Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SKENARIO 2 BLOK 4

FASILITATOR : drg. Andries Pascawinata, MDSc., Sp.BM


KELOMPOK TUTOR 3 :
Azkia Imannia (19-025)
Bagas Pramudya Prakussya (19-026)
Citra Nandya Kirana (19-027)
Nabila Supriadi (19-028)
Qonitah Salsabila (19-029)
Embun Irzal (19-030)
Julia Rahmadyah (19-031)
Zulpikar (19-032)
Suci Putri Amriani (19-033)
Mayona Adisti Bastian (19-034)
M. Taufiq Alfalah (19-035)
Putri Yuwanda Wulandari (19-036)

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang . Kami panjatkan puji syukur Kehadirat – Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia – Nya kepada kita semua, sehingga
kami kelompok 3 dapat menyelesaikan makalah tentang skenario kedua yang
berjudul “ASTAGFIRULLAH, KOK MIRING YA”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak terutama fasilitator drg. Andries Pascawinata,
MDSc., Sp.BM sebagai tutor pembimbing sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari tutor
pembimbing agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 8 Desember 2019


DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
BAB III........................................................................................................................19
PENUTUP...................................................................................................................19
3.2. Saran......................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem serebrovaskular memberi otak aliran darah yang banyak
mengandung zat makanan yang penting bagi fungsional otak. Terhentinya
aliran darah serebrum atau Cerebrum Blood Flow (CBF) selama beberapa
detik aja akan menimbulkan gejala disfungsi serebrum. Apabila berlanjut
selama beberapa detik, defisiensi CBF menyebabkan kehilangan kesadaran
dan akhirnya iskemia serebrum. CBF normal adalah sekitar 50ml/100gram
jaringan otak/menit. Pada keadaan istirahat otak menerima seperenam curah
jantung; dari aspek aspirasi oksigen, otak menggunakan 20% oksigen tubuh
(Hartwig, 2012).
Penyakit cerebrovascular berarti penyakit yang menyangkut sistem
perdarahan pada otak. Ketika penyakit cerebrovascular berkembang, ini
menyebabkan terjadinya penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah
juga turut muncul di tubuh. Penyebab penyakit cerebrovaskular mirip
dengan penyebab penyakit pembuluh darah lainnya. Beberapa orang lebih
rentan terhadap penyakit pembuluh darah.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa ayat alquran dan hadist terkait skenario?
2. Apa itu sistem cerebrovascular dan jenis sistem cerebrovascular?
3. Apa fungsi dari sistem cerebrovascular?
4. Bagaimana cara kerja sistem cerebrovascular?
5. Apa saja kelainan pada sistem cerebrovascular?
1.3. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan ayat Al Quran atau hadist yang
terkait dalam skenario
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang sistem cerebovascular dan
jenisnya
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang fungsi sistem
cerebrovascular
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara kerja sistem
cerebrovascular
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kelainan pada sistem
cerebrovascular
BAB II

PEMBAHASAN

SKENARIO 2

“ Astagfirullah, kok miring yah “

Mahasiswa FKG Universitas Baiturrahmah sedang stase di bagian penyakit


dalam, mendapatkan pasien laki-laki berusia 52 tahun dengan keluhan anggota
gerak sisi kanan mengalami kelemahan dan lumpuh, berbicara menjadi tidak
jelas (pelo) dan kesulitan saat berjalan. Wajah pasien terlihat miring ke sisi kiri,
anggota gerak sisi kanan yang lumpuh menjadi kaku (spastik) dan reflek
fisiologis meningkat. Pasien masih sadar, tapi tidak dapat mengontrol buang air
kecilnya. Diketahui sejak 3 tahun lalu menderita diabetes melitus dan
hipertensi. Pasien gemar makan dan minum yang manis, berlemak dan
jarangberolahraga. Carilah ayat Al-Quran atau hadist yang terkait dengan kasus.

2.1. Step 1 (Klasifikasi Istilah )

 Diabetes mellitus
Penyakit autoilmun yg di sebabkan oleh gangguan pengaturan gula
darah dan disebabkan oleh kurangnya insulin sehingga tubuh
seseorang tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah
 Refleks fisiologis
Reflek regang otot yg muncul sebagai akibat rangsangan terhadap
tendon yang muncul pada org normal
 Hipertensi
Kondisi yg terjadi ketika darah dipompakan oleh jantung, berkisar
pada nilai 130/80 mmHg, dan dapat dibagi menjadi 2, yaitu
hipertensi primer dan sekunder
 Spastik
Komplikasi yang terjadi setelah serangan stroke dan merupakan
kondisi dimana tonus otot meningkat sehingga menyebabkan
kekakuan
2.2. Step 2 (Menetapkan Permasalahan)
1. Apa ayat atau hadist yang terkait dengan kasus?
2. Penyakit apa yang dimaksud dari gejala gejala yang ada di skenario?
3. Bagian organ mana yang terkena pada skenario ini?
4. Apa itu sistem serebrovaskuler dan apa itu fungsinya?
5. Apa saja tipe tipe pada diabetes melitus?
6. Periode sebelum terjadinya diabetes melitus dan apa gejala dari
diabetes melitus?
7. Bagaimana cara pemerikasaan reflek fisiologis meningkat?
8. Apakah serebrovaskuler ada hubungannya dengan sistem
stomatognatik?
9. Apa saja yang menyebabkan hipertensi tersebut atau gejala
gejalanya?
10. Mekanisme terjadinya wajah pasien miring dan anggota gerak sisi
kanan menjadi lumpuh?
11. Hubungan diabetes melitus dan hipertensi?
2.3. Step 3 (Curah Pendapat)
1. Apa ayat atau hadist yang terkait dengan kasus?
a) Q.s al - hajj ayat 46
b) Q.s ali imran ayat 133
c) Q.s al baqarah ayat 195
d) Q.s al maidah ayat 90-91
e) Q.s al baqarah ayat 168
2. Penyakit apa yang dimaksud dari gejala gejala yang ada di
skenario?
a) Gejala stroke karena gejalanya sama dengan yang ada dalam
scenario
b) Kelainan sistem cerebrovascular
c) Gejala stroke adalah gangguan terhadap saraf dan pembuluh darah
d) Iskemia yaitu salah satu penyakit komplikasi dari stroke
3. Bagian organ mana yang terkena pada skenario ini?
a) Anggota gerak sisi kanan, yaitu sistem gerak atas sampai bawah
b) Sistem stematognatik, sistem cerebrovascular, sistem ekstremitas
4. Apa itu sistem serebrovaskuler dan apa itu fungsinya?
a) Sistem atau aliran darah yang ada di otak, dan rentan dengan
beberapa penyakit
b) Sistem yang memberi otak aliran darah yang banyak mengandung
makanan
c) Arteri carotis dan arteri vertebralis
d) Merupakan sistem peredaran darah yang ada diotak yang berfungsi
untuk memberi otak aliran darah yang banyak mengandung zat
makanan yang penting bagi otak
5. Apa saja tipe tipe pada diabetes melitus?
a) Ada 2 yaitu, DM tipe 1 dan DM tipe 2
b) Gestational
c) LADA, prosesnya lebih lambat dari DM tipe 1, MODY
6. Periode sebelum terjadinya diabetes melitus dan Apa gejala dari
diabetes melitus?
a) Mulutnya terasa kering dan buang air berulang kali, terdapat lesi
putih
b) Kaki mati rasa, pandangan kabur, gusi merah dan bengkak
c) Sering haus, sering lapar, turunnya berat badan tanpa alasan yang
jelas
d) Infeksi pada kulit, vagina
e) 3 periode, pradiabetes, diabetes kimiawi dan diabetes klinis
7. Bagaimana cara pemerikasaan reflek fisiologis?
a) Menggunakan alat reflek,rangsangan harus cepat dan langsung
8. Apakah serebrovaskuler ada hubungannya dengan sistem
stomatognatik dalam skenario?
a. Ada kaitannya karena terdapat kelainan stomatognatik
9. Apa saja yang menyebabkan hipertensi tersebut atau gejala
gejalanya?
a. Dapat pusing, sakit kepala dan mimisan
b. Lemas, masalah penglihatan
c. Vertigo sakit kepala terutama pada bagian belakang
d. Alkohol, narkoba
10. Mekanisme terjadinya wajah pasien miring dan anggota gerak sisi
kanan menjadi lumpuh?
a. Pembekuan darah atau penyumbatan dalam aliran darah
11. Hubungan DM dan hipertensi?
a. Berkaitan dengan sistem pembuluh darah, ialah faktor dari penyakit
penyempitan pembuluh darah
b. Berkesinambungan, karena memiliki pemicu yang sama
c. Hipertensi termasuk faktor penyebab diabetes
2.4. Step 4 (Analisis Masalah)

2.5. Step 5 (Tujuan Pembelajaran)


1. Mahasiswa mampu menjelaskan ayat Al Quran atau hadist yang
terkait dalam skenario
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang sistem cerebovascular dan
jenisnya
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang fungsi sistem
cerebrovascular
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara kerja sistem
cerebrovascular
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kelainan pada sistem
cerebrovascular

2.6. Ayat Al Quran dan Hadist Terkait dengan Skenario

 Q.s Al – Hajj Ayat 46

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka


mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau
mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena
sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati
yang di dalam dada.
 HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada
segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia
rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati
(jantung)”

 HR. Ibnu as – Sunni dan Ahmad


“Jika engkau membacanya, maka engkau terhindar dari kesedihan, kusta
(lepra), penyakit biasa, belang, lumpuh akibat pendarahan otak (stroke)”
2.7. Sistem Cerebrovascular
Sistem serebrovaskular memberi otak aliran darah yang banyak
mengandung zat makanan yang penting bagi fungsional otak. Terhentinya
aliran darah serebrum atau Cerebrum Blood Flow (CBF) selama beberapa
detik saja akan menimbulkan gejala disfungsi serebrum. Apabila berlanjut
selama beberapa detik, defisiensi CBF menyebabkan kehilangan kesadaran
dan akhirnya iskemia serebrum. CBF normal adalah sekitar 50ml/100gram
jaringan otak/menit. Pada keadaan istirahat otak menerima seperenam
curahjantung; dari aspek aspirasi oksigen, otak menggunakan 20% oksigen
tubuh (Hartwig, 2012).
2.8. Fungsi Sistem Cerebrovascular
Fungsi Dari Sistem Cerebrovascular
Sistem serebrovaskular memberi otak aliran darah yang banyak
mengandung zat makanan yang penting bagi fungsional otak :
1. Arteri karotis terletak di depan leher yang menyediakan sebagian
pasukan darah ke otak khususnya otak depan.
2. Arteri vertebralis terletak di bagian belakang leher yang menyuplai
darah ke bagian belakang otak dia menyediakan arah ke bagian otak
yang relatif kecil mata otak atau bagian-bagian dari otak yang
mengontrol fungsi pendukung seperti bernafas dan mengatur jantung.
3. Arteri basilar yaitu gabungan dari Arteri vertebralis yang jauh lebih
dalam di otot dia menyediakan darah ke otak yang mengontrol gerakan
mata.
4. Fungsi Motorik yaitu Mengirim impuls dari sistem saraf ke otot atau
kelenjar yang fungsinya berupa tanggapan tubuh. Motoric terbagi 2
yaitu motoric kasar dan halus.
 Motorik kasar yaitu membutuhkan keseimbangan dan koordinasi
dari anggota tubuh
 Motorik halus yaitu keterampilan fisik dan koordinasi mata dan
tangan
5. Fungsi sensorik yaitu Sistem saraf yang secara terus menerus
menerima ribuan informasi dari saraf sensorik, menyalurkan informasi
dan menintergrasikan informasi menjadi respon yang bermakna.
6. Pengembangan sistem saraf : sentuh, dengar, penglihatan, bau,
vestibular atau keseimbangan.
7. Fungsi kognitif yaitu proses yang terjadi secara umum dalam pusat
susunan saraf.
manusia berfikir. Diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari
pengetahuan, pemahaman, analisa, sintesa, dan evaluasi.
2.9. Cara Kerja Sistem Cerebrovascular
Pengaturan Aliran Darah Otak

Autoregulasi otak adalah kemampuan otak normal mengendalikan


volume aliran darahnya sendiri di bawah kondisi tekanan darah arteri yang
selalu berubah-ubah. Fungsi ini dilakukan dengan mengubah ukuran
pembuluh-pembuluh resistensi untuk mempertahankan lairan darah ke otak
dalam rentang fisiologik 60 sampai 160 mmHg tekanan arteri rata-rata
(MAP). Pada pengidap hipertensi, rentang autoregulasi ini meningkat
sampai setinggi 180 sampai 200 mmHg (Guyton,2007). Apabila tekanan
arteri sistemik rerata turun mendadak ke tekanan yang lebih rendah di
dalam rentang fisiologik, 7 arteriol-arteriol berdilatasi untuk menurunkan
resistensi sehingga aliran darah ke jaringan otak dipertahankan konstan.
Sebaliknya, apabila tekanan arteri sitemik meningkat mendadak di dalam
rentang fisiologik, srteriol-srteriol berkonstriksi untuk mempertahankan
aliran darah ke kapiler otak walaupun terjadi peningkatan tekanan
dorongan darah arteri.

Empat arteri besar menyalurkan darah ke otak: dua arteri karotis


interna dan dua arteri vertebralis (yang menyatu dengan arteri basilaris
untuk membentuk sistem vertebrobasilar). Darah arteri yang menuju ke
otak berasal dari arkus aorta. Secara umum, arteri-arteri serebrum bersifat
penetrans atau konduktans. Arteri-arteri konduktans (karotis, serebri media
dan anterior, vertebralis, basilaris, dan serebri posterior) serta cabang-
cabangnya embentuk suatu jaringan yang ekstensif di permukaan otak.
Secara umum, arteri karotis dan cabang-cabangnya memperdarahi bagian
terbesar dari 11 hemisfer serebrum, dan arteri vertebralis memperdarahi
dasar otak dan serebelum. Arteri-arteri penetrans adalah pembuluh yang
menyalurkan makanan dan berasal dari arteri-arteri konduktans. Pembuluh-
pembuluh ini masuk ke otak dengan sudut tegak lurus serta menyalurkan
darah ke strukturstruktur yang terletak di bawah korteks (talamus,
hipotalamus, kapsula interna, dan ganglia basal) (Hartwig, 2012).

2.10. Kelainan pada Sistem Cerebrovascular

Hipertensi.

Hipertensi baik sistolis maupun diastolis merupakan faktor risiko


terpenting sebab terjadinya gangguan peredaran darah otak pada semua
umur baik yang bersifat perdarahan maupun yang bersifat iskemi. Pada
umumnya seorang dianggap menderita hipertensi apabila tekanan darahnya
160/195 atau lebih, sedangkan mereka dengan tekanan darah 140/190 atau
kurang adalah normotensif. Tekanan darah antara 140/90 dan 160/195
termasuk golongan hipertensi perbatasan. Dengan meningkatnya usia
kemungkinan mendapat hipertensi menjadi lebih besar.

Diabetes melitus.

Walaupun kurang pentingnya dibandingkan dengan hipertensi,


diabetes mellitus juga merupakan faktor yang dapat menambah risiko
terjadinya gangguan peredaran darah otak. Persentase diabetes mellitus
pada kasus-kasus penyakit serebrovaskuler yang dikemukakan oleh
beberapa penulis berkisar antara 5-30%. Diabetes mellitus merupakan
faktor predisposisi untuk gangguan peredaran darah otak, oleh karena akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya aterosklerosis, terutama apabila
juga terdapat faktor- faktor risiko lain yang sering menyertai diabetes
mellitus, yakni gangguan metabolisme lipid, himrtensi dan obesitas.
Diabetes mellitus dapat menambah risiko aterogenesis oleh karena
meningkatkan kecenderungan rusaknya endotil makrovaskuler,
meningkatkan adhesi dan agregasi trombosit, migrasi sel otot polos,
proiferasi lipid clan pembentukan lesi fibrotis

Hiperlipidemi

Hiperlipidemi disebut juga sebagai faktor risiko terjadinya


gangguan peredaran darah otak, namun belum jelas hubungan antara
hiperlipidemi, aterosklerosis dan gangguan peredaran darah otak. Beberapa
penyelidikan epidemiologis memang menunjukkan bahwa kadar
kholesterol dalam serum para penderita gangguan peredaran darah otak
lebih tinggi dari normal. Selain itu ada beberapa pendapat yang
menyatakan bahwa trigliserid mempunyai hubungan dengan gangguan
peredaran darah tak. Hiperlipidemi akan lebih berarti sebagai faktor risiko
apabila disertai oleh faktor- faktor risiko lain, seperti hipertensi dan atau
diabetes mellitus. Pengaruh kadar lipid dalam serum akan berkurang
dengan bertambahnya usia. Pada umur lebii dari 60 tahun hampir tidak ada,
meskipun pada usia lanjut "stroke" akan lebih sering terjadi.

Penyakit jantung.

Hubungan antara beberapa macam penyakit jantung dengan


terjadinya "stroken sudah dikenal. Penyakit jantung yang dapat menambah
risiko terjadinya gangguan peredaran darah otak terutama ialah iskemi
jantung, penyakit jantung kongestif, pembesaran jantung, penyakit jantung
rematis menahun, kelainan kongenital dan penyakit katup jantung.
Gangguan peredaran darah otak dapat terjadi di antaranya karena embolus
lepas dari trombus intrakardial, kekurangan tekanan perfusi otak pada
penyakit jantung kongestif dengan "output" yang kurang dan sebagainya.
Seorang penderita iskemi jantung mempunyai kemungkinan lima kali lebih
besar untuk mendapat iskemi otak daripada seorang dengan jantung sehat.
Sebaliknya seorang penderita yang pernah mengalami iskemi otak akan
mempunyai kemungkinan besar untuk mendapat infark niiokard.

Serangan iskemi otak sepintas. Penyakit lain yang merupakan risiko


untuk mendapat "stroke" lengkap ialah TIA (transient ischemic attack) atau
serangan iskemi otak sepintas. Para penderita yang pernah mengalami TIA
mempunyai enambelas kali lebih besar kemungkinan mendapat "stroken
lengkap dari mereka yang belum pernah menderita TIA.

Faktor-faktor lain.

Peningkatan kadar hemoglobin dan hematokrit seperti pada


penyakit polisitemia Vera dapat menyebabkan gangguan peredaran darah
otak berupa iskemi otak. Demikian juga peningkatan sifat agregasi
trombosit merupakan faktor risiko mendapat %troken. Di Indonesia
Handoyo Suryo menemukan 100 orang penderita infark serebri dengan
nilai hematokrit meningkat pada 21% kasus, sedangkan peningkatan sifat
agregasi trombosit didapatkan pada 48% di antara 66 orang penderita
infark serebris

Umur merupakan faktor risiko penting. Makin tambah usia makin


besar kemungkinan mendapat gangguan peredaran darah otak. Bagian
terbesar penderita mendapat "stroke" pada usia lebih dari 60 tahun. Faktor-
faktor lain.

Peningkatan kadar hemoglobin dan hematokrit seperti pada


penyakit polisitemia Vera dapat menyebabkan gangguan peredaran darah
otak berupa iskemi otak. Demikian juga peningkatan sifat agregasi
trombosit merupakan faktor risiko mendapat %troken. Di Indonesia
Handoyo Suryo menemukan 100 orang penderita infark serebri dengan
nilai hematokrit meningkat pada 21% kasus, sedangkan peningkatan sifat
agregasi trombosit didapatkan pada 48% di antara 66 orang penderita
infark serebris

Umur merupakan faktor risiko penting. Makin tambah usia makin


besar kemungkinan mendapat gangguan peredaran darah otak. Bagian
terbesar penderita mendapat "stroke" pada usia lebih dari 60 tahun.

Mengenai jenis kelamin dapat dikatakan bahwa tidak terdapat


perbedaan antara kaum wanita dan pria dalam ha1 kemungkinan mendapat
gangguan peredaran darah otak.

Obesitas, merokok dan cara hidup memang dapat menambah


kemungkinan terjadinya aterosklerosis, namun belum jelas hubungan
antara faktor-faktor tersebut dengan gangguan peredaran darah otak.

Obat-obat kontrasepsi oral disebut sebagai faktor risiko pada


wanita. Diperkuakan, bahwa kemungkinan mendapat gangguan peredaran
darah otak bagi wanita yang memakai obat kontrasepsi adalah enam kali
lebih besar dari wanita lain. Dikemukakan bahwa estrogen sintetis
memainkan peranan mempercepat pembekuan sehingga dapat
menimbulkan trombosit

Stroke

Istilah stroke atau penyakit serebrovaskular mengacu kepada setiap


gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Istilah stroke
biasanya digunakan spesifik untuk menjelaskan infark serebrum. Sistem
klasifikasi lama membagi stroke menjadi tiga kategori berdasarkan
penyebab: trombotik, embolik, dan hemoragik. Kategori ini sering
didiagnosis berdasarkan riwayat perkembangan dan evolusi gejala. Dengan
teknik-teknik pencitraan yang lebih baru seperti Computerized
Tomography Scan (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI), kita
dapat mendiagnosis perdarahan subaraknoid dan intraserebrum dengan
tingkat kepastian yang tinggi. Perbedaan antara trombus dan embolus
sebagai penyebab suatu stroke iskemik masih belum tegas sehingga saat ini
keduanya digolongkan ke dalam kelompok yang sama yaitu stroke iskemik.
Dengan demikian, dua kategori dasar gangguan sirkulasi yang
menyebabkan stroke adalah iskemia-infark (80- 85%) dan perdarahan
intrakranium (15-20%)

2.11. Hormon yang Berkaitan dengan Sistem Cerebrovascular

Hormon epinefrin dan cerotonin


Berfungsi untuk meningkatkan penurunan darah pada otak hingga dilatasi
pembuluhdarah baik darah intracranial dan extrakranial.Hormon epinefrin
juga befungsi memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak
tubuh.Hormon epinefrin timbul sebagai stimulasi otak menjadi was-was
dan siaga.Stres dapat meningkakan produksi kelenjeratau hormone
epinefrin.
Hormon estrogen
Pada perempuan yang mengurangi terjadinya asterosklorosis dan bisa
menyebabkan migraine pada perempuan yang mengalami
menstruasi.Hormon ini sebenarnya tidak hanya diproduksi dalam tubuh
perempuan,tapi juga terdapat dalam tubuh pria dengan kadar yang jauh
lebih rendah.Secara umum hormon ini berperan dalam mempengaruhi
fungsi organ dan sel, mengatur perkembangan dan metabolisme,berdampak
kepada mood,membawa pesan atau instruksi dari satu kelompok ke
kelompok lainnya.
Hormon insulin
Yaitu kurangnya kadar insulin yang menyebabkan penyakit diabetes
melitus yang merupakan faktor predisposisi terjadinya ateroklerosis.Insulin
sebenarnya adalah hormon alami dalam tubuh yang dibuat di
pankreas.Hormon insulin ini berfungsi untuk mengatur penggunaan
glukosa sehingga glukosa dapat diubah menjadi energi. Dan juga berperan
untuk membantu mengontrol kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh.
Gangguan histamine dan katekolamin
Cerotonin yang berdampak pada cerebrovascular yaitu menjadi pemicu
nyeri pada kepala.
Hormon vasopressin
Yaitu untuk pengaturan tekanan darah.Terbagi atas 2 vasodilatasi yang
menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan vasokontrasi yang
menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
 Sistem serebrovaskular memberi otak aliran darah yang banyak
mengandung zat makanan yang penting bagi fungsional otak.
Terhentinya aliran darah serebrum atau Cerebrum Blood Flow
(CBF) selama beberapa detik aja akan menimbulkan gejala
disfungsi serebrum.
 Fungsi sistem serebrovaskular memberi otak aliran darah yang
banyak mengandung zat makanan yang penting bagi fungsional
otak.
 Kelainan pada sistem cerebrovascular yaitu, hipertensi, diabetes
melitus, stroke, hiperlipidemi, dan penyakit jantung.

3.2. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun agarmakalah ini dapat dimanfaatkan oleh
pembaca dalam memahami Sistem Saraf dan Sistem Muskuloskeletal pada
Kepala. Selain itu penulis juga menyarankan kepada pembaca untuk
menerapkan apa yang baik dari makalah ini dan juga mengingatkan penulis apa
yang dianggap pembaca kurang baik dari makalah ini. Makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan, untuk itu penulis menyarankan agar makalah ini
bisa disempurnakan baik dari cara penulisan maupun pada struktur
pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA

Dan, F. R. et al. (2012) ‘Gangguan Peredaran Darah Otak Di Indonesia (Faktor-


Faktor Risiko Dan Prevalensi Pada Usia Lanjut)’, Bulletin of Health Research,
21(4 Des).

Anda mungkin juga menyukai