Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PHANEROGAMAE A

MATERI 1
KONSEP DASAR TAKSONOMI
TUMBUHAN

DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH :


Prof. Dr. Arijani, MS
Dr. Femmy R. Kawuwung, M.Si

DISUSUN OLEH :
Camel G. Mundaeng
(19 507 011)
Semester 5

JURUSAN BIOLOGI
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, yang telah
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah
ini. Karena cinta dan kasih-Nyalah Ia telah mengaruniakan saya berbagai hikmat
pengetahuan serta talenta yang luar biasa sehingga Makalah ini dapat selesai dengan
baik.

Makalah ini berisikan tentang materi mengenai Phanerogamae. Dengan adanya


Makalah ini, saya berharap kita semua dapat lebih memahami tentang
Phanerogamae, khususnya Konsep Dasar Taksonomi Tumbuhan.

Semoga dengan membaca dan memahami isi dari Makalah ini pembaca dapat
memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada orang-orang yang ada disekitar
kita, mengenai Konsep Dasar Taksonomi Tumbuhan.

Dalam pembuatan Makalah ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu saya berharap pembaca dapat memberikan kritikan dan
saran yang membangun dalam melengkapi kekurangan dalam penulisan Makalah
ini. Disampaikan terimakasih juga kepada semua pihak yang ikut ambil bagian
dalam pembuatan Makalah ini.

Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita sekalian.

Bitung, 19 September 2021

Camel G. Mundaeng,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3


2.1 Keanekaragaman Tumbuhan .............................................................. 3
2.2 Pengertian Taksonomi, Sistematik, Biosistematik, dan Klasifikasi ... 9
2.3 Tujuan Taksonomi Tumbuhan .......................................................... 11
2.4 Hubungan Taksonomi dengan cabang – cabang Ilmu Lainnya ........ 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16


3.1 Kesimpulan......................................................................................... 16
3.2 Saran ................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Taksonomi merupakan ilmu hayat yang memiliki hubungan dengan cabang
ilmu yang lain. Ilmu-ilmu tersebut akan berkembang sehingga pusat kepentingan
akan berubah bergantung pada arah perkembangan dan kebutuhan terhadap ilmu.
Data yang diperoleh dari taksonomi sendiri dapat digunakan untuk mempelajari
kekerabatan tumbuhan atau hewan.
Ahli taksonomi tumbuhan mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam
membantu usaha konservasi jenis, membuat cagar alam dan mencegah punahnya
jenis-jenis tumbuhan tertentu. Selain itu seorang ahli taksonomi harus mempunyai
pengetahuan tentang morfologi, embriologi, anatomi, sitogenetik dan ilmu sejenis
lainnya. Cabang ilmu ini merupakan dasar dari botani, tapi di lain pihak
perkembangannya sangat tergantung pada kemajuan cabang-cabang botani lainnya.
Seperti sitologi, genetika, anatomi, ekologi, morfologi, palinologi, palaentologi,
fitogeografi, fitokimia dan cabang-cabang botani lain sangat berguna bagi botani
sistematika.
Dengan adanya taksonomi tumbuhan, manusia dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya dan dapat melakukan kegiatan dengan mudah dan berimbang. Karena
manusia dapat memperoleh spesimen tumbuhan lain yang semarga dan memiliki
keunggulan khas serta dapat melestarikan keberadaan tumbuhan yang mulai
mengalami kepunahan.
Berdasarkan uraian di atas, Makalah ini akan memberikan Penjelasan
mengenai Konsep Dasar Taksonomi Tumbuhan yang dapat digunakan sebagai
bahan Pembelajaran.

1.2 Tujuan
Tujuan dari Pembuatan Makalah Phanerogamae ini adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi Persyaratan tugas dalam Mata Kuliah Phanerogamae A
2. Mengetahui Keanekaragaman Tumbuhan
3. Mengetahui Pengertian Taksonomi, Sistematik, Biosistematik, dan Klasifikasi
4. Mengetahui Tujuan Taksonomi Tumbuhan
5. Mengetahui Hubungan Taksonomi dengan cabang – cabang Ilmu Lainnya

1
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang diangkat dalam Makalah Phanerogamae ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Keanekaragaman Tumbuhan?
2. Bagaimanakah Pengertian Taksonomi, Sistematik, Biosistematik, dan
Klasifikasi?
3. Bagaimanakah Tujuan Taksonomi Tumbuhan?
4. Bagaimanakah Hubungan Taksonomi dengan cabang – cabang Ilmu Lainnya?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keanekaragaman Tumbuhan


Keanekaragaman hayati atau tumbuhan merupakan istilah yang digunakan
untuk keanekaragaman sumber daya alam, meliputi jumlah maupun frekuensi dari
ekosistem, spesies, maupun gen di suatu tempat. Pada dasarnya keanekaragaman
melukiskan keadaan yang bermacam-macam terhadap suatu benda yang terjadi
akibat adanya perbedaan dalam hal, ukuran, bentuk, tekstur maupun jumlah.
Sedangkan kata hayati itu sendiri berarti sesuatu yang hidup, jadi Keanekaragaman
Hayati dapat di artikan sebagai keanekaragaman atau keberagaman mahluk hidup
yang bisa terjadi akibat adanya Perbedaan-perbedaan mulai dari perbedaan bentuk,
ukuran, warna, jumlah tekstur, penampilan dan juga sifat-sifatnya.
Indonesia dengan keanekaragaman baik itu flora maupun Faunanya,
Keanekaragaman Hayati atau sering di kenal juga sebagai biodiversitas.
Biodiversitas adalah suatu tingkat yang ada di dalam bumi dan hal ini menjadi
patokan atau ukuran dalam penentu kesehatan bumi. Keanekaragaman hayati yang
ada di lingkungan suatu ekosistem darat memiliki jumlah yang lebih tinggi daripada
biodiversitas lingkungan di kutub. Hal ini disebabkan oleh iklim atau cuaca karena
biodiversitas merupakan fungsi dari iklim.
Perubahan yang terjadi pada suatu lingkungan dapat berdampak buruk bagi
spesies, hal itu ialah akan terjadinya kepunahan masal suatu spesies. Suatu catatan
sejarah menunjukkan bahwa telah terjadi lima kepunahan masal selama kehidupan
berlangsung di bumi. Sekitar 540 juta tahun yang telah lalu, eon fanerozoikum
terjadi pertumbuhan biodiversitas yang sangat cepat. Pertumbuhan spesies yang
sangat cepat disebabkan oleh suatu ledakan pada saat filum multiseluler dengan
mayoritas besar pertama kali muncul. Lalu sekitar 400 juta tahun yang lalu,
kepunahan masal terjadi atau kerap dikatakan sebagai suatu kerugian yang besar
bagi biodiversitas.
Dilanjutkan dengan pemunahan masal paling serius pada 251 tahun yang lalu
dan pemulihan yang dilakukan bahwa memakan waktu 30 tahun. Kemudian
pemunahan masal yang terakhir kali ada hingga kini yaitu kepunahan Paleogen
yang terjadi sekitar 65 juta tahun yang lalu. Kepunahan ini menjadi hal yang paling
menarik perhatian karena di dalamnya yang punah yaitu hewan dinosaurus.

3
TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI/ TUMBUHAN
Keanekaragaman hayati terjadi dengan tingkatan mulai dari organisme yang
rendah hingga tingkat organisme yang tinggi. Tingkatan tersebut ialah sebagai
berikut:
TINGKAT GEN
Keanekaragaman tingkatan ini disebabkan variasi gen atau struktur gen dalam
suatu spesies makhluk hidup. Gen sendiri merupakan faktor pembawa sifat
keturunan yang dapat dijumpai di dalam kromosom. Setiap susunan gen akan
memberi penampakan, baik anatomi ataupun fisiologi, pada setiap organisme. Bila
susunannya berbeda, maka penampakannya pun akan berbeda pada satu sifat atau
bahkan secara keseluruhan. Keanekaragaman ini cukup mudah dikenali dengan
ciri-ciri yang memiliki variasi, nama ilmiah yang sama, serta perbedaan morfologi
yang tidak terlalu mencolok. Biasanya, keanekaragaman hayati tingkat gen disebut
sebagai varietas. Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada tumbuhan:
• Padi (Oryza sativa) dengan varietas Padi rojolele, padi ciherang, padi
ciliwung, dan lain-lain
• Mangga (Mangifera indica) dengan Varietas Mangga arumanis, mangga
manalagi, mangga golek, dan lain-lain
• Durian (Durio zibethinus) dengan Varietas Durian petruk, durian bawor,
durian monthong, dan lain-lain.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada hewan:
• Anjing (Canis familiaris) dengan ras anjing golden retrieve, anjing bulldog,
anjing german shepherd, dan lain-lain
• Kucing (Felis catus) dengan ras kucing anggora, kucing persia, kucing
sphinx, dan lain-lain
• Sapi (Bos taurus) dengan ras sapi bali, sapi madura, sapi fries holland, dan
lain-lain.

Dalam keanekaragaman hayati tingkat gen, peningkatan dapat terjadi lewat


persilangan alias hibridisasi antarorganisme atau spesies dengan sifat berbeda serta
pembudidayaan hewan dan tumbuhan liar oleh manusia alias domestikasi.

4
TINGKAT SPESIES
Keanekaragaman satu ini dapat ditemukan pada komunitas atau kelompok
berbagai spesies makhluk hidup dalam genus atau famili yang sama di suatu tempat.
Biasanya, semakin jauh dari kehidupan manusia, keanekaragaman tingkat spesies
pun semakin tinggi. Misalnya, di hutan. Contoh keanekaragaman hayati tingkat
spesies pada tumbuhan:
• Tingkat genus: Genus Citrus misalnya pada Jeruk bali (Citrus maxima),
jeruk nipis (Citrus aurantifolia), dan jeruk manis (Citrus nobilis). Juga
Genus Musa pada Pisang buah (Musa paradisiaca) dan pisang serat (Musa
textilis).
• Tingkat family dibagi menjadi Famili Poaceae pada padi (Oryza sativa),
jagung (Zea mays), dan alang-alang (Imperata cylindrical), dan Famili
Zingiberaceae pada kunyit (Curcuma domestica) dan jahe (Zingiber
officinalis).
Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada hewan:
• Tingkat genus dibagi menjadi Genus Felis dan Genus Bos. Genus Felis,
diantaranya kucing leopard (Felis bengalensis), kucing rumahan (Felis
silvestris), dan kucing hutan (Felis chaus) dan Genus Bos pada sapi
berpunuk (Bos indicus), sapi potong dan perah di Eropa (Bos Taurus), dan
sapi asli Indonesia (Bos sondaicus).
• Tingkat family, dibagi menjadi Famili Bovidae pada sapi (Bos) dan kerbau
(Bubalus) dan Famili Canidae: Serigala (Canis) dan rubah (Lycalopex).

TINGKAT EKOSISTEM
Keanekaragaman ini terjadi akibat perbedaan letak geografis yang
menyebabkan perbedaan iklim dan berpengaruh pada perbedaan suhu, curah hujan,
intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran matahari. Dengan sekian
banyak perbedaan tersebut, flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan
bervariasi pula. Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem :
• Ekosistem lumut yang terletak di wilayah sekitar puncak gunung atau di
daerah dingin sekitar kutub dan didominasi oleh tumbuhan lumut. Hewan
yang dapat dijumpai di dalamnya ialah hewan-hewan berbulu tebal seperti
beruang kutub.

5
• Ekosistem hutan konifer yang didominasi oleh tumbuhan yang berdaun
seperti jarum, misalnya pinus atau cemara yang di dalamnya, terdapat
hewan juga salah satunya beruang.
• Ekosistem hutan hujan tropis yang ditumbuhi beragam pohon, liana, dan
epifit. Hewan yang hidup di dalamnya misalnya kera.
• Ekosistem padang rumput yang terdapat di wilayah kering di ketinggian
sekitar 4000 MDPL dan didominasi oleh rumput-rumputan. Pada ekosistem
ini, hidup mamalia besar, karnivora, dan herbivora.
• Ekosistem gurun yang memiliki perbedaan suhu mencolok antara siang dan
malam, angin kencang, iklim panas, dan hujan yang sangat sedikit serta
didominasi oleh kelompok tumbuhan xerofit seperti kaktus. Hewan yang
dapat dijumpai di dalamnya adalah reptil dan mamalia kecil.
• Ekosistem pantai yang didominasi oleh formasi pes-caprae dan barringtonia
berbentuk perdu atau pohon. Di dalamnya, terdapat serangga, burung pantai,
dan lain-lain.

MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI


Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian
makhluk hidup. Keanekaragaman dapat terjadi akibat proses evolusi dan adaptasi.
Evolusi adalah perubahan yang terjadi dalam waktu lama yang akan membentuk
makhluk hidup berbeda dengan asalnya sehingga menimbulkan spesies baru.
Sedangkan adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap lingkungan yang
berbeda dan akan menghasilkan makhluk hidup yang berbeda pula. Misalnya saja
burung galatik yang hidup di kepulauan Galapagos, pada mulanya burung ini
berasal dari tempat yang sama di amerika selatan. Oleh karena hidupnya berpindah-
pindah dan menghuni tempat yang berbeda, lama kelamaan paruh burung galatik
mengalami perubahan sesuai dengan kondisi lingkungannya yang baru Grameds.
Biodiversitas atau keanekaragaman hayati di bumi memiliki manfaat yang
vital bagi berlanjutnya hidup seluruh makhluk. Keragaman hewan dan tumbuhan
serta organisme di bumi memenuhi segala macam kebutuhan yang diperlukan oleh
kita sebagai manusia. Kebutuhan yang dipenuhi oleh ketiganya tak hanya
mencakup kebutuhan primer, namun juga kebutuhan sekunder. Adapun manfaat
keanekaragaman hayati diataranya:

6
BIDANG PANGAN DAN SANDANG
Pangan adalah salah satu hal yang wajib dilakukan seluruh makhluk hidup
yang ada di bumi agar hidupnya terus berjalan. Biodiversitas memiliki manfaat
sebagai bahan pangan yang berguna untuk pemenuh energi dan nutrisi. Makhluk
hidup khususnya manusia wajib memiliki energi yang cukup untuk melakukan
aktivitas mereka. Keanekaragaman hayati tumbuhan dan hewan memberi pilihan
bagi manusia dalam memilih makanan jenis apa yang dibutuhkan. Sesuai suatu
penelitian, negara kita setidaknya punya ratusan jenis tanaman penghasil bahan
pangan seperti sayur dan buah. Tercatat 400 spesies penghasil buah dan 370 spesies
penghasil sayuran serta 55 penghasil rempah dan yang lainnya. Tercatat pula bahwa
di negara kita tumbuh 70 jenis spesies penghasil umbi yang tentunya makin
menambah keanekaragaman yang ada. Biodiversitas hewan pun tak kalah
menakjubkan karena disini tinggal ratusan spesies hewan penghasil daging dan susu
serta kulit. Manusia dapat memperoleh sumber karbohidrat dari jagung, gandum
dan berbagai jenis umbi seperti talas.
Selanjutnya manusia dapat memenuhi kebutuhan proteinnya dari hasil hewan
yaitu telur dan daging ikan serta aneka hewan laut yang lain. Pemenuh gizi dan
mineral akan didapatkan dari berbagai jenis buah dan sayur seperti sayur bayam
dan buah jeruk. Tak hanya itu saja, susu dan air kelapa juga akan menambah asupan
protein yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Selain itu beberapa jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat
Indonesia maupun untuk kepentingan ekspor, misalnya saja kayu jati jika di ekspor
akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan juga dapat
dimanfaatkan sebagai obat-obatan dan kosmetika (Tumbuhan yang kerap
digunakan untuk bahan kosmetik yaitu lidah buaya, pandan dan aneka bunga seperti
mawar dan melati).
Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber
kegiatan industri. Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat
dijadikan sumber daya alam yang bernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tambak
merupakan sumber-sumber perikanan di bidang ekonomi.
BIDANG EKOLOGI
Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat
penting, misalnya pada hutan hujan tropis dengan nilai ekologis atau nilai
lingkungan yang sangat berperan pada kelangsungan mahluk hidup di muka bumi,
diantaranya:

7
• Bereran sebagai paru-paru bumi. Kegiatan fotosintesis pada hutan hujan
tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang
berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan mencegah efek rumah
kaca.
• Menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke
lembaban udara. Selain berfungsimenunjuang kehidupan manusia,
keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan
keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki peranan
dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain.
Sebagai contoh, burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan
pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka
tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan
tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus.

BIDANG FARMASI
Tumbuhan yang dapat dijadikan obat tumbuh sebanyak 940 jenis spesies di
Indonesia dan 250 diantaranya menjadi obat herbal. Aneka tumbuhan yang biasa
dipakai untuk obat yaitu pohon kina dengan fungsi sebagai obat penyakit malaria
karena kandungan alkaloidnya. Selain itu ada pula buah mengkudu yang memiliki
peran penurun tekanan darah yang tinggi. Tak hanya itu saja, daging dari hewan
buas dengan bisa yaitu ular juga bermanfaat untuk obat kulit seperti kulit gatal.
Bahkan lemak dari daging ular juga dipercaya memiliki khasiat dalam
penyembuhan berbagai penyakit kulit yang kerap diderita sebagian besar orang.
Contoh lain yaitu madu yang dipercaya akan meningkatkan daya tahan tubuh siapa
pun yang meminumnya.

BIDANG ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI


Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak hewan dan
tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan
demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan
pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan.

8
2.2 Pengertian Taksonomi, Sistematik, Biosistematik, dan Klasifikasi
Pengertian Taksonomi
Taksonomi merupakan cabang biologi yang menelaah penamaan, perincian,
serta juga pengelompokan makhluk hidup dengan berdasarkan persamaan serta juga
pembedaan sifatnya. Nama kelompok klasifikasi itu disebut takson (jamak-taksa).
Ilmu yang mempelajari mengenaia tata cara pengelompokan disebut dengan
sebutan taksonomi.

Pengertian Sistematik
Sistematik adalah serangkaian upaya mencari, memilih, dan mengelola bukti
terbaik yang tersedia untuk karya ilmiah, menurut metode penelitian yang
ditentukan, direncanakan dan konsisten. Sehingga dalam hal ini harus diterapkan
pada semua jenis tinjauan termasuk teknik pengumpulan data.
Pengertian Sistematik Menurut Para Ahli
Adapun definisi sistematis menurut para ahli, antara lain:
1. Collins Dictionary, Pengertian sistematik adalah sesuatu yang dilakukan
secara tersetruktur agar sesuai dengan rencana yang tetap, secara menyeluruh,
dan efisien.
2. Open Education Sociology Dictionary, Sistematik adalah upaya yang
berkaitan dengan suatu klasifikasi, sistem, taksonomi. Sehingga dalam hal ini
diperlukan metodis yang bisa teratur dan mempunyai tujuan.

Pengertian Biosistematik
Biosistematika merupakan tiang dari ilmu taksonomi yang sering digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan biodiversitas sehinga masuk ke
dalam ruang lingkup sistematika. Biosistematika adalah suatu cabang biologi yang
mempelajari keragaman hidup yang mencakup taksonomi dan terlibat dalam
rekonstruksi sejarah filogenetik . Pada dasarnya, sistematika bertujuan untuk
memahami dan mendeskripsikan keanekaragaman suatu organisme,
merekonstruksi hubungan kekerabatan antara organisme satu terhadap organisme
lainnya, mendokumentasikan perubahan - perubahan yang terjadi selama
evolusinya dan merubahnya ke dalam sebuah sistem klasifikasi yang
mencerminkan evolusinya tersebut.

9
Biosistematika memiliki tiga tingkatan yang menyangkut taksonomi dan
filogenetik yaitu : taksonomi alfa (merupakan upaya untuk menemuan,
mendeskripsikan dan pemberian nama suatu individu / spesimen), taksonomi beta (
yaitu upaya penempatan suatu spesimen / individu yang sudah di tentukan nama
ilmiahnya ke dalam suatu hirarki taksonomi) taksonomi gamma (merupakan studi
variasi genetik dalam suatu spesies dengan tujuan melihat variasi intra-
populasi sampai laju evolusi dari suatu populasi). Objek utama biosistematika
bukanlah menemukan nama tumbuhan tetapi menemukan hubungan
dan kedekatan suatu organisme tumbuhan dengan yang lainnya, sehingga dapat
dikenali sepenuhnya kemiripan dan perbedaannya. Karakter umum yang dimiliki
bersama dan karakter spesifik yang dimililki hanya oleh kelompoknya.
Hasil analisis inilah yang nantinya dipakai untuk menata organisme tumbuhan
teersebut kedalam tingkatan taksa sehingga menjadi lebih sistematis, berdasarkan
asal usulnya, suatu organisme dikarakterisasi menjadi dua jenis asal
usul, monofiletik dan non-monofiletik . Asal usul makhluk hidup dikatakan
monofiletik apabila nenek moyang tunggalnya hanya menghasilkan semua species
turunandalam takson tersebut dan bukan spesies takson lain sehingga anggota dari
genusnya berdiri sendiri dan tidak terkait dengan species dari genus lain. Asal usul
makhluk hidup dikatakan non-monofiletik apabila turunan dalam takson yang
dihasilkan berasal dari nenek moyang yang berbeda.

Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan dan pengkategorian yang
didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem
klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki
persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut
dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang
memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John
Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne
(1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa
sekarang dengan Carolus Linnaeus.
Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan
makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu. Golongan-golongan ini disusun
secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih
kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar.

10
2.3 Tujuan Taksonomi Tumbuhan
Tujuan taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut:
1. Untuk penemuan flora-flora di dunia
2. Memberikan sebuah metode identifikasi dan komunikasi yang tepat
3. Menghasilkan sistem klasifikasi yang terkait dan menyeluruh
4. Memberikan nama ilmiah yang benar pada setiap takson tumbuhan sesuai
dengan aturan tata nama tumbuhan.
5. Membuat keteraturan dan keharmonian ilmu pengetahuan mengenai
organisme sehingga tercipta suatu sistim yang sederhana dan dapat digunakan
orang lain.

Ahli taksonomi tumbuhan mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam


membantu usaha konservasi jenis, membuat cagar alam dan mencegah punahnya
jenis-jenis tumbuhan tertentu. Taksonomi tumbuhan juga mempunyai peranan
dalam program-progam pembangunan menuju ke swasembada pangan mencakup:
• Intensifikasi; yaitu dengan memberikan saran dalam memilih tumbuhan antar
varietas atau antar jenis yang hendak disilangkan untuk memperoleh bibit
unggul.
• Diversifikasi (pembudidayaan berbagai jenis tanaman); taksonomi tumbuhan
dapat membantu memilih jenis-jenis tumbuhan yang cocok untuk tujuan
tersebut.
• Ekstensifikasi (perluasan areal); taksonomi dapat memilih jenis tumbuhan
yang dapat digunakan sebagai indikator tanah. Di samping itu taksonomi juga
berperan dalam pengembangan obat-obat tradisional. Dalam industri tempe
misalnya, taksonomi dapat berperan dalam memilih jenis-jenis lain yang
semarga dengan kedelai (bahan baku tempe) yang mempunyai kadar lemak
dan protein yang lebih tinggi, sehingga secara teoritis dapat juga dipakai
sebagai bahan baku tempe di samping kedele yang sudah umum
dikenal (Rideng, 1989).

11
2.4 Hubungan Taksonomi dengan cabang – cabang Ilmu Lainnya
Sesorang yang inigin mendalami taksonomi tumbuhan, tidak mungkin
berhasil mencapai tujuannya tanpa membawa bekal pengetahuan bidang ilmu lain,
baik cabang-cabang ilmu yang serumpun dengan taksonomi yang sama-sama
bernaung dibawah ilmu tumbuhan maupun cabang ilmu lain yang sepintas lalu
seakan-akan sama sekali tidak menunjukan kaitannya dengan taksonomi tumbuhan.
Rasanya tidak terlalu sulit untuk menerima adanya kaitan antara morfologi, anatomi
dan genetika dengan taksonomi tumbuhan, tetapi untuk medalami taksonomi
tumbuhan seseorang harus pula mempunyai bekal pengetahuan lain seperti ilmu-
ilmu kimia, statistika dan lain-lain. Dengan diperluasnya wawasan ini, semakin
bertambahlah ketergantungan taksonomi akan hasil penelitian dibidang ilmu sejenis
lainnya, sehingga produk dari ilmu ini merupakan hasil dari suatu sintesis dari
beberapa bidang ilmu. Berdasarkan bentuk kaitan suatu cabang ilmu dengan
taksonomi tumbuhan, dapat dibedakan tiga kelompok yaitu:

1. Ilmu atau cabang-cabang ilmu yang merupakan syarat mutlak sebagai


bekal mendalami taksonomi tumbuhan, disebut Prasyarat. Cabang-
cabang ilmu tersebut antara lain :
A. Tatanama Tumbuhan
Tatanama tumbuhan merupakan sayarat mutlak untuk siapa saja yang ingin
mendalami taksonomi tumbuhan. Menurut perkembangannya hingga sekarang,
tatanama tumbuhan tidak hanya memuat ketentuan-ketentuan pemberian nama,
tetapi seperti dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan, memuat pula
ketentuan-ketentuan yang mengatur prosedur jalannya kegiatan-kegiatan dalam
taksonomi tumbuhan, misalnya syarat dalam publikasi nama takson-takson baru,
penerapan metode tipe, perubahan nama sebagai akibat perubahan status suatu
takson, merupakan contoh dari sekian banyak prosedur dalam kegiatan taksonomi
tumbuhan, yang bila tidak ditaati dapat menyebabkan tidak syahnya nama-nama
yang diberikan dan tidak syahnya publikasi yang dihasilkan.
B. Morfologi-Terminologi
Hampir dalam setiap karya taksonomi diperlukan adanya pencandraan
tumbuhan, baik dalam flora maupun monograf, revisi, terlebih dalam publikasi
untuk memperkenalkan suatu takson baru yang diperkenalkan. Pencandraan ini
hanya akan dapat dilakukan jika menguasai bidang morfologi termasuk peristilahan
(terminology) yang harus digunakan.

12
C. Bahasa Latin
Asas ke 5 Kode Internasional Tatanama Tumbuhan menyatakan, bahwa
nama-nama ilmiah diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperdulikan dari
bahasa mana yang digunakan sebagai nama ilmiah itu. Meskipun untuk pemberian
nama tumbuhan tidak mutlak harus bahasa Latin, namun dalam penerapannya kata-
kata tersebut harus mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku untuk bahasa Latin.
Banyak nama ilmiah berasal dari bahasa Yunani, dapat pula nama-nama orang
misalnya author, nama tempat, adapula dari bahasa Indonesia (Maluku),
sepertigenemu untuk melinjo,yang karena diberlakukan kaidah Latin berubah
menjadi gnemon untuk nama Gnetum gnemon. Selain itu dalam publikasi nama
ilmiah suatu takson baru, bagi tumbuhan masih berlaku persyaratan, bahwa nama
ilmiah tumbuhan yang diperkenalkan pertama kali itu harus disertai deskripsi atau
sekurang-kurangnya diagnosis yang harus ditulis dalam bahasa Latin.

2. Ilmu atau cabang-cabang ilmu yang oleh seorang diperlukan agar ia dapat
memahami berbagai aspek ilmu yang sedang dipelajari dengan lebih baik,
disebut penunjang. Adapun cabang-cabang ilmu pengetahuan yang
dimaksud adalah:
A. Filogeni dan Evolusi
Filogeni adalah sejarah evolusioner suatu takson yang berupaya untuk
menerangkan asal dan perkembangan takson itu. Filogeni (Phylogeni) bersal dari
kata Phylum atau Phylon (bangsa/ras) dan genesis (keturunan), merupakan
sejarah perkembangan mahluk hidup dari bentuk yang sederhana (bersel
tunggal) kebentuk mahluk yang lebih maju dengan memakan waktu yang
sangat panjang. Evolusi sendiri bermakna “mekar” dalam arti berkembang secara
gradual dari mahluk yang ada sebelumya sejak permulaan adanya kehidupan.
Perkembangan taksonomi tumbuhan dalam abad ini menuntut diciptakannya suatu
system klasifikasi yang tidak hanya memberikan suatu system klasifikasi yang tidak
hanya memberikan suatu ikhtisar ringkas dari dunia tumbuhan yang ada, tetapi
sekaligus dapat mencerminkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar
tumbuhan serta urutannya dalam sejarah filogenetik tumbuhan.

13
Sebagai contoh dunia tumbuhan yang dibagi dalam 5 divisi, masing-masing
: Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta dan Spematophyta,dengan
penggolongan tersebut bukan hanya mendapatkan ikhtisar ringkas dari dunia
tumbuhan, tapi sekaligus urutan itu mencerminkan urutan sejarah perkembangan
tumbuhan secara filogeni evolusioner dan tingkat terendah ketingkat tertinggi dan
menunjukan pula dua divisi berurutan, Schizophyta dan Thallophyta menunjukan
hubungan kekerabatan lebih dekat dari pada Schizophyta dengan Spermatophyta.
B. Ekologi dan Fitogeografi
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
mahluk hidup dengan lingkungannya, sedang fitogeografi merupakan cabang ilmu
tumbuhan yang mempelajari hubungan keruangan (spatial relation ship) antara
takson tumbuhan dimuka bumi ini, atau lebih sering dikatakan sebagai ilmu yang
mempelajari agihan atau distribusi tumbuhan dimuka bumi. Dalam karya-karya
taksonomi tumbuhan, disamping deskripsi disertakan pula berbagai data ekologi
dan fitogeografi, seperti habitat, perilaku pertumbuhan, agihan horizontal dan
vertical, kesemuanya merupakan tambahan informasi mengenai tumbuhan yang
sedang dibicarakan. Seorang ahli ekologi yang sedang melakukan survey di
lapangan, tidak terlepas dari kegiatan identifikasi, selanjutnya salah satu kriteria
untuk menentukan suatu jenis adalah terdapatnya tumbuhan dalam daerah agihan
yang sama, yang berarti pengetahuan fitogeografi pun merupakan suatu hal yang
penting untuk taksonomi tumbuhan.
C. Genetika
Seorang ahli genetika yang ingin memasukkan plasma nutfah baru pada suatu
tanaman pertanian agar produksinya meningkat serta tahan terhadap penyakit harus
mengetahui ciri-ciri dari tumbuhan induk, jadi tidak terlepas dari kegiatan
klasifikasi mahluk hidup yang terkait dalam usaha menunjang keberhasilannya.
Selanjutnya dalam mengidentifikasi tumbuhan, khususnya untuk identifikasi jenis,
tidak mungkin diperoleh hasil yang cermat jika identifikasinya hanya berdasarkan
ciri-ciri morfologi saja. Salah satu kriteria yang sangat penting adalah jumlah dan
konstelasi kromosom. Tumbuhan yang sejenis mempunyai jumlah konstelasi
kromosom yang sama. Ini berarti bahwa untuk identifikasi yang akurat, seorang ahli
taksnomi diharapkan pula mampu melakukan pemeriksaan sitologi untuk dapat
menghitung jumlah kromosom yang dimiliki suatu tumbuhan.

14
3. Ilmu atau cabang-cabang ilmu yang bila dimiliki seseorang dalam
mempelajari suatu bidang ilmu tertentu akan dapat menambah luas
wawasan. Cabang-cabang ilmu yang dimaksud antara lain:
A. Geologi, Ilmu tanah dan Iklim
Pengetahuan geologi dan ilmu tanah serta iklim memungkinkan ahli-ahli
taksonomi untuk menyebutkan data ekologi dan geografi mengenai suatu jenis
tumbuhan dengan lebih tepat, misalnya tentang jenis tanah tempat tumbuhnya,
mengenai agihannya baik menurut arah horizontal maupun vertical. Kenyataan
terdapatnya daerah egihan yang bersifat diskontinyu mungkin dapat dipahami
melalui teori/konsep dalam geologi, sedang ilmu tanah juga dapat membantu untuk
menerangkan mengapa suatu jenis tumbuhan dialam terdapat asosiasi dengan jenis-
jenis lain yang tertentu saja. Pengetahuan tentang iklim akan membantu para ahli
taksonomi dalan berbagai aspek lain yang menyangkut ekologi, seperti musim
berbunga, berbuah, serta cara pemencaran tumbuhan.
B. Matematika, Statistika, dan Komputer
Kecenderungan adanya penerapan matematika dan statistika, terutama dalam
pengolahan hasil-hasil penelitian mempunyai pengaruh pada taksonomi tumbuhan,
demikian juga dengan penggunaan komputer. Diperkenalkannya metode taksimetri
atau taksonometri dalam menentukan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar
takson tumbuhan merupakan bukti nyata, bahwa tidak tepat lagi bila taksonomi
dipandang sebagai suatu cabang ilmu yang bersifat deskriptif belaka. Dalam
taksonomipun dapat diselenggrakan penelitian yang bersifat eksperimental yang
pengambilan kesimpulannya juga diproses melalui pengolahan hasil yang
menerapkan metode matematika dengan perhitungan-perhitungan yang
menggunakan komputer.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
- Keanekaragaman hayati atau tumbuhan merupakan istilah yang digunakan
untuk keanekaragaman sumber daya alam, meliputi jumlah maupun frekuensi
dari ekosistem, spesies, maupun gen di suatu tempat. Pada dasarnya
keanekaragaman melukiskan keadaan yang bermacam-macam terhadap suatu
benda yang terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal, ukuran, bentuk, tekstur
maupun jumlah. Sedangkan kata hayati itu sendiri berarti sesuatu yang hidup,
jadi Keanekaragaman Hayati dapat di artikan sebagai keanekaragaman atau
keberagaman mahluk hidup yang bisa terjadi akibat adanya Perbedaan-
perbedaan mulai dari perbedaan bentuk, ukuran, warna, jumlah tekstur,
penampilan dan juga sifat-sifatnya.
- Pengertian Taksonomi, Sistematik, Biosistematik, dan Klasifikasi
• Taksonomi merupakan cabang biologi yang menelaah penamaan,
perincian, serta juga pengelompokan makhluk hidup dengan berdasarkan
persamaan serta juga pembedaan sifatnya. Nama kelompok klasifikasi itu
disebut takson (jamak-taksa). Ilmu yang mempelajari mengenaia tata cara
pengelompokan disebut dengan sebutan taksonomi.
• Sistematik adalah serangkaian upaya mencari, memilih, dan mengelola
bukti terbaik yang tersedia untuk karya ilmiah, menurut metode
penelitian yang ditentukan, direncanakan dan konsisten. Sehingga dalam
hal ini harus diterapkan pada semua jenis tinjauan termasuk teknik
pengumpulan data.
• Biosistematika merupakan tiang dari ilmu taksonomi yang sering
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan
biodiversitas sehinga masuk ke dalam ruang lingkup sistematika.
Biosistematika adalah suatu cabang biologi yang mempelajari keragaman
hidup yang mencakup taksonomi dan terlibat dalam rekonstruksi sejarah
filogenetik.

16
• Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan dan pengkategorian yang
didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu
sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang
memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan
ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan
atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain.
- Tujuan taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut:
• Untuk penemuan flora-flora di dunia
• Memberikan sebuah metode identifikasi dan komunikasi yang tepat
• Menghasilkan sistem klasifikasi yang terkait dan menyeluruh
• Memberikan nama ilmiah yang benar pada setiap takson tumbuhan sesuai
dengan aturan tata nama tumbuhan.
• Membuat keteraturan dan keharmonian ilmu pengetahuan mengenai
organisme sehingga tercipta suatu sistim yang sederhana dan dapat
digunakan orang lain.
- Sesorang yang inigin mendalami taksonomi tumbuhan, tidak mungkin berhasil
mencapai tujuannya tanpa membawa bekal pengetahuan bidang ilmu lain, baik
cabang-cabang ilmu yang serumpun dengan taksonomi yang sama-sama
bernaung dibawah ilmu tumbuhan maupun cabang ilmu lain yang sepintas lalu
seakan-akan sama sekali tidak menunjukan kaitannya dengan taksonomi
tumbuhan. Rasanya tidak terlalu sulit untuk menerima adanya kaitan antara
morfologi, anatomi dan genetika dengan taksonomi tumbuhan, tetapi untuk
medalami taksonomi tumbuhan seseorang harus pula mempunyai bekal
pengetahuan lain seperti ilmu-ilmu kimia, statistika dan lain-lain. Dengan
diperluasnya wawasan ini, semakin bertambahlah ketergantungan taksonomi
akan hasil penelitian dibidang ilmu sejenis lainnya, sehingga produk dari ilmu
ini merupakan hasil dari suatu sintesis dari beberapa bidang ilmu.

17
3.2 SARAN
Saya menyadari bahwa dalam Pembuatan Makalah ini masih terdapat
kekurangan didalamnya, baik dalam bentuk kata – kata yang kurang berkenan
maupun data yang kurang jelas untuk itu kami mohon maaf yang sebesar –
besarnya.
Kiranya para pembaca dapat berkenan untuk memberikan saran dan kritikan
yang membangun bagi saya, agar dapat menjadi pelajaran dan modal bagi saya
dalam membuat Makalah yang lebih baik lagi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Atap. 2021. Keanekaragaman Hayati. URL: https://


www.gramedia.com/literasi/keanekaragaman-hayati/. Diakses tanggal 19
September 2021.

Ibeng, P. 2021. Pengertian Taksonomi Tingkatan dan Contohnya. URL: https://


pendidikan.co.id/pengertian-taksonomi-tingkatan-dan-contohnya/. Diakses
tanggal 19 September 2021.

Hayati. R. 2020. Pengertian Sistematis dan Contohnya. URL: https://


penelitianilmiah.com/sistematis/. Diakses tanggal 19 September 2021.

Yusuf, Z. 2020. Apakah yang Dimaksud dengan Biosistematika. URL: https://


www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-biosistematika/123590.
Diakses tanggal 19 September 2021.

Atap. 2021. Sistem Klasifikasi Mahkluk Hidup. URL: https://


www.gramedia.com/literasi/sistem-klasifikasi-mahluk-hidup/. Diakses
tanggal 19 September 2021.

Siadari, C. 2015. Pengertian dan Tujuan Taksonomi Tumbuhan. URL: https://


www.kumpulanpengertian.com/2015/04/pengertian-dan-tujuan-
taksonomi-tumbuhan.html. Diakses tanggal 19 September 2021.

Rideng, I.M., 1989, Taksonomi Tumbuhan Biji, Universitas Udayana,


DIKTI, Jakarta.

Rezqiani. 2013. Hubungan Taksonomi dengan Disiplin Ilmu Lain. URL: https://
rezqiani.wordpress.com/hubungan-taksonomi-dengan-disiplin-ilmu-lain/.
Diakses tanggal 19 September 2021.

Utami, d, dkk. 2019. Makalah Botani Taksonomi Tumbuhan. URL: https://


makalahbotani.blogspot.com/2019/04/makalah-botani-taksonomi-
tumbuhan.html. diakses tanggal 19 September 2021.

19

Anda mungkin juga menyukai