Anda di halaman 1dari 9

Kata Pengantar

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.Saya sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Soppeng, 14 September 2021


Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................................2
Bab 1
Pendahuluan...............................................................................................................................3
Bab 2
Ruang Lingkup Hutan Lindung,Keberadaannya Bagi Manusia Dan Ekosistem....................4-7

Dampak Kerusakan Hutan Lindung........................................................................................7-8

Bab 3

Penutup.......................................................................................................................................9

Daftar Pustaka.............................................................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan merupakan sumber daya hayati yang dapat diperbaharui. Meskipun demikian tidak
berarti bahwa hutan dibiarkan begitu saja tanpa pengelolaan yang baik. Sebaliknya, hutan harus
dikelola dengan baik dengan memperhatikan aspek-aspek yang ada untuk menuju pada suatu
pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Selain berfungsi ekonomi, hutan menempati fungsi
yang sangat penting dalam terciptanya keseimbangan iklim dan ekosistem. Dilain pihak, hutan
juga membunyai manfaat ekonomi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat maupun
pemerintah terutama dalam era otonomi daerah ini. Tidak jarang sektor kehutanan dijadikan
suatu sektor andalan dalam menyuplai Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Untuk mewujudkan berbagai upaya tersebut pemerintah sebagai regulator perlu mendorong
usaha ekstra dengan memfasilitasi para pihak serta mengajak berbagai komponen daerah baik
private sector, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat untuk secara kreatif
mengembangkan bentuk-bentuk kolaboratif pengelolaan kawasan-kawasan hutan lindung yang
telah ditetapkan dalam PERDA tata ruang. Ini juga sekaligus merupkan wujud implementasi
perda tata ruang dalam mendorong pembangunan yang berkelanjutan serta lebih berpartisipatif.
Perlu juga dipikirkan kemungkinan pengembangan terpadu antara unit pengelolaan pada
kawasan-kawasan budidaya untuk ikut memelihara kawasan-kawasan hutan lindung baik yang
berbatasan langsung atau tidak dalam kebijakan (CSR/ Corporate social responsibility) dari
setiap unit usaha. Pengelolaan kawasan ini dapat juga dikemas menjadi kegiatan produktif yang
dapat mendukung peningkatan PAD daerah dan memberikan alternative pekerjaan bagi
masyarakat yang hidup disekitar kawasan hutan lindung dalam penerapan PERDA tata ruang.

B. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui ruang lingkup tipe hutan lindung, keberadaannya bagi manusia dan
ekosistem.
2. Mengetahui dampak yang terjadi jika terjadi kerusakan hutan lindung

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Hutan Lindung,Keberadaannya Bagi Manusia Dan Ekosistem

1. Pengertian Hutan Lindung

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan
sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi,
mencegah ilustrasi air laut dan memelihara kesuburan tanah (UU RI No 41 tahun 1999).
Sedangkan menurut Derektorat Bina Program Kehutanan (1981), Hutan lindung di
defenisikan sebagai kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat fisik wilayahnya perlu di
bina dan di pertahankan sebagai hutan dengan penutupan vegetasi secara tetap untuk
kepentingan hidrologi (mengatur tata air, mencegah banjir dan erosi, serta memelihara
keawetan dan kesuburan tanah) baik dalam kawasan hutan yang bersangkutan maupun di luar
kawasan hutan yang di pengaruhinya. Apabila hutan lindung di ganggu, maka hutan tersebut
akan kehilangan fungsinya sebagai pelindung, bahkan akan menimbulkan bencana alam,
seperti banjir, erosi, maupun tanah longsor.

2. Penetapan Status
Penetapan status hutan menjadi hutan lindung dilakukan dengan serangkaian analisis
dan sebuah penelitian. Salah satu dasar aturan untuk melakukan penetapan status hutan
adalah UU no. 41/1999.Adapun kriteria penetapan status hutan lindung di antaranya:
• Merupakan kawasan bergambut dengan ketebalan lebih dari 3 meter.
• Kawasan resapan air dengan curah hujan yang cukup tinggi setiap tahunnya.
• Kawasan sekitar mata air dengan jarak sekitar 200 m di sekelilingnya.
• Memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi.
• Berhubungan dengan masyarakat adat setempat.

3. Fungsi Hutan lindung Bagi Manusia dan Lingkungan

Berdasarkan UU no. 41/1999 pasal 26, kawasan hutan lindung bisa dimanfaatkan untuk
beberapa hal di bawah ini.

4
1. Pemanfaatan jasa lingkungan

Salah satu pemanfaatan jasa lingkungan yang sering dilakukan oleh stakeholder atau
pengelola adalah mencegah terjadinya bencana. Dengan adanya pepohonan, air hujan akan
terserap ke dalam tanah sehingga mencegah terjadinya banjir.

2. Pemanfaatan hasil non-kayu

Pemanfaatan hasil hutan kayu bisa dilakukan melalui beberapa cara. Misal, dengan
memungut hasil hutan seperti buah, jamur, serta perburuan beberapa fauna lokal yang tidak
masuk dalam kategori satwa dilindungi.

3. Pemanfaatan yang tidak mengubah fungsi utama

Fungsi utama dari hutan lindung adalah melindungi satwa dan juga flora yang ada di
dalamnya. Selain itu hutan lindung juga akan melindungi masyarakat adat yang hidup di
sekitarnya agar mereka bisa hidup tenang dan budaya yang dimiliki tidak rusak.

4. Pemanfaatan air

Pengelolaan air sebenarnya masuk dalam pemanfaatan jasa lingkungan. Air yang berasal
dari sumber mata air atau sungai yang berada di hutan bisa menyuplai kebutuhan air bersih
bagi warga sekitar..

5. Pemanfaatan keindahan alam


Pengelolaan keindahan alam bisa dimanfaatkan untuk sarana rekreasi. Keindahan alam
yang ada pada hutan lindung bisa dikelola dengan baik untuk mendatangkan banyak
orang. Sayangnya pemanfaatan keindahan alam ini kerap berdampak negatif sebab
pengelolaannya kurang memperhatikan lingkungan.

3. Tujuan pengelolaan

1. Terjaminnya keutuhan kawasan hutan lindung


2. Tercapainya pendayagunaan fungsi dan peranan hutan lindung dengan terkendalinya
tata air dan terwujudnya system penyangga kehidupan yang berkualitas.

5
4. Prinsip dasar pengelolaan kawasan hutan lindung

1. Pendayagunaan potensi hutan lindung untuk kegiatan pemanfaatan air, pemuliaan,


pengkayaan dan penangkaran, wisata alam, penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
penyediaan plasma nutfah untuk budidaya oleh masyarakat setempat, diupayakan
tidak merubah luas dan fungsi kawasan.
2. Dalam kawasan hutan lindung diperkenankan adanya kegiatan pemanfaatan
tradisional berupa hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan.
3. Sesuai fungsinya, dalam kawasan hutan lindung dapat di tempatkan alat-alat pengukur
klimatologi, misalnya penakar hujan dan stasiun pengamat aliran sungai (SPAS).
4. Dalam hutan lindung di bangun sarana dan prasarana pengelolaan, penelitian dan
wisata alam terbatas.
5. Jika dijumpai adanya kerusakan vegetasi dan penurunan populasi satwa yang
dilindungi undang-undang, dapat dilakukan kegiatan :
• Pembinaan habitat dan pembinaan kawasan untuk kepentingan peningkatan
fungsi lindung.
• Rehabilitasi kawasan dengan jenis tunbuhan yang cocok dengan kondisi dan
tipe tanah.
• Pengurangan atau penambahan jumlah populasi suatu jenis, baik asli atau
bukan asli kedalam kawasan hutan lindung.

7. Aspek Hukum dan Kewenangan Pengelolaan Hutan lindung

• Undang-undang No. 22 Tahun 1999 maupun PP No. 25 Tahun 2000 menegaskan


“Kewenangan Daerah Atas Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung. PadaUndang-
undang No. 22 Tahun 1999 Pasal 10 dapat disimpulkan, bahwa daerah berwenang
mengelola sumberdaya nasional yang tersedia di wilayahnya dan bertanggungjawab
untuk memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
• Keputusan Presiden RI No 32/1990 tentang “Pengelolaan Kawasan Lindung” dapat
disimpulkan bahwa untuk pemahaman fungsi dan manfaat kawasan lindung perlu
diupayakan kesadaran masyarakat akan tanggung jawabnya dalam pengelolaan
kawasan lindung, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Pemda Propinsi yang
mengumumkan kawasan-kawasan tertentu sebagai kawasan lindung.

6
• Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 25/2000 dapat disimpulkan pula, bahwa
untuk pengelolaan kawasan hutan lindung yang terletak di pemerintahan
kabupaten/kotamadya, Pemda Kabupaten atau Kotamadya dapat segera membuat
Perda ataupun untuk sementara SK Kepala Daerah.

8. Permasalahan Pengelolaan Hutan Lindung

• Penebangan Liar

Penebangan liar atau Illegal logging merupakan permasalahan nasional yang


menyebabkan kerusakan dan turunnya nilai hutan. Penebangan liar ini tidak hanya terjadi
pada kawasan hutan produksi saja, melainkan telah menjarah kawasan Cagar Alam, Taman
Nasional Berbak, maupun Hutan Lindung Gambut di Mendahara Hulu. Dinas Kehutanan
Tanjabtim menilai bahwa permasalahan illegal logging ini berawal dari suatu faktor
penyebab sosial dan ekonomi.

• Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan adalah faktor penyebab yang sering terjadi dan mampu merusak
hutan dengan jumlah luas dan tingkat kerusakan yang tinggi. Lebih dari itu, kebakaran
hutan gambut sangatlah memprihatinkan karena selain vegetasi dan material diatas
permukaan yang terbakar, terjadi juga kebakaran dibawah permukaan. Pada beberapa
kasus juga terjadi hilangnya gambut akibat kebakaran hutan. Kebakaran terparah terjadi
pada tahun 1997 akibat adanya kekeringan yang berkepanjangan. Lebih dari 26.000 Ha.
areal Taman Nasional Berbak terbakar dalam persitiwa ini. Selain dari akibat kondisi
alam (misalnya kemarau panjang), kebakaran ini dapat disebabkan oleh manusia,
misalnya puntung rokok yang dibuang sembarangan atau aktifitas memasak di hutan
yang sering dilakukan oleh penebang liar.

B. Dampak Kerusakan Hutan Lindung

1. .Perubahan iklim Oksigen (O2)


Hutan merupakan produsen terbesar yang menghasilkan gas tersebut. Selain itu,
hutan juga membantu menyerap gas rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya
pemanasan global. Itulah sebabnya mengapa ada istilah yang mengatakan bahwa hutan
adalah paru-paru bumi. Pada saat suatu hutan mengalami kerusakan, maka hal tersebut
bisa berakibat terjadinya peningkatan suhu bumi serta perubahan iklim yang ekstrem.

7
2. Kehilangan berbagai jenis spesies
Deforestasi juga berdampak pada hilangnya habitat berbagai jenis spesies yang
tinggal di dalam hutan. Menurut National Geographic, sekitar 70% tanaman dan hewan
hidup di hutan. Deforestasi mengakibatkan mereka tidak bisa bertahan hidup disana.
Dengan hilangnya habitat-habitat tersebut, maka hal tersebut akan menyebabkan
terjadinya kepunahan spesies.Hal ini bisa berdampak di berbagai bidang, seperti di
bidang pendidikan dimana akan musnahnya berbagai spesies yang dapat menjadi object
suatu penelitian.
3. Terganggunya siklus air
Kita tahu bahwa pohon memiliki peranan yang penting dalam siklus air, yaitu
menyerap curah hujan serta menghasilkan uap air yang nantinya akan dilepaskan ke
atmosfer. Dengan kata lain, semakin sedikit jumlah pohon yang ada di bumi, maka itu
berarti kandungan air di udara yang nantinya akan dikembalikan ke tanah dalam bentuk
hujan juga sedikit..
4. Mengakibatkan Banjir dan erosi tanah.
Word Wildlife Fund (WWF) mengungkapkan bahwa sejak tahun 1960, lebih dari
sepertiga bagian lahan subur di bumi telah musnah akibat kegiatan deforestasi. Kita
tahu bahwa pohon memegang peranan penting untuk menghalau berbagai bencana
seperti terjadinya banjir dan tanah longsor
5. Mengakibatkan kekeringan Dengan hilangnya daya serap tanah, hal tersebut akan
berimbas pada musim kemarau, dimana dalam tanah tidak ada lagi cadangan air yang
seharusnya bisa digunakan pada saat musim kemarau..
6. Kerugian ekonomi
Hutan merupakan salah satu sumber kekayaan alam, sebagian masyarakat
menggantungkan hidup mereka dari hasil hutan. Jika hutan rusak, maka sumber
penghasilan mereka pun juga akan menghilang

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah ilustrasi air laut dan memelihara kesuburan tanah (UU RI No
41 tahun 1999). Penetapan status hutan menjadi hutan lindung dilakukan dengan serangkaian
analisis dan sebuah penelitian.Hutan lindung dapat dimanfaatkan masyarakat dengan catatan
tidak menghilangkan serta tidak merusak fungsi utama dari hutan lindung.apabila terjadi
kerusaskan terhadap hutan lindung maka akan berdampak negatif bagi manusia,floa serta
fauna yang ada didalam hutan lindung tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 2000. Buku pintar Penyuluhan Kehutanan dan
Perkebunan. Edisi kedua kumpulan informasi kehutanan.

Anonim, 1996. Pola Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, Taman
Buru dan Hutan Lindung. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam.

https://dlhk.bantenprov.go.id/

Anda mungkin juga menyukai