D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Nama. : Briyen julian Aldo kemit
Kelas. : XII mia 2
Mapel. : Fisika
A.LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
A. PRINSIP GERAK
Sebuah benda dikatan bergerak jika kedudukan benda
tersebut berpindah relatif terhadap benda lain yang
dianggap sebagai acuan. Misalnya, sebuah kereta yang
keluar dari stasiun dikatakan bergerak karena
kedudukan kereta berpindah dari kedudukan asalanya
yang dianggap sebagai titik acuan
C. TRANSFORMASI LORENTZ
Kita akan menurunkan suatu transformasi
koordinat yang menghubungkan kerangka acuan
inersial S dan S* yang memenuhi persyaratan
prinsip relativitas khusus Einstein. Oleh karena
waktu merupakan besaran relatif maka kita perlu
mencari persamaan yang mengaitkan besaran
waktu tersebut dari kerangka acuan S ke kerangka
acuan S*.Selain itu, kita perlu mencari juga
persamaan transformasi untuk x karena benda
yang ditinjau diasumsikan bergerak dalam arah
sumbu x seperti yang telah dilakukan dalam
transformasi Galileo. hubungan antara x dan x’
ialah:
x’ = k(x-vt) . . . . . persamaan (1)
k merupakan faktor pembanding yang tidak
bergantung pada x atau t, tetapi dapat merupakan
fungsi dari u. Untuk menuliskan persamaan yang
bersesuaian untuk x dinyatakan dalam x’ dan t’.
Oleh karena hukum fisika harus berbentuk sama,
hubungan ini pun harus memiliki konstanta
kesebandingan yang sama. Dengan demikian,
x = k(x’-vt’) . . . . . persamaan (2)
t dan t’ tidaklah sama. Ini dapat kita lihat dengan
cara mensubtitusikan x’ yang diperoleh dari
persamaan x’ = k(x-vt) ke persamaan x = k(x’-vt’)
Kita akan memperoleh persamaan yang baru,
yaitu :
x = k2(x-vt) + kvt’ . . . . . persamaan (3)
Persamaan (1), (2), dan (3) merupakan
tranformasi koordinat yang dimiliki postulat
relativitas Einstein.
Harga k dapat diperoleh pada saat t = 0, titik asal
kedua kerangka S dan S* berada pada tempat
yang sama. Maka t’ = 0 juga. Masing-masing
pengamat melakukan pengukuran kelajuan
cahaya yang memancar dari titik itu. Kedua
pengamat harus mendapatkan kelajuan yang
sama, yaitu c. Berarti dalam kerangka S.
x = c.t . . . . . persamaan (5)
sedangkan dalam kerangka S*
x’ = c.t’ . . . . . persamaan (6)
Coba subtitusikan x’ dari persamaan (1) dan t’ dari
persamaan (3) sehingga kita dapat memperoleh
persamaan baru yaitu Persamaan tersebut dapat
disusun kembali agar memperoleh x.
Rumusan untuk x ini akan sama dengan yang
dihasilkan oleh persamaan x = c.t. Jadi,akan
diperoleh persamaan Dengan memasukkan k
dalam persamaan (1) dan persamaan (3) kita
memperoleh persamaan transformasi lengkap dari
pengukuran suatu kejadian dalam S terhadap
pengukuran yang sesuai dilakukan dalam S*,
memenuhi persamaan: Selanjutnya, akan ditinjau
gerak relatif kerangka acuan S terhadap kerangka
acuan S*. Kerangka acuan S* yang semula
bergerak ke arah sumbu x positif dengan
kecepatan tetap v menjadi diam. Sementara itu,
kerangka acuan S yang semula diam, sekarang
bergerak ke arah sumbu x negatif sehingga
kecepatan relatifnya adalah –v. Transformasi
koordinat untuk gerak relatif ini mirip dengan
transformasi koordinat persamaan (10),
persamaan (12), persamaan (13) dan persamaan
(14). Karena kedua gerak relatif di atas setara.
Perbedaannya hanyalah arah kecepatan relatif
masing-masing kerangka acuan tersebut yaitu dari
v menjadi –v. Jadi, transformasi koordinatnya
menjadi: Transformasi koordinat ini dikenal
dengan nama transformasi Lorentz. Nama ini di
ambil untuk menghormati Hendrik Anton Lorentz
seorang pakar fisika yang berkebangsaan
Belanda.Persamaan-persamaan ini kali pertama
diusulkan dalam bentuk yang sedikit berbeda oleh
Lorentz pada 1904.Ia mengajukan persamaan-
persamaan ini untuk menjelaskan hasil nol dalam
percobaan Michelson-Morley dan untuk membuat
persamaan-persamaan ini Maxwell mengambil
bentuk yang sama untuk semua kerangka acuan
inersial. Setahun kemudian, Einstein menurunkan
persamaan-persamaan ini secara independen
berdasarkan pada teori relativitas.
2. Kontransi Panjang
Kontransi panjang adalah penyusutan
panjang suatu benda menurut pengamat
yang bergerak.Penyusutan ini memenuhi
persamaan berikut:
L = panjang benda menurut pengamat yang
bergerak relatif terhadap benda
L0 = panjang benda menurut pengamat yang
diam relatif terhadap benda
3. Dilatasi Waktu
Dilatasi waktu adalah peristiwa
pengembungan waktu menurut pengamat
yang bergerak.Hubungannya memenuhi
persamaan berikut:
?t = selang waktu menurut pengamat yang
bergerak terhadap kejadian
?t0 = selang waktu menurut pengamat yang
diam terhadap kejadian
B. SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat
menambah pengetahuan pembaca mengenai konsep
ruang-waktu, relativitas, serta konsep alam semesta.
Dengan memahami konsep relativitas khusus ini
sekiranya dapat menambah keyakinan kita pada Sang
Pencipta akan adanya jagat raya yang diciptakan-Nya
sedemikian rupa.