, Ibn Rusyd dan Iqbal.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran Aqidah Akhlak secara online merupakan proses
pembelajaran Aqidah Akhlak jarak jauh dengan menggunakan media internet
atau media komunikasi lainya.
Secara umum karakteristik mata pelajaran aqidah akhlak lebih
menekankan pada pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan
siswamenekankan pada pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan siswa
terhadap keyakinan/ kepercayaan (iman), serta perwujudan keyakinan (iman)
dalam bentuk sikap hidup siswa, baik perkataan maupun amal perbuatan,
dalam berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya
yang terpuji melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang aqidah dan akhlak Islam.
Ruang lingkup pembelajaran aqidah akhlak memiliki tingkatan mulai dari
madrasah ibtidaiyah sampai madrasah aliyah.
B. Saran
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu memberikan
keteladanan dalam hal berperilaku, memberikan fasilitas dalam hal
mengembangkan dan melaksanakan kegiatan pendidikan dan semua itu harus
ditunjang dengan lingkungan pendidikan yang kondusif.

i
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2020). Strategi Belajar Mengajar Online. Bandung: Pustaka Setia.


Hamalik, O. (2018). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Muhaimin. (2004). Wacana Pengembangan Pendidikan Isla. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Nata, A. (2002). Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sagala, S. (2019). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung .
Bilfaqih dan Qomarudin, Esensi Penyusunan Materi Daring Untuk Pendidikan dan
Pelatihan Yogyakarta: Deepublish, 2015.
Eko Kuntarto, “Kefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan. Bahasa
Indonesia Diperguruan Tinggi,” Indonesian Language, 2017,
Kartika Rinakit Adhe, “Model Pembelajaran Daring Mata kuliah Kajian PAUD di
Jurusan PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya,”
Journal of Early Childhood Care & Education (JECCE) 1 (2018).
Miftahul Jannah, "Problematika Pembelajaran Daring Di Madrasah Ibtidaiya".
Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Vol. 5, No. 2, 2021

15

Anda mungkin juga menyukai