Anda di halaman 1dari 13

MORNING REPORT

Jumat, 5 November 2021


DPJP : dr. Edy Priyanto, Sp.OG(K)-FER

Moderator : dr. Dewi Retno

P2A0 usia 32 tahun, partus matures spontan, preeclampsia berat


DISKUSI KASUS 1

1. Coass Endah : Apakah perlu pertolongan dengan alat pada kala II pada
PEB?
Pada salah satu buku  pada saat pasien memasuki Kala II dan tekanan darah
terkontrol tidak tinggi maka persalinana spontan masih bisa diusahakan  jika
tekanan darah saat kala II >160  dilakukan partus spontan akan menyebabkan
tekanan darah makin tinggi dan kemungkinan perburukan bisa terjadi  namun
apakah perlu bantuan alat atau tidak tergantung dari RS atau center pendidikan
tertentu
2. Coass Dewi Emala : Sampai kapan TD pada pasien PE dipantau setelah
melahirkan?
Preeklampsia  jika tekanan darah setelah 20 miggu kehamilan, dan menghilang
setalah 12 mgg post partum  dipantau sampai 12 mgg di faskes primer, pkm 
bisa dilakukan lebih rinci lagi karena tidak memungkinkan untuk dilakukan di
RS rujukan
Kriteria hipertensi pada kehamilan
HT kronis  berlangsung >12 minggu  apabila dilakukan pemantauan ternyata
TD tetap tinggi setelah 12 minggu post partum  bisa dibilang pasien
mengalami hipertensi kronis  dilihat dari riwayat pasien hipertensi dari <12
minggu saat hamil dan >12 mgg post partum
3. Tambahan dr. Edy, Sp.OG
dibuatkan register untuk pasien-pasien PE untuk penelitian  dipublikasi
fenomena apa yang menjadi dasar kenapa pasien PE meningkat
perubahan cuacan dengan peningkatan kejadian PE  penelitian UGM
G3P1A1 usia 37 tahun, hamil 40 minggu, JTHIU, breech presentation, suspek
congenital malformasi (ventrikulomegali), riwayat SCTP 11 tahun yang lalu
DISKUSI KASUS 2

1. Edukasi dan prognosis kepada pasien yang mengandung dengan


ventrikulomegali
Ventrikulomegali  bisa disebabkan beberapa penyebab  paling banyak
ditemukan akibat neural tube defect saat pembentukan/pembuahan janin di
embrio atau bisa disebabkan oleh kromosomal
Edukasi  diberikan vitamin b kompleks, asam folat, kolin sebelum kehamilan
 pada post partus menyarankan ibu untuk rutin kontrol ke dokter spesialis anak
untuk pemeriksaan secara lebih lanjut
Prognosis  tergantung masing-masing dari janin  ada yg baik ada yg jadi
hidrochepalus
2. Dari pemeriksaan USG dapat ditemukan gambaran apa saja?
Pelebaran ventrikel dibagi jadi 3 katerogi yang diukur dari jarak antara falk
cerebri di tengah sampai cerebellum dengan korteks cerebri
o Ringan  pelebaran ventrikel 10-12 mm
o Sedang  pelebaran ventrikel 12-14mm
o Berat  pelebaran ventrikel >15mm
3. Pertanyaan dan tambahan dr. Herman, Sp.OG
Ventrikulomegali  paling sering disebabkan antara resorbsi dan produksi 
akibat sumbatan, infeksi/ kelainan kromosom yg disebabkan kurangnya asam
folat dan vit b kompleks  pada kasus tersebut prognosisnya bagaimana 
dikategorikan berat berdasarkan usg  dinilai apakah ada pelebaran apa
ga/sesuai kehamilan apa ga  dibedakan sumbatannya dimana  ventrikel
lateral ke bawah, apa aquadustus silvii, atau ventrikel 4  nilai derajat ringan
beratnya  prognosis kurang baik
Penyebab terbanyak  proses infeksi namun dicari penyebab lain ada kelainan
jantung, pencernaan apa yang kelainan organ yang lain
PRESENTASI EPILEPSI dan KEHAMILAN
1. Mekanismke terjadinya kejang

Epilepsi disebabkan karena ketidakseimbangan antara sinap inhibitor dan


ekstatori sinap  glutamate berperan sebagai neurotransmitter antar sinaps 
terdapat 2 reseptor  inhibitor GABA dan ekstatori NMDA  dapat ditemukan
pada pasien PE  jika dikaitkan dengan kehamilan  peran hormone steroid,
progresteron, dan esterogen bereperan dalam terjadinya epilepsi

2010 dilakukan penelitian terhadap tikus  ada 2 hasil yang utama

- Pertama, otak sendiri dapat memproduksi hormone steroid, progresteron, dan


androgen  pada pasien yang dilakukan oferektomi
- Kedua  pada sinaps atau reseptor NMDA dan GABA berada  ditemukan
reseptor steroid  dari 2 hasil tersebut menjelaskan peran esterogen dan
progresteron terhadap kejadian kejang

Peran esterogen terhadap kejang  memiliki sifat eksitatori dapat menginduksi


NMDA langsung, menurunkan sintesis GABA / neurotransmitter inhibitori

Peran ekstradiol terhadap kejang  meningkatkan densitas dari dendrit 


peningkatan densitas diikuti peningkatan reseptor NMDA
Peran progresteron belum diketahui secara pasti  produk sisa memiliki peran
GABA-nergic  menginduce peran GABA  dalam salah satu penelitian 
prog yg disuntikkan dalam tikus dapatmenimbulkan kejang

2. Pola penanganan epilepsy dan kehamilan

Target

1. Meminimalisir/tidak terjadi kejadian akut epilepsy


2. Meminimalkan risiko teratogenik pada janin
3. Penggunaan obat-obatan kejang pada kehamilan harus hati-hati  dapat
menyebabkan risiko pada janin seperti IUGR, low intellegancy, low set eat
3. Risiko yang dihadapi pasien epilepsy

Pasien dengan epilepsy  meningkatkan sepuluh kali risiko meninggal,


meningkatkan kejang pada PE, meningkatkan risiko SC, risiko perdarhan hebat,
KPD. Penanganan epilepsi sampai saat ini masih dilematis  ibu tidak boleh
kejang, tp pemberian obat dapat menyebabkan kelainan kongenital pada janin

Obat-obatan yang aman digunakan untuk ibu hamil disesuaikan dengan


ketersediaan dalam satu negara  di Indonesia  4 obat yang sering digunakan
untuk terapi kejang  namun terdapat efek terjadi kelainan kongenital 
beberapa contoh obatnya seperti fenitoin memiliki efek yang cukup rendah pada
penelitian yang paling besar dengan sample 5000 orang  meningkatkan MCM
2.9% dibanding fenobarbital, carbamazepine, asam falprotat  pilihan terapi ibu
dengan epilepsy yaitu fenitoin

DISKUSI

1. Coass Yasmin : Bagaimana tatalaksana awal pada ibu hamil dengan


epilepsi?
Prinsip penanganan kejang  dihentikan kejangnya dengan beberapa pilihan
obat untuk ibu hamil  karena untuk mengetahui penyebab ibu hamil dengan
kejang  dapat ditegakkan suatu epilepsy butuh anamnesis, pf, dan pp  prinsip
petama diberikan MgSO dengan bolus, atau diazepam  prinsip menghentikan
kejang, penanganan ABC seperto oksigenasi, keadaan hemodinamis, dan
respirasi
Pasien datang  ABC, keselamatan pasien  pemberian obat antikejang pada
pasien  monitoring kesejahteraan janin
2. dr. Adi Setyawan, Sp.OG
- kondisi pasien saat ini, dan diagnosis pasien
pasien tidak kejang, TTV stabil, gerakan janin masih terasa oleh ibu
diagnosis  belum dapat ditegakkan
- mengapa beberapa wanita hamil ada yang terkena epilepsy, dan yang ada
yang tidak  FR apa yang menjadi penyebab kejang epilepsy  penelitian
eksperimental dengan diuji kadar esterogen dan progresteron dalam tikus 
injeksi esterogen dan progresteron tidak serta merta menginduksi kejang 
pada level tertentu menyebabkan kejang yang mempengaruhi jumlah
esterogen dan progresteron
esterogen dibentuk oleh kolesterol  dipengaruhi oleh gizi pasien, rapid
weight gaint pada epilepsy/PE dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan
kejang pada ibu hamil
- esterogen dan progresteron memiliki superoposisi pada insulin di otak 
penyakit metabolic sebagai akar masalah  penyakit reversible yang penting
tau cara menanggulangi
- kaitan diet ketogenik dan epilepsy  dicari kembalis

Anda mungkin juga menyukai