Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEBIDANAN TRIMESTER III

DI KLINIK BIDAN

Dosen Pengampu : Bu Mustika Dewi, SST., M.Keb

Disusun Oleh :

Nafia Nur Handayani

200070500111009

PENDIDIKAN PROFESI BIDAN ANGAKATAN X

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2020
Kata Pengantar

Segala syukur dipanjatkan bagi Allah SWT yang telah member petunjuk serta hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Trimester III”. Laporan Pendahuluan ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi
bahan pembelajaran mengenai asuhan prakonsepsi pada wanita usia subur. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis menerima kritik dan saran
dari pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan
berkesinambungan. (Marmi, 2011:11). Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa kehamilan,
persalinan, masa nifas, bayi baru lahir hingga penggunaan kontrasepsi, wanita akan
mengalami berbagai masalah kesehatan. Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas
seorang ibu berjalan normal, ibu membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk
peraturan pemerintahan Nomor 61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi menyatakan
bahwa setiap perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup
sehat dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka
Kematian Ibu (Bandiyah, 2009).

Pada akhir masa kehamilan atau kehamilan tua dengan rentang usia 28-40 minggu
yaitu trimester III merupakan waktu untuk menyiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut sebagai
periode penantian (Kusmiyati, Yuni, & dkk, 2009). Sejumlah ketakutan terlihat selama
trimester ketiga. Wanita mungkin khawatir terhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak akan
tahu kapan dia melahirkan. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang
akan timbul pada waktu melahirkan(Kusmiyati et al., 2009). Ketidaknyamanan pada
trimester ini 2 meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan jelek, menjadi lebih ketergantungan,
malas dan mudah tersinggung serta merasa menyulitkan (Sulistyawati, 2012).

Kementrian Kesehatan Indonesia memperkirakan 20% kehamilan akan mengalami


komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar
komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila: 1) ibu segera mencari pertolongan ke tenaga
kesehatan; 2) tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai, antara lain
penggunaan partograf untuk memantau perkembangan persalinan, dan pelaksanaan
manajemen aktif kala III (MAK III) untuk mencegah perdarahan pascasalin; 3) tenaga
kesehatan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi,
tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan
stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan; 5) proses rujukan efektif; 6)pelayanan di RS
yang cepat dan tepat guna (Kemenkes RI, 2014).

1.2 Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Dapat memberikan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan trimester III
secara komprehensif berdasarkan kebutuhan ibu.
1.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian data pada Ibu trimester III
b. Dapat menentukan diagnosa dan masalah pada Ibu trimester III
c. Dapat mengidentifikasi perlunya tindakan segera pada Ibu trimester III
d. Dapat mengimplementasikan secara langsung tindakan yang telah disusun
pada Ibu trimester III
e. Dapat mengevaluasi efektifitas asuhan yang telah di laksanakan pada Ibu
trimester III
f. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah
dilakukan pada Ibu trimester III
1.3 Manfaat Akademis
Penulisan ini berdasarkan kumpulan artikel, literatur ilmiah dan buku yang
penulis simpulkan guna untuk meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan
kehamilan di trimester tua.
1.4 Manfaat Praktis
1. Menjadi salah satu bahan masukan dalam peningkatan pemberian pelayanan
kebidanan, yang mumpuni dan profesional di masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


Konsep Dasar Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah sebuah
proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan
normal adalah 280 hari (40 minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Widatiningsih & Dewi, 2017). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Walyani, 2015). Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses yang
diawali dengan penyatuan spermatozoa dan ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan
dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang lamanya berkisar 40 minggu.
Kehamilan berlangsung dalam tiga trimester, trimester satu berlangsung dalam
13 minggu, trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14 hingga ke27), dan trimester
ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Evayanti, 2015:1). Kehamilan adalah
proses normal yang menghasilkan serangkaian perubahan fisiologis dan psikologis
pada wanita hamil (Tsegaye et al, 2016:1).
2.2 Tanda Pasti Kehamilan (positive sign)
a. Teraba bagian−bagian janin Umumnya pada kehamilan 22 minggu janin
dapat diraba pada wanita kurus dan otot perut relaksasi. Kehamilan 28
minggu jelas bagian janin dapat diraba demikian pula gerakan janin dapat
dirasakan oleh ibu.
b. Gerakan Janin Pada kehamilan 20 minggu gerakan janin dapat dirasakan
oleh pemeriksa.
c. Terdengar Denyut Jantung Janin Dengan menggunakan ultrasound denyut
jantung janin dapat terdengar pada usia 6 sampai 7 minggu. Jika
menggunakan dopler pada usia 12 minggu sedangkan jika menggunakan
stetoskop leannec 18 minggu. Frekuensi deyut jantung janin antara 120
sampai dengan 160 kali permenit yang akan jelas terdengar bila ibu tidur
terlentang atau miring dengan punggung bayi di depan.
d. Pemeriksaan Rontgent Gambaran tulang mulai terlihat degan sinar X pada
usia kehamilan 6 minggu namun masih belum dapat dipastikan bahawa itu
adalah gambaran janin. Pada kehamilan 12 sampai 14 minggu baru dapat
dipastikan gambaran tulang janin.
e. Ultrasonografi USG dapat digunakan umur kehamilan 4 sampai 5 minggu
untuk memastikan kehamilan dengan melihat adanya kantong gestasi,
gerakan janin dan deyut jantung janin.
f. Electrocardiography ECG jantung janin mulai terihat pada kehamilan 12
minggu.

2.3 Kehamilan Tua atau Trimester III


Saifuddin (2010), menerangkan bahwa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu).
Kehamilan trimester III antara umur kehamilan 28-40 minggu. Kunjungan
antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan, yaitu
satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester
III (Saifuddin, 2010).
2.3.1 Perubahan Fisiologi Kehamilan Trimester III
Terhadap Sistem Tubuh Menurut Sutejo (2012), dan Yuli (2017), menuliskan
bahwa perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi pada Trimester III adalah sebagai
berikut:
a. Uterus Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah
besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan
semula setelah beberapa minggu setelah persalinan. Selama kehamilan
uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi
(janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pembesaran uterus meliputi
peregangan dan penebalan sel-sel otot, sementara prosuksi miosit yang baru
sangat terbatas.
b. Serviks Pada saat kehamilan mendekati aterm terjadi penurunan lebih lanjut
dari konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun secara nyata dari
keadaan yang relatif dilusi dalam keadaan menyebar (Dispersi).
Prosesperbaikan serviks terjadi setelah persalinan sehingga siklus kehamilan
berikutnya akan berulang.
c. Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteun yang dapat ditemukan di
ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal
kehamilan dan setelah iu akan berperan sebagai penghasil progesteron
dalam jumlah yang relatif minimal.
d. Vulva/ vagina Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan
progesteron, menyababkan warna menjadi merah kebiruan (tanda
Chadwick). Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan
persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan
meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat dan hipertropi
sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding
vagina.
e. Payudara Akibat pengaruh estrogen terjadi hyperplasia sistem duktus dan
jaringan interstisial payudara. Mammae membesar dan tengang, terjadi
hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah
areola dan papilla akibat pengaruh melanotor. Puting susu membesar dan
menonjol.
f. Kulit (Sistem Integumen) Pada kulit akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah
payudara dan pada perubahan ini dikenal dengan striage gravidarum. Pada
multipara selain striage kemerahan itu sering kali di temukan garis berwarna
perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striage sebelumnya. Pada
kebanyakan perempuan kulit di garis pertengahan perut akan berubah
menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadangkadang
muncul dalam ukuran yang variasi pada wajah dan leher yang disebut
dengan chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu pada areola dan
daerah genetalia juga aka terlihat pigmentasi yang berlebihan dan pigmentasi
tersebut akan hilang setelah proses persalinan.
g. Perubahan Metabolik Kehamilan pada trimester III pada ibu hamil dengan
gizi baik dianjurkan menambah berat badan perminggu sebesar 0,4 kg,
sementara pada perempuan dengan gizi kurang dianjurkan menambah berat
badan perminggu sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg untuk gizi yang berlebih.
Sehingga total penambahan berat badan normal pada wanita dengan gizi
baik yaitu 11,5-16 kg.
h. Sistem Kardiovaskuler Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat
yakni berkisar antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat
persalinan dan masa nifas berkisar 14000 -16000. Penyebab peningkatan ini
belum diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelah
melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga akan mengalami
perubahan. Pada kehamilan trimester III terjadi peningkatan jumlah limfosit
dan granulosif secara bersamaan.

2.3.2 Perubahan pada organ-organ sistem tubuh lainnya:


a. Sistem respirasi; kebutuhan oksigen menigkat sampai 20%, selain itu
diafragma juga terdorok naik ke kranial terjadi hiperventilasi dangkal
akibat kompensasi dada menurun. Volume tidal meningkat, volume
residu paru dan kapasitas vital menurun.
b. Sistem gastrointestinal; estrogen dan HCG meningkat dengan efek
samping mual dan muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik
dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar/ perasaan
ingin makan terus.
c. Sistem sirkulasi/ kardiovaskuler; tekanan darah selama pertengahan
pertama masa hamil, tekanan sistolik dan diatolik menurun 5-10 mmHg.
Selama trimester ketiga tekanan darah ibu hamil harus kembali kenilai
tekanan pada trimester pertama.
d. Sistem integumen; Striae gravidarum, Linea nigra, dan Chloasma.
e. Sistem mukuluskeletal; kram otot, sendi-sendi melemah dan karies gigi.
f. Sistem perkemihan; sering berkemih.
g. Sistem hematologi Menurut Gant (2010), perubahan yang terjadi pada
sistem hematologi terkadi pada volume darah, dimana volume darah
pada atau mendekati akhir kehamilan rata-rata adalah sekitar 45% di atas
volume pada keadaan tidak hamil. Derajat peningkatan volume sangat
bervariasi. Peningkatan terjadi pada trimester pertama, meningkat paling
cepat selama trimester kedua, kemudian peningkatan dengan kecepatan
lebih lambat selama trimester ketiga. Selain itu terjadi peningkatan
peptida natriuretik atrium terjadi sebagai respons terhdap diet tinggi
natrium. Perubahan hematokrit dan hemoglobin sedikit menurun selama
kehamilan normal. Akibatnya viskositas darah berkurang.
h. Sistem Kardiovaskuler Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat
yakni berkisar antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat
persalinan dan masa nifas berkisar 14000 -16000. Penyebab
peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi
selama dan setelah melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga
akan mengalami perubahan. Pada kehamilan trimester III terjadi
peningkatan jumlah limfosit dan granulosif secara bersamaan.
i. Sistem Respirasi Kehamilan pada trimester III tentunya mengalami
perubahan sistem pernafasan dimana pada usia 32 minggu keatas
karena usus-usus tertekan uterus yang memperbesar kearah diafragma,
sehingga diafragma kurang leluasan bergerak mengakibatkan wanita
hamil derajat kesulitan bernafas.
j. Sistem Pencernaan Biasanya pada kehamilan trimester III terjadi
konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain
itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang
membesar dari rongga perut yang mendesak organorgan dalam perut
khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral.
k. Sistem Perkemihan Kehamilan trimester III kandung kemih akan tertekan
oleh uterus yang terus membesar sehingga menimbulkan sering kencing.
Pada kehamilan kepada janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan
sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan tertekan
kembali. ureter akan terjadi dilatasi dimana sisi kana akan menjadi lebih
membesar dibandingkan ureter kiri.
l. Sistem Endokrin Kehamilan trimester III terjadi perubahan endokrin yang
sangat besar. Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0
ml pada saat persalinan akibat dari hiperplasia kelenjar dan peningkatan
vaskularisasi. Pengaturan konsentrasi kalsium sangat berhubungan erat
dengan magnesium, fosfat, hormon pada tiroid, Vitamin D, dan kalsium
m. Sistem Muskuloskeletal Lodrosis yang progresif akan menjadi bentuk
yang umum pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus
ke posisi anterior, lodrosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke
arah dua tungkai. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan
sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada
bagian bawah punggung terutama pada kehamilan trimester III.
2.3.3 Kebutuhan dasar ibu hamil trimester III
Kehamilan trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian
dengan penuh kewaspadaan dimana ibu mulai menyadari kehadiran bayi
sebagai makhluk yang terpisah sehingga ibu tidak sabar menanti
kehadiran sang bayi dan menjadi orang tua. Kadang-kadang ibu merasa
takut akan proses persalinannya, mulai timbul perasaan khawatir apabila
bayi tidak lahir tepat waktu dan khawatir bayi akan dilahirkan dalam
keadaan normal atau tidak normal. Pada trimester III ini, ibu memerlukan
dukungan dari suami, keluarga dan bidan (Varney, dkk,2007).
a. Oksigen Ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek
napas, hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat
membesarnya Rahim (Nugroho,dkk, 2014).
b. Kebutuhan nutrisi ibu menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG), seorang
ibu hamil trimester III dianjurkan untuk mengkonsumsi tambahan
energi sebesar 300-500 kalori, protein sebesar 17 gram, Kalsium 150
mg, Zat Besi sebesar 13 mg, Zinc 9 mg dan Vitamin C 10 mg
(Kemenkes RI, 2012). Kebutuhan kalori harian ibu hamil adalah
sebesar 2500 kalori
c. Vitamin (B1, B2, dan B3) Vitamin ini akan membantu enzim untuk
mengatur metabolisme sistem pernafasan dan energi. Ibu hamil
dianjurkan untuk mengkonsumsi vitamin B1 sekitar 1,2 mg per hari,
vitamin B2 1,2 mg per hari dan vitamin B3 11 mg per hari. Sumber
vitamin tersebut yaitu: keju, susu, kacang – kacangan, hati, dan telur
(Nugroho,dkk, 2014).
d. Personal hygiene Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk
dijaga oleh setiap ibu hamil. Kebersihan diri yang buruk dapat
berdampak pada kesehatan ibu dan janin. Sebaiknya ibu hamil
mandi, gosok gigi dan ganti pakaian dua kali sehari (Nugroho,dkk,
2014).
e. Pakaian Ibu hamil sebaiknya menggunakan pakaian yang longgar,
mudah dikenakan dan nyaman. Gunakan kutang dengan ukuran
sesuai ukuran payudara dan mampu menyangga seluruh payudara,
tidak menggunakan sepatu tumit tinggi (Nugroho,dkk, 2014)
f. Eliminasi Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada kehamilan
trimester III dengan frekuensi buang air besar menurun akibat adanya
konstipasi. Ibu hamil akan sering ke kamar mandi terutama saat
malam sehingga menganggu tidur, sebaiknya intake cairan sebelum
tidur dikurangi (Nugroho,dkk, 2014).
g. Seksual Ibu hamil tetap dapat melakukan hubungan seksual dengan
suaminya sepanjang hubungan tersebut tidak menganggu kehamilan.
Pilihlah posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita
hamil dan usahakan gunakan kondom karena prostaglandin yang
terdapat pada semen dapat menyebabkan kontraksi (Nugroho,dkk,
2014).
h. Stimulasi pengungkit otak (brain boster). Pemberian stimulasi
diberikan dengan menggunakan musik pada periode kehamilan yang
bertujuan meningkatkan intelegensia bayi yang dilahirkan (Kemenkes
RI, 2015).
i. Senam hamil adalah suatu program latihan fisik yang sangat penting
bagi calon ibu untuk mempersiapkan persalinan baik secara fisik atau
mental (Nugroho,dkk, 2014).
j. Istirahat atau tidur Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat atau
tidur yang cukup. Kurang istirahat atau tidur dapat menyebabkan ibu
hamil terlihat pucat, lesu dan kurang gairah. Usahakan tidur malam
kurang lebih 8 jam dan tidur siang kurang lebih 1 jam (Nugroho,dkk,
2014).

2.4 Ketidaknyanan dan cara mengatasi keluhan pada ibu hamil trimester III.
Menurut Varney,dkk., (2008) menjelaskan ketidaknyamanan dan cara mengatasi
keluhan yang dialami ibu pada kehamilan trimester III yaitu :
1. Peningkatan frekuensi berkemih Kehamilan trimester III peningkatan frekuensi
berkemih paling sering dialami oleh wanita primigravida setelah bagia presentasi
menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada
kandung kemih. Metode yang dapat dilakukan yaitu mengurangi asupan cairan
sebelum tidur malam sehinga wanita tidak perlu bolak balik ke kamar mandi saat
akan tidur.
2. Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan
tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Pakaian ketat yang menghambat
aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah ini.
Cara penanganannya yaitu hindari menggunakan pakaian ketat, posisi
menghadap ke samping saat berbaring dan penggunaan penyokong atau korset
pada abdomen maternal yang dapat melongggarkan tekanan pada vena-vena
panggul.
3. Nyeri pada punggung diantaranya bagian bawah merupakan nyeri punggung
yang terjadi pada area lumbosakral. Perubahan ini diakibatkan oleh berat uterus
yang membesar. Nyeri punggung juga dapat merupakan akibat membungkuk
berlebihan, berjalan tanpa istirahat, dan angkat beban. Cara mengatasinya yaitu
hindari membungkuk berlebihan, gunakan sepatu bertumit rendah, kompres
hangat pada punggung, mandi air hangat, duduk dibawah siraman air hangat.
4. Keluhan ini sering terjadi pada ibu hamil trimester akhir, tangan dan kaki akan
mengalami kekakuan. Tangan dan kaki agak membengkak sedikit karena
menyimpan banyak cairan akibatnya syaraf menjadi tertekan. Penyebab dari
kram karena hormon kehamilan, kekurangan kalsium, kelelahan, tekanan rahim
pada otot, kurang bergerak sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Keluhan
ini dapat diatasi dengan melemaskan seluruh tubuh terutama bagian tubuh yang
sakit. Selain itu, pada saat bangun tidur jari kaki ditegakkan sejajar dengan tumit
untuk mencegah kram mendadak (Jannah, 2012).
2.5 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Tanda bahaya kehamilan trimester III adalah perdarahan pervaginam,
preeklampsia (preeklampsia ditandai dengan sakit kepala yang hebat, penglihatan
kabur, tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diastolik 10-20 mmHg di atas normal,
proteinuria diatas positif 3, edema menyeluruh), nyeri hebat didaerah abdomen,
ketuban pecah dini atau sebelum waktunya dan gerakan janin berkurang (Saifudin,
dkk, 2011).
2.6 Kunjungan Antenatal
Kunjungan ulang merupakan kunjungan yang dilakukan selama kehamilan
setelah kunjungan antenatal pertama. Jadwal kunjungan ulang menurut
Saifudin,dkk., (2011), yaitu :
a. Kunjungan I (kurang dari 14 minggu) dilakukan untuk penapisan dan
pengobatan anemia, perencanaan persalinan, pengenalan komplikasi akibat
kehamilan dan pengobatannya.
b. Kunjungan II (-28 minggu) dilakukan untuk pengenalan komplikasi akibat
kehamilan dan pengobatannya, penapisan preeklamsi, infeksi alat reproduksi
dan saluran perkemihan dan mengulangi perencanaan persalinan.
c. Kunjungan III (28-36 minggu) tujuan kunjungan sama seperti kunjungan II,
ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
d. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir) dilakukan untuk mengenali adanya
kelainan letak dan presentasi, memantapkan rencana persalinan, mengenali
tanda tanda persalinan.
2.7 Asuhan Antenatal
Peraturan Menteri Kesehatan RI. Nomor 97 Tahun 2014 dalam Kemenkes
(2014a), menyatakan standar asuhan antenatal terdiri atas 10T yang wajib di berikan
seorang bidan ketika ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan, yaitu:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan Penimbangan berat badan pada
setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya
gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9
kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya
menunjukan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan
pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko
untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion).
2. Ukur tekanan darah Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah
>140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklamsia (hipertensi disertai odema
wajah dan atau tungkai bawah atau proteinuria).
3. Nilai status Gizi (Ukur lingkar lengan atas/LILA) Pengukuran LILA hanya
dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk
skrining ibu hamil berisiko KEK. Kurang energi kesehatan kronis disini
maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi adaah telah
berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang dadri 23,5
cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bari berat lahir rendah
(BBLR).
4. Ukur Tinggi fundus uteri Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali
kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai
atau tidak dengan usia kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan
umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar
pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) Menentukan
presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya tiap kali
kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak
janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala
janin belum masuk pintu atas panggul berati ada kelainan letak, panggul
sempit atau masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutkan setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120
kali/menit atau DJJ lebih dari 160 kali/menit menunjukan adanya gawat janin.
6. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan Berikan Imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013
dalam Kemenkes (2013), tentang Penyelenggaraan Imunisasi
mengamanatkan bahwa wanita usia subur dan ibu hamil merupakan salah
satu kelompok populasi yang menjadi sasaran imunisasi lanjutan. Imunisasi
lanjutan adalah kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi imunisasi dasar
pada bayi yang diberikan kepada anak, balita anak usia sekolah dan wanita
usia subur termasuk ibu hamil. Wanita usia subur (WUS) yang menjadi
sasaran imunisasi TT adalah wanita berusia antara 15-49 tahun yang terdiri
dari WUS hamil (ibu hamil) dan tidak hamil. Imunisasi lanjutan pada WUS
salah satunya dilaksanakan pada waktu melakukan pelayanan antenatal.
Imunisasi TT pada WUS diberikan sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu,
dimulai sebelum dan atau saat hamil yang berguna bagi kekebalan seumur
hidup.
7. Beri Tablet Tambah Darah (tablet besi) Untuk mencegah anemia gizi besi,
setiap ibu hamil harus menmbah tablet tambah darah (tablet zat besi) dan
asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak
pertama.
8. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin
adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan oleh setiap ibu hamil
yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah
endemis/epidemi. Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah
pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil
yang melakukan kunjungan antenatal. Pemeriksaan laboratorium dilakukan
pada saat antenatal tersebut meliputi :
a. Pemeriksaan Golongan Darah Pemeriksaan golongan darah pada ibu
hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan
juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu waktu
diperlukan apabila terjadi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Darah (HB). Pemeriksaan kadar
hemoglobin darah ibu hamil dilakukann minimal sekali pada trimester I
dan sekali pada trimester III. Pemeriksaan ini ditunjukan untuk mengatasi
ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya
karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang
janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil
pada trimester ke II dilakukan atas indikasi.
c. Pemeriksaan Protein dalam Urine Pemeriksaan protein dalam urine pada
ibu hamil dilakukan pada trimester ke II dan ke III atas indikasi.
Pemeriksaan ini ditunjukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada
ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya
preeklamsia pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan Kadar Gula darah Ibu hamil yang dicurigai menderita
diabetes melitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama
kehamilannya minimal sekali saja pada trimester I, sekali pada trimester II
dan sekali pada trimester ke III.
e. Pemeriksaan darah malaria Semua ibu hamil di daerah endemis malaria
dilakukan pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada kontak
pertama. Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan
pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.
f. Pemeriksaan tes Sifilis Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah
dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga menderita sifilis.
Pemeriksaan sifilia sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
g. Pemeriksaan HIV Di daerah epidemi HIV meluas dan terkontaminasi,
tenaga kesehatan di fasulitas pelayanan kesehatan wajib menawarkan
tes HIV kepada semua ibu hamil secara inklusif pada pemeriksaan
laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang
persalinan. Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV oleh
tenaga kesehatan diprioritaskan kepada ibu hamil dengan Infeksi menular
seksual (IMS) dan TB secara insklusif . Teknik penawaran ini disebut
2.7.1 Interval pemberian imunisasi TT dan lama masa perlindungan yang
diberikan sebagai berikut :
a. TT2 memiliki interval minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa
perlindungan 3 tahun
b. TT3 memiliki interval minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa
perlindungan 5 tahun.
c. TT4 memiliki interval minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa
perlindungan 10 tahun.
d. TT5 memiliki interval minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa
perlindungan 25 tahun. Status imunisasi TT harus diberikan sebelum
pemberian vaksin.

Pemberian imunisasi TT tidak perlu dilakukan bila hasil screening


menunjukan WUS telah mendapatkan imunisasi TT5 yang harus
dibuktikan dengan buku KIA, rekam medis, dan kohort.

2.8 Pathway Trimester III


Sumber : Gambaran fisiologis pada ibu trimester III (Ajeng, 2012).
BAB III
KERANGKA KONSEP ASUHAN KEBIDANAN

3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III


3.1.1 Pengertian
Asuhan kebidanan pada kehamilan adalah pelayanan yang diberikan
kepada ibu hamil selama periode antepartum dengan memperhatikan standar
asuhan pada kehamilan. (Manuaba, 2010:110).
Tujuan
Menurut Manuaba (2010:110) tujuan ANC diantaranya:
1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,
persalinan, dan kala nifas.
3) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.

4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

Kebijakan Pemerintah
Menurut Depkes RI (2010) Dalam memberikan asuhan kehamilan standar
minimal yang harus dilaksanakan adalah 14T yaitu:
1) Timbang berat badan.
2) Ukur Tekanan darah
3) Ukur Tinggi fundus uteri
4) Pemberian tablet Fe
5) Pemberian imunisasi TT
6) Pemeriksaan Hb
7) Temu wicara atau konseling termasuk perencanaan persalinan
8) Pemeriksaan protein urine
9) Pemeriksaan reduksi urine
10) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
11) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.
Skor Poedji Rochjati
3.1.2 Penapisan Ibu Hamil Trimester III menurut Poedji Rochjati (Buku KIA,2015)
dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
a. Kehamilan Resiko Rendah (KRR) skor 2 hijau
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko. Kemungkinan besar:
persalinan normal, tetap waspada komplikasi persalinan Ibu dan Bayi baru lahir
Hidup Sehat.
b. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 – 10 kuning
Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu dan atau janin dapar
menyebabkan komplikasi persalinan. Dampak kematian / kesakitan / kecacatan
pada ibu dan atau bayi baru lahir.
c. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor ≥12 merah
Kehamilan dengan faktor resiko ganda 2 lebih baik dari ibu dan atau
janinnya yang dapat menyebabkan
1) Lebih besar resiko/ bahaya komplikasi persalinan
2) Lebih besar dampak kematian ibu dan atau bayi.

2.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III
2.2.1 PENGKAJIAN
Tanggal : Sebagai rekam medik untuk mengetahui kapan klien datang

Jam : Sebagai rekam medik untuk mengetahui kapan klien datang pada
tempat pelayanan kesehatan
a. Data Subjektif
Langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui
anamnesis. Berhubungan dengan sudut pandang dari pasien.
a. Biodata
a) Nama
Nama ibu dan suami digunakan untuk mengenal, memanggil dan
menghindari terjadinya kekeliruan.
b) Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam
kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia di bawah 16 tahun dan di
atas 35 tahun merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk
hamil. Umur yang baik untuk kehamilan adalah 19-25 tahun.
c) Agama
Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang
berkaitan dengan ketentuan agama. Antara lain dalam keadaan yang
gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui
dengan siapa harus berhubungan.
d) Suku/ bangsa
Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi
prilaku suku Pendidikan
Untuk memberi bimbingan sesuai dengan tingkat pendidikannya.
e) Pekerjaan
Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar
nasehat kita sesuai. Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk mengetahui
apakah ada pengaruh pada kehamilan seperti bekerja di pabrik
rokok, percetakan dll.
f) Alamat
Untuk mempermudah komunikasi kunjungan rumah.

b. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal
ini di sebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang di
ungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut di
keluhkan oleh klien.
c. Riwayat Kesehatan
Dari data riwayat ini dapat kita gunakan sebagai penanda (warning) akan
adanya penyulit masa hamil. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada
masa hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan
mempengaruhi organ yang mengalami gangguan. Beberapa data penting
tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu diketahui adalah apakah
pasien pernah atau sedang menderita

penyakit, seperti jantung, diabetes melitus, ginjal, hipertensi/ hipotensi,


dan hepatitis (Romauli, 2011: 166 - 167).
d. Riwayat kesehatan Keluarga
Menurut Manurung (2012:136) Data ini meliputi: penyakit keluarga, yang
bersifat penyakit keturunan (asma, diabetes mellitus, haemophili,
keturunan kembar) dan penyakit kronis. Dengan mengidentifikasi adanya
penyakit kesehatan keluarga yang bersifat genetic dapat mengetahui
adanya penyakit yang mempengaruhi kehamilan secara langsung
ataupun tak langsung. Penyakit tersebut dapat muncul suatu saat yang
memperberat kondisi kehamilan saat ini.
e. Riwayat Haid
a) Menarche
Usia wanita pertama haid bervariasai, antara 12-16 tahun. Hal ini
dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim
dan keadaan umum (Manuaba, 2010:160).
b) Pola Mentruasi
Siklus menstruasi berlangsung 28 hari, sehingga disebut yang teratur
jika mundur 2 hari setiap bulannya. Menstruasi teratur sangat penting
bagi perhitungan masa subur. Siklus menstruasi yang teratur dapat
menunjukkan bahwa faal ovarium cukup baik (Manuaba, 2010 :160).
Siklus yang normal biasanya 21-35 harisekali. Haid yang tidak teratur
merupakan sebuah penyimpangan bagi perempuan.
c) Lama dan Banyaknya Menstruasi
Lama menstruasi ideal terjadi selama 4-7 hari. Perdarahan kurang jika
perdarahan sekitar 2-3 hari dengan pemakaian pembalut < 1-2 buah
sehari. Perdarahan banyak jika menstruasi di atas 7 hari, apalagi
disertai gumpalan darah dengan pemakaian pembalut lebih dari 3
buah/hari sampai penuh (Manuaba, 2010:160).
d) Keluhan
Rasa nyeri saat haid (disminorea) sehingga dapat mengganggu
pekerjaan sehari hari. Dismenorea dapat disebabkan oleh kelainan
anatomis uterus yaitu terlalu ante/retrofleksi, terdapat mioma uteri,
kanalis servikalis yang sempit, polip endometrium atau serviks
e) HPHT
Penting di ingat karena keterlambatan menstruasi bagi usia subur
berarti terdapat kemungkinan untuk hamil. Umur kehamilan dan
perkiraan tanggal persalinan dapat dihitung berdasarkan durasi
kehamilan 230-258 hari (Manuaba, 2010: 209).

f) TP (Taksiran Persalinan)/Perkiraan Kelahiran


EDD (etimated date of delivery) ditentukan dengan perhitungan
internasional menurut hukum Neagele. Perhitungan dilakukan dengan
menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid
terakhir(HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian
menambahkan 7 hari dan 1 tahun (Medfort, 2012:11).
f. Riwayat obsteri yang lalu
Riwayat obstetri yang penting mencakup hal-hal berikut: kehamilan
(graviditas), kelahiran diatas usia viabilitas (sekitar kehamilan 22 minggu),
persalinan dan kelahiran preterm, abortus spontan, dan abortus elektif,
serta jumlah anak yang hidup (paritas). Masalah obstetri yang lalu yang
perlu dperhatikan ialah: perdarahan pervaginam, hipertensi akibat
kehamilan, anemia, diabetes kehamilan, infeksi (bakteri atau penyakit
menular seksual), dan imunodefisiensi (Kusmiyati, 2011:302).
g. Riwayat Kehamilan sekarang.
Pertanyaan tentang kehamilan saat ini (Manuaba, 2010:159), yaitu:
a) Tanggal menstruasi terakhir : menentukan perkiraan persalinan
menurut Naegle
b) Pertama kali merasakan gerakan janin : kehamilan sudah melampaui
16 minggu/quickening

c) Kehamilan trimester III ada atau tidaknya pembengkakan kaki atau


muka (gejala preeklampsia mulai usia kehamilan 20 minggu keatas
atau trimester II )
d) Ada atau tidaknya: sakit kepala, nyeri epigastrium, mata kabur (gejala
impending eklampsia)
e) Ada atau tidaknya perdarahan pada hamil muda (kemungkinan
abortus), pada hamil tua (kemungkinan perdarahan antepartum)
f) Ada atau tidaknya nyeri pinggang: mungkin kepala janin mulai masuk
PAP
g) Nyeri/kontraksi pada perut: kontraksi Braxton Hicks menandakan janin
intrauteri
h) Interval kontraksi perut: gejala inpartu/gejala persalinan palsu
sebaiknya dipastikan dengan pemeriksaan dalam
i) Kehamilannya saat ini termasuk: primigravida atau multigravida.
j) Keluhan-keluhan Fisiologis yang Lazim pada Kehamilan atau
ketidaknyamanan pada Trimester III seperti : Nyeri punggung bawah,
Sesak nafas, Edema dependen, Peningkatan frekuensi berkemih,
Nyeri ulu hati, Konstipasi, Kram tungkai, Insomnia (Varney,
2007:536-543).

h. Riwayat Pernikahan

a. Lama menikah
Seorang perempuan dikatakan sebagai primigravida primer jika baru mendapatkan
kehamilannya setelah 5 tahun menikah tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan tanpa
hambatan dalam melakukan hubungan seksual. Batas ideal untuk kehamilan setelah menikah
yakni 2 tahun.
b. Jumlah anak
Jumlah anak ideal hanya sampai kehamilan ketiga, kehamilan kelima sudah termasuk
grandemultipara, dan harus diwaspadai terhadap perdarahan postpartum, umur anak
diatas 5 tahun tergolong primigravida tua sekunder (Manuaba, 2010:159).
i. Riwayat KB

Metode kontrasepsi yang biasa digunakan wanita dan kapan metode


kontrasepsi ini dihentikan (Medforth, 2012:19).
j. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a) Pola Nutrisi

b) Pola istirahat
Istirahat cukup minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang
hari. Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat
yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Posisi miring
kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi
fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena kava
asendan /hipotensi supine (Bobak, 2005:180).
c) Eliminasi
Pada wanita hamil mungkin terjadi obstipasi karena kurang gerak
badan, peristaltik menurun karena pengaruh hormon dan tekanan
pada rektum oleh kepala (Indrayani, 2011:180). Sedangkan untuk
BAK ibu trimester III mengalami ketidaknyamanan yaitu sering
kencing (Romauli, 2011:139). Karena bagian terendah janin sudah
masuk rongga panggul sehingga rahim akan menekan kandung
kamih (Indrayani, 2011:180).
d) Aktivitas
Aktivitas fisik meningkatkan rasa sejahtera ibu hamil. Aktivitas fisik
meningkatkan sirkulasi, membantu relaksasi dan istirahat, dan
mengatasi kebosanan yang juga dialami oleh wanita yang tidak
hamil.Anjuran supaya pasien mempelajari

latihan kegel untuk memperkuat otot-otot di sekitar organ reproduksi


dan meningkatkan tonus otot.
e) Personal Hygiene
Perawatan gigi selama masa hamil merupakan hal yang sangat
penting. Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan
perburukan hygiene mulut dan karies gigi dapat timbul. Penggunaan
pakaian ketat pada perineum mempermudah timbulnya vaginitis dan
miliaria (ruam panas). Kerusakan sirkulasi di ekstremitas bawah
mempermudah terjadinya varises (Bobak, 2005: 177).
f) Pola seksual
Sering dijumpai bahwa hubungan seksual dapat menimbulkan
abortus, persalinan prematur. Hubungan seksual setelah umur
kehamilan 30 minggu berbahaya karena terdapat kemungkinan
persalinan premature. Cairan prostat mengandung banyak
mengandung prostaglandin sehingga dapat merangsang timbulnya
his yang akan terus berlanjut menuju persalinan prematur. Namun
hubungan seksual saat hamil bukanlah merupakan halangan, asalkan
dilakukan dengan hati-hati (Manuaba,2010:192).
k. Data psikososial dan Budaya
1) Mengkaji respon seluruh keluarga terhadap kehamilan juga
merupakan hal yang penting (Fraser, 2011:250). Sebagianbesar
dukungan sosial diberikan oleh teman, keluarga, dan komunitas
tetapi dukungan sosial oleh tenaga professional kesehatan juga
penting (Medforth, 2012:112).
2) Pada trimester III , ditandai dengan klimaks, kegembiraan emosi
karena kelahiran bayinya, sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat
periode tidak semangat atau depresi, kepala bayi membesar dan
ketidaknyamanan bertambah, reaksi calon ibu terhadap persalinan itu
tergantung adanya persiapan akan persepsinya terhadap kehamilan
(Varney, 2007:503 – 504).
3) Tradisi yang mempengaruhi kehamilan
Bangsa indonesia mempunyai beranek ragam suku bangsa yrang
tentunya dari tiap suku bangsa tersebut mempunyai tradisi yang
dikhususkan bagi wanita saat hamil. Tugas bidan adalah
mengingatkan bahwa tradisi-tradisi semacam itu diperbolehkan saja
selagi tidak merugikan kesehatan klien saat hamil.
4) Kebiasaan yang merugikan kehamilan
Dari bermacam-macam kebiasaan yang dimiliki manusia, tentunya
ada yang mempunyai dampak positif dan negatif. Apabila klien
mempunyai kebiasaan buruk, misalnya merokok atau kebiasaan lain
yang sangat merugikan, tentunya bidan harus tegas mengingatkan
bahwa kebiasaan klien tersebut sangat berbahaya bagi
kehamilannya. Data Objektif

Data-data yang perlu untuk dikaji adalah sebagai berikut :


1) Pemeriksaan Umum :
a) Keadaan umum
kesadaran penderita sangat penting dinilai, dengan melakukan
anamnesis. Kesadaran dinilai baik jika dapat menjawab semua
pertanyaan (penderita sadar akan menunjukkan tidak ada kelainan
psikologis) (Bobak, 2005: 161).
b) Kesadaran
Mengetahui bagaimana kesadaran umum pasien apakah
composmentis/ apatis/ koma
c) Tinggi badan
Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, tergolong resiko
tinggi (Romauli, 2011:173).
d) Berat badan:
Berdasarkan Body Mass Index (BMI) dasar perhitungannya adalah BB
kg/TB2 (dalam meter).(Tabel 2.2)
Tabel 2.2 Gambaran bertambahnya berat badan ibu hamil

BMI sebelum hamil Total Bertambah Berat

Badan (Kg)
Rendah (BMI) kurang 19,8 12,5-18

Normal (BMI) antara 19,8-26 11,5-16

Tinggi (BMI) antara lebih 26- 7-11,5

29

Gemuk (BMI) lebih 29 Kurang 7

Sumber : Manuaba, 2010: 664

e) LILA
> 23,5 cm. Jika < 23,5 merupakan indikator status gizi kurang,
sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR (Prawirohardjo dalam
Romauli, 2011 : 173).
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital Romauli (2011:172), yaitu:
a) Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila
tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih, atau
diastolik 15 mmHg atau lebih, kelainan ini dapat berlanjut menjadi pre
eklampsia dan eklampsi kalau tidak ditangani dengan tepat.
b) Denyut nadi
Pada keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60-80 x/menit. Jika
denyut nadi ibu 100x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami salah
satu atau lebih keluhan seperti tegang, ketakutan atau cemas akibat
masalah tertentu, perdarahan berat, anemia sakit/demam, gangguan
tyroid, gangguan jantung.
c) Pernafasan
Pada dasarnya pernafasan yang normal 16-24 x/menit apabila
pernafasan
Suhu
Suhu tubuh yang norma 36,5-37,5 C̊ . suhu tubuh lebih dari 37 C
̊
perlu diwaspadai adanya infeksi.
3) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
(1) Muka
Edema muka menunjukkan adanya penyakit jantung, penyakit
ginjal, preeklamsi berat, kekurangan gizi, bentuk anemia. Kloasma
gravidarum serta hiperpigmentasi kulit, dahi, dan pipi diakibatkan
peningkatan melanocyte stimulating hormone dari hipofisis
anterior.
(2) Mata
Edema kelopak mata kemungkinan menderita hipoalbunemia,
tanda preeklamsi berat dan anemia. Konjungtiva pucat atau cukup
merah sebagai gambaran tentang anemianya (Kadar Hb) secara
kasar (Manuaba, 2010 :162-215).
(3) Mulut & gigi
Periksa adanya karies, tonsillitis atau faringitis. Hal tersebut
merupakan sumber infeksi. Leher
Ibu hamil dengan pembesaran kelenjar tiroid berhubungan dengan
gangguan fungsi kelenjar tersebut (Prawirohardjo, 2009: 289).
(4) Payudara
Hiperpigmentasi areola payudara akibat pengaruh malanocyte
stimulating hormone dari hipofisis anterior. Puting susu menonjol,
kelenjar Montgomery tampak.
(5) Perut
Ada tidaknya bekas luka operasi atau operasi lainnya yang dapat
menjadi lokus minoris resistensi. makin membesar sesuai usia
kehamilan, hiperpigmentasi kulit seperti linea alba dan striae
gravidarum akibat pengaruh malanocyte stimulating hormone.
Terdapat bekas luka insisi atau tidak.
(6) Genetalia
Pengeluaran fluor karena infeksi dengan diagnosis banding
trikhomonas vaginalis atau kandida albikans serta infeksi vaginosis
bakterialis. Adanya kondiloma akuminata terjadi karena infeksi
virus, jika ukurannya besar sebaiknya persalinan melalui SC.
(7) Ekstremitas
Adanya varises sering terjadi karena kehamilan berulang dan
bersifat herediter. Edema tungkai sebagai tanda

kemungkinan terjadinya preeklamsi, bendungan akibat kepala


sudah masuk PAP dan tekanan pada vena cava inferior.
b) Palpasi
(1) Leher
Bendungan vena diakibatkan akibat penyakit jantung. Perhatikan
keadaan keadaan lain seperti kelenjar tiroid dan pembengkakan
kelenjar limfa.
(2) Payudara
Payudara teraba atau tidak benjolan abnormal, setelah bulan
pertama suatu cairan berwarna kekuningan (kolostrum) diproduksi
oleh kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun
dapat dikeluarkan air susu belum dapat diproduksi karena
prolaktin ditekan oleh PIH (Saifuddin, 2016:179). Pada kehamilan
trimester akhir, lobules dan alveolus telah terbentuk dan dipenuhi
hasil sekresinya (Manuaba, 2010:163).
(3) Perut
(a) Leopold I untuk menentukan tinggi pundus uteri dan
menentukan bagian apa yang terletak di fundus uteri apakah
kepala atau bokong pada letak membujur atau teraba kosong
jika letaknya melintang (Manuaba, 2010:169). Tabel 2.3 Aturan
Spiegelberg
(b)

Umur kehamilan Ukuran Sentimeter

22-28 minggu 24-25 cm di atas simfisis

28 minggu 26,7 cm diatas simfisis

30 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis

32 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis

34 minggu 31 cm di atas simfisis

36 minggu 32 cm di atas simfisis

38 minggu 33 cm di atas simfisis

40 minggu 37,7 cm di atas simfisis

Sumber: Kriebs, Jan M., 2010. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney
Edisi 2. Jakarta, halaman 196

Tabel 2.4 Perkiraan TFU terhadap Umur Kehamilan

Taksiran berat janin menurut Johnson Tausak, yaitu:


(TFU dalam cm) – n x 155= gram, bila kepala diatas atau
pada spina ishiadica maka n=12, bila kepala dibawah spina
ishiadica maka n=11(Pantikawati, 2010: 123).
(c) Leopold II (palpasi lateral) tangan pemeriksa diturunkan ke
samping. Untuk menentukan bagian mana janin yang berada di
bagian samping. Jika agak keras artinya punggung janin. Dapat
juga kepala atau bokong jika letaknya melintang .
(d) Leopold III (Maneuver pelvis) pemeriksaan menghadap kaki
pasien . Untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah
(presentasi)
(e) Leopold IV (Manuver Pawlik) maneuver ini tidak selalu perlu . pada
kepala yang sudah masuk PAP sulit dilakukan. Untuk menentukan
apakah bagian terendah janin tersebutbagian terendah janin
tersebut, kepala dan bokong dan seberapa jauh masuknya
kedalam rongga pelvis (Manuaba, 2010:169).
(4) Ekstremitas
Adanya oedema pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai
adanya hipertensi hingga Preeklampsi, diabetes Mellitus, jantung,
kekurangan albumin darah. Edema ini akan cekung ke dalam jika di
tekan.
c) Auskultasi (Bobak, 2005:170) DJJ
+/-
Janin sehat jumlah detak jantungnya sekitar 120-140 x/menit.
(1) Di atas 160 x/menit menunjukkan takikardia, permulaan
asfiksia
(2) Tidak teratur tetapi jumlah sama, menunjukkan gangguan
keseimbangan asam basa atau kurang O2
(3) Kurang dari 100 x/menit menunjukkan asfiksia berat.

d) Perkusi (Manuaba, 2010:161)


Tungkai : Reflek patella (+)
Reflek patella (-) : Berkaitan dengan kekurangan vitamin B1,
penyakit saraf, intokskasi magnesium sulfat
(2) Pemeriksaan penunjang
(a) Glukosa dalam urin, untuk memastikan adanya DM.
kemungkinan glukosuria yang terjadi setelah
makan, disebabkan intoleransi insulin, tetapi keadaan ini cepat
menjadi normal
(b) Protein urin, peningkatan protein urin terdapat pada penderita
preeklamsi, penyakit jantung, nefritis, dan sistitis. Hasil >3 g/24 jam
dianggap sebagai indikasi pre-eklamsia ringan sampai sedang, dan 5
g / 24 jam dianggap sebagai pre- eklamsia berat (Fraser, 2011:355).
(c) Pemeriksaan darah, pada pemeriksaan darah rutin dapat
menggambarkan keadaan gizi. Pada pemeriksaan TORCH, untuk
mengetahui adanya kumpulan penyakit yang dapat memberikan
gejala yang sama, misal kelainan congenital, retardasi mental, dan
abortus berulang. Pada pemeriksaan HI, dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan terjadi infeksi vertical (ibu-janin) dan bahaya infeksi
horizontal (ibu- penolong). Pada pemeriksaan Hepatitis B, dilakukan
untuk mengetahui adanya infeksi vertikal. Pada pemeriksaan VDRL
digunakan untuk mengetahui adanya infeksi sifilis yang dapat
menimbulkan kelainan (Manuaba, 2010 :161-162).
(d) Pemeriksaan USG
Kegunaannya :
(1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
(2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
(3) Mengetahui posisi plasenta

(4) Mengetahui adanya IUFD

2.2.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH


Dx : G…P….Ab…Uk...minggu, Janin T/H/I, letak kepala, punggung kanan/
punggung kiri, dengan keadaan ibu dan janin baik
Ds :Ibu mengatakan hamil ke…… dan UK..........bulan.
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir……..

Do : Keadaan umum : Baik Kesadaran


: Composmetis
TTV : Nadi : 60-80x/menit.
TD : 110/70 – 130/90 mmHg. Suhu
: 36,5oC – 37,5oC.
RR : 16-24x/menit
TB : >145cm
BB : Kenaikan BB normal sesuai IMT. LILA
: > 23,5cm
Masalah (ketidaknyamanan ibu hamil trimester 3) :
Masalah :
2.2.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
1. Pre eklampsi Ringan
a. Tekanan darah ≥ 140/90 setelah hamil 20 minggu
b. Proteinuria ≥ 300 mg/24 jm atau ≥ +1
2. Pre eklampsi Berat
a. Tekanan darah 160/110 mgHg
b. Proteinuria 2,0 gr/24 jam ≥ +
c. Sakit kepala
d. Gangguan Penglihatan
e. Sakit pada epigastrum menetap
3. Ketuban pecah dini
KPD terjadi sekitar usia kehamilan 37 minggu. Penyebabnya antara lain
kehamilan kembar, hidramnion, kelainan letak janin sehingga ketuban bagian
terendah langsung menerima tekanan intrauteri yang dominan.
4. Perdarahan antepartum
Perdarahan yang terjadi pada kehamilan berumur diatas 22 minggu.
Perdarahan pada Trimester III :
a. Persalinan Prematur

b. Solusio Plasenta

2.2.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Pada langkah ini, bidan melakukan kebutuhan tindakan segera berdasarkan
keluhan yang dirasakan ibu hamil trimester 3, dan melihat pada riwayat kesehatan
ibu yang kemungkinan terdapat penyakit menurun, menular maupun riwayat
keturunan kembar. Dengan melihat kondisi tersebut, maka bidan dapat melakukan
tindakan secara mandiri, konsultasi maupun kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain berdasarkan kondisi klien.
2.2.5 INTERVENSI
Dx : G…P….Ab… Uk...minggu, Janin T/H/I, letak kepala, punggung kanan/
punggung kiri, dengan keadaan ibu dan janin baik
Tujuan :
1) Ibu mengetahui dan mengerti keadaan kehamilannya
2) Keadaan ibu dan janin sehat, kehamilan normal dan bisa aterm
3) Tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin dalam proses kehamilan dan
persalinan
KH :
1) Kehamilan normal sampai persalinan
2) TTV Ibu dalam batas normal
3) Tidak terjadi komplikasi

Intervensi :
1) Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepada ibu.
R :Informasi yang dikumpulkan selama kunjungan antenatal memungkinkan
bidan dan ibu hamil untuk menentukan pola perawatan antenatal yang tepat.
Memberikan informasi tentang gerakan janin dapat memberikan ketenangan
pada ibu (Fraser, 2011:266)
2) Berikan informasi kepada ibu tentang perubahan fisiologis dan
ketidaknyamanan umum yang terjadi pada masa kehamilan trimester III.
R :Ibu yang memiliki pengetahuan tentang dasar fisik rasa tidak nyaman akibat
kehamilan cenderung tidak terlalu khawatir dengan kondisi kesehatannya
(Bobak, 2005: 160)
3) Diskusikan dengan ibu tentang kebutuhan nutrisi selama hamil trimester III.
R :Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik,
akan tetapi tidak boleh berlebihan, ibu hendaknya menguranngi karbohidrat
dan meningkatkan protein, sayur-sayuran dan buah- buahan, lemak harus
tetap dikonsumsi. Selain itu makanan terlalu manis seperti gula dan terlalu
asin seperti garam, ikan asin, telur asin, tauco dan kecap asin) karena
makanan tersebut akan memberikan kecenderungan janin tumbuh besar dan
merangsang timbulnya keracunan saat kehamilan (Romauli, 2011:76
Diskusikan dengan ibu tentang kebutuhan istirahat selama hamil
trimester III.
R :Pada kehamilan trimester III perut ibu semakin membesar menyebabkan ibu
mudah lelah, ketidaknyamanan juga bertambah (Hamilton, 2011: 63).
Istirahat sangat membantu karena kongesti darah pada pelvic dan tungkai
berkurang, kerja jantung berkurang dan stress mental juga dapat berkurang
(Hamilton, 2011: 84). Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan periode
istirahat yang teratur khusunya seiring kemajuan kehamilannya. Posisi miring
kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi
fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena kava asendan
(hipotensi supine) (Bobak, 2005: 180).
4) Diskusikan dengan ibu tentang pentingnya latihan fisik ringan bagi ibu hamil.
R :Beberapa manfaat dari latihan fisik dapat mengatasi ketidaknyamanan
kehamilan dan persalinan, meningkatkan tonus otot, kekuatan otot, dan
ketahanan otot selain itu juga dapat mempersiapkan wanita untuk
menghadapi stress fisik selama persalinan dan perawatan bayi setelah
melahirkan Aktivitas fisik meningkatkan rasa sejahtera ibu hamil. Aktivitas
fisik meningkatkan sirkulasi, membantu relaksasi dan istirahat, dan
mengatasi kebosanan yang juga dialami oleh wanita yang tidak hamil
(Bobak, 2005: 179). Oleh sebab itu dianjurkan untuk wanita hamil melakukan
senam ibu hamil. Diskusikan dengan ibu tentang rencana persalinan.
R : Rencana persalinan akan efektif jika dibuat dalam bentuk tertulis bersama
bidan yang berbagi informasi sehingga ibu dapat membuat rencana sesuai
dengan praktik dan layanan yang tersedia (Fraser,2011:248). Beberapa hal
yang mungkin didiskusikan dalam perencanaan persalinan diantaranya
tempat kelahiran, pendamping kelahiran, posisi untuk persalinan, pereda
nyeri, makan dan minum saat persalinan, kala III persalinan, kebutuhan
untuk penjahitan perineum. Pemberian IMD, pemberian vit K, diskusikan
setiap budaya atau agama yang mungkin ingin dipantau ibu (Medforth,
2012:125).
5) Jelaskan kepada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan.
R : Mengetahui macam-macam tanda bahaya ibu dapat segera mencari
pertolongan pada waktu yang tepat jika terjadi, dan komplikasi dapat segera
teratasi (Bobak, 2005: 160).
6) Diskusikan tanda dan gejala persalinan dan kapan harus menghubungi bidan.
R : Konseling pada kehamilan tahap akhir menekankan pada persalinan dan
proses melahirkan (Bobak, 2005: 191).
7) Diskusikan mengenai perencanaan persalinan P4K

R : Memberikan kesempatan ibu dan keluarga untuk berperan aktif dalam


merencanakan persalinannya sesuai dengan kondisi kehamilannya (Bobak,
2005: 191). Diskusikan dengan ibu dalam menentukan jadwal
kunjungan selanjutnya.
R :Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya bagi wanita yang mengalami
perkembangan normal selama kehamilan biasanya dijadwalkan sebagai
berikut, antara minggu 28-36 setiap 2 minggu , antara 36 hingga persalinan
dilakukan setiap minggu (Manuaba, 2010: 531).
DAFTAR PUSTAKA

1. Ajeng, N. Perubahan Adaptasi Fisiologis Ibu Hamil Trimester III. Yogyakarta : 2012
2. Kusmiyati, Yuni, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.
3. Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Yogyakarta: Penerbit Pelajar
4. Bandiyah, Siti. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogjakarta: Nuha
Medika.
5. Sulistyawati. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
6. Widatiningsih, S. dan Christin, H. T. D., 2017. Praktik terbaik asuhan kehamilan.
Yogyakarta: Transmedika.
7. Walyani, Elisabeth,S. 2015. Asuhan kebidanan pada kehamilan. Yogyakarta.Pustaka
barupres.
8. Evayanti,Yulistiana. 2015. Hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami pada ibu
hamil terhadap keteraturan kunjungan antenatal care (anc) di puskesmas wates
lampung tengah tahun 2014. Jurnal kebidanan vol 1, no 2.
9. Varney.2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
10. Saifuddin, AB. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
11. Asrinah, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
12. Depkes RI. 2018. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes RI
13. Handayani. 2017. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Kemenkes RI.
14. Mufdlilah, dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
15. Kriebs, Jan M., 2010. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney Edisi 2. Jakarta, halaman
196
16. Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.
17. Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC.
18. Medforth, dkk. Alih bahasa Yulianti Devi. 2011. Kebidanan Oxford dari Bidan untuk
Bidan. Jakarta: EGC
19. Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta: Nuha Medika.
20. Fraser, Diane. 2011. Buku Ajar Bidan edisi 14. Jakarta: EGC.
21. Hamilton, P. M. 2011. Dasar-dasar keperawatan maternitas alih bahasa, Niluh Gede
Yasmin (6th ed).Jakarta : EGC
22. Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media
23. Pantikawati, Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha
Medika.
24. Prawirohardjo, Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai