Anda di halaman 1dari 13

Psikodimensia Vol. 14 No.

1, Januari - Juli 2015, 11 - 23

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN


BURNOUT PADA PERAWAT GAWAT DARURAT
DI RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM

Ferawati Asih dan Lucia Trisni


Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Tipe Kepribadian
Hardiness dengan Burnout pada Perawat Gawat Darurat di Rumah Sakit
Pantiwilasa Citarum. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif
antara Tipe Kepribadian Hardiness dengan Burnout pada Perawat Gawat
Darurat di Rumah Sakit Pantiwilasa. Populasinya adalah perawat di pantiwilasa
Citarum bagian ICU, HCU, IGD, usianya antara 21-39 tahun. Subjek penelitian
menggunakan studi populasi. Jumlah subjek penelitian yang diambil yaitu 38
orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode skala. Analisa
data yang digunakan adalah teknik Product Moment. Berdasarkan hasil analisis
data, diketahui bahwa kepribadian hardiness berkorelasi negatif dengan burnout
pada perawat gawat darurat dengan sebesar -0,890 (p<0,01), dengan demikian
hipotesis penelitian diterima. Sumbangan efektif kepribadian hardiness terhadap
burnout pada perawat gawat darurat sebesar 79,2%.

Kata kunci: burnout, perawat gawat darurat, tipe kepribadian hardiness.

yang memiliki ketergantungan


LATAR BELAKANG MASALAH terhadap Rumah Sakit untuk
Rumah sakit merupakan pengobatan, pemeriksaan , menjaga
sebuah organisasi sosial yang kesehatan, hingga mengikuti
melayani tentang proses kesehatan
bagi seluruh kalangan individu. perkembangan kesehatan dari
Bertolak dari itu banyak individu penyakit, pengobatan bahkan sampai
Hubungan antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat gawat darurat di rumah sakit
pantiwilasa citarum

teknologi untuk pencegahan dan praktik perawat. Perawat adalah


pengobatannya. Kegiatan yang ada seseorang yang telah lulus
dalam Rumah Sakit tersebut tidak pendidikan perawat, baik di dalam
lepas dari mutu pelayanan yang maupun di luar negeri sesuai dengan
ditawarkan kepada para pengguna. ketentuan perundang-undangan yang
Pelayanan kesehatan dalam berlaku. Pekerjaaan perawat yang
Rumah Sakit tergantung dari lebih komplek dalam pelayanannya
Sumber Daya Manusia yang ada membuat tuntutan pekerjaan yang
dalam rumah sakit, karena Sumber ditanggung akan lebih banyak lagi
Daya Manusia merupakan aset sehingga apabila tidak mampu
terpenting bagi sebuah organisai memenuhi tuntutan-tuntutan sebagai
begitu pula untuk mewujudkan mutu seorang perawat akan sulit
pelayanan terhadap penggunanya melepaskan diri dari tekanan yang
(Anna dan Efendi, 2012, h.30). dihadapi akan menimbulkan stres.
Sumber Daya Manusia dalam Stres kerja terjadi ketika ada
Rumah Sakit yang terbanyak ketidakseimbangan antara tuntutan
jumlahnya dan terdepan dalam dengan kemampuan yang dimiliki
memberikan layanan kesehatan perawat untuk memenuhinya.
adalah perawat. Hal ini dikarenakan Stres yang ditimbulkan oleh
asuhan keperawatan berlangsung perawatpun akan berdampak
selama 24 jam. Perawat harus tetap berkepanjangan. Stres yang
ada untuk melakukan berbagai hal berkepanjangan dapat
berkaitan dengan perawatan pasien mengakibatkan burnout pada
(Priyono dan Nagib, 2008, h.189). perawat (Davis dan Newstroom,
Kepmenkes RI No.1239 1996, h.197). Keadaan ketika
tahun 2001 tentang registrasi dan perawat menunjukkan perilaku
Ferawati Asih dan Lucia Trisni

seperti memberikan respon yang memiliki presentase yang tinggi


tidak menyenangkan kepada pasien, karena perawat merupakan dalam
menunda pekerjaan, mudah marah kelompok pekerja kesehatan dan
disaat rekan kerja ataupun pasien pekerja sosial. Hasil penelitian
bertanya hal yang sederhana, Laschinger, et al (2009, h. 302-311)
mengeluh jika cepat lelah dan pusing tentang burnout pada perawat juga
serta lebih parahnya tidak memberikan kontribusi pengaruh
mempedulikan pekerjaan dan pada kinerja perawat.
keadaan disekitarnya. Menurut Bagian perawat yang mudah
Ivancevich (2006, h.316) perilaku mengalami burnout adalah perawat
tersebut merupakan efek dari stres yang menangani pasien gawat
yang dapat berakibat positif maupun darurat. Perawat yang menangani
negatif pada diri individu dan pasien gawat darurat diantaranya
organisasi. Efek negatif stres pada adalah ICU (intensif care unit), HCU
individu seperti, rentan terhadap (high care unit), dan IGD (instalasi
kecelakaan, kosentrasi yang buruk, gawat darurat), dikarenakan tuntutan
penyalahgunaan obat terlarang, pekerjaan yang lebih tinggi
alkohol dan burnout. dibanding perawat inap lain yaitu
Sebuah sumber yang selalu memonitoring keadaan pasien
diungkapkan oleh Kleiber dan agar tidak terjadi komplikasi dan
Enzmann ( dalam Scaufely dan sigap dalam keadaan pasien yang
Buunk, 1996, h.313) menyatakan darurat setiap saat dengan jumlah
bahwa dari 2946 publikasi mengenai pasien yang menumpuk. Perawat
burnout, presentase terbanyak terjadi gawat darurat adalah perawat yang
pada bidang kesehatan dan pekerja berkompenten untuk memberikan
sosial sebesar 43%. Hasil penelitian asuhan keperawatan di ruangan
Kleiber dan Enzmann, perawat gawat darurat guna mengatasi
Hubungan antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat gawat darurat di rumah sakit
pantiwilasa citarum

masalah pasien secara bertahap dihindarkan. Kenyataan


maupun mendadak (Musliha, 2010, menunjukkan ada individu yang bisa
h. 43). Selain itu perawat gawat bertahan dan mengatasi situasi yang
darurat juga dapat dikategorikan menekan tersebut, namun ada juga
perawat krisis, yaitu kegiatan asuhan yang tidak bisa bertahan. McCranie
keperawatan yang dilakukan untuk (dalam Scaufely dan Buunk, 1996,
menangani pasien atau klien dengan h.322) menyatakan bahwa
keadaan kritis dan tanggap dalam karakteristik kepribadian yang
kondisi yang kritis untuk ditangani diasosiasikan dengan burnout adalah
saat itu juga (Musliha, 2010, h. 6). kurangnya ketangguhan ( lack of
Kepribadian menjadi salah hardiness). Pendapat tersebut dapat
satu faktor yang dapat diartikan bahwa perawat yang
mempengaruhi burnout, karena memiliki kepribadian hardiness kuat
kepribadian menentukan reaksi yang dapat berhubungan dengan
ditimbulkan oleh stres yang rendahnya burnout, sebaliknya
berdampak pada burnout. Menurut burnout tinggi akan dialami oleh
Watson dan Clark (dalam Miner, perawat yang memiliki kepribadian
1992, h. 162) bahwa perbedaan hardiness lemah.
kepribadian seseorang dalam
mengalami berbagai tingkat emosi HUBUNGAN ANTARA
negatif dan tertekan dapat KEPRIBADIAN HARDINESS
mengarahkan kecenderungan DENGAN BURNOUT PADA
seseorang mengalami stres atau PERAWAT
tidak. Perawat dibagian IGD, ICU,
Burnout di tempat kerja dan HCU mempunyai beban tugas
merupakan keadaan yang tidak bisa yang lebih dibandingkan dengan
Ferawati Asih dan Lucia Trisni

perawat yang lain. Memonitoring Selain itu, fisik yang mudah letih,
keadaan pasien setiap saat jika ada merasakan badan makin lemah,
perubahan dan kemungkinan mengalami gangguan pencernaan,
terjadinya komplikasi menuntut berat badan naik turun, sukar tidur,
perawat ICU dan HCU untuk napas pendek. Hal ini dikarenakan
bekerja lebih intens, serta perawat mengalami burnout
memberikan tindakan yang tepat memberikan efek pada fisik dan
sasaran dan kritis kepada pasien juga psikis.
merupakan tugas dari perawat IGD. Burnout yang terjadi pada
Kejadian yang seperti ini dapat perawat menurut beberapa tokoh
menimbulkan stres pada perawat. yaitu Dessler, Farber, Baron dan
Stres berkepanjangan yang terjadi Greenberg dipengaruhi oleh: usia,
pada perawat dapat mempermudah jenis kelamin, tipe kepribadian,
terjadinya burnout (Davis dan inteligensi, sikap terhadap pekerjaan,
Newstroom, 1996, h.197). masa kerja, karakteristik pekerjaan.
Burnout sendiri memberikan Kepribadian merupakan suatu
efek bagi perawat yang bersangkutan ciri khusus yang dimiliki setiap
maupun terhadap hasil kerja dari orang. Keunikan seorang perawat
perawat. Efek dari burnout tidak juga terlihat dari tipe
hanya berakibat pada psikis saja kepribadiannya. Perawat juga
akan tetapi fisik akan ikut serta mempunyai watak, temperamen,
menjadi imbasnya. Keadaan psikis cita-cita, keinginan yang berbeda-
secara emosi marah, frustasi, beda, yang mengakibatkan perilaku
perasaan bersalah, kurang dari setiap anggota organisasi
mempedulikan dirinya maupun berbeda-beda pula. (Wursanto, 2003,
orang lain yang memerlukan h. 265). Kreitner (2005, h. 375)
pelayanan ( Fabella, 1993, h.119). menyebutkan bahwa hardiness
Hubungan antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat gawat darurat di rumah sakit
pantiwilasa citarum

melibatkan kemampuan untuk secara berdampak panjang dan


sudut pandang atau secara mengakibatkan perawat rentan
keperilakuan mengubah stressor mengalami burnout.
yang negatif menjadi tantangan yang
positif. Tuntutan dan tantangan
pekerjaan perawat dalam HIPOTESIS
menjalankan fungsinya sering Ada hubungan negatif antara
diiringi oleh stressor yang kepribadian hardiness dengan
mengakibatkan stres pada diri burnout perawat. Hal ini berarti
perawat. kepribadian hardiness yang semakin kuat kepribadian hardiness
identik dengan tahan akan tantangan yang dimiliki perawat, maka
dan mengubahnya menjadi suatu semakin tidak mudah mengalami
kesenangan akan memberikan efek burnout pada , begitupun sebaliknya.
yang baik bagi perawat.
Perawat IGD, HCU, ICU METODE PENELITIAN
yang memiliki kepribadian Pada penelitian ini, peneliti
hardiness akan mempermudah menggunakan metode kuantitatif
dalam meminimalisir terjadinya adalah metode yang menekankan
burnout saat bekerja karena mampu analisisnya pada data-data numerikal
mengontrol dan mengatasi terjadinya (angka) yang diolah dengan metode
stres. Sebaliknya bagi perawat IGD, statistik. Melalui metode kuantitatif
HCU, dan ICU yang memiliki akan diperoleh signifikansi
kepribadian hardiness rendah akan hubungan antar variabel yang diteliti
cenderung mudah mengalami stres (Azwar, 2010, h.5).
dan sulit untuk mengolah stres Populasi dalam penelitian ini
dengan baik, kemudian akan adalah perawat yang bekerja di
Ferawati Asih dan Lucia Trisni

rumah sakit Citarum Semarang. sebaliknya semakin lemah


Perawat ICU, HCU, dan IGD di kepribadian hardiness maka semakin
rumah sakit Pantiwilasa Citarum tinggi burnout yang dialami perawat.
Semarang dengan usia 21-39 tahun. Dengan demikian nampak
Variabel tergantung penelitian ini bahwa burnout yang terjadi pada
adalah burnout, sedangkan variabel perawat ICU, HCU, IGD ketika
bebasnya adalah kepribadian mengalami perasaan lelah secara
hardiness. berkepanjangan terhadap tuntutan
Subjek penelitian pekerjaan yang harus dikerjakan.
menggunakan studi populasi. yaitu Sebaliknya, bila perawat ICU, HCU,
suatu penelitian yang objeknya atau IGD merasa bahwa mereka kuat atau
populasinya kecil, sehingga sangat tahan untuk memenuhi tuntutan dari
memungkinkan dilakukan penelitian pekerjaan, maka mereka akan dapat
untuk semua objek (sukandarrumidi, meminimalisir perasaan lelah yang
2006, h.50). dihadapinya tergantikan dengan
perasaan bahwa mereka termasuk
HASIL PENELITIAN DAN orang yang mampu dan tahan dalam
PEMBAHASAN setiap kondisi pekerjaan.
Hasil hipotesis penelitian Sumbangan kepribadian hardiness
yaitu ada hubungan negatif antara terhadap burnout pada perawat dapat
kepribadian hardiness terhadap dilihat pada sumbangan efektif (SE)
burnout pada perawat gawat darurat, yang diberikan sebesar 79,2%.
dengan nilai sebesar -0,890 Hasil empirik dari penelitian
(p<0,01), yang berarti semakin kuat ini untuk data variabel burnout pada
kepribadian hardiness semakin perawat gawat darurat diperoleh
rendah burnout yang dialami oleh nilai mean empirik (ME) sebesar
perawat gawat darurat dan 30,92 dengan standar deviasi
Hubungan antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat gawat darurat di rumah sakit
pantiwilasa citarum

empirik sebesar 5,758. Hasil tersebut baru harus melalui seleksi yang ketat
menunjukkan bahwa burnout yang dengan pengalaman di bidangnya
dialami oleh perawat ICU, HCU, sesuai ketentuan rumah sakit.
IGD masih berada dibawah mean Penghargaan yang tinggi bagi
hipotetiknya (MH) yaitu sebesar perawat bagian ICU, HCU, dan IGD
37,5. Hal ini berarti bahwa subjek merupakan salah satu hal yang
penelitian yaitu perawat ICU, HCU, membuat perawat ICU, HCU dan
IGD memiliki kelelahan IGD rendah mengalami burnout.
berkepanjangan yang masih rendah. Tuntutan pekerjaan yang tinggi
Dalam penelitian ini, burnout pada diimbangi dengan dengan tingginya
perawat ICU, HCU, IGD rendah penghargaan yang diterima oleh
dikarenakan adanya dukungan dari perawat bagian. Hal yang terpenting
rekan kerja dan dokter yang baik dimiliki oleh perawat sehingga
yaitu ketika jumlah pasien burnout mereka rendah adalah
menumpuk rekan kerja yang lain karena perawat sejak awal berminat
senantiasa sigap untuk membantu dan bercita-cita untuk menjadi
dan memberikan dukungan dalam perawat agar dapat melayani
bentuk candaan dan perhatian kesehatan masyarakat pada
sesama rekan kerja. Jadi stress yang umumnya.
selalu dialami oleh perawat tidak Sementara dari hasil deskripsi
mudah tinggi. variabel kepribadian hardiness
Perawat di bagian ICU, HCU diperoleh mean empirik (ME)
dan IGD harus memiliki sertifikat sebesar 52,95 dengan standar deviasi
khusus dalam menangani pasien di empirik sebesar 6,621. Hasil tersebut
bagian kritis dan gawat darurat, menunjukkan bahwa kepribadian
maka dari itu perekrutan perawat hardiness yang dimiliki oleh
Ferawati Asih dan Lucia Trisni

perawat ICU, HCU, IGD signifikan antara kepribadian


menunjukkan lebih tinggi dibanding hardiness dengan burnout pada
mean hipotetiknya (MH) yaitu 45. perawat. Artinya semakin kuat
Hal ini menunjukkan bahwa kepribadian hardiness maka semakin
sebagian besar perawat ICU, HCU, rendah tingkat burnout yang dialami
dan IGD memiliki kepribadian oleh perawat dan sebaliknya, jadi
hardiness yang kuat. Kelemahan hipotesis penelitian ini diterima.
yang terdapat dalam penelitian ini
yaitu peneliti tidak memperhatikan SARAN
faktor jenis kelamin perawat yang 1. Bagi perawat:
dapat mempengaruhi perawat Bagi perawat kuat
mengalami burnout, karena kepribadian hardinessnya
berdasarkan teori perempuan lebih diharapkan dapat
rentan mengalami burnout. Peneliti mempertahankan kepribadian
dapat menggunakan subjek hardiness yang dimiliki, serta
penelitian perempuan saja. Masa bagi yang lemah kepribadian
kerja perawat juga tidak diperhatikan hardinessnya dapat dibangun
oleh peneliti hal ini dapat lagi dengan cara bimbingan
mempengaruhi sikap perawat dalam atau training agar dapat
menghadapi burnout, sebab semakin menghadapi setiap tuntutan
banyak pengalaman perawat juga ataupun tekanan dalam
dapat menghadapi burnout dengan pekerjaan dengan baik. Bagi
baik. manajemen personalia dalam
merekrut perawat yang baru
KESIMPULAN yang memiliki kepribadian
Hasil dari penelitian ini hardiness.
adalah ada hubungan negatif yang 2. Bagi peneliti selanjutnya
Hubungan antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat gawat darurat di rumah sakit
pantiwilasa citarum

Bagi peneliti yang Pengukurannya Edisi


Kedua. Yogyakarta:
tertarik untuk meneliti lebih
pustaka Pelajar Offset.
lanjut mengenai hubungan
-----------. 2000. Reliabilitas dan
antara kepribadian hardiness
Validitas. Yogyakarta:
dengan burnout pada perawat, pustaka pelajar offset.
kiranya perlu lebih menentukan
Contrada, R. J. 1989. Type A
ciri-ciri subyek penelitian behavior, Personality
Hardiness, and
secara lebih spesifik seperti
Cardiovasculer
lamanya bekerja, yaitu Responses to Stress.
Journal of Personality
pengalaman bekerja sebagai
and Social Psychology,
perawat. Peneliti juga 57, 895-903
diharapkan untuk
Davis, K and Newstroom, J.W.
memperhatikan dimensi atau 1996. Perilaku dalam
Organisasi: Jilid 2. Edisi
aspek lain yang mempengaruhi
ketujuh. Penterjemah:
Burnout dan kepribadian Agus Dharma. Jakarta:
Erlangga.
hardiness. Peneliti dapat
menggunakan try out untuk Dessler, G. 1992. Manajemen
Personalia. Alih Bahasa :
penelitian lebih lanjut.
Agus Dharma. Jakarta:
Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, G. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia:
Asmadi. 2005. Konsep Dasar
Jilid 2. Edisi Kesepuluh.
Keperawatan. Jakarta :
Alih Bahasa : Paramita
Buku Kedokteran EGC.
Rahayu. Jakarta: PT.
Indeks
Azwar, S. 2010. Metode Penelitian.
Yogyakarta: pestaka Pelajar Offset.
Fabella, A T. 1993. You Can Cope
With Stress, Anda
-----------.2002.Sikap Manusia:
Sanggup Mengatasi
Teori dan
Ferawati Asih dan Lucia Trisni

Stres. Alih Bahasa:


Panjaitan dan Lintong. Gunarsa, S. 2008. Psikologi
Jakarta: Indonesia Perawatan. Jakarta: BPK Gunung
Publishing House. Farber, Mulia
B.A. 1991. Crisis in
Education: Stress and Hadi, S. 1987. Statistika: Jilid 2.
Burnout in The Yogyakarta: Yayasan
American Teacher. Penerbitan Fakultas
California: Jossey Bass Psikologi UGM.
Publisher.
Hamalik, O. 1993. Psikologi
Febrianti, E. 2005. Kepercayaan diri Manajemen. Bandung: Trigenda
pada remaja penderitaan Karya.
epilepsi ditinjau dari
harga diri. Skripsi. Hurlock. 1980. Psikologi
Semarang: Fakultas Perkembangan. Suatu
Psikologi Unika Pendekatan Sepanjang
Soegijapranata. Rentang Kehidupan. Alih
bahasa: Istiwidayanti dan
Greenberg, F dan Baron, RA. 1995. Soejarwo. Jakarta:
Behaviour in Erlangga.
Organization :
Understanding and Laschinger, H.K.S,Michael, L, Arla,
Managing the Human D & Debra, G. 2009.
Side of Work. Edisi Workplace
Kelima. Prentice Hall : Empowerment, Incivility,
New York. and Burnout: Impact on
Staff Nurse Recruitment
Greenberg, F dan Baron, RA. 1997. and Retention Outcomes.
Behavior in Journal of
Organizations, NursingManagement.
Understanding and Canada: Blackwell
Managing the Human Publishing Ltd. Vol. 17
Side of Work Sixth (302-311)
Edition. Prentice Hall
international, inc Ivancevich, J.M, Robert, K
&Michael, T.M . 2006.
Greenberg, J. 2011. Behaviour in Perilaku dan
Organization. Prentice Hall: Manajemen Organisasi.
England
Hubungan antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat gawat darurat di rumah sakit
pantiwilasa citarum

Alih Bahasa: Gina Gania.


Jakarta : Erlangga. Morrison, P &Philip B. 2002.Caring
and Communicating
John, B. M. 1992. Industrial Hubungan Interpersonal
Organisational dalam Keperawatan:
psychology, McGraw Hill Edisi Kedua. Jakarta:
Co-Singapore for Penerbit Buku
Manufacture and Export. Kedokteran EGC

Kreitner, R dan Angelo K. 1995. Musliha. 2010. Keperawatan Gawat


Organizational Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika
Behavior: Third
Edition.Boston: Irwin, R. Nawawi, H dan Martini M. 1992.
D Penelitian Terapan.
Yogyakarta: Gadjah
------------------------------------------. Mada University Press.
2005. Organizational
Behavior: Third Edition. Nurtjahjanti, H dan Ika Z.R. 2011.
Boston: Irwin, R. D Hubungan Kepribadian
Hardiness dengan
Kurniati, A dan Ferry E. Optimisme pada Calon
2012.Manajemen Tenaga Kerja Indonesia (
Sumber Daya Manusia CTKI) Wanita di BLKLN
Kesehatan. Jakarta : Disnakertrans Jawa
Salemba Medika Tengah. Jurnal Psikologi
Undip. Semarang:
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi Fakultas Psikologi
dan Praktik Universitas Diponegoro.
Keperawatan Vol. 10, No. 2 Oktober
Profesional. Jakarta: 2011 (126-132)
Buku Kedokteran EGC.
Oktarina, R.P. 2011. Burnout
Maslach, C & Susan E.J. 1981. The Ditinjau dari Persepsi
measurement of terhadap Karakteristik
experienced burnout. Pekerjaan dan Harga Diri
Journal of Occupational pada Karyawan CV.
Behaviour. USA: John Mandiri Abadi Jepara.
Willey & Sons, Ltd. Vol. Skripsi. Semarang:
2, (h. 99-113)
Ferawati Asih dan Lucia Trisni

Fakultas Psikologi Unika Coping Behaviors.


Soegijapranata. Journal Industrial
Health. Vol. 46 (326-
Prestiana, N dan Dewanti P. 2012. 335)
Hubungan Antara Efikasi
Diri (Self Efficacy) dan Smet, B. 1994. Psikologi
Stres Kerja dengan Kesehatan. Jakarta: Grasindo.
Kejenuhan Kerja
(Burnout) pada Perawat Spector, P.E. 2008. Industrial and
IGD dan ICU RSUD Organizational
Kota Bekasi. Jurnal Psychology. USA: John
Soul. Vol. 5, No. 2, Wiley & Sons, Inc..
September 2012 (1-14)
Sukandarrumidi. 2006. Metodologi
Santrok, J.W. 2002. Life Span Penelitian Petunjuk
Development: Jilid 2 Praktis untuk Peneliti
Edisi Kelima. Jakarta: Pemula. Yogyakarta:
Erlangga Gadjah Mada University
Schaufely, W. B. & Buunk, B. P. Press
1996. Professional
Burnout. Handbook of Tjiptoheriyanto, P dan Laila N.
Work and Health 2008. Pengembangan
Psychology. England: Sumber Daya Manusia:
John Willey & Sons Ltd. Diantara Peluang dan
Sheard, M. 2009. Hardiness Tantangan. Jakarta : Lipi
Commitmen, Gender, and Press.
Age Differentiate
University Academic Wursanto. 2003. Dasar-dasar Ilmu
Performance. British Organisasi. Yogyakarta:
Journal of Education Andi yogyakarta.
Psychology. Vol. 79
(189-204)

Shimizutani, M, Yuko O, Yumiko


O, Teruichi S, Tage S.K,
Toshimasa, M and
Makio, I. 2008.
Relationship of Nurse
Burnout with Personality
Characteristics and

Anda mungkin juga menyukai