Anda di halaman 1dari 14

ANALISA FAKTOR - FAKTOR YAN G BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPA

TUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PERWAT


DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
TAHUN 2021

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan guna menyusun Skripsi untuk memenuhi
sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

RUDOLF AGUNG SETIAWAN WENI


NPM. 19070242

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2021

1
BAB I PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna yang meliputi rawat inap, rawat jalan, laboratorium dan
intalasi gawat darurat. Rumah sakit termasuk tempat kerja dengan potensi bahaya yang dapat
menimbulkan dampak atau resiko terhadap K3 ( Suhartono 2019)

Menurut Kementrian Kesehatan Upaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) harus
diselenggarakan disemua tempat kerja khususnya tempat kerja yang memiliki bahaya resiko
bahaya kesehatan, tidak hanya pelaku yang langsung bekerja di rumah sakit tapi juga terhadap
pasien dan pengunjung rumah sakit hingga sudah seharusnya pihak pengelola rumah sakit
menerapkan upaya K3 di Rumah sakit (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
432/Menkes/Sk/Iv/2007)

World Health Organitation (Who) telah menetapkan pentingnya penerapan Standart


Kewaspadaan pada tenaga kesehatan dalam setiap tindakan untuk mencegah peningkatan infeksi
nasokomial. Standart Kewaspadaan merupakan tindakan pengendalian infeksi sederhana yang
digunakan oleh seluruh petugas kesehatan setiap saat pada semua tempat dan tindakan pelayanan
dalam rangka mengurangi resiko penyebaran penyakit (dihapus)

Prinsip utama prosedur Standar Kewaspadaan Universal pelayanan kesehatan adalah


menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Alat Pelindung diri (APD)
Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di pakai petugas
untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan infeksius.
APD terdiri dari sarung tangan, masker/Respirator Partikulat, pelindung mata
(goggle), perisai/pelindung wajah, kap penutup kepala, gaun pelindung/apron,
sandal/sepatu tertutup (Sepatu Boot). 3) pemakaian APD bertujuan untuk

2
melindungi kulit dan membran mukosa dari resiko pajanan darah, cairan tubuh,
sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir dari pasien ke petugas
dan sebaliknya.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2017)

Menurut OSHA (Occupational Safety and Health Administration) Alat pelindung diri
adalah alat yang digunakan untuk melindungi dari luka atau penyakit yang diakibatkan adanya
kontak dengan bahaya yang bersifat kimia, biologis, radiasi , fisik, elektrik, mekanik, dan lainnya

bias Penggunaan alat pelindung diri (APD) secara teknis dapat mengurangi tingkat
keparahan dari kecelakaan kerja yang terjadi, perlatan pelindung diri tidak menghilangkan atau
mengurangi bahaya yang ada, peralatan ini mengurangi jumlah kontak dengan bahaya dengan
cara penempatan penghalang antara tenaga kerja dengan bahaya ( Suma’mur, 2009)

)dihapus

dihapus)

Menurut WHO dari 35 juta pekerja kesehtan, 3 juta terpajan pathogen darah 2juta
terpajan virus HBV, 0,9 juta terpajan virus HBC dan 170.000 terpajanvirus HIV/AIDS amerika
1998 mencatat frekuensi angka kecelakaan akibat kerja di rumah sakit lebih tinggi 41%
disbanding pekerja lain dengan angka KAK terbe99hnj msar adalah cedera jarum suntik atau
needle stick injuries(NSI)

Menurut International labour organization ( ILO), setiap tahun di seluruh dunia 2 juta
orang meninggal karena masalah-masalah akibat kerja. Dari jumlah ini, 354.000 orang
mengalami kecelakaan fatal. Disamping itu, setiap tahun ada 270 juta pekerja yang mengalami
kecelakaan akibat kerja dan 160 juta yang terkena penyakit akibat kerja (ILO, 2004)

3
pada tahun 2012 1 pekerja meninggal setiap 15 detik karna kecelakaan kerja dan 160
pekerja mengalami sakit akibat kerja ditahun selanjutnya (2013) ILO mencatat angka kematian
dikarnakan kecelakaan akibat kerja sebanyak 2 juta kasus pertahun (depkes, 2014)

data BPJS Ketenagakerjaan kasus kecelakaan kerja mengalami peningkatan. Dari


sebelumnya 114.000 kasus kecelakaan pada 2019, menjadi 177.000 kasus kecelakaan kerja pada
2020

Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan Kepatuhan dalam menggunakan


APD seperti penelitian Dwi Agung Riyanto (2016) tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi k
epatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri di Rumah Sakit Sari Asih Serang Provin
si Banten” Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara factor komunikasi dengan kepat
uhan perawat dalam menggunakaan APD dengan nilai P = 0,011 (P<0,05) dan QR = 4,8 Adany
a hubungan antara factor ketersediaan alat dengan kepatuhan perawat dalam menggunkan APD d
engan nilai P= 0,003 (p<0,05) dan QR = 6,67 adanya hubungan factor pengawasan dengan kepat
uhan perawat dalam menggunkan APD dengan nilai P = 0,02 (P=0,05) dan QR =4,40 Adanya hu
bungan antara factor sikap dengan kepatuhan perawat dalam menggunkan APD dengan nilai P=
0,034 (P=0,05) dan QR =4,42 dengan kesimpulan bahwa kepatuhan perawat dalam menggunaka
n APD di RS Sari Asih Serang belum maximal. Penelitian Cita Chusnul Chotimah (2019) “Peng
aruh Pengetahuan, Motivasi dan Persepsi Resiko terhdap prilaku penggunaan alat pelindung diri
dasar yang dimoderasi factor pengawasan pada civitas hospitalia RSGM UNSOED” hasil penelit
ian dengan menggunakan teknik proportionate random sampling dengan menggunakan 127 oran
g sampel dan alat analisis adalah regresi moderasi dengan hasil menunjukan terdapat pengaruh p
engetahuan, motivasi dan persepsi resiko terhadap penggunaan APD. Penelitian Seally Rahmatia
la (2020) “pengaruh prilaku terhadapa penggunaan alat pelindung diri dalam pencegahan infeksi
nasokomial di ruang rawat inap RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai 2020” dengan menggunakan r
ancangan cross sectional study dan sampel 57 orang didapatkan hasil nilai P –Value <0,05 yaitu
pada pengetahuan (0,651) sikap(0,013) Tindakan (0.001) kepatuhan (0,044) di RSUD Dr. R. M.
Djoelham Binjai 2020 data tersebut menunjukna kurangnya kepatuhan perawat dalam mengguna
kan APD

4
hapus

Kesadaran akan penggunaan alat pelindung diri pada perawat masih sangat kurang di
Rumah sakit di Indonesia ternyata hanya 40% dan kenyataan dilapangan pada perawat rata-rata
hanya menggunakan salah satu pelindung diri (sarung tangan atau masker saja)saat menangani
pasien (Musfiqah Said, 2013)

Factor yang berhubungan dengan prilaku penggunaan APD pada pekerja informal adalah
pengetahuan, pelatihan, sikap, motivas, komunikasi, ketersediaan APD dan (sahab 1997)

Motivasi  maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang
mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan
memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk
mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang (Douglas
McGregor 1964 ) menurut penelitian Apolonaris (2019) tingginya motivasi perawat dalam
mematuhi penggunaan alat pelindung diri dikarnakan responden ingin mecapai kesuksesan
dalam kerjaanya dan melindungi diri dari penyakit yang berasal dari pasien

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek sehingga
manifestasinya tidak dapat langsung dilihat Notoadmojo (2003) menurut hasil wawancara
terhdap responden diperleh informasi bahwa sikap yang kurang baik terhadap penggunaan APD
oleh responden karna merasa tidak nnyaman (Juwita Maria Rori, 2017)

terjadinya perubahan prilaku patuh menjadi kurang patu dapat dipengaruhi oleh
kelengkapan sarana dan prasarana khususnya dalam penyediaan alat pelindung diri hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Chrismadani (2011) bahwa adanya keterkaitan antar
faktor ketersediaan APD dan kepatuhan hal ini menunjukan peranan penting keterlibatan rumah
sakit dalam hal penyediaan APD di setiap ruangan,
5
(menurut notoadmojo (2007) bahwa factor komunikasi merupakan factor pendukung
dalam mempengaruhi kepatuhan perawat yaitu berupa pemberian sosialisasi penggunaan alat
pelindung diri sesuai SOP seperti pemasangan poster atau spanduk disetiap ruang keperawatan
yang diharapkan dengan adanya sosialisasi tersebut maka aspek komunikasi dalam penyampaian
informasi yang terus menerus dapat memberikasn stimulus yang positif dalam meningkatkan
kesadaran diri mengenai pentingnya penerapan budaya keselamatan di lingkungan kerja.
menurut hasil penelitian Dwi Agung Riyanto (2016) bahwa kepatuhan perawat akan meningkat
apabila didukung denagan adanya komunikasi yang baik

Menurut notoadmojo (2012) bahwa domain pengetahuan berawal dari tahu dingga
domain aplikasi. Dari hasil pengetahuan terseebut tenaga kesehatan akan memahami tentang
pentingnya penggunaan APD sehingga bisa menerapkan dalam prilaku penggunaan APD hal ini
sesuai dengan penelitian Arif afandi (2020) bahwa pengetahuan yang baik akan mempengaruhi
prilaku seseorang untuk berperilaku baik

Menurut Ramdayana (2009) factor yang dapat mempengaruhi kepatuhan individu yaitu
factor instrinsik : pengetahuan, masa kerja, pendidikan, usia , jenis kelamin,dan sikap dan factor
extrinsic kelengkapan APD, kenyamanan pemakaian alat, peraturan tentang APD , untuk
kepatuhan penggunaan apd RSUD DR. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin menurut
pengamatan peneliti terdapat perawat yang belum menggunakan APD dengan benar rsaat
melaukan tindakan seperti mengganti perban, pasang infus, dll berikut tabel kepatuhan
penggunaan APD pada bulan Juni 2021.

Kepatuhan Penggunaan APD Juni 2021

NO Ruangan Persentase NO Ruangan Persentase

1 Nilam 1 82,35% 9 Kumala 2 79,16%

2 Nilam 3 82,35% 10 Kumala 3 82,35%

3 Emerald 2 100% 11 Merah Delima 96%

4 Emerald 3 100% 12 ICU 91,60%

6
5 Alexandri1/Ponek 97% 13 IBS 96%

6 Alexandri 2 82,35% 14 IGD 82,35%

7 Alexandri 3 76,47% 15 Jamrud 82,35%

8 Kumala 1 81,25%      

Gambar 1. Sumber PPI RS Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin 2021

B. Rumusan masalah
1. Pernyataan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka dapat peneliti rumuskan
masalah yang terjadi ialah adanya ketidakpatuhan perawat dalam menggunakan Alat
pelindung diri (APD ) yang dapat menimbulkan kerugian bagi diri sendiri, pasien dan
lingkungan di rumah sakit pada pengamatan yang dilakukan peneliti terdapat beberapa
perawat yang tidak sesuai dalam menggunakan APD atau bahkan tidak menggunakan APD
sama sekali

2. Pertanyaan Masalah
Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan perawat di
RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin 2021 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan perwat

dalam menggunakan Alat Pelindung Diri pada perawat di RSUD DR. H. Moch Ansari

Saleh Banjarmasin Tahun 2021

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi tingkat kepatuhan perawat dalam menggunaan Alat Pelindung


Diri pada perawat di RSUD dr. H. Moch. Ansari saleh banjarmasin tahun 2021

7
b. Mengidentifikasi pengetahuan perawat di RSUD dr. H. Moch. Ansari saleh ban
jarmasin tahun 2021
c. Mengidentifikasi hubungan jenis kelamin dengan tingkat kepatuhan
penggunaan alat pelindung diri (APD) perawat di RSUD dr. H. Moch. Ansari s
aleh Banjarmasin
d. Mengidentifikasi motivasi perawat di di RSUD dr. H. Moch. Ansari saleh banja
rmasin tahun 2021
e. menganalisis Hubungan pengetahuan dengan tingkat kepatuhan penggunaan
Alat pelindung diri (APD ) perawat di RSUD dr. H. Moch. Ansari saleh Banjar
masin tahun 2021
f. menganalisis Hubungan jenis kelamin dengan tingkat kepatuhan penggunaan
Alat pelindung diri (APD ) perawat di RSUD dr. H. Moch. Ansari saleh Banjar
masin tahun 2021
g. menganalisis Hubungan motivasi dengan tingkat kepatuhan penggunaan Alat
pelindung diri (APD ) perawat di RSUD dr. H. Moch. Ansari saleh banjarmasin
Tahun 2021

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai salah satu bahan referensi terutama kajian tentang kepatuhan perawat dalam

menggunakan Alat Pelindung Diri di Rumah sakit khususnya atau ditempat-tempat kerja

lainnya serta dapat menjadi informasi tentang pentingnya penggunaan Alat pelindung dir

i dan bahaya akibat tidak menggunakan pelindung diri sehingga mengurangi resiko kece

lakaan dan penyakit akibat kerja pada para perawat

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Instansi

Sebagai wadah pengembangan ilmu pengetahuan bagi dan sebagai bahan


masukan bagi mahawiswa untuk menambah wawasan tentang pentingnya

8
penggunaan alat pelindung diri ditempat sehingga dapat mengurangi resiko terja
dinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja

b. Bagi Peneliti
Sebagai sarana dalam menerapkan dan mengembangkan teori yang telah diperoleh
selama perkuliahan, serta menambah wawasan mengenai factor – factor penyebab
ketidak patuhan perawat dalam menggunakan Alat pelindung

Bagi Peneliti Selanjutnya


Sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang hubungan
analisa faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan penggunaan alat pelindung di
ri pada perwat di rsud dr. H. Moch. Ansari saleh banjarmasin
dimana penelitian ini dapat menjadi acuan untuk memperluas jumlah sampel
penelitian, jenis desain penelitian dan variabel yang berbeda.

9
E. Keaslian Penelitian

(untuk jurnal yg menghubungkan dg jenis kelamin uln sisipkan di tabel jurnal no 11)

Nama peneliti, Judul dan


Metode penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
Tahun Penelitian
No
1. Appolonaris T. Berkanis Penelitian ini menggunakan jenis Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubun 1. Terletak pada
(2019). Hubungan motivasi analisis Cross sectional dengan ju agan antara motivasi dengan kepatuhan variabel, tempat
dengan kepatuhan perawat mlah sampel 35 orang Perawat perawat dalam penggunaan alat pelindung dan waktu serta
dalam penggunaan alat diri dimana diperoleh nilai p =0.003, p<α sasaran penelitian.
pelindung diri (APD) di (0.003<0.05) yang artinya diterima yaitu ada
ruang rawat inap Rumah hubungan antara motivasi dan kepatuhan
sakit Tentara Wira Sakti
Kupang
2. Agus Aan Adriansyah (202 Penelitian ini menggunakan design Hasil penelitian menunjukan p value 0,004 2. u Terletak pada
1). Kepatuhan penggunaan al analitik dengan pendekatan cross se ntuk hubungan pengetahuan dengan kepatuha variabel, tempat
at pelindung diri ditinjaudari ctional, jumlah sampel 56 pekerja n menggunakan APD Masker dan p value = dan waktu serta
pengetahuan dan sikap peker 0,034 untuk hubungan sikap dengan dengan k sasaran penelitian.
ja epatuhan menggunakan APD Maskerhasil ya 3.
ng diperoleh yaitu terdapat hubungan yang si
gnifikan antara pengetahuan dan sikap terhad
ap kepatuhuan penggunaan APD
3. Nur Handayani SKM (2017) Diskriptif kuantitatif dengan Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan 4. Terletak pada
factor –faktor yang pendekatan cross sectional mendapat (91,1%) hubungan kenyamanan variabel, tempat
berhubungan dengan Jumlah sampel 45 perawat menggunakan Apd dengan kepatuhan dan waktu serta
kepatuhan perawat menggunakan teknik purpose mendapat nilai (77,8%) sasaran penelitian.
menggunakan APD masker sampling 5.
sesuai SOP di RS Paru
Respira Jogjakarta
4. Noor zairin (2015) Faktor ya Menggunakan rumus cross Hasil variable pengawasan mendapat nilai 6. Terletak pada
ng mempengaruhi prilaku ter sectional study dengan jumlah regresi 0,700 dan variable ketersediaan apd variabel, tempat
hadap kepatuhan penggunaan sample 81 orang 0,678% terdapat pengaruh yang signifikan dan waktu serta

10
alat pelindung diri pengawasan dan ketersediaan apd di IBS RS sasaran penelitian.
Ulin Banjarmasin

5. Arif Afandi (2021) hubungan Sampel sebanyak 109 Orang denga Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7. Terletak pada
pengetahuan dan sikap tenag menggunakan metode correlational sebagian besar tenaga kesehatan mempunyai variabel, tempat
a kesehatan dengan prilaku p denga pendekatan cross sectional sikap, pengetahuan dan prilaku yang baik di dan waktu serta
enggunaan alat pelindung dir Teknik pengambilan sampel masa pandemic covid 19 sasaran penelitian.
i di masa pandemic covid 19 menggunakan purposive sampling 8.
di RSUD Balung
6. Dwi Agung Riyanto (2016) Sampel sebanyak 66 Orang Dengan Hasil penelitian menunjukkan adanya hubung 9. Terletak pada
Faktor – factor yang mempen metode deskripsi kuantitatif denga an antara komunikasi dengan kepatuhan deng variabel, tempat
garuhi perawat dalam mengg pendekatan cross sectional dan anal an nilai P = 0,011(p=,0,05) dan QR = 4.8 dan waktu serta
unakan Alat pelindung diri di isis data penelitian menggunakan a Adanya hubungan ketersediaan alat denga ke sasaran penelitian.
RS Sari Asih Serang Provinsi nalisa CHI-Square patuhan nilai P = 0,003 (P = 0,05) dan QR =10. Terletak pada
Banten 6,67 faktor pengawasan P0.02 (P<0.05)dan variabel, tempat
QR = 4,40 dan yang terakhir sikap P= 0,034 dan waktu serta
(p<0,05) QR = 4,42 sasaran penelitian.
Kepatuhan menggunakan APD di RS sari asi 11.
h serang masih kurang
7. Puti Khairunisak (2017) Fak Penelitian menggunakan metode cr Hasil penelitian menunjukan 54,6% menggun 12. Terletak pada
tor yang berhubungan denga oss sectional dengan total sampling akan APD yang sesuai, 61,9% memiliki moti variabel, tempat
penggunaan APD di RS Isla 97 orang vasi tinggi 54,6% menyatakan petugas P2K3 dan waktu serta
m Ibnusina Bukit TInggi berperan 58,8 sop terlaksana sasaran penelitian.
13.
8. Rizka Ayu Zahara (2017) ke Penelitian dilakukan dengan sample Hasil penelitian menunjukkan variable penget
14. Terletak pada
patuhan menggunakan alat p sebanyak 64 orang dan dengan men ahuan P=0,001 variabel prilaku P= 0,006 dan variabel, tempat
elindung diri ditinjau dari pe ggunakan metode uji statistisk chi s terdapat korelasi antara pengetahuan dan pril dan waktu serta
ngetahuan dan prilaku petuga cuare aku terhadap kepatuhan sasaran penelitian.
s instalasi pemeliharaan sara 15.
na dan prasarana rumah sakit
9. Seally Rahmatilah (2020) Pe Pendekatan cross sectional study Sa Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapat16. Terletak pada
ngaruh prilaku dan kepatuha mpel sebanyak 57orang nilai P=Velue ,0,05 yaitu pengetahuan (0,65 variabel, tempat
n perawat terhadap pengguna 1), sikap (0,03)Tindakan (0,001), Kepatuhan dan waktu serta

11
an alat pelindung diri dalam (0.044)yang berate terdapat hubungan antara sasaran penelitian.
pencegahan infeksi nasokomi prilaku dan kepatuhan dlaam penggunaan AP 17.
al di ruang rawat inap DR. R D di ruang rawat inap DR. R M Djoelham Bi
M Djoelham Binjai Tahun 20 njai Tahun 2020
20
10. Cita Chusnul Chotimah (201 Penelitian inii menggunakan metod Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terda18. Terletak pada
8) Pengaruh pengetahuan, m e teknik proportionate random sam pat pengaruh pengetahuan, motivasi, dan pers variabel, tempat
otivasi dan persepsi resiko te pling yang diwawancarai denga inst epsi resiko terhdap prilaku penggunaan APD dan waktu serta
rhdap prilaku penggunaan al rument berupa kuisioner, alat analis sasaran penelitian.
at pelindung diri dasar yang is menggunakan regresi moderasi d 19.
di moderrasi factor pengawa engan sampling sebanyak 127 oran
wan pada civitas Hospital ia g
RSGM Unsoed
11. Erie Aditia (2020) Desain penelitian ini adalah cross Hasil penelitian didapatkan 57,56% petugas
20. Terletak pada
Hubungan Umur, Jenis sectional. dengan metode sampling kesehatan yang patuh dalam penggunaan variabel, tempat
Kelamin dan LamaBekerja menggunakan purposive sampling APD, sedangkan 42,44% petugas kesehatan dan waktu serta
serta dianalisis secara multivariat tidak patuh dalam penggunaan APD. Hasil sasaran penelitian.
dengan Kepatuhan
menggunakan regresi uji chi-square didapatkan variabel jenis 21.
Penggunaan Alat Pelindung logistikResponden pada penelitian kelamin memiliki hubungan terhadap
Diri (APD) Pada Petugas ini yaitu sebanyak 172 orang kepatuhan dalam penggunaan APD dengan p-
Kesehatan Di Pelayanan petugas kesehatan value sebesar 0,005 (p<0,05), sedangkan
Kesehatan Radjak Group variabel umur dan lama bekerja tidak
memiliki hubungan terhadap kepatuhan
dalam penggunaan APD dengan p-value
sebesar 0,861 dan 0,863 (p>0,05)
12. Lany hakim (2020) faktor penelitian ini merupakan penelitian Hasil : penelitian uji statistic dengan 22. Terletak pada
yang berhubungan dengan kuantitatif dengan menggunaka menggunakan uji chi square didapati bahwa variabel, tempat
kepatuhan tenaga kesehatan Survey Analitik dengan pendekatan dari ke tiga variabel yaitu masa kerja dan waktu serta
menggunakan alat pelindung Cross sectional Study. Analisis data (p=0,037), pengawasan (p=0,002), dan beban sasaran penelitian.
diri (apd) di era pendemik dengan menggunakan uji Regresi kerja (p=0,014) memiliki hubungan yang 23.
covid 19 pada puskesmas Logistik. Teknik pengambilan signifikan dengan dengan kepatuhan
makkasau makassar tahun sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan APD. Sedangkan pendidikan
2020 total sampling dengan jumlah formal (p=0,702) dan pengetahuan 100% ,

12
sampel 42 tenaga kesehatan tidak memiliki hubungan yang signifikan
dengan kepatuhan menggunakan APD.

13
14

Anda mungkin juga menyukai