Anda di halaman 1dari 6

NOTULENSI MORNING REPORT

22 November 2021

DPJP : dr. Marta Isyana Dewi, Sp.OG


Moderator : dr. Dewi Retno Wulandari

P1A0 partus prematurus spontan, infeksi saluran kemih


1. Co-ass Firda: Pada pasien ini jika ingin hamil kembali, apa edukasi yang bisa
diberikan?
dr Roma: Edukasi pasien agar jangan hamil dulu, salah satunya dengan penggunaan
kontrasepsi jangka panjang. Memberitahukan pada pasien apabila memiliki riwayat
persalinan prematur, maka risiko terjadi persalinan premature pada kehamilan
berikutnya juga menjadi lebih tinggi. Kemudian dokter juga harus menilai penyebab
persalinan premature saat ini, mengevaluasi, dan menemukan faktor-faktor yang di
kemudian hari bisa dicegah. Pada pasien ini kemungkinan penyebabnya adalah ISK.
Faktor-faktor yang diedukasi pada ibu hamil mencakup:
1) Higienitas.
Higienitas yang baik dapat mencegah terjadinya ISK pada ibu hamil. Jenis
kelamin dan kehamilan mempermudah terjadinya dilatasi ureter sehingga
menyebabkan ascending infection yang kemudian menjadi ISK.
2) Anemia
Anemia dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada ibu. Dokter harus
memberikan edukasi mengenai pola makan dan makanan apa saja yang harus
dikonsumsi ibu selama hamil.
3) ANC rutin
Cari tahu apakah pada ibu hamil pernah mengalami keputihan tapi tidak diobati,
dan cari tahu juga apakah keputihan tersebut bersifat fisiologis atau patologis.
ANC rutin juga dapat mendeteksi adanya risiko persalinan prematur.

2. Co-ass Yahya: Bagaimana mekanisme faktor risiko ISK dapat memicu persalinan
prematur?
dr. Roma: Adanya infeksi > sitokin proinflamasi > gangguan otot rahim > kontraksi
uterus > rapuhnya selaput ketuban / pecahnya ketuban.

3. dr Retno: Bagaimana patofisiologi anemia pada ibu hamil?


Co-ass Nurul: Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami
hemodelusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30 % sampai 40 % yang
puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu.
Tugas: patofisiologi, klasifikasi, dan jenis-jenis anemia pada ibu hamil.

4. dr Adi: Ada banyak variabel yang berperan dalam partus prematurus. Variabel terikat
adalah partus prematurus sedangkan ariabel pengganggu dapat berupa usia, nutrisi,
BMI, lifestyle. Nutrisi tidak boleh dikesampingkan karena sangat berperan tidak
hanya pada anemia tapi juga pada preeklamsia, infertilitas, AUB, dan lain-lain.

5. dr Budi: Kenapa pada pasien ini dikatakan asymptomatic bacteriuria?


dr. Roma: Karena pada pasien ini tidak ada gejala bakteriuria, seharusnya dilakukan
kultur urin untuk memastikan tapi tidak dilakukan. Gejala yang mengarah ISK tidak
ada seperti nyeri berkemih maupun peningkatan frekuensi berkemih.

DPJP : dr. Setya Dian Kartika, Sp.OG


Moderator : dr. Nur Rahman

P1A0 22 tahun, laserasi vagina, confirmed COVID-19


1) CoAss Qonita: Komplikasi apa yang dapat terjadi pada kasus laserasi vagina?
dr. Dimas: Laserasi vagina dapat terjadi bila terdapat trauma mekanik, bila
perforasinya mengenai arteri besar > perdarahan > tidak bisa diatasi dengan tampon >
syok hipovolemik.
Ruptur fornix posterior karena trauma mekanik > bakteri ke rongga peritoneum >
peritonitis.
Bila terlambat ditangani dapat menyebabkan syok sepsis.

2) dr Adi: Vagina merupakan jaringan ikat longgar. Yang paling dikhawatirkan adalah
terjadinya hematom yang dapat menjadi sumber fokal infeksi. Laserasi tersebut
merupakan bentuk khas akibat hubungan seks di fornix posterior. Apakah ada
hubungan dengan episiotomy post partum 2 bulan lalu pada pasien ini? Atau sebab
lain?
dr Adi: Pada pasien ini sehabis persalinan tidak dilakukan penjahitan, tidak tahu ada
luka atau tidak.

3) dr Adi: Mengapa perdarahan vagina jarang dapat menyebabkan terjadinya infeksi?


dr Dimas: Karena kadar keasaman vagina yang tinggi dapat melindungi
mikroorganisme yang hendak masuk dari luar dan menjaga sterilitasnya.
dr Adi: Aliran darah dapat berperan sebagai antiseptic.

4) dr Ika: Jelaskan tindakan saat melakukan repair forniks posterior?


dr Dimas: Pertama pasien ini dianestesi spinal. Dilakukan eksplorasi awal dan
ditemukan diskontinuitas jaringan dengan dasar kemerahan. Keluar omentum ke
vagina, dilakukan penahanan omentum ke cavum abdomen, kemudian dilakukan
penjahitan jelujur dengan benang VGA ukuran 3.0
Setelah terjahit, dicek, tidak ada pendarahan aktif. Sesaat sebelum dijahit perdarahan
aktif tepi vagina lateral kanan.
5) dr Adi: Seharusnya pada pasien ini dikatakan terjadi perforasi, karena sudah sampai
rongga peritoneum.
6) dr Ika: Bagaimana kondisi pasien sekarang? Adakah tanda-tanda peritonitis?
dr Dimas: Hb dan leukosit post OP baik.
7) dr Adi: Antibiotic broad spectrum diberikan karena sudah membuka rongga
peritoneum. Metronidazol tambahkan. Kalau perlu berikan antibiotik anaerob aerob,
juga antibiotic gram negatif seperti Gentamisin.
8) dr Ika: Bagaimana luka pada pasien ini?
dr Dimas: batas tegas bentuk trapezium dengan tepi tajam.

Anda mungkin juga menyukai