Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Al-Qur’an

“MU’JIZAT AL-QUR’AN”

Dosen Pengampu
H. Ismail M.S.I

Disusun Oleh :

Devina Anggraeni : 2108204008

Nur Lativani : 2108204017

Euis Nurlailasari : 2108204026

Fatichah : 2108204048

Program Studi Ekonomi Syariah

Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam

IAIN Syekh Nurjati Cirebon 2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa tetap menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda nabi Muhammad Saw yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan ajaran
yang sangat indah. Kami disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah
menyelesaikan makalah yang kami beri judul Muk’jizat Alqur’an sebagai tugas mata kuliah
Studi Al-Quran. Dalam makalah ini, kami mencoba untuk menjelaskan tentang Muk’jizat
Alqur’an yang kami mulai dari Pengertian Muk’jizat ,Macam macam muk’jizat, dan
Kemukjizatan alqur’an. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan kami memahami jika makalah ini tentu
jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-
karya kami dilain waktu.

Cirebon ,September 2021

Penulis
I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................1

C. Tujuan .....................................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Muk’jizat..................................................................................................2

B. Macam macam Muk’jizat............................................................................................4

C. Kemukjizatan Al-qur’an............................................................................................1O

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan .................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................17


ii

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mukjizat Nabi Muhammad Saw memiliki kekhususan dibandingkan dengan mukjizat


Nabi-Nabi lainnya. Semua mukjizat sebelumnya dibatasi oleh ruang dan waktu, artinya
hanya diperlihatkan kepada umat tertentu dan masa tertentu. Sedangkan mukjizat al-
Qur‟an bersifat universal dan abadi yakni berlaku untuk semua umat manusia sampai
akhir zaman.1 Karena itu, al-Qur‟an adalah sebagai mukjizat terbesar dari semua
mukjizat-mukjizat yang diberikan Allah Swt kepada para Nabi sebelumnya dan kepada
Nabi Muhammad Saw sendiri. Mukjizat-mukjizat para Nabi dan Rasul terdahulu berupa
mukjizat materi bersifat indrawi, tetapi mukjizat Nabi Muhammad Saw berupa mukjizat
ruhiyah yang bersifat rasional, kekal sepanjang masa, yaitu al-Qur‟an al-Karim sebagai
mukjizat terbesar di antara mukjizat-mukjizat yang diberikan kepadanya. Begitu pula
mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul sebelumnya, tidak nampak
lagi fisik dan bekasnya, kecuali kisahnya saja yang dapat diketahui melalui pemberitaan
al-Qur‟an sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw.
Sebagai seorang muslim yang baik kita patut mengetahui tentang Kemukjizatan
Alqur’an ,maka dalam makalah ini kami mencoba untuk menyajikan pembahasan
tentang Kemukjizatan Alqur’an .

B. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan pembahasanya maka akan dibahas sub masalah sesuai dengan latar
belakang diatas yakni sebagai berikut :
1. Apa pengertian mukjizar ?
2. Apa saja Macam macam mukjizat ?
3. Apa saja kemukjizatan alqur’an ?

C. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk :


1. Mengetahui pengertian mukjizat
2. Mengetahui macam macam mukjizat
3. Mengetahui kemukjizatan alqur’an
BAB II

PEMBAHASAN
1
1. Pengertian Mukji’zat

Kata mukjizat sendiri diambil dalam bahasa arab a'jaza- i'jaz yang berarti 'melemahkan' atai
menjadikan tidak mampu . Pelakunya yang melemahkan dinamakan Mukjiz dan sesuatu yang
digunakan untuk melemahkan atau membungkam pihak lain dinamakan mukjizat. Sedangkan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa kata mukjizat diartikan sebagai
kejadian (peristiwa) yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia.

Adapaun oleh para pemeluk agama islam , Mukjizat anatara lain didefinisikan sebagai suatu hal
atau peristiwa luar biasa yang terjadi malalui seorang yang mengaku nabi sebagai bukti
kenabiannya yang di tantang oleh orang orang yang ragu , untuk melakukan atau mendatangkan
hal serupa , tetapi mereka ( para penantang) tidak mampu melayani tantangan itu . Dengan
redaksi yang berbeda Mukjizat didefinisikan sebagai suatu hal luar biasa yang diperlihatkan
Allah SWT melalui para Nabi da rosul-nya , sebagai bukti atas pengakuan kenabian dan
kerasulanya.

Dalam sejarah kerosulan dan kenabian mukjizat memiliki pengertian dan pengajaran yang
penting kepada manusia. Para nabi dan rasul dikaruniai mukjizat oleh allah bukan untuk
menimbulkan anggapan bahwa mereka itu manusia luar biasa tetapi sebagai tanda kebesaran dan
kekuasaan allah SWT sang maha pencipta . Mukjizat bertujuan untuk menyadarkan manusia agar
supaya menerima ajarannya yang di bawaboleh para nabi dan rasul .

Dalam Kamus al-Mu’jam al-Washith, mukjizat diartikan:

‫أمر خارق للعادة یظھره هللا على ید نبي تابدا لنبوتھ‬

“Sesuatu (hal atau urusan) yang menyalahi adat kebiasaan yang ditampakkan Allah diatas
kekuasaan seorang nabi untuk memperkuat kenabiannya.”

Imam Jalaluddin al-Sayuti menjelaskan bahwa mukjizat itu adalah

‫ سالم من المعارضة‬,‫ مقرون بالتحدى‬,‫أمر خارق للعادة‬

“Suatu hal atau peristiwa luar biasa yang disertai tantangan dan selamat

(tidak ada yang sanggup) menjawab tantangan tersebut.”

Sedangkan menurut Manna al-Qattan, I’jaz (kemukjizatan) adalah :


menetapkan kelemahan. Kelemahan menurut pengertian umum adalah ketidak mampuan
mengerjakan sesuatu, lawan dari qudrah (potensi, power, kemampuan).
Apabila kemukjizatan muncul, maka nampaklah kemampuan mu’jiz (sesuatu yang melemahkan)
Yang dimaksud dengan i’jaz dalam pembahasan ini ialah menampakkan kebenaran nabi dalam
pengakuannya sebagai seorang rasul, dengan menampakkan kelemahan orang Arab dalam
melawan mukjizat yang kekal yakni al-Quran.

Maka mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa yang dibarengi dengan
tantangan dan tidak bisa dikalahkan. Al-Quran menantang orang-orang Arab, mereka tidak kuasa
melawan meskipun mereka merupakan orang-orang yang fasih, hal ini tiada lain karena al-Quran
adalah mukjizat.

Berdasarkan defenisi diatas maka dapat dikemukakan tiga unsur pokok

mukjizat, yaitu:

1. Mukjizat harus menyalahi tradisi atau adat kebiasaan.

2. Mukjizat harus dibarengi dengan perlawanan, dan

3. Mukjizat tidak terkalahkan.

Sedangkan menurut M. Qurais Shihab ada empat unsur yang harus menyertai sesuatu sehingga ia
dinamakan mukjizat. Keeempat unsur itu adalah:

1. Hal atau peristiwa yang luar biasa.

Yang dimaksud luar biasa adalah sesuatu yang berada diluar jangkauan sebab akibat yang
diketahui secara umum hukum-hukumnya.

2. Terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi.

Apabila hal-hal yang luar biasa terjadi bukan dari seseorang yang mengaku nabi, ia tidak
dinamai mukjizat.

3. Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian.

Tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya sebagai nabi, bukan sebelumnya.

4. Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani.

Bila yang ditantang berhasil melakukan hal yang serupa, maka ini berarti bahwa pengakuan sang
penantang tidak terbukti.
2. Macam-macam Mukjizat

Dalam menjelaskan macam-macam I’jazil Quran ini para ulama berlainan keterangan. Hal ini 3
disebabkan karena perbedaan tinjauan masing-masing. Abd. Razzaq Naufal, dalam kitab
Al-I’jaz Al-Adady lil Quranil Karim menerangkan bahawa I’jazil Quran itu ada 4 macam,
sebagai berikut:
a. Al-I’jazul Balaghi, yaitu kemukjizatan segi sastra balaghahnya.
b. Al-I’jaz at Tasyri’i, yaitu kemukjizatan segi pensyariatan hukum-hukum ajarannya.
c. Al-I’jazul Ilmu, yaitu kemukjizatan segi ilmu pengetahuan.
d. Al-I’jaz Adady, yaitu kemukjizatan segi kuantitas atau matematis/statistik.
Sebagai gambaran I’jazul Adadi menurut Dr. Abd. Razzaq Naufal, berikut diberikan
contoh-contohnya:
a. Dalam Al-Qur’ankata iblis disebutkan sampai 11 kali/ayat, maka ayat yang menyuruh
mohon perlindungan dari iblis itu juga disebutkan 11 kali pula.
b. Kata musibah dengan segala bentuk tasrifnya dalam Al-Qur’andisebutkan sampai
75 kali. Dan dengan jumlah 75 kali pula lafal syukur dan semua bentuknya yang
merupakan ungkapan bahagia terhindar dari musibah itu.
Imam AlKhoththoby dalam bukunya AlBayan Fi I`jazil Quran mengatakan bahwa
mukjizat Al Qur`an hanya terfokus pada bidang kebalaghahan. Dengan kata lain, ia menganggap
I`jazul Qur'an hanya semacam esensi, yaitu hanya Al`ijazul Balaghi. Sebab, keajaiban Al-Qur'an
hanya terdiri dari balaghah, bahkan dengan lafal dan makna yang menyatu. Makna dengan
penataan stilistika seperti itu dapat mencakup kefasihan pengucapan, kebaikan penataan, dan
keindahan makna.
Sebenarnya, segala yang ada dalam Al-Qur’an itu mu’jiz atau menjadi mukjizat, baik
keserasian susunan huruf-hurufnya, ketertiban kalimat-kalimatnya, atau kefasihan lafal-
lafalnya, maupun keindahan uraian isi maknanya. Ada dua macam mukjizat yang Allah
berikan kepada Rasul-rasul-Nya, yaitu:

a. Hissiyah atau indrawi.


Mukjizat “hissi”, ialah yang dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dicium
oleh hidung, diraba oleh tangan, dirasa oleh lidah, yang lebih tegas dapat dicapai oleh
pancaindera. Mukjizat ini sengaja ditunjukkan atau diperlihatkan pada manusia
biasa, yakni mereka yang tidak biasa menggunakan keceerdasan pikirannya,
yang tidak cakap pandangan hatinya dan yang rendah budi dan perasaannya.
Contoh mukjizat ini berupa tongkat Nabi Musa, unta Nabi Shalih, dan lain-lain.
Umat para nabi khususnya sebelum Nabi Muhammad Saw amat membutuhkan
bukti kebenaran, yang harus sesuai dengan tingkat pemikiran mereka. Nah ketika
itu bukti tersebut harus demikian jelas dan langsung terjangkau oleh indra
mereka. Tetapi setelah manusia mulai menanjak ke tahap kedewasaan berpikir, maka
bukti yang bersifat indrawi tidak dibutuhkan lagi.
Itu sebabnya Nabi Muhammad Saw. Ketika dimintai bukti-bukti yang
sifatnya demikian oleh mereka yang tidak percaya, beliau diperintahkan oleh Allah
untuk menjawab:
َ‫ب َْحان‬t‫لْ ُس‬ttُ‫ َرؤ ُٗۗه ق‬t‫ك َح ٰتّى تُنَ ِّز َل َعلَ ْينَا ِك ٰتبًا نَّ ْق‬ َ ِّ‫ُف اَوْ تَرْ ٰقى فِى ال َّس َم ۤا ِء ۗ َولَ ْن نُّ ْؤ ِمنَ لِ ُرقِي‬ ٍ ‫ْت ِّم ْن ُز ْخر‬ َ َ‫اَوْ يَ ُكوْ نَ ل‬
ٌ ‫ك بَي‬
‫اًل‬ ‫اَّل‬ ُ
٩٣- ْ‫َرب ِّْي هَلْ كنت اِ بَ َشرًا َّرسُو‬ ْ ُ
"Maha Suci Tuhanku, bukankah Aku Ini Hanya seorang manusia yang
menjadi rasul?" ( QS. Al-Isra’: 93 ).
444
Dalam ayat lain Nabi Muhammad Saw diperintahkan oleh Allah Swt. Untuk
menjawab:
٥٠ - ‫ت ِع ْن َد هّٰللا ِ ۗ َواِنَّ َمٓا اَن َ۠ا نَ ِذ ْي ٌر ُّمبِي ٌْن‬ُ ‫قُلْ اِنَّ َما ااْل ٰ ٰي‬
Katakanlah: "Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. dan
Sesungguhnya Aku Hanya seorang pemberi peringatan yang nyata".(QS. Al-Ankabut:
50)
b. Aqliyah.
Mukjizat “ma’nawi”, ialah mukjizat yang tidak mungkin dapat dicapai
dengan kekuatan panca indera, tetapi harus dicapai dengan kekuatan “aqli” atau
dengan kecerdasan pikiran. Karena orang tidak akan mungkin mengenal mukjizat
ini melainkan yang berpikir sehat, bermata hati yang nyalang, berbudi luhur dan yang
suka mempergunakan kecerdasan pikirannya dengan jernih dan jujur.
Mukjizat ini diberikan kepada Nabi Muhammad Saw, berupa Al-Qur’an.
Dalam Hal ini Rasulullah bersabda :
“Tiada seorangpun Nabi dari Nabi-nabi Allah terdahulu kecuali mereka diberi
mukjizatyang sesuai, agar manusia percaya kepadanya. Tetapi mukjizatyang
diberikan kepadaku adalah berupa wahyu yang disampaikan Allah kepadaku.
Aku berharap agar diriku menjadi Nabi yang terbanyak pengikutnya” (HSR. Bukhary)
Begitulah, mukjizat Al-Qur’anbersifat abadi. Penafsiran Al-Qur’an dan
pengkajiannya, tidak akan selesai meskipun seandainya pohon-pohon di bumi
menjadi pena dan laut menjadi tinta serta ditambahkan tujuh laut sesudah
keringnya, niscaya tidak akan ada habis-habisnya kalimat Allah SWT25. Seperti
firman Allah:
‫هّٰللا‬ ‫َت َكلمٰ ُ هّٰللا‬ ۢ
‫ ٌز‬t‫َز ْي‬
ِ ‫ت ِ ۗاِ َّن َ ع‬ ِ ْ ‫د‬tِ‫ر َّما نَف‬t ٍ t‫ ْب َعةُ اَ ْب ُح‬t‫ ِد ٖه َس‬t‫ ُّد ٗه ِم ْن بَ ْع‬t‫ ُر يَ ُم‬tْ‫ َج َر ٍة اَ ْقاَل ٌم و َّْالبَح‬t‫ض ِم ْن َش‬
ِ ْ‫َولَوْ اَ َّن َما فِى ااْل َر‬
٢٧ - ‫َح ِك ْي ٌم‬
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),
ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah(kering)nya, niscaya tidak akan
habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.(QS. Luqman: 27).

aKehebatan mukjizat Al-quran nampak pada munculnya berbagai aktifitas penelitian


dan pengkajian untuk mengungkap segi i’jaz Al-quran. Ada beberapa komentar ulama
mengenai I’jaz Al-quran dan memiliki titik penekanan yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Syekh Manna’ Khalil Al-Qaththan mengemukakan tiga aspek I’jaz
Alquran,yaitu:
1. Kemukjizatan Alquran
Para ahli bahasa terpukau dengan keindahan gaya bahasa Alquran. Al-
Baghalani mengemontari bahwa keindahan bahasa Al-quran dengan berbagai
formulasi berbeda dengan system dan tata urutan umum yang dikenal oleh orang Arab.
Bahasa atau kalimat-kalimat Al-quran adalah kalimat-kalimat yang menakjubkan
yang sangat signifikan perbedaannya dengan kalimat di luar Al-quran. Al-quran
mampu mengeluarkan sesuatu yang absatrak kepada fenomena yang dapat dirasakan

5
sehingga didalamnya ada dinamika. Adapun huruf tidak lain hanya symbol makna-
makna. Sementara lafadz memiliki petunjuk etimologis yang berkaitan dengan makna
tersebut. Menuangkan makna-makna yang abstrak tersebut kepada bathin seseorang
dan kepada hal-hal yang biasa dirasakan (al-mahsusat) yang bergerak didalam
imajinasi dan perasaan bukanhal yang mudah dilakukan.
Termasuk kesulitan seseorang yang menundukan seluruh kata dalam satu bahasa,
untuk setiap makna dan imajinasi yang digambarkannya, sementara Al-quran tidak
berbicara dengan sebuah kata kecuali dengan sebuah makna yang dikehendaki pada
tingkat kedalaman yang paling tinggi. Hal ini merupakan bagian dari I’jaz Al-Quran.
2. Kemukjizatan Ilmiah
Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa Al-quran ada yang
mengandung teori ilmiah. Hal tersebut bahkan mendapat sambutan hangat dan
mengalami perkembangan yang pesat, namun disisi lain mendapat keritikan dari sebagian
ulama, seperti al-Syatibi dalam bukunya beliau mengatakan, “banyak yang bersifat
keterlaluan dalam memahami Al-quran sehingga mereka mengaitkannya dengan semua
ilmu pengetahuan”.
Kemukjizatan Al-quran tidak sekedar meletakkan pada cakupannya dengan teori-
teori ilmiah saja yang selalu baru dan berubah, tetapi cakupannya terletak pada
motifasinya untuk berpikir menggunakan akal. Dari sudut pandang ini Imam Al-
Ghazali serius dalam menggalakkan penafsiran ilmiah. Ustadz Afif Thabarah yang
mengklarifikasi tentang pembuktian ilmiah yang dinukilkan dari kitabnya Ruh al-Din al-
Islamiah. Teori ilmiah Alquran berupa:
a. Kesatuan Alam
Teori ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa bumi adalah salah satu dari
kumpulan planet yang telah memisah darinya dan membeku sehingga cocok untuk
dihuni manusia. Toeri ini didukung oleh adanya gunung yang memuntahkan lahar
panas. Teori ini seperti yang terdapat dalam surat al-Ambiya’ [21] ayat 30 sebagai
berikut:
٣٠ - َ‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْق ٰنهُ َم ۗا َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َم ۤا ِء ُك َّل َش ْي ٍء َح ۗ ٍّي اَفَاَل ي ُْؤ ِمنُوْ ن‬ ِ ‫اَ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذ ْينَ َكفَر ُْٓوا اَ َّن السَّمٰ ٰو‬
َ ْ‫ت َوااْل َر‬
Artinya:“Tidaklah orang-orang kafir tahu bahwa beberapa langit dan atau
keduanya bersatu, lalu kami belah keduanya? Kami jadikan tiap-tiap sesuatu yang
hidup dari air. Tidaklah mereka percaya?” (QS. Al-Ambiya’ [21] : 30)
b. Terjadinya perkawinan dalam tiap-tiap benda
Orang-orang berkeyakinan bahwa perkawinan hanya terjadi antara laki-laki dan
perempuan dan hanya akan terjadi pada jenisnya itu, manusia dan hewan.
Kemudian ilmu pengetahuan modern menetapkan bahwa perkawinan akan terjadi pula
pada tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati, demikian juga pada tiap-tiap benda
terdapat perkawinan. Bahkan sampai listrik sekalipun berpasangan min dan plus, dan
seterusnya. Firman Allah dalam surat Al-Zariyat [51] ayat 49 menjelaskan:
٤٩ - َ‫َو ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء خَ لَ ْقنَا زَ وْ َج ْي ِن لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن‬
Artinya: “Tiap-tiap sesuatu kami jadikan berpasangan (jantan dan betina),
semoga kamu sekalian mendapat peringatan” (QS. Al-Zaiyat [51] : 49)
c. Perbedaan sidik jari manusia
Pada beberapa abad yang silam tepatnya di Inggris tahun 1884 M telah digunakan
cara mengenali seseorang lewat sidik jarinya. Kemudian cara itu dilakukan oleh
setiap Negara. Hal ini dipahami bahwa kulit jari manusia mempunyai garis yang

6
bebeda-beda dan tidak akan pernah bias berubah. Berbeda dengan garis tubuh lainnya,
maka garis jari-jari ini tiap orang pasti berbeda dengan yang lainnya, tida kada yang
sama atau serupa. Sesungguhnya hal ini pun mukjizat Tuhan sebagaimana firmannya
dalam Alquran surat al-Qiyamah [75] ayat 3-4:
٣ – ۗ ٗ‫اَيَحْ َسبُ ااْل ِ ْن َسانُ اَلَّ ْن نَّجْ َم َع ِعظَا َمه‬
ٓ
َ ‫بَ ٰلى قَا ِد ِر ْينَ ع َٰلى اَ ْن نُّ َس ِّو‬
٤ - ٗ‫ي بَنَانَه‬
Artinya: “Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-
belulangnya? (Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna.”
(QS. Al-Qiyamah [75] : 3-4)

d. Berkurangnya Oksigen
Sejak manusia mampu menyeruak ruang angkasa dengan pesawat maka dengan
pengamatan dan para ilmuan sampai pada kesimpulan bahwa di angkasa itu kurang
oksigen. Manakala penerbang meluncur tinggi keangkasa, dadanya terasa sesak dan
sulit bernafas. Oleh karenaitu para penerbang butuh oksigen buatan. Penemuan ini
disinggung dalam Al-quran jauh sebelum manusia melakukan penerbangan
seperti dalam firman Allah dalam surat al-An’am [6] ayat 125:
َ‫ص َّع ُد فِى ال َّس َم ۤا ۗ ِء َك ٰذلِك‬ ‫هّٰللا‬
َّ َ‫ضيِّقًا َح َرجًا َكاَنَّ َما ي‬ َ ْ‫ضلَّهٗ يَجْ َعل‬
َ ‫ص ْد َر ٗه‬ ِ ُّ‫ص ْد َر ٗه لِاْل ِ ْساَل ۚ ِم َو َم ْن ي ُِّر ْد اَ ْن ي‬
َ ْ‫فَ َم ْن ي ُِّر ِد ُ اَ ْن يَّ ْه ِديَهٗ يَ ْش َرح‬
١٢٥ - َ‫س َعلَى الَّ ِذ ْينَ اَل ي ُْؤ ِمنُوْ ن‬ ‫هّٰللا‬
َ ْ‫يَجْ َع ُل ُ الرِّج‬
Artinya: “Barangsiapa yang Allah menghendaki, akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk memeluk agama Islam. Dan
barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah jadikan dadanya sesat
lagi sempit seolah-olah ia sedang naik ke langit”(QS. Al-An’am [6] : 125)
e. Khasiat Madu dan Daftar Istilah
Dari hasil penelitian USA bahwa dalam 100 gr madu akan terdapat beberapa
khasiat dan juga banyak zat yang terdapat didalamnya. Hal ini bias langsung
diserap oleh usus tanpa melalui proses mineral kalsium sebagai pembentukan
tulang dan gigi. Teori modern ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah An-Nahl
ayat 69 sebagai pembentuk tulang dan sebagainya. Dari toeri-teori ilmiah lain dalam
Al-quran tentang sel-sel manusia, pembagian atom serta manunggalnya alam kosmos,
dan masih banyak lagi toeri ilmiah yang terdapat dalam Al-quran sebagai bagian dari
I’jaz-I’jaz Al-quran.

3. Kemukjizatan Tasyri
Dalam sejarah kehidupannya, manusia telah banyak mengenal berbagai
macam doktrin, pandangan hidup, sistem dan perundang-undangan yang
bertujuan membangun hakikat kebahagiaan individu di dalam masyarakat.
Namun tidak satupun dari padanya yang dapat mencapai seperti yang dicapai Al-
quran dalam kemukjizatan tasyri’-nya. Takkalah menakjubkan lagi ketika Alqur`an
berbicara tentang hokum (tasyri’) baik yang bersifat individu, sosial
(pidana,perdata,ekonomi serta politik) dan ibadah. Sepanjang sejarah peradaban umat,
manusia selalu berusaha membuat hukum-hukum yang mengatur sekaligus sebagai
landasan hidup mereka dalam kehidupan mereka. Namun demikian hukum-hukum
tersebut selalu direkonstruksi diamandement bahkan dihapuskan sesuai dengan
tingkat kemajuan intelekstualitas dan kebutuhan dalam kehidupan sosial yang semakin
kompleks. Perkara ini tak berlaku pada Alquran. Hukum-hukum Alquran selalu

7
kontekstual berlaku sepanjang hayat, dimanapun dan kapanpun karena Alquran
datang dari Zat yang Maha Adil lagi Bijaksana. Dalam menetapkan hukum Alqur`an
menggunakan cara-cara sebagai berikut;
Pertama, secara mujmal. Cara ini digunakan dalam banyak urusan ibadah yaitu
dengan menerangkan pokok-pokok hokum saja. Demikian pula tentang mu’amalat
badaniyah Al-quran hanya mengungkapkan kaidah-kaidah secara kuliyah.
Sedangkan perinciannya diserahkan pada Sunnah dan ijtihad para mujtahid.
Kedua , hukum yang agak jelas dan terperinci. Misalnya hokum jihad,
undang-undang peranghubungan umat Islam dengan umat lain, hukum tawanan dan
rampasan perang. Seperti QS. al-Taubah [9] ayat 41:
٤١ - َ‫اِ ْنفِرُوْ ا ِخفَافًا َّوثِقَااًل َّو َجا ِه ُدوْ ا بِا َ ْم َوالِ ُك ْم َواَ ْنفُ ِس ُك ْم فِ ْي َسبِ ْي ِل هّٰللا ِ ٰۗذلِ ُك ْم خَ ْي ٌر لَّ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُموْ ن‬
Artinya:“Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat, dan
berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah
lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS.At-Taubah [9] : 41)
Ketiga, jelas dan terpeinci. Diantara hukum-hukum ini adalah masalah
hutang-piutang QS. Al-Baqarah, [2] ayat 282. Tentang makanan yang halal dan haram,
QS. An-Nis`a’ [4] ayat 29. Tentang sumpah, QS. An-Nahl [16] ayat 94. Tentang
perintah memelihara kehormatan wanita, diantara QS. Al-Ahzab [33] ayat 59, dan
perkawinan QS. An-Nisa`[4] ayat 22. Yang menarik diantara hukum-hukum tersebut
adalah bagaimana Tuhan memformat setiap hukum atas dasar keadilan dan
keseimbangan baik untuk jasmani dan rohani,individu maupun sosial sekaligus
ketuhanan. Misalnya shalat yang hukumnya wajib bagi setiap muslim yang sudah aqil-
balig dan tidak boleh ditinggalkan atau diganti dengan apapun. Dari segi gerakan banyak
penelitian yang ternyata gerakan shalat sangat mempengaruhi saraf manusia, yang intinya
kalau shalat dilakukan dengan benar dan khusuk (konsentrasi) maka dapat menetralisir
dari segala penyakit yang terkait dengan saraf, kelumpuhan misalnya.
Juga shalat yang kusuk merupakan bentuk meditasi yang luar biasa,
sehingga apabila seseorang melakukan dengan baik maka jiwanya akan selamat dari
goncangan-goncangan yang mengakibatbatkan sters hingga gila.
Dalam konteks sosial shalat mampu mencegah perbuatan keji dan
mungkar seperti dijelaskan dalam QS. Al-‘Ankabut [29] ayat 45:
ْ ‫ا ت‬t‫ب َواَقِ ِم الص َّٰلو ۗةَ اِ َّن الص َّٰلوةَ تَ ْن ٰهى َع ِن ْالفَحْ َش ۤا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر ۗ َولَ ِذ ْك ُر هّٰللا ِ اَ ْكبَ ُر َۗوهّٰللا ُ يَ ْعلَ ُم َم‬
َ‫نَعُوْ ن‬t‫َص‬ ِ ‫ك ِمنَ ْال ِك ٰت‬
َ ‫اُ ْت ُل َمٓا اُوْ ِح َي اِلَ ْي‬
٤٥ -
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), yaitu Al-
Kitab (Alquran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-‘Ankabut [29] : 45)
Contoh lain misalnya al-Qur`an Ali Imran [3] ayat 159 yang menanamkan sistem
hukum sosial dengan berdasar pada azaz musyawarah.
‫هّٰللا‬
ِ t‫تَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬t‫اس‬
‫اورْ هُ ْم فِى‬ ْ ‫اعْفُ َع ْنهُ ْم َو‬ttَ‫ك ۖ ف‬ َ tِ‫وْ ا ِم ْن َحوْ ل‬t‫ض‬ ِ ‫ظَ ْالقَ ْل‬t‫ا َغلِ ْي‬ttًّ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّمنَ ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۚ َولَوْ ُك ْنتَ فَظ‬
ُّ َ‫ب اَل ْنف‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
١٥٩ - َ‫ااْل َ ْم ۚ ِر فَا ِ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى ِ ۗ اِ َّن َ يُ ِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِ ْين‬
Artinya:“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut
terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian

8
apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS. Ali
Imran [3] : 159)
Ayat di atas menganjurkan untuk menyelesaikan semua problem social dengan azaz
musyawarah agar dapat memenuhi keadilan bersama dan tidak ada yang dirugikan. Nilai yang
dapat diambil adalah bagaimana manusia harus mampu bertanggung jawab terhadap diri
sendiri dan kelompoknya, karena hasil keputusan dengan musyawarah adalah keputusan
bersama. Dengan demikian keutuhan masyarakat tetap terjaga. Ayat selanjutnya apabila sudah
sepakat dan saling bertanggung jawab maka bertawakkal kepada Allah. Hal ini mengindikasikan
harus adanya kekuasaan mutlak yang menjadi sentral semua hukum dan sistem tata nilai
manusia.
Al-Baqalani juga menitikberatkan aspek I’jaz Alquran pada tiga hal, yaitu:
1. Rasulullah tidak mengenal baca tulis Alquran (ummi) kenyataan ini
merupakan bukti konkrit bahwa Alquran bukan bikinan Muhammad.
2. Info Alquran tentang persoalan-persoalan ghaib, misalnya kemenangan
Romawi atas Persia setelah Persia mengalahkan Romawi.
3. Tidak ada kontradiksi dalam Alquran. Sekiranya hasil karya Muhammad maka
pasti akan terjadi kontradiksi didalamnya.
Sementara Al-Qurtubi mengemukakan sepuluh aspek I’jaz Alquran yaitu:
1. Aspek bahasanya yang mengungguli seluruh cabang bahasa Arab;
2. Aspek bahasanya yang mengungguli keindahan bahasa Arab;
3. Aspek eksistensinya yang tak tertandingi;
4. Aspek hukumnya yang universal dan manusia;
5. Aspek informasinya yang menembus persoalan-persoalan ghaib;
6. Aspek keteraturan dan sejalan dengan sains (natural science);
7. Aspek pengetahuan yang dikandungnya;
8. Aspek kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia;
9. Aspek pengaruhnya terhadap kalbu manusia;
10. Aspek kebenaran atas janji-janjinya, baik berupa rahmat atau ancaman.

9
3. Kemukjizatan Alqur’an
1. Kemu’jizatan al-Qur’an dari Aspek Bahasa

Al-Qur’an mempunyai gaya bahasa yang khas yang tidak dapat ditiru oleh para sastrawan Arab
sekalipun, karena adanya susunan yang indah yang berlainan dengan setiap susunan dalam
bahasa Arab. Mereka melihat al- Qur’an memakai bahasa dan lafadz mereka, tetapi ia bukan
puisi, prosa atau syair. Sejarah telah mencatat bahwa al-Qur’an turun di tengah-tengah bangsa
Arab yang menggunakan sastra.

Adalah suatu kebanggaan bila ada diantara mereka terdapat seorang penyair dan
sastrawan yang mampu merangkai kata-kata yang indah. Maka setiap tahun didakan perlombaan
syair, dan syair yang terpilih ditulis dengan tinta emas lalu digantungkan di dinding Ka’bah yang
dikenal dengan Mu’allaqah.

Dan al-Qur’an adalah wahyu dari Allah yang merupakan penuntun bagi umat manusia,
dan bukan merupakan karya sastra, namun begitu al-Qur’an diungkapkan baik dalam tuturan
lisan ataupun tertulis.11 Namun, syair atau prosa yang mereka buat tidak mampu mengungguli
ayat-ayat yang dikandung al-Qur’an.

Mukjizat al-Qur’an di segi bahasa ini, adalah bahwa al-Qur’an turun dengan bahasa yang
indah lagi menawan yang mengandung ciri khas tinggi yang tidak terdapat pada kalangan apapun
dan sastra manapun di kalangan kafilah Arab.12 Doktrin kemu’jizatan al-Qur’an, tidak hanya
pada isi, melainkan juga pada bentuk kesusastraan, secara umum terdapat pada hampir semua
mazhab-mazhab Islam, dan telah mendapatkan suatu kedudukan dan pengakuan penting dalam
berbagai bentuk penuturan dengan perhatian khusus terhadap hal itu

Sebagai mukjizat yang universal dan eternal, beberapa segi kemukjizatan yang dimiliki
al-Qur’an adalah:

1. Susunan yang indah, berbeda dengan setiap susunan yang ada dalam bahasa orang
Arab.
2. Adanya uslub yang aneh yang berbeda dengan semua uslub-uslub bahasa Arab
3. Sifat agung yang tidak mungkin lagi seorang makhluk untuk mendatangkan hal yang
seperti itu.
4. Bentuk undang-undang yang detail lagi sempurna yang melebihi setiap undan-undang
buatan manusia.
5. Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak biasa diketahui kecuali dengan wahyu.
6. Tidak bertentangan dengan pengetahuan-pengetahuan umum yang dipastikan
kebenaranya.
7. Menepati janji dan ancaman yang dikabarkan al-Qur’an.
8. Adanya ilmu-ilmu pengetahuan yang terkandung di dalamnya.
9. Memenuhi segala kebutuhan manusia.
10. Berpengaruh kepada hati pengikut dan musuh.

10
Uslub yang dipergunakan al-Qur’an sangat mudah dan indah hal itu membuat orang-
orang Arab dan Non Arab kagum dan terpesona.Uslub al-Qur’an yang menakjubkan itu
mengandung beberapa keistimewaan, diantaranya:

1. Kelembutan al-Qur’an secara lafhizah yang terdapat dalam susunan suara dan keindahan
bahasanya.
2. Keserasian al-Qur’an baik untuk awam maupun kaum cendekiawan dalam arti bahwa
semua orang dapat merasakan keagungan dan keindahan al-Qur’an.
3. Sesuai akal dan perasaan,dimana al-Qur’an memberikan doktrin pada akal dan hati, serta
merangkum kebenaran dan keindahan sekaligus.
4. Keindahan sajian al-Qur’an serta susunan bahasanya, seolah-olah merupakan suatu
bingkai yang dapat memukau akal dan memusatkan tanggapan serta perhatian.
5. Keindahan dalam liku-liku ucapan atau kalimat serta beraneka ragam dalam bentuknya,
dalam arti bahwa satu makna diungkapkan dalam beberapa lafaz dan susunan yang
bermacam-macam yang semuanya indah dan halus
6. Al-Qur’an mencakup dan memenuhi persyaratan antara bentuk global dann bentuk
terperinci.
7. Dapat mengerti sekaligus dengan melihat segi yang tersurat.

2. Kemu’jizatan al-Qur’an dari Aspek Syari’ah.

Al-Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama dan sarat akan hukum yang mengatur
kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan semua ciptaan-Nya.
Jadi hukum Islam yang mencangkup di bidang aqidah, pokok-pokok akhlaq, ibadah dan
perbuatan dapat dijumpai sumbernya yang asli di dalam ayat- ayat al-Qur’an.17

Keunggulan dan kemu’jizatan al-Qur’an di bidang ini karena syari’at yang terdapat
dalam al-Qur’an adalah syari’at yang sempurna dan tinggi melebihi dari syari’at-syari’at yang
terdapat pada kitab-kitab terdahulu. Al-Qur’an berisi pokok-pokok aqidah, hukum-hukum
ibadah, dasar-dasar utama etika, politik dan sosial kemasyarakatan.

Al-Qur’an mengatur cara bermasyarakat yang baik serta meletakkan dasar-dasar


kemanusiaan yang lebih lurus dan murni. Hal ini tergambar dari cara al-Qur’an dalam
menetapkan hukum, di antaranya:

1.Secara Mujmal

Kebanyakan urusan ibadah, diterapkan secara mujmal. Cara yang dipergunakan al-
Qur’an dalam menghadapi soal ibadah ini ialah dengan menerangkan pokok-pokok
hukum saja. Demikian pula halnya tentang mu’amalat badaniyah, al-Qur’an hanya
mengemukakan pokok-pokok dan kaidah-kaidah saja. Perincian dan penjelasan hukum-
hukum itu diserahkan pada sunnah dan ijtihad para mujtahid.
11
2.Agak Jelas dan Terperinci.

Hukum-hukum yang diterangkan jelas dan agak terperinci ialah hukum jihad, undang-
undang perang, hubungan umat Islam dengan umat lain, hukum-hukum tawanan dan
rampasan perang. Ayat yang menjelaskan dasar hukum berjihad seperti di bawah ini.

Artinya: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun merasa berat,
dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S. Al-Taubah [9]: 41)

3.Jelas dan Terperinci.

Hukum-hukum yang jelas dan terperinci adalah masalah:

a. Hutang Piutang.
Al-Qur’an menganjurkan untuk bersaksi ketika mengadakan jual beli dan hutang
piutang. Firman Allah:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.” (Q.S. al-
Baqarah [2]: 282).
b. Makan Makanan yang Halal dan Haram.
Dalam urusan pergaulan sesama insan, al-Qur’an mengharamkan memakan harta
orang lain dengan cara yang tidak sah sesuai dengan firman Allah:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan batil kecuali dengan perniagaan yang berlaku dengan suka sama
suka di antara kamu.” (Q.S. an-Nisâ’ [4]: 29)
c. Sumpah.
Al-Qur’an secara jelas menerangkan hal-hal mensyari’atkan sumpah sesuai
dengan firman Allah:
Artinya: “Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di
antaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh tegaknya, dan kamu
rasakan kemelaratan dunia, karenakamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan
bagimu azab yang besar.” (Q.S. an-Nahl [16]: 94).
Hukum yang disyari’atkan untuk memelihara kehormatan wanita, terdapat dalam
Q.S. Al-Ahzâb: 59 dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menerangkan hal ini:
Artinya: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istri mu, anak anak perempuan dan
istri-istri orang mukmin:’’Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka.’’Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal,karena itu mereka tidak
diganggu. Dan Allah maha pengampun dan penyayang.” (Q.S. al-Ahzab [33]:59).
d. Perkawinan
Keterangan tentang masalah perkawinan terdapat dalam firman Allah:

12
Artinya: “Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh
ayahmu,terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji
dan dibenci Allah dan seburuk-buruknya jalan yang ditempuh.’’(Q.S.an-Nisa’[4]:22)
3. Kemu’jizatan al-Qur’an dan Aspek Ilmu

Segi lain dari kemu’jizatan al-Qur’an, adalah isyarat-isyarat yang rumit terhadap
sebagian ilmu pengetehuan alam telah disinggung al-Qur’an sebelum pengetahuan itu sendiri
sanggup menemukanya. Juga kemudian terbukti bahwa al-Qur’an sama sekali tidak bertentangan
dengan penemuan-penemuan mutakhir yang didasarkan pada penelitian ilmiyah.

Mengkaji kemu’jizatan al-Qura’n dari segi ilmu bukan berarti al-Qur’an dianggap kitab
ilmu. Al-Qura’n bukan buku psikologi, bukan eksak maupun fisika, tetapi kitab hidayah dari
irsyad, kitab tasryi’ dan ishlah. Namun demikian ayat-ayatnya memuat isyarat-isyarat yang
cukup dalam dan pelik dalam soal psikologi, kedokteran dan antropologi, yang mana hal tersebut
menunjukkan keberadaannya sebagai mu’jizat dan wahyu Allah18.

Al-Qura’n adalah petunjuk bagi manusia, yang isinya sarat dengan ajaran-ajaran dan
prinsip-prinsip hidup untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Al-Qur’an juga
membicarakan isyarat ilmiah dan ilmu kauniyah seperti konsep-konsep dasar biologis, budaya
tanaman, kegunaan air bagi kehidupan dan spesies, serta membicarakan fenomena-fenomena
geologi dan reproduksi.

Al-Zakarniy menyebutkan lima bentuk kemu’jizatan al-Qur’an dari aspek ilmu, yaitu:

1. Ilmu kauniyah tunduk kepada undang-undang yang telah ditetapkan. Al-Qur’an adalah
kitab hidayah dan i’jaz. Dengan demikian al-Qur’an tidak membicaran hakikat ilmu
alam, bintang dan kimia.
2. Al-Qur’an menganjurkan umat manusia untuk meneliti, menganalisa dan mengambil
manfaat serta pelajaran dari ilmu kauniyah ini.
3. Al-Qur’an menjelaskan bahwa alam tunduk pada kehendaknya.
4. Al-Qur’an menjelaskan bahwa alam adalah ruang lingkup hidayah, membicarakan
rahasia langit dan bumi, apa yang tersembunyi di daratan dan di bumi dan sebagainya.
5. Uslub yang digunakan Allah swt. dalam mengungkapkan tentang ayat kauniyah adalah
dengan uslub yang indah.

Dan berikut ini adalah sebagian tentang pembuktian ilmiah:

1. Kesatuan Alam.
Teori ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa bumi adalah salah satu dari
sekumpulan planet yang telah memisah darinya dan membeku sehingga cocok untuk
dihuni oleh manusia.Teori ini didukung oleh adanya gunung berapi yang memuntahkan
lahar panas.Teori ini tepat sekali dengan firman Allah:

13
Artinya: ’’Tidaklah orang-orang kafir tahu,bahwa beberapa langit dan bumi adalah
keduanya bersatu,lalu kami belah keduanya? Kami jadikan tiap-tiap sesuatu yang hidup
dari air.Tidakkah mereka percaya?’’ (Q.S.al- Anbiya’[21]:30).
2. Terjadinya Perkawinan dalam Tiap-tiap Benda.
Orang berkeyakinan bahwa perkawinan itu berlaku pada dua jenis, yaitu manusia dan
hewan. Kemudian datang ilmu pengetahuan modern dan menetapkan bahwa perkawinan
itu terjadi pula pada tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda (mati). Bahkan pada tiap-tiap
benda yang ada di alam ini, juga terjadi perkawinan. Sampai pada listrik sekalipun ada
pasangan min dan plus. Demikian pula atom, terdapat proton dan netron, yang masing-
masing diistilahkan sebagai laki-laki dan wanita. Penemuan sebenarnya telah didahului
al-Qur’an dalam banyak ayat seperti dalam surat al-Syu’ara [26]: 70, Yasin [36]: 36, dan
al-Zariyat[51]: 49, contoh ayat di bawah ini:
Artinya: “Tiap-tiap sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan (jantan dan betina), mudah-
mudahan kamu menerima peringatan”. (Q.S. al-Zariyat [51]: 49)
3. Perbedaan Sidik Jari Manusia.
Pada abad yang silam, tepatnya di Inggris tahun 1884 M telah digunakan cara untuk
mengenali seseorang lewat sidik jarinya. Kemudian cara ini diikuti pula oleh setip negara.
Karena disebabkan bahwa kulit jari-jari memiliki garis-garis berbeda-beda bentuknya,
dan garis-garis itu tidak akan berubah. Berbeda dengan garis- garis tubuh yang lainnya.
Tidak ada yang hampir sama atau serupa. Sungguh itu pun suatu mu’jizat Tuhan,
mengapa Allah memilih jari-jari manusia buat dalil kebangkitan nya? Allah berfirman:
Artinya: “Adakah manusia mampu mengira bahwa kami tidak akan mengumpulkan
tulang-tulangnya? Ya,kami kuasa mengembalikan semua jari-jarinya (mesti kecil-kecil).”
(Q.S. al-Qiyamah[75]: 3-4).
4. Berkurangnya Oksigen.
Sejak manusia mampu menyeruak ruang angkasa dengan pesawat, maka pengamatan dan
penelitian
para ilmuan telah sampai pada kesimpulan bahwa di angkasa oksigen berkurang.
Manakala seorang penerbang meluncur tinggi ke angkasa, dadanya terasa sesak dan sulit
bernapas. Oleh karenanya para penerbang harus memakai “oksigen buatan” saat mereka
terbang dalam ketinggian 30.000 kaki lebih. Penemuan ini sebenarnya telah disinggung
oleh al-Qur’an jauh sebelum manusia melakukan penerbangan, yaitu:
Artinya: “Barang siapa yang Allah kehendaki, Allah akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang
siapa yang di kehendaki Allah kesesatan nya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak
lagi sempit seolah-olah ia sedang naik ke langit.” (Q.S.al-An’am [6] 125).
5. Khasiat Madu dan Daftar Istilah.
Dari hasil penelitian laboratorium USA, bahwa dalam 100 Gr madu terkandung: zat
glucose 34%, fruc- tose 1,9%, sucrose 40%. Zat gula glucose dan fructose ini langsung
diserap oleh usus tanpa proses lagi.

14
Mineral kalsium sebagai pembentuk tulang dan gigi, lain sebagainya. Teori modern
tentang madu sesuai dengan ayat dibawah ini:
Artinya: “Dari perut lebah itu keluar minuman, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
(kebenaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.’’ (Q.S. al-Nahl [16]: 68).

Demikianlah diantara kandungan mu’jizat ilmiah al-Qur’an hasil penelitian kemampuan


akal manusia yang cuma diberi setetes ilmu pengetahuan oleh Yang Maha Mengetahui.
Seluruh fakta-fakta yang sesuai dengan penemuan ilmiyah tersebut, walaupun demikian, belum
pernah diketahui atau dapat dipahami ketika wahyu tersebut diturunkan. Pembuktiannya baru
berlangsung lewat sejumlah penemuan ilmiyah yang berlangsung beberapa abad kemudian.
Sehingga keterangkumannya didalam al-Qur’an sekaligus menunjukkan bahwa kitab tersebut
berasal dari Ilahi, dan bukan buatan manusia. Asal-usul yang Ilahiyah ini, akhirnya juga semakin
diperkuat oleh ketepatan rincian fakta-fakta ilmiyah.

15
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Mukjizat anatara lain didefinisikan sebagai suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi
malalui seorang yang mengaku nabi sebagai bukti kenabiannya yang di tantang oleh
orang orang yang ragu , untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa , tetapi mereka (
para penantang) tidak mampu melayani tantangan itu .
2. Mukjizat dibagi menjadi bermacam macam yaitu Al-I’jazul Balaghi, yaitu kemukjizatan
segi sastra balaghahnya.Al-I’jaz at Tasyri’i, yaitu kemukjizatan segi pensyariatan
hukum-hukum ajarannya.Al-I’jazul Ilmu, yaitu kemukjizatan segi ilmu pengetahuan.Al-
I’jaz Adady,
3. Kemukjizatan ditinjau dari beberapa aspek yaitu Bahasa , Syariah dan ilmu .

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdushshamad, Muhammad Kamil, Mukjizat Ilmiyah Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Akbar Madia
Eka Sarana, 2004.
Amal, Taufik Adnan, Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an, Jakarta: Forum Kajian Budaya dan
Agama, 2001.
Denver, Ahmad von Denver, Ilmu al-Qur’an Pengenalan Dasar, Jakarta: Rajawali Pers, 1988.
Fandi, Muhammad Jamaluddin, Al-Qur’an Tentang Alam Semesta, Jakarta: Amzah, 2004.
1. An-Najdi, A. Z., & Bandung, P. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.
2.Ikhsan Muhammad, 2017 Jejak dan mukjizat para rosul Yogyakarta : Istana Media

Asrar, Mahfudhil. "Mengeksplanasi Mukjizat al-Qur'an." Al-I’jaz: Jurnal Studi Al-Qur’an,


Falsafah dan Keislaman 1.1 (2019): 63-78.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan

Amin, Muhammad. "MENYINGKAP SISI KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN." Jurnal At-


Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur'an dan Tafsir 2.2 (2017): 178-188.

17

Anda mungkin juga menyukai