Anda di halaman 1dari 3

Nama : Desi Kaloren

NPM : 6051901035

Kelas : C

Rina Setiawan membeli tiket konser BTS yang akan diselenggarakan pada tahun 2022
seharga 7 juta rupiah. Ia telah mencetak tiket tersebut dan namanya tercantum dalam tiket itu.
Saat ini tiket konser BTS sudah terjual habis. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
disertai dengan penjelasan atas jawaban tersebut:

1. Apakah tiket konser tersebut merupakan surat berharga?

Jawab:

Surat berharga merupakan suatu dokumen yang memiliki nilai yang dilindungi oleh
hukum dan juga diakui oleh negara 1. Secara umum ciri-ciri dari surat berharga yaitu
harus memiliki nama, dalam bentuk surat berupa dokumen tertulis, adanya tanda tangan
dari pihak yang bersangkutan, adanya akta perintah atau janji membayar, adanya identitas
nama orang yang bertanggung jawab untuk membayar di dalam dokumen, dan adanya
keterangan jatuh tempo atau waktu pembayaran yang harus dilakukan 2.

Tiket konser BTS ini termasuk ke dalam surat berharga tepatnya adalah kuitansi atas
tunjuk. Kuitansi atas tunjuk ini berisi penandatanganan untuk suatu pembayaran atas
sejumlah uang atau dana dalam waktu yang sudah ditentutkan kepada petunjuk (atas
tunjuk). Dalam hal ini tiket konser BTS ini merupakan bukti pembayaran yang sah atas
sejumlah uang yang diberikan oleh Rina Setiawan kepada pihak penyelenggara dalam
waktu yang sudah ditentukan. Tiket konser BTS ini di dalamnya tertulis nama Rina
Setiawan sebagai pemilik atas tiket tersebut dan yang berhak atas tiket tersebut,
bentuknya juga ada secara fisik dalam bentuk dokumen tertulis, di dalamnya juga ada
tanda tangan dari pihak penyelenggara, ada identitas, dan ada wkatu berlakunya atau
waktu penyelenggaraan konser. Jadi atas dasar alasan tersebut maka tiket konser BTS ini
merupakan surat berharga, selama unsur-unsur atau ciri dari surat berharga terpenuhi.

1
Rukhul Amin, “Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Dan Pengaturannya Di Indonesia,” Jurnal Perbankan
Syariah 1, no. 2 (2016): 79–82.
2
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Dagang Tentang Surat-Surat Berharga (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
2003).
2. Apakah tiket konser di atas dapat dijaminkan dalam suatu perjanjian utang piutang?

Jawab:

Jaminan di dalam suatu perjanjian utang piutang merupakan suatu perlindungan yang
diberikan kepada kreditur yang disediakan oleh undang-undang apabila nantinya debitur
llaai atau tidak mampu melunasi utangnya3. Ketika debitur tidak dapat melunasi
hutangnya maka apa yang dijaminkan oleh debitur ini dapat menjadi hak milik kreditur.
Jaminan akan suatu perjanjian utang piutang di Indonesia ini juga hukumnya legal dan
diatur dalam pasal 1131 dan 1132 KUHPerdata.

Dijaminkannnya suatu benda di dalam suatu perjanjiaan utang piutang dikarenakan


nantinya benda tersebut akan mengalami fidusia. Fidusia diartikan sebagai pengalihan
hak kepemilikan atas suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda
yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut harus tetap dalam penguasaan pemilik benda.
Salah satu syarat benda dijadkan jaminan dalam perjanjian utang piutang atau syarat
benda yang dapat dijadikan fidusia adalah benda tersebut tetap berada di dalam
penguasaan pemberi fidusia, sebagai jaminan pelunasan utang tertentu 4.

Dalam hal ini tiket konser tidak memenuhi perysaratan tersbeut karena tiket konser tidak
akan berlaku lagi atau berada di luar penguasaan pemilik benda setelah konser
dilaksanakan. Tiket konser memiliki jangka waktu dimana setelah konser selesai maka
tiket konser tidak berlaku lagi. Dan hal ini tidak memenuhi persyaratan apabila nantinya
ternyata debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya setelah konser diselenggarakan. Hal
ini akan merugikan kreditur.

3
Ruddy Tri Santoso, Mengenal Dunia Perbankan (Yogyakarta: Andi Offset, 1996).
4
Niken Prasetyawati and Tony Hanoraga, “Jaminan Kebendaan Dan Jaminan Perorangan Sebagai Upaya
Perlindungan Hukum Bagi Pemilik Piutang,” Jurnal Sosial Humaniora 8, no. 1 (2015): 120,
https://doi.org/10.12962/j24433527.v8i1.1247.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Rukhul. “Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Dan Pengaturannya Di Indonesia.”
Jurnal Perbankan Syariah 1, no. 2 (2016): 79–82.

Muhammad, Abdul Kadir. Hukum Dagang Tentang Surat-Surat Berharga. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, 2003.

Prasetyawati, Niken, and Tony Hanoraga. “Jaminan Kebendaan Dan Jaminan Perorangan
Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pemilik Piutang.” Jurnal Sosial Humaniora
8, no. 1 (2015): 120. https://doi.org/10.12962/j24433527.v8i1.1247.

Santoso, Ruddy Tri. Mengenal Dunia Perbankan. Yogyakarta: Andi Offset, 1996.

Anda mungkin juga menyukai