Anda di halaman 1dari 2

Nama : SULIH KARUNIAWATI

Kelas : Tasawuf- D

NIM : 932108819

1. Secara umum(luas), ma’rifat berarti mengenal dan mengetahui berbagai ilmu secara rinci,
atau diartikan juga sebagai pengetahuan atau pengalaman secara langsung atas Realitas
Mutlak Tuhan. Sedangkan secara khusus yaitu arafa, yu’rifu, irfan, berarti: mengetahui,
mengenal, atau pengetahuan Ilahi. Al-Ghazali memandang ma’rifat sebagai tujuan yang
harus dicapai manusia, dan sekaligus merupakan kesempurnaan yang di dalamnya
terkandung kebahagiaan yang hakiki. Sebab dengan ma’rifat manusia akan benar-benar
mengenal Tuhannya, setelah mengenal maka akan mencintai dan kemudian mengabdikan
dirinya secara total.

2. Menurut Hamzah al-Fansuri dan Syamsudin Sumatrani perkembangan tasawuf falsafi


tidak saja mengandalkan rasa tapi juga harus dipahami berbarengan dengan penalaran
sekaligus.respons Nurudin ar-Raniri terhadapnya sebagai tokoh tasawuf Sunni. Beiau
mengagap para penyebar ajaran sufi terlalu jauh menempuh jalan sufi.Ia mulai melakukan
pembersihan akidah masyarakat dari paham tasawuf sebelumnya yang dianggap
menyimpang dari ajaran Islam. Fatwa-fatwa yang dikeluarkannya serta buku yang karang
dan disebarkannya semakin memantapkan usahanya dalam memurnikan tasawwuf
tersebut.

3. Tasawuf tarekat ini muncul dan berkembang akibat dari kondisi sosio kultur dan politik
pada masa regim pemerintahan kaum umawi di Damaskus, yang secara umum dianggap kurang
religious dalam praktik kehidupannya.dalam kondisi seperti ini tasawuf muncul sebagai gerakan
oposisi politik untuk merespon perilaku kaum umawi. Dalam perkembangan selanjutnya
tasawuf bukan lagi gerakan oposisi polik akan tetapi merupakan gerakan personal yang timbul
dari kesadaran hati iu sendiri yang sangat alamiah.
Unsur-unsur pokok yang mutlak mesti ada di dalam semua tarekat yaitu Mencari kebenaran,
akhlak, estetika, kreasi dan penciptaan, Kerinduan dan ibadah. Kerinduan akan beribadah
mendekatkan diri pada Allah.

Ritual- ritual ibadah dan wirid yang diajarkan dalam tarekat Qodiriyah wan Naqsabandiyah
meliputi: Dzikir yang dibaca setiap habis sholat fardhu. dzikirnya antara lain yaitu dzikir jahr
(keras) dan Dzikir khafi (di dalam hati). dzikir jahr adalah melafalkan kalimat Toyibah yakni
Laa ilaaha illallah secara lisan dengan suara keras dan dengan cara-cara tertentu, dzikir lisan
atau diamalkan setiap selesai mendirikan salat fardu banyaknya tidak boleh kurang dari 165
kali dan lebih banyak sangat diutamakan. Dzikir khafi dilakukan dengan tanpa suara dan
kata-kata hanya hati, dzikir ini hanya memenuhi qolbu dengan kesadaran yang sangat dekat
dengan Allah seirama dengan detak jantung serta mengikuti keluar masuknya nafas. Selain
dzikir ada juga Manaqiban, Khataman khuwajigan, sholat sunah hajat, lidaf’il bala’, lihifdzil
iman, takhitul masjid.

4. Bukti : tarekat memenuhi persyaratan salah satu bentuk pendidikan Islam karena di
dalamnya terpenuhi komponen-komponen pendidikan Islam, seperti mursyid (pendidik),
murid/salik (peserta didik),ibadah-wirid/dzikir (materi kurikulum), metode (tehnik ibadah-
wirid), tujuan pendidikan (dekat dengan Allah-berakhlak baik dan atau ma’rifah).

Titik tekan: tasawuf sebagai bentuk pendidikan spiritual (ruhani) Islam. Sebagai pendidik
Rohani, tasawuf tarekatlebih menekankan pada dimensi batin spiritual-kalbu epistimologi
tasawuf (tazkiyatun nafs, mukasyafah dan musyahadah) maka tasawuf tarekat merupakan
bentuk pendidikan spiritual Islam.

Urgensi : sebagai pendidikan spiritual (kalbu), tasawuf tarekatsangat penting karena


kalbumenjadi penentu baik buruknya manusia.

Anda mungkin juga menyukai