DI KLINIK BIDAN
Disusun Oleh :
200070500111009
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
Kata Pengantar
Segala syukur dipanjatkan bagi Allah SWT yang telah member petunjuk serta hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Trimester III”. Laporan Pendahuluan ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi
bahan pembelajaran mengenai asuhan prakonsepsi pada wanita usia subur. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis menerima kritik dan saran
dari pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan
berkesinambungan. (Marmi, 2011:11). Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa kehamilan,
persalinan, masa nifas, bayi baru lahir hingga penggunaan kontrasepsi, wanita akan
mengalami berbagai masalah kesehatan. Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas
seorang ibu berjalan normal, ibu membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk
peraturan pemerintahan Nomor 61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi menyatakan
bahwa setiap perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup
sehat dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka
Kematian Ibu (Bandiyah, 2009).
Pada akhir masa kehamilan atau kehamilan tua dengan rentang usia 28-40 minggu
yaitu trimester III merupakan waktu untuk menyiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut sebagai
periode penantian (Kusmiyati, Yuni, & dkk, 2009). Sejumlah ketakutan terlihat selama
trimester ketiga. Wanita mungkin khawatir terhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak akan
tahu kapan dia melahirkan. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang
akan timbul pada waktu melahirkan(Kusmiyati et al., 2009). Ketidaknyamanan pada
trimester ini 2 meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan jelek, menjadi lebih ketergantungan,
malas dan mudah tersinggung serta merasa menyulitkan (Sulistyawati, 2012).
1.2 Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Dapat memberikan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan trimester III
secara komprehensif berdasarkan kebutuhan ibu.
1.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian data pada Ibu trimester III
b. Dapat menentukan diagnosa dan masalah pada Ibu trimester III
c. Dapat mengidentifikasi perlunya tindakan segera pada Ibu trimester III
d. Dapat mengimplementasikan secara langsung tindakan yang telah disusun
pada Ibu trimester III
e. Dapat mengevaluasi efektifitas asuhan yang telah di laksanakan pada Ibu
trimester III
f. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah
dilakukan pada Ibu trimester III
1.3 Manfaat Akademis
Penulisan ini berdasarkan kumpulan artikel, literatur ilmiah dan buku yang
penulis simpulkan guna untuk meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan
kehamilan di trimester tua.
1.4 Manfaat Praktis
1. Menjadi salah satu bahan masukan dalam peningkatan pemberian pelayanan
kebidanan, yang mumpuni dan profesional di masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Ketidaknyanan dan cara mengatasi keluhan pada ibu hamil trimester III.
Menurut Varney,dkk., (2008) menjelaskan ketidaknyamanan dan cara mengatasi
keluhan yang dialami ibu pada kehamilan trimester III yaitu :
1. Peningkatan frekuensi berkemih Kehamilan trimester III peningkatan frekuensi
berkemih paling sering dialami oleh wanita primigravida setelah bagia presentasi
menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada
kandung kemih. Metode yang dapat dilakukan yaitu mengurangi asupan cairan
sebelum tidur malam sehinga wanita tidak perlu bolak balik ke kamar mandi saat
akan tidur.
2. Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan
tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Pakaian ketat yang menghambat
aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah ini.
Cara penanganannya yaitu hindari menggunakan pakaian ketat, posisi
menghadap ke samping saat berbaring dan penggunaan penyokong atau korset
pada abdomen maternal yang dapat melongggarkan tekanan pada vena-vena
panggul.
3. Nyeri pada punggung diantaranya bagian bawah merupakan nyeri punggung
yang terjadi pada area lumbosakral. Perubahan ini diakibatkan oleh berat uterus
yang membesar. Nyeri punggung juga dapat merupakan akibat membungkuk
berlebihan, berjalan tanpa istirahat, dan angkat beban. Cara mengatasinya yaitu
hindari membungkuk berlebihan, gunakan sepatu bertumit rendah, kompres
hangat pada punggung, mandi air hangat, duduk dibawah siraman air hangat.
4. Keluhan ini sering terjadi pada ibu hamil trimester akhir, tangan dan kaki akan
mengalami kekakuan. Tangan dan kaki agak membengkak sedikit karena
menyimpan banyak cairan akibatnya syaraf menjadi tertekan. Penyebab dari
kram karena hormon kehamilan, kekurangan kalsium, kelelahan, tekanan rahim
pada otot, kurang bergerak sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Keluhan
ini dapat diatasi dengan melemaskan seluruh tubuh terutama bagian tubuh yang
sakit. Selain itu, pada saat bangun tidur jari kaki ditegakkan sejajar dengan tumit
untuk mencegah kram mendadak (Jannah, 2012).
2.5 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Tanda bahaya kehamilan trimester III adalah perdarahan pervaginam,
preeklampsia (preeklampsia ditandai dengan sakit kepala yang hebat, penglihatan
kabur, tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diastolik 10-20 mmHg di atas normal,
proteinuria diatas positif 3, edema menyeluruh), nyeri hebat didaerah abdomen,
ketuban pecah dini atau sebelum waktunya dan gerakan janin berkurang (Saifudin,
dkk, 2011).
2.6 Kunjungan Antenatal
Kunjungan ulang merupakan kunjungan yang dilakukan selama kehamilan
setelah kunjungan antenatal pertama. Jadwal kunjungan ulang menurut
Saifudin,dkk., (2011), yaitu :
a. Kunjungan I (kurang dari 14 minggu) dilakukan untuk penapisan dan
pengobatan anemia, perencanaan persalinan, pengenalan komplikasi akibat
kehamilan dan pengobatannya.
b. Kunjungan II (-28 minggu) dilakukan untuk pengenalan komplikasi akibat
kehamilan dan pengobatannya, penapisan preeklamsi, infeksi alat reproduksi
dan saluran perkemihan dan mengulangi perencanaan persalinan.
c. Kunjungan III (28-36 minggu) tujuan kunjungan sama seperti kunjungan II,
ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
d. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir) dilakukan untuk mengenali adanya
kelainan letak dan presentasi, memantapkan rencana persalinan, mengenali
tanda tanda persalinan.
2.7 Asuhan Antenatal
Peraturan Menteri Kesehatan RI. Nomor 97 Tahun 2014 dalam Kemenkes
(2014a), menyatakan standar asuhan antenatal terdiri atas 10T yang wajib di berikan
seorang bidan ketika ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan, yaitu:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan Penimbangan berat badan pada
setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya
gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9
kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya
menunjukan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan
pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko
untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion).
2. Ukur tekanan darah Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah
>140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklamsia (hipertensi disertai odema
wajah dan atau tungkai bawah atau proteinuria).
3. Nilai status Gizi (Ukur lingkar lengan atas/LILA) Pengukuran LILA hanya
dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk
skrining ibu hamil berisiko KEK. Kurang energi kesehatan kronis disini
maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi adaah telah
berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang dadri 23,5
cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bari berat lahir rendah
(BBLR).
4. Ukur Tinggi fundus uteri Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali
kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai
atau tidak dengan usia kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan
umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar
pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) Menentukan
presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya tiap kali
kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak
janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala
janin belum masuk pintu atas panggul berati ada kelainan letak, panggul
sempit atau masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutkan setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120
kali/menit atau DJJ lebih dari 160 kali/menit menunjukan adanya gawat janin.
6. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan Berikan Imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013
dalam Kemenkes (2013), tentang Penyelenggaraan Imunisasi
mengamanatkan bahwa wanita usia subur dan ibu hamil merupakan salah
satu kelompok populasi yang menjadi sasaran imunisasi lanjutan. Imunisasi
lanjutan adalah kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi imunisasi dasar
pada bayi yang diberikan kepada anak, balita anak usia sekolah dan wanita
usia subur termasuk ibu hamil. Wanita usia subur (WUS) yang menjadi
sasaran imunisasi TT adalah wanita berusia antara 15-49 tahun yang terdiri
dari WUS hamil (ibu hamil) dan tidak hamil. Imunisasi lanjutan pada WUS
salah satunya dilaksanakan pada waktu melakukan pelayanan antenatal.
Imunisasi TT pada WUS diberikan sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu,
dimulai sebelum dan atau saat hamil yang berguna bagi kekebalan seumur
hidup.
7. Beri Tablet Tambah Darah (tablet besi) Untuk mencegah anemia gizi besi,
setiap ibu hamil harus menmbah tablet tambah darah (tablet zat besi) dan
asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak
pertama.
8. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin
adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan oleh setiap ibu hamil
yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah
endemis/epidemi. Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah
pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil
yang melakukan kunjungan antenatal. Pemeriksaan laboratorium dilakukan
pada saat antenatal tersebut meliputi :
a. Pemeriksaan Golongan Darah Pemeriksaan golongan darah pada ibu
hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan
juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu waktu
diperlukan apabila terjadi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Darah (HB). Pemeriksaan kadar
hemoglobin darah ibu hamil dilakukann minimal sekali pada trimester I
dan sekali pada trimester III. Pemeriksaan ini ditunjukan untuk mengatasi
ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya
karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang
janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil
pada trimester ke II dilakukan atas indikasi.
c. Pemeriksaan Protein dalam Urine Pemeriksaan protein dalam urine pada
ibu hamil dilakukan pada trimester ke II dan ke III atas indikasi.
Pemeriksaan ini ditunjukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada
ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya
preeklamsia pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan Kadar Gula darah Ibu hamil yang dicurigai menderita
diabetes melitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama
kehamilannya minimal sekali saja pada trimester I, sekali pada trimester II
dan sekali pada trimester ke III.
e. Pemeriksaan darah malaria Semua ibu hamil di daerah endemis malaria
dilakukan pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada kontak
pertama. Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan
pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.
f. Pemeriksaan tes Sifilis Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah
dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga menderita sifilis.
Pemeriksaan sifilia sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
g. Pemeriksaan HIV Di daerah epidemi HIV meluas dan terkontaminasi,
tenaga kesehatan di fasulitas pelayanan kesehatan wajib menawarkan
tes HIV kepada semua ibu hamil secara inklusif pada pemeriksaan
laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang
persalinan. Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV oleh
tenaga kesehatan diprioritaskan kepada ibu hamil dengan Infeksi menular
seksual (IMS) dan TB secara insklusif . Teknik penawaran ini disebut
2.7.1 Interval pemberian imunisasi TT dan lama masa perlindungan yang
diberikan sebagai berikut :
a. TT2 memiliki interval minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa
perlindungan 3 tahun
b. TT3 memiliki interval minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa
perlindungan 5 tahun.
c. TT4 memiliki interval minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa
perlindungan 10 tahun.
d. TT5 memiliki interval minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa
perlindungan 25 tahun. Status imunisasi TT harus diberikan sebelum
pemberian vaksin.
Kebijakan Pemerintah
Menurut Depkes RI (2010) Dalam memberikan asuhan kehamilan standar
minimal yang harus dilaksanakan adalah 14T yaitu:
1) Timbang berat badan.
2) Ukur Tekanan darah
3) Ukur Tinggi fundus uteri
4) Pemberian tablet Fe
5) Pemberian imunisasi TT
6) Pemeriksaan Hb
7) Temu wicara atau konseling termasuk perencanaan persalinan
8) Pemeriksaan protein urine
9) Pemeriksaan reduksi urine
10) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
11) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.
Skor Poedji Rochjati
3.1.2 Penapisan Ibu Hamil Trimester III menurut Poedji Rochjati (Buku KIA,2015)
dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
a. Kehamilan Resiko Rendah (KRR) skor 2 hijau
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko. Kemungkinan besar:
persalinan normal, tetap waspada komplikasi persalinan Ibu dan Bayi baru lahir
Hidup Sehat.
b. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 – 10 kuning
Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu dan atau janin dapar
menyebabkan komplikasi persalinan. Dampak kematian / kesakitan / kecacatan
pada ibu dan atau bayi baru lahir.
c. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor ≥12 merah
Kehamilan dengan faktor resiko ganda 2 lebih baik dari ibu dan atau
janinnya yang dapat menyebabkan
1) Lebih besar resiko/ bahaya komplikasi persalinan
2) Lebih besar dampak kematian ibu dan atau bayi.
2.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III
2.2.1 PENGKAJIAN
Tanggal : Sebagai rekam medik untuk mengetahui kapan klien datang
Jam : Sebagai rekam medik untuk mengetahui kapan klien datang pada
tempat pelayanan kesehatan
a. Data Subjektif
Langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui
anamnesis. Berhubungan dengan sudut pandang dari pasien.
a. Biodata
a) Nama
Nama ibu dan suami digunakan untuk mengenal, memanggil dan
menghindari terjadinya kekeliruan.
b) Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam
kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia di bawah 16 tahun dan di
atas 35 tahun merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk
hamil. Umur yang baik untuk kehamilan adalah 19-25 tahun.
c) Agama
Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang
berkaitan dengan ketentuan agama. Antara lain dalam keadaan yang
gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui
dengan siapa harus berhubungan.
d) Suku/ bangsa
Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi
prilaku suku Pendidikan
Untuk memberi bimbingan sesuai dengan tingkat pendidikannya.
e) Pekerjaan
Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar
nasehat kita sesuai. Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk mengetahui
apakah ada pengaruh pada kehamilan seperti bekerja di pabrik
rokok, percetakan dll.
f) Alamat
Untuk mempermudah komunikasi kunjungan rumah.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal
ini di sebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang di
ungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut di
keluhkan oleh klien.
c. Riwayat Kesehatan
Dari data riwayat ini dapat kita gunakan sebagai penanda (warning) akan
adanya penyulit masa hamil. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada
masa hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan
mempengaruhi organ yang mengalami gangguan. Beberapa data penting
tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu diketahui adalah apakah
pasien pernah atau sedang menderita
h. Riwayat Pernikahan
a. Lama menikah
Seorang perempuan dikatakan sebagai primigravida primer jika baru mendapatkan
kehamilannya setelah 5 tahun menikah tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan tanpa
hambatan dalam melakukan hubungan seksual. Batas ideal untuk kehamilan setelah menikah
yakni 2 tahun.
b. Jumlah anak
Jumlah anak ideal hanya sampai kehamilan ketiga, kehamilan kelima sudah termasuk
grandemultipara, dan harus diwaspadai terhadap perdarahan postpartum, umur anak
diatas 5 tahun tergolong primigravida tua sekunder (Manuaba, 2010:159).
i. Riwayat KB
b) Pola istirahat
Istirahat cukup minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang
hari. Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat
yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Posisi miring
kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi
fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena kava
asendan /hipotensi supine (Bobak, 2005:180).
c) Eliminasi
Pada wanita hamil mungkin terjadi obstipasi karena kurang gerak
badan, peristaltik menurun karena pengaruh hormon dan tekanan
pada rektum oleh kepala (Indrayani, 2011:180). Sedangkan untuk
BAK ibu trimester III mengalami ketidaknyamanan yaitu sering
kencing (Romauli, 2011:139). Karena bagian terendah janin sudah
masuk rongga panggul sehingga rahim akan menekan kandung
kamih (Indrayani, 2011:180).
d) Aktivitas
Aktivitas fisik meningkatkan rasa sejahtera ibu hamil. Aktivitas fisik
meningkatkan sirkulasi, membantu relaksasi dan istirahat, dan
mengatasi kebosanan yang juga dialami oleh wanita yang tidak
hamil.Anjuran supaya pasien mempelajari
Badan (Kg)
Rendah (BMI) kurang 19,8 12,5-18
29
e) LILA
> 23,5 cm. Jika < 23,5 merupakan indikator status gizi kurang,
sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR (Prawirohardjo dalam
Romauli, 2011 : 173).
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital Romauli (2011:172), yaitu:
a) Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila
tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih, atau
diastolik 15 mmHg atau lebih, kelainan ini dapat berlanjut menjadi pre
eklampsia dan eklampsi kalau tidak ditangani dengan tepat.
b) Denyut nadi
Pada keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60-80 x/menit. Jika
denyut nadi ibu 100x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami salah
satu atau lebih keluhan seperti tegang, ketakutan atau cemas akibat
masalah tertentu, perdarahan berat, anemia sakit/demam, gangguan
tyroid, gangguan jantung.
c) Pernafasan
Pada dasarnya pernafasan yang normal 16-24 x/menit apabila
pernafasan
Suhu
Suhu tubuh yang norma 36,5-37,5 C̊ . suhu tubuh lebih dari 37 C
̊
perlu diwaspadai adanya infeksi.
3) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
(1) Muka
Edema muka menunjukkan adanya penyakit jantung, penyakit
ginjal, preeklamsi berat, kekurangan gizi, bentuk anemia. Kloasma
gravidarum serta hiperpigmentasi kulit, dahi, dan pipi diakibatkan
peningkatan melanocyte stimulating hormone dari hipofisis
anterior.
(2) Mata
Edema kelopak mata kemungkinan menderita hipoalbunemia,
tanda preeklamsi berat dan anemia. Konjungtiva pucat atau cukup
merah sebagai gambaran tentang anemianya (Kadar Hb) secara
kasar (Manuaba, 2010 :162-215).
(3) Mulut & gigi
Periksa adanya karies, tonsillitis atau faringitis. Hal tersebut
merupakan sumber infeksi. Leher
Ibu hamil dengan pembesaran kelenjar tiroid berhubungan dengan
gangguan fungsi kelenjar tersebut (Prawirohardjo, 2009: 289).
(4) Payudara
Hiperpigmentasi areola payudara akibat pengaruh malanocyte
stimulating hormone dari hipofisis anterior. Puting susu menonjol,
kelenjar Montgomery tampak.
(5) Perut
Ada tidaknya bekas luka operasi atau operasi lainnya yang dapat
menjadi lokus minoris resistensi. makin membesar sesuai usia
kehamilan, hiperpigmentasi kulit seperti linea alba dan striae
gravidarum akibat pengaruh malanocyte stimulating hormone.
Terdapat bekas luka insisi atau tidak.
(6) Genetalia
Pengeluaran fluor karena infeksi dengan diagnosis banding
trikhomonas vaginalis atau kandida albikans serta infeksi vaginosis
bakterialis. Adanya kondiloma akuminata terjadi karena infeksi
virus, jika ukurannya besar sebaiknya persalinan melalui SC.
(7) Ekstremitas
Adanya varises sering terjadi karena kehamilan berulang dan
bersifat herediter. Edema tungkai sebagai tanda
Sumber: Kriebs, Jan M., 2010. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney
Edisi 2. Jakarta, halaman 196
b. Solusio Plasenta
Intervensi :
1) Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepada ibu.
R :Informasi yang dikumpulkan selama kunjungan antenatal memungkinkan
bidan dan ibu hamil untuk menentukan pola perawatan antenatal yang tepat.
Memberikan informasi tentang gerakan janin dapat memberikan ketenangan
pada ibu (Fraser, 2011:266)
2) Berikan informasi kepada ibu tentang perubahan fisiologis dan
ketidaknyamanan umum yang terjadi pada masa kehamilan trimester III.
R :Ibu yang memiliki pengetahuan tentang dasar fisik rasa tidak nyaman akibat
kehamilan cenderung tidak terlalu khawatir dengan kondisi kesehatannya
(Bobak, 2005: 160)
3) Diskusikan dengan ibu tentang kebutuhan nutrisi selama hamil trimester III.
R :Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik,
akan tetapi tidak boleh berlebihan, ibu hendaknya menguranngi karbohidrat
dan meningkatkan protein, sayur-sayuran dan buah- buahan, lemak harus
tetap dikonsumsi. Selain itu makanan terlalu manis seperti gula dan terlalu
asin seperti garam, ikan asin, telur asin, tauco dan kecap asin) karena
makanan tersebut akan memberikan kecenderungan janin tumbuh besar dan
merangsang timbulnya keracunan saat kehamilan (Romauli, 2011:76
Diskusikan dengan ibu tentang kebutuhan istirahat selama hamil
trimester III.
R :Pada kehamilan trimester III perut ibu semakin membesar menyebabkan ibu
mudah lelah, ketidaknyamanan juga bertambah (Hamilton, 2011: 63).
Istirahat sangat membantu karena kongesti darah pada pelvic dan tungkai
berkurang, kerja jantung berkurang dan stress mental juga dapat berkurang
(Hamilton, 2011: 84). Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan periode
istirahat yang teratur khusunya seiring kemajuan kehamilannya. Posisi miring
kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi
fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena kava asendan
(hipotensi supine) (Bobak, 2005: 180).
4) Diskusikan dengan ibu tentang pentingnya latihan fisik ringan bagi ibu hamil.
R :Beberapa manfaat dari latihan fisik dapat mengatasi ketidaknyamanan
kehamilan dan persalinan, meningkatkan tonus otot, kekuatan otot, dan
ketahanan otot selain itu juga dapat mempersiapkan wanita untuk
menghadapi stress fisik selama persalinan dan perawatan bayi setelah
melahirkan Aktivitas fisik meningkatkan rasa sejahtera ibu hamil. Aktivitas
fisik meningkatkan sirkulasi, membantu relaksasi dan istirahat, dan
mengatasi kebosanan yang juga dialami oleh wanita yang tidak hamil
(Bobak, 2005: 179). Oleh sebab itu dianjurkan untuk wanita hamil melakukan
senam ibu hamil. Diskusikan dengan ibu tentang rencana persalinan.
R : Rencana persalinan akan efektif jika dibuat dalam bentuk tertulis bersama
bidan yang berbagi informasi sehingga ibu dapat membuat rencana sesuai
dengan praktik dan layanan yang tersedia (Fraser,2011:248). Beberapa hal
yang mungkin didiskusikan dalam perencanaan persalinan diantaranya
tempat kelahiran, pendamping kelahiran, posisi untuk persalinan, pereda
nyeri, makan dan minum saat persalinan, kala III persalinan, kebutuhan
untuk penjahitan perineum. Pemberian IMD, pemberian vit K, diskusikan
setiap budaya atau agama yang mungkin ingin dipantau ibu (Medforth,
2012:125).
5) Jelaskan kepada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan.
R : Mengetahui macam-macam tanda bahaya ibu dapat segera mencari
pertolongan pada waktu yang tepat jika terjadi, dan komplikasi dapat segera
teratasi (Bobak, 2005: 160).
6) Diskusikan tanda dan gejala persalinan dan kapan harus menghubungi bidan.
R : Konseling pada kehamilan tahap akhir menekankan pada persalinan dan
proses melahirkan (Bobak, 2005: 191).
7) Diskusikan mengenai perencanaan persalinan P4K
1. Ajeng, N. Perubahan Adaptasi Fisiologis Ibu Hamil Trimester III. Yogyakarta : 2012
2. Kusmiyati, Yuni, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.
3. Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Yogyakarta: Penerbit Pelajar
4. Bandiyah, Siti. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogjakarta: Nuha
Medika.
5. Sulistyawati. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
6. Widatiningsih, S. dan Christin, H. T. D., 2017. Praktik terbaik asuhan kehamilan.
Yogyakarta: Transmedika.
7. Walyani, Elisabeth,S. 2015. Asuhan kebidanan pada kehamilan. Yogyakarta.Pustaka
barupres.
8. Evayanti,Yulistiana. 2015. Hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami pada ibu
hamil terhadap keteraturan kunjungan antenatal care (anc) di puskesmas wates
lampung tengah tahun 2014. Jurnal kebidanan vol 1, no 2.
9. Varney.2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
10. Saifuddin, AB. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
11. Asrinah, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
12. Depkes RI. 2018. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes RI
13. Handayani. 2017. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Kemenkes RI.
14. Mufdlilah, dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
15. Kriebs, Jan M., 2010. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney Edisi 2. Jakarta, halaman
196
16. Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.
17. Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC.
18. Medforth, dkk. Alih bahasa Yulianti Devi. 2011. Kebidanan Oxford dari Bidan untuk
Bidan. Jakarta: EGC
19. Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta: Nuha Medika.
20. Fraser, Diane. 2011. Buku Ajar Bidan edisi 14. Jakarta: EGC.
21. Hamilton, P. M. 2011. Dasar-dasar keperawatan maternitas alih bahasa, Niluh Gede
Yasmin (6th ed).Jakarta : EGC
22. Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media
23. Pantikawati, Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha
Medika.
24. Prawirohardjo, Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo